Pertama, makasih sudah menceritakan keadaan grup A walau sepotong #lho Kedua, maaf kalau komentarku terkesan 'apa adanya'. Bukan karena sesuatu, cuma kebiasaan buruk jadi silent reader jadi bingung mau komentar kyk gimana. Selebihnya, pembaca ini sulit mengapresiasikan apa yang dirasakan setelah membaca entry ini.
Yang pasti ane sebagai pembaca ikut teraduk perasaan. Bahkan ane dibuat tercengang dengan kejutan yang muncul di setiap kali scroll ke bawah. ^[abaikan ini, gara2 sebelumnya kzl baca novel polos yang alurnya gampang ketebak.] Aduh.. baca ini jadi baper. Tah kenapa (hampir di setiap) kebenaran yang ditemukan disini hasilnya semua bikin ane auto-jerit. Untuk romansa-nya pun ane bener" tersentuh ampe akhir.
Keunggulan: - Diksi yang kaya. Sejak awal cerita, udah banyak jenis kosakata puitis dan dramatis di entri Namol. - Dunia yang sangat luas. Entri Namol ini sangat ambisius karena ingin menyatukan setiap universe Battle of Realms mulai dari seri pertama sampai terakhir. - Battle berskala besar. Aku secara pribadi paling suka pertarungan yang penuh ledakan, spell-spell magis, senjata berat yang berdebum2, dan kehancuran besar-besaran. Battle di Namol menyediakan tema itu sehingga menjadi penyemangat baca buatku. - Sejarah panjang dari Battle of Realms yang berkaitan dengan cerita masa lalu Namol. Keberadaan Oulversa sebagai tempat kelahiran para dewa atau observer alam membuat entri ini ingin membuat kerangka setting khusus untuk Namol.
Kekurangan: - Diksi yang kaya ini mantap di awal tapi sejak pertengahan sampai akhir jadi kedodoran. Terlebih mengulang kata “seantero multisemesta, seantero multidimensi” yang menurunkan kesenangan membaca karena terlalu sering diulang. - Dunia yang sangat luas ini tidak disertai rincian yang khas pada setiap dunianya, hanya ada bangsa-bangsa yang disebut namanya dalam pertarungan melawan peserta-peserta setuap seri BoR, tapi apa ciri khas mereka, itu tidak tergambar. Ini sepertinya krn manaajemen waktu untuk menulis cerita sepanjang ini belum bisa dimanage maksimal. - Battle berskala besar ini tidak disertai taktik, perkembangan karakter, emosi, tujuan atau penyelesaian yang jelas. Biasanya di dalam adegan battle itu ada titik-titik fokus yang mau disampaikan ke pembaca karena sangat penting untuk perkembangan cerita, tapi di sini entri Namol sepertinya ingin membuat setiap battle menjadi megah, tapi agak mengabaikan build-up ketegangan, resolusi setiap karakter utama, solusi konflik, atau perspektif mereka dalam pertarungan. Sehingga kesan yang kudapat seolah2 dalam entri ini semua yang terjadi adalah pertempuran dengan ledakan2 dahsyat tapi para karakternya nggak terpengaruh oleh semua pertarungan itu. - Plot utama dan juga berbagai subplot dalam entri ini kurang terjalin rapi. Contohnya adalah asal keberadaan Namol yang dilahirkan sebagai dewa dari segala dewa karena Nevodia dsb dsb. Karena di Oulversa itu dewanya terlalu bamyak, sementara trio dewa Maya juga punya kemampuan bagaikan dewa, membuat segala karakter dewa ini jadi kurang khas atau kurang spesial di mataku. Sebab dan akibat di cerita Oulversa sampai BoR terselenggara juga kurang kuat alasannya. emosi dan kepentingan masing-masing karakter dalam perjalanan mereka di final ini kurang jelas karena sepertinya entri final Namol ini lebih fokus kepada banyak dunia-banyak nama karakter-banyak battle yang fancy dan ledakan galaktik, tapi kurang menerapkan logika dan alasan yg kuat dari kerangka ceritanya.
Keunggulan: - Plotnya rapi sehingga jelas bgt urut-urutannya. Keterlibatan SPHERE di realm asal Shade, ketiga istri Layth, sampai sejarah Shade yang ternyata bukan sekedar kloning dari Layth, dan keberlangsungan konflik dari awal sampai akhir kelihatan asik dan jelas poin-poin cerita yang ingin ditonjolkan. - Kadar drama yang kental. Dengan battle yang nggak terlalu banyak, tulisan final Shade ini bisa lebih mengeksplorasi flashback dan visi-misi serta perasaan karakternya. Entah kenapa entri ini punya ciri khas yaitu seperti film drama serial yang dibungkus oleh komponen sains fiksi dan dunia spionase-militer. Ini ciri khas penulis yang menurutku sekarang udah terasah semakin tajam. Bahkan battle Shade vs Pria Misterius aku malah sangat suka krn nggak banyak teriakan2nya, justru lebih terkesan hening dan sendu, sebuah pertarungan yang sedih dan menyakitkan. - Revealing atau momen penyingkapan plot yang kuat. Sejarah Fatanir, terkumpulnya setiap komponen Ars-Dar-Sanaa’a yang nggak terlalu overpower tapi sangat taktis-strategis serta natural untuk setting dunia Shade, identitas Pria Misterius terlebih pas di dunia nyata, semuanya mengasyikkan untuk dibaca dan mengalir secara natural. - Fokus yang baik pada karakter Shade dan perjalanan hidupnya. Shade betul2 kerasa sebagai tokoh utama yang kita support seiring pencarian hidupnya.
Kekurangan: - Battle dengan Namolnya kerasa nggak dominan di entri ini. Seolah hanya selewat sekedar untuk supaya Namol muncul aja. Dan battle dengan Namolnya juga nggak menjadi adegan klimaks, padahal ini kan semestinya pertarungan final antara dua peserta. - Karakter Shade kurasa kurang dieksplorasi ciri-ciri khasnya secara sifat, entah kenapa. Malah struggle internal Pria Misterius menurutku pribadi lebih dalam dibanding Shade sendiri. - Revealing identitas Pria Misterius ini sangat menarik tapi ketika nama aslinya muncul, kurang dieksplorasi siapa dia (identitasnya) dan apa sejarah tokoh ini.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Dengan pertimbangan atas efektivitas cerita, keberhasilan menyampaikan gagasan, fokus2 plot, dan perkembangan karakter, aku udah bikin pilihan.
KEUNGGULAN: - prolog yang bikin penasaran, aku suka. Menarik tuk mengenal lebih dalam karakter di awal perbincangan. - Pertarungannya lebih mudah dibayangkan, cocok nemu ama namol. - Aku lebih suka penyampaian endingnya daripada entri namol, dialog terakhirnya pas kayak open ending. - Adegannya lebih seru dikit sih daripada entri namol. KEKURANGAN: - diksinya masih biasa aja dibanding entri namol. Tapi lebih enak dibaca sih karna lebih mudah pahamnya. - Paragrafnya kurang rapih. - Ga begitu fantastic gak kayak entri namol, tapi lebih berbau modern model scific. - Eyd-nya masih perlu diperbaiki, ga kayak entri namol sih eyd-nya dah okez. - Paragrafnya kayak paragraph semut, bagusnya paragraph minimal 3 barislah, tapi ini kebanyakan 1 baris. Kebanyakan enternya. Kalo puisi sih gak apa. Tapi mungkin nih model kepenulisan saja. - Bab menuju endingnya kayak kumpulan rangkuman kulihat, kayak kesimpulan, hm bukan tipe ending yang baik sih. Membosankan! Kayak tell mua. "Gue punya tugas penting di sini, sis," (s)ahut Fatanir(,)"… menghancurkan Museum jelek ini salah… Telanjur (bukan terlanjur) Napas (bukan navas)
VOTE: ENTRI SHADE - Genre cerita battlenya aku lebih suka scific daripada fantasy modern sih. - Battlenya lebih mudah dipahami karena bahasa dan penyampaiannya sederhana daripada entri namol yang menggunakan banyak istilah ribet. - Tuh aja sih, lebih ke selera. - :=(D udah…
Entri Namol terasa "jauh" sesaat, kemudian terasa dekat lagi mulai Battle of Realms keenam disebut. Juga sampai ada koneksi yang sangat believable untuk jadi true canon dari seluruh battle of realms sampai sekarang. Jujur saja, ini sangat menggoda. Menarik melihat Namol menjadi benar-benar terasa jadi bagian signifikan dari seluruh sejarah battle of realms.
Kepingan-kepingan puzzle yang tersebar mungkin tidak semuanya bisa saya serap dalam dunia Namol. Masalahnya adalah bagaimana puzzle yang kian lengkap ini tumpah ke cerita. Ada perasaan telanjur agak lelah saat semuanya akhirnya berumuara pada battle yang seru sekali. Mungkin sesaat sebelum mulai battle, pembaca sebaiknya melakukan hal lain dulu agar mereka siap dengan segala kejutannya.
Memang, worlbuilding yang top noch dengan konstelasi dewa, jenis-jenis barang, spesies, dan nama tempat yang asing namun menggelitik ini tentu jadi poin plus buat ngangkat plot utama yang terkoneksi dengan sejarah battle of realms. Hanya saja pendalamannya mungkin perlu waktu lebih, alih-alih hanya tertuah dalam satu entri.
---
Sementara, entri Shade sepertinya memiliki buildup yang steady dan mengerucut meski ada beberapa kameo karakter yang perannya secara mengejutkan sangat besar bagi kelangsungan turnamen daripada sekadar kameo (I'm looking at you, Kairos, Fatanir) mengesankan sekali bagaimana dua oc itu digambarkan sangat rinci dan karakterisasinya terjaga. Kekurangannya hanya di porsi battle yang terlihat sebagai penggugur syarat mengalahkan Namol, tapi terbayar dengan intrik-intrik yang disuguhkan sebelum dan setelahnya. Misteri tentang Shade terkuak banyak. Selain itu, mngkin karena nature mereka berdua yang sepakat tidak ingin ada yang mati, singkatnya battle tetep kerasa menegangkan. Sesudah battle pun Shade masih ada urusan2 yg berkaitan dengan latarbelakangnya, jadi dramanya pun mengalir dengan nyaman. Apalagi dengan susunan plot yang seapik ini.
Kedua entri saya rasa sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyuguhkan sajian menggoda untuk final.
Dengan paparan di atas, saya hampir akan vote Shade atas cerita yang lebih straightforward dan kedalaman canon yang terfokus utuh unruk Battle of Realms 6 ini. Bagaimanapun, jika dilihat dari bobot ceritanya, saya rasa yang berkesan di saya masih bukan entri Shade. Tapi Namol. Bukan cuma dari battle megakosmiknya, tapi juga keterpaduan antara worldbuilding, konflik, karakterisasi kedua karakter dan plot latarbelakang dan progres plotnya ke depan.
Halo Shade, sebenarnya saya udah baca tepat setelah entrinya Namol, tapi gak sempat buat komen karena sibuk nulis buat event lain jadi ya.... #alasan
Anyway! Pokoknya yang dapat saya lihat disini adalah flow-nya yang lebih mantep dari Namol meski dalam penarasian masih unggul si alien. Nasib Namol dan peserta lain kedepannya gak ada(seingatku) dan itu merupakan kelemahan tersendiri. Perputaran kisah berkisar pada si Pria Misterius, yang walau cukup menarik, ruang yang disajikan untuk Namol malah ilang.
Karena saya gak baca entri Shade kecuali prelim, maka hubungan antar ronde saya gak bisa ngomentarin lebih banyak(btw keren banget itu esai-nya Shade diawal).
Kemunculan leluhur(Fatanir) seru juga, saya jadi tahu dia itu kayak gimana hehe(?)
Nah, nah. Ada satu hal yang membuat saya benar-benar kagum dengan entri Shade, yaitu ending-nya! Twist yang gurih, guru jadi murid sementara murid jadi guru dan i'm not expecting that! Amnesia sih kayaknya udah klise ya, tapi disini eksekusinya sangat baik jadi saya gak mengeluh.
Untuk sementara itu yang dapat saya sampaikan! Penceritaan runut dan simpel dan ending yang bener-bener nonjok jadi poin utama entri final Shade!
Tuliskan komentar berupa kesan-kesan, kritik, ataupun saran untuk entri ini. Jangan lupa berikan nilai 1 s.d. 10 sesuai dengan bagus tidaknya entri ini berdasarkan ulasan kalian. Nilai harus bulat, tidak boleh angka desimal. Perlu diingat, ulasan kalian harus menunjukkan kalau kalian benar-benar membaca entri tersebut, bukan sekadar asal komen. Admin berhak menganulir jika merasa komentar kalian menyalahi aturan.
PENTING: Saling mengkritik sangat dianjurkan tapi harus dengan itikad baik. Bukan untuk menjatuhkan peserta lain.
Pertama, makasih sudah menceritakan keadaan grup A walau sepotong #lho
BalasHapusKedua, maaf kalau komentarku terkesan 'apa adanya'. Bukan karena sesuatu, cuma kebiasaan buruk jadi silent reader jadi bingung mau komentar kyk gimana. Selebihnya, pembaca ini sulit mengapresiasikan apa yang dirasakan setelah membaca entry ini.
Yang pasti ane sebagai pembaca ikut teraduk perasaan. Bahkan ane dibuat tercengang dengan kejutan yang muncul di setiap kali scroll ke bawah.
^[abaikan ini, gara2 sebelumnya kzl baca novel polos yang alurnya gampang ketebak.]
Aduh.. baca ini jadi baper.
Tah kenapa (hampir di setiap) kebenaran yang ditemukan disini hasilnya semua bikin ane auto-jerit.
Untuk romansa-nya pun ane bener" tersentuh ampe akhir.
Untuk voting, ane baca yg Namol dulu ya kang.
Namol
BalasHapusKeunggulan:
- Diksi yang kaya. Sejak awal cerita, udah banyak jenis kosakata puitis dan dramatis di entri Namol.
- Dunia yang sangat luas. Entri Namol ini sangat ambisius karena ingin menyatukan setiap universe Battle of Realms mulai dari seri pertama sampai terakhir.
- Battle berskala besar. Aku secara pribadi paling suka pertarungan yang penuh ledakan, spell-spell magis, senjata berat yang berdebum2, dan kehancuran besar-besaran. Battle di Namol menyediakan tema itu sehingga menjadi penyemangat baca buatku.
- Sejarah panjang dari Battle of Realms yang berkaitan dengan cerita masa lalu Namol. Keberadaan Oulversa sebagai tempat kelahiran para dewa atau observer alam membuat entri ini ingin membuat kerangka setting khusus untuk Namol.
Kekurangan:
- Diksi yang kaya ini mantap di awal tapi sejak pertengahan sampai akhir jadi kedodoran. Terlebih mengulang kata “seantero multisemesta, seantero multidimensi” yang menurunkan kesenangan membaca karena terlalu sering diulang.
- Dunia yang sangat luas ini tidak disertai rincian yang khas pada setiap dunianya, hanya ada bangsa-bangsa yang disebut namanya dalam pertarungan melawan peserta-peserta setuap seri BoR, tapi apa ciri khas mereka, itu tidak tergambar. Ini sepertinya krn manaajemen waktu untuk menulis cerita sepanjang ini belum bisa dimanage maksimal.
- Battle berskala besar ini tidak disertai taktik, perkembangan karakter, emosi, tujuan atau penyelesaian yang jelas. Biasanya di dalam adegan battle itu ada titik-titik fokus yang mau disampaikan ke pembaca karena sangat penting untuk perkembangan cerita, tapi di sini entri Namol sepertinya ingin membuat setiap battle menjadi megah, tapi agak mengabaikan build-up ketegangan, resolusi setiap karakter utama, solusi konflik, atau perspektif mereka dalam pertarungan. Sehingga kesan yang kudapat seolah2 dalam entri ini semua yang terjadi adalah pertempuran dengan ledakan2 dahsyat tapi para karakternya nggak terpengaruh oleh semua pertarungan itu.
- Plot utama dan juga berbagai subplot dalam entri ini kurang terjalin rapi. Contohnya adalah asal keberadaan Namol yang dilahirkan sebagai dewa dari segala dewa karena Nevodia dsb dsb. Karena di Oulversa itu dewanya terlalu bamyak, sementara trio dewa Maya juga punya kemampuan bagaikan dewa, membuat segala karakter dewa ini jadi kurang khas atau kurang spesial di mataku. Sebab dan akibat di cerita Oulversa sampai BoR terselenggara juga kurang kuat alasannya. emosi dan kepentingan masing-masing karakter dalam perjalanan mereka di final ini kurang jelas karena sepertinya entri final Namol ini lebih fokus kepada banyak dunia-banyak nama karakter-banyak battle yang fancy dan ledakan galaktik, tapi kurang menerapkan logika dan alasan yg kuat dari kerangka ceritanya.
Shade
HapusKeunggulan:
- Plotnya rapi sehingga jelas bgt urut-urutannya. Keterlibatan SPHERE di realm asal Shade, ketiga istri Layth, sampai sejarah Shade yang ternyata bukan sekedar kloning dari Layth, dan keberlangsungan konflik dari awal sampai akhir kelihatan asik dan jelas poin-poin cerita yang ingin ditonjolkan.
- Kadar drama yang kental. Dengan battle yang nggak terlalu banyak, tulisan final Shade ini bisa lebih mengeksplorasi flashback dan visi-misi serta perasaan karakternya. Entah kenapa entri ini punya ciri khas yaitu seperti film drama serial yang dibungkus oleh komponen sains fiksi dan dunia spionase-militer. Ini ciri khas penulis yang menurutku sekarang udah terasah semakin tajam. Bahkan battle Shade vs Pria Misterius aku malah sangat suka krn nggak banyak teriakan2nya, justru lebih terkesan hening dan sendu, sebuah pertarungan yang sedih dan menyakitkan.
- Revealing atau momen penyingkapan plot yang kuat. Sejarah Fatanir, terkumpulnya setiap komponen Ars-Dar-Sanaa’a yang nggak terlalu overpower tapi sangat taktis-strategis serta natural untuk setting dunia Shade, identitas Pria Misterius terlebih pas di dunia nyata, semuanya mengasyikkan untuk dibaca dan mengalir secara natural.
- Fokus yang baik pada karakter Shade dan perjalanan hidupnya. Shade betul2 kerasa sebagai tokoh utama yang kita support seiring pencarian hidupnya.
Kekurangan:
- Battle dengan Namolnya kerasa nggak dominan di entri ini. Seolah hanya selewat sekedar untuk supaya Namol muncul aja. Dan battle dengan Namolnya juga nggak menjadi adegan klimaks, padahal ini kan semestinya pertarungan final antara dua peserta.
- Karakter Shade kurasa kurang dieksplorasi ciri-ciri khasnya secara sifat, entah kenapa. Malah struggle internal Pria Misterius menurutku pribadi lebih dalam dibanding Shade sendiri.
- Revealing identitas Pria Misterius ini sangat menarik tapi ketika nama aslinya muncul, kurang dieksplorasi siapa dia (identitasnya) dan apa sejarah tokoh ini.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Dengan pertimbangan atas efektivitas cerita, keberhasilan menyampaikan gagasan, fokus2 plot, dan perkembangan karakter, aku udah bikin pilihan.
VOTE SHADE.
KEUNGGULAN:
BalasHapus- prolog yang bikin penasaran, aku suka. Menarik tuk mengenal lebih dalam karakter di awal perbincangan.
- Pertarungannya lebih mudah dibayangkan, cocok nemu ama namol.
- Aku lebih suka penyampaian endingnya daripada entri namol, dialog terakhirnya pas kayak open ending.
- Adegannya lebih seru dikit sih daripada entri namol.
KEKURANGAN:
- diksinya masih biasa aja dibanding entri namol. Tapi lebih enak dibaca sih karna lebih mudah pahamnya.
- Paragrafnya kurang rapih.
- Ga begitu fantastic gak kayak entri namol, tapi lebih berbau modern model scific.
- Eyd-nya masih perlu diperbaiki, ga kayak entri namol sih eyd-nya dah okez.
- Paragrafnya kayak paragraph semut, bagusnya paragraph minimal 3 barislah, tapi ini kebanyakan 1 baris. Kebanyakan enternya. Kalo puisi sih gak apa. Tapi mungkin nih model kepenulisan saja.
- Bab menuju endingnya kayak kumpulan rangkuman kulihat, kayak kesimpulan, hm bukan tipe ending yang baik sih. Membosankan! Kayak tell mua.
"Gue punya tugas penting di sini, sis," (s)ahut Fatanir(,)"… menghancurkan Museum jelek ini salah…
Telanjur (bukan terlanjur)
Napas (bukan navas)
VOTE: ENTRI SHADE
- Genre cerita battlenya aku lebih suka scific daripada fantasy modern sih.
- Battlenya lebih mudah dipahami karena bahasa dan penyampaiannya sederhana daripada entri namol yang menggunakan banyak istilah ribet.
- Tuh aja sih, lebih ke selera.
- :=(D udah…
Entri Namol terasa "jauh" sesaat, kemudian terasa dekat lagi mulai Battle of Realms keenam disebut. Juga sampai ada koneksi yang sangat believable untuk jadi true canon dari seluruh battle of realms sampai sekarang. Jujur saja, ini sangat menggoda. Menarik melihat Namol menjadi benar-benar terasa jadi bagian signifikan dari seluruh sejarah battle of realms.
BalasHapusKepingan-kepingan puzzle yang tersebar mungkin tidak semuanya bisa saya serap dalam dunia Namol. Masalahnya adalah bagaimana puzzle yang kian lengkap ini tumpah ke cerita. Ada perasaan telanjur agak lelah saat semuanya akhirnya berumuara pada battle yang seru sekali. Mungkin sesaat sebelum mulai battle, pembaca sebaiknya melakukan hal lain dulu agar mereka siap dengan segala kejutannya.
Memang, worlbuilding yang top noch dengan konstelasi dewa, jenis-jenis barang, spesies, dan nama tempat yang asing namun menggelitik ini tentu jadi poin plus buat ngangkat plot utama yang terkoneksi dengan sejarah battle of realms. Hanya saja pendalamannya mungkin perlu waktu lebih, alih-alih hanya tertuah dalam satu entri.
---
Sementara, entri Shade sepertinya memiliki buildup yang steady dan mengerucut meski ada beberapa kameo karakter yang perannya secara mengejutkan sangat besar bagi kelangsungan turnamen daripada sekadar kameo (I'm looking at you, Kairos, Fatanir) mengesankan sekali bagaimana dua oc itu digambarkan sangat rinci dan karakterisasinya terjaga. Kekurangannya hanya di porsi battle yang terlihat sebagai penggugur syarat mengalahkan Namol, tapi terbayar dengan intrik-intrik yang disuguhkan sebelum dan setelahnya. Misteri tentang Shade terkuak banyak. Selain itu, mngkin karena nature mereka berdua yang sepakat tidak ingin ada yang mati, singkatnya battle tetep kerasa menegangkan. Sesudah battle pun Shade masih ada urusan2 yg berkaitan dengan latarbelakangnya, jadi dramanya pun mengalir dengan nyaman. Apalagi dengan susunan plot yang seapik ini.
Kedua entri saya rasa sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyuguhkan sajian menggoda untuk final.
Dengan paparan di atas, saya hampir akan vote Shade
atas cerita yang lebih straightforward dan kedalaman canon yang terfokus utuh unruk Battle of Realms 6 ini. Bagaimanapun, jika dilihat dari bobot ceritanya, saya rasa yang berkesan di saya masih bukan entri Shade. Tapi Namol. Bukan cuma dari battle megakosmiknya, tapi juga keterpaduan antara worldbuilding, konflik, karakterisasi kedua karakter dan plot latarbelakang dan progres plotnya ke depan.
VOTE NAMOL NIHILO
PUCUNG
Halo Shade, sebenarnya saya udah baca tepat setelah entrinya Namol, tapi gak sempat buat komen karena sibuk nulis buat event lain jadi ya.... #alasan
BalasHapusAnyway! Pokoknya yang dapat saya lihat disini adalah flow-nya yang lebih mantep dari Namol meski dalam penarasian masih unggul si alien. Nasib Namol dan peserta lain kedepannya gak ada(seingatku) dan itu merupakan kelemahan tersendiri. Perputaran kisah berkisar pada si Pria Misterius, yang walau cukup menarik, ruang yang disajikan untuk Namol malah ilang.
Karena saya gak baca entri Shade kecuali prelim, maka hubungan antar ronde saya gak bisa ngomentarin lebih banyak(btw keren banget itu esai-nya Shade diawal).
Kemunculan leluhur(Fatanir) seru juga, saya jadi tahu dia itu kayak gimana hehe(?)
Nah, nah. Ada satu hal yang membuat saya benar-benar kagum dengan entri Shade, yaitu ending-nya! Twist yang gurih, guru jadi murid sementara murid jadi guru dan i'm not expecting that! Amnesia sih kayaknya udah klise ya, tapi disini eksekusinya sangat baik jadi saya gak mengeluh.
Untuk sementara itu yang dapat saya sampaikan! Penceritaan runut dan simpel dan ending yang bener-bener nonjok jadi poin utama entri final Shade!
-Marikh, mabok lalu tersesat di Museum Semesta