MUSEUM gigantik ini terletak di persimpangan dimensi, tidak terikat oleh ruang ataupun waktu. Karya-karya seni yang dikoleksi oleh museum ini berjumlah hampir tak terbatas. Semua dikumpulkan dari segala jenis semesta dan dikuasai oleh suatu entitas bernama sang Kehendak. Entah sejak kapan museum ini berdiri, ataupun untuk tujuan apa semua karya itu dikumpulkan, semua masih menjadi tanda tanya untuk saat ini.
Museum dengan luas tak terbayangkan ini hanya dikelola oleh seorang Kurator dan seorang Konservator. Keduanya dinaungi kekuasaan oleh sang Kehendak sehingga bisa mengatur dan mengurus Museum Semesta beserta karya-karya koleksinya secara sempurna. Sang Kurator mencatat semua karya Museum Semesta, kemudian dia menyusun karya-karya itu berdasarkan jenis, ukuran, lalu menempatkannya di ruang-ruang pamer yang sesuai. Dia yang paling mengerti cerita di balik setiap koleksi Museum Semesta. Adapun Konservator, dialah yang bertugas merawat karya sehingga awet sepanjang masa. Ketika ada kerusakan karya, Konservator akan memperbaikinya sampai karya tersebut tampak seperti sediakala.
Mereka berdua telah melakukan itu entah sejak berapa abad silam. Namun keduanya tetap tak bisa menjawab misteri Museum Semesta, bahkan untuk pertanyaan paling sederhana sekalipun: "Untuk diperlihatkan kepada siapakah karya-karya ini?"
Keseluruhan museum bernuansa putih bercahaya keemasan, dengan pilar-pilar menjulang dan tembok berukiran indah. Koridor megahnya dihiasi oleh untaian karpet merah. Terdapat sekian ratus ribu ruang pamer lukisan, puluhan ribu ruang pamer patung, puluhan ribu ruang pamer benda-benda seni lainnya. Dan ada juga setidaknya puluhan aula pamer dengan lapangan membentang luas untuk memuat karya-karya monumental yang ukurannya bisa setinggi gedung. Tanpa panduan dari pengelola museum, siapapun akan dengan mudah tersesat di sini.
Dan dari semua itu, terdapat satu tempat teristimewa yang berlokasi di pusat museum, yaitu Aula Kehendak. Tempat ini merupakan taman hijau dengan lantai yang bersusun bertingkat-tingkat seperti amfiteater, diselingi semak-semak rindang dan pepohonan teduh. Lantainya adalah perpaduan antara rumput hijau dengan susunan batu marmer sebagai jalan setapak. Ketika mendongak, terlihatlah langit-langit yang berpendar seperti penampakan dimensi yang terkoyak.
Bagian tengah Aula Kehendak ini datar dan cukup luas. Berdiri di sana adalah patung batu nan megah dengan tinggi 50 meter. Patung ini berbentuk otak yang disangga oleh tumpukan manusia yang dirantai.
Patung inilah yang disebut sebagai sang Kehendak.
Saat ini telah terjadi sesuatu yang spesial. Sang Kehendak telah bangkit. Dengan demikian, akan ada perluasan Museum Semesta dan akuisisi karya-karya koleksi baru. Meskipun demikian, pintu-pintu penghubung Museum Semesta ke sekian juta jagat lainnya malah tertutup rapat, tersegel oleh gembok-rantai emas. Pintu-pintu itu lenyap menjadi tiada. Hanya tersisa satu gerbang terbuka. Yaitu gerbang ke Alam Mimpi.
dilihat dr universenya, kayaknya bkal cocok ama mas2 berumur 22M tahun :v
BalasHapusSiapapun bakal cocok kok. Ndak mesti tipe "manusia abadi". Yang penting nanti bisa merangkai kanon masing-masing dengan apik~
HapusMungkin memang benar, Hyon Young Jae akan lebih bersinar di sini. Lagipula personil boyband B147CH lainnya ngga bakal pernah dapat kesempatan luar biasa berpetualang ke tempat aneh bin luar biasa seperti ini.
BalasHapus