The rusted chains of prison moons
Are shattered by the sun
I walk a road, horizons change
The tournament's begun
Pagipagi. Dinihari. Lamat-lamat matahari. Bangun tidur seorang lelaki: Eleanor Tiffany. Diingatnya mimpinya kurang pasti. Dilihatnya seekor peri. Menarinari ke sana dan ke mari. Kemudian ia hinggap pada pintu almari.
Hei ini bukan nyata tetapi ini mimpi bangunlah engkau jangan lekas berdiri jangan pula lari aku bukan untuk ditakuti.
Tapi aku takut
Aku...
Anak
Ini...
Yang mencelat karena sepukulan besi
Kuucap selamat...
Tetes darah bercampur bulir keringat dan air mata
Masterpis
Mata bulatnya menjerit
Alam mimpi...
Kau akan hidup, namun hidupmu lebih sunyi daripada mati
Pusing rasa setelah terbangun sebab tadi ia sudah terbangun tapi yang ini terbangun lagi lalu diperiksanya alam sekitar tiada barang siapa pun lalu diperiksanya si anjing, anjing pintar tapi tak tahu kemanusiaan dan tiada selain kepintaran dan ketidaktahukemanusiaannya.
Ia menyetel mesin kopi lalu menghidupkan televisi melihat siaran cuaca dan telah diketahui hari ini kemungkinan mendung tapi untungnya ia tidak punya jadwal selain memandikan si anjing pintar tak tahu kemanusiaan dan sambil menunggu hari mulai cerah ia menyetel radio di atas meja reyot dan terputar sebuah lagu:
The purple piper plays his tune
The choir softly sing
Three lullabies in an ancient tongue
For the court of the Crimson King
Eleanor Tiffany menyeruput kopinya dalamdalam sedalam mata gadis kecil perawan tempo hari yang membuat batinnya semaput berharihari dan bermingguminggu serta bertahuntahun.
Eleanor Tiffany merasa di permukaan lidahnya masih rasa darah keringat dan air mata yang bercampur namun dapat dirasakan satu per satu dan mengalir melalui kerongkongan pindah ke otak serta ke paru-paru menyesakkan dada dan meremas jantung.
Eleanor Tiffany merasa ia harus berlari berjalan dan berlari hingga ulu hatinya berdenyut seperti orang kesurupan dan rongga dadanya terbakar kemudian tanpa disadari keringat bercucuran seperti hujan dari kulit kepala hingga ujung tumit.
Eleanor Tiffany mendengar sebait lagu yang baru saja meluncur dari radio yang juga tanpa disadari telah berada di sebelah mesin kopi padahal sebelumnya tidak.
The keeper of the city keys
Put shutters on the dreams
I wait outside the pilgrim's door
With insufficient schemes
Gadis perawan itu duabelas tahun umurnya menggendong sebuntal boneka yang tak dikenal Eleanor Tiffany sebab masa kecilnya terasing dan berpikir bahwasanya gadis perawan duabelas tahun ini terlalu nyaman hidup dalam kemegahan duniawi serta kenyamanan batin dan itu menjijikkan bagi jiwa yang terbakar dendam.
Gadis perawan duabelas tahun itu menangis tersedu sedan karena ikatan tali tambang pada kaki dan tangannya terlampau kencang untuk kulitnya yang mulus dan nircela.
Gadis perawan duabelas tahun itu tidak tahu karena ia terlampau bodoh setelah video recorder dengan tiga kaki menyorot air mata dan teriakan sia-sianya tanpa ampun.
Gadis perawan duabelas tahun itu hampir mati ketika dua lelaki jaket kulit hitam rambut cepak celana jins robek lutut menggagahinya bergantian dan bersamaan disaksikan video recorder yang kini berkedip-kedip.
The black queen chants, the funeral march
The cracked brass bells will ring
To summon back the fire witch
To the court of the Crimson King
Eleanor Tiffany yang sedari dulu telah menjadi sampah dan selamanya akan menjadi sampah memasuki ruangan yang tadi penuh jerit kini penuh oleh amarah dan mesti menuntaskan tugasnya dengan membuat segalanya menjadi tuntas sebab ia hanya sampah.
Eleanor Tiffany yang dikenal bengis itu luruh otaknya mendidih dan keras hatinya membeku karena amarah yang terus membesar namun ia tetap harus menuntaskan tugasnya dengan memutus napas gadis itu di depan video recorder yang berkedip-kedip.
Eleanor Tiffany melihat setarik napas dari mulutnya yang sudah penuh aroma anyir karena darah dan mani namun ia harus tetap profesional lagipula napas gadis duabelas tahun yang tak perawan lagi itu akan putus di ujung pukulannya bersamaan dengan penderitaan dan masa depannya.
Eleanor Tiffany yang dikenal bengis itu gemuruh seluruh tubuhnya laksana berendam dalam lautan es dan mengalir pula air matanya tidak pernah keluar karena segala hal sebab musabab selain hari ketika ia masih bayi bodoh dan gadis duabelas tahun yang tak lagi perawan itu melihat air matanya dan meminta hal namun tak terucap sebab mulutnya telah lebih dulu mati namun dengan matanya yang bulat serta dalam agar secepatnya diputusnyawa.
Eleanor Tiffany mematikan video recorder menciumkan pukulannya pada si gadis dan menamatkan riwayatnya.
The gardener plants an evergreen
Whilst trampling on a flower
I chase the wind of a prism ship
To taste the sweet and sour
Mesin kopi itu sudah hampir menjadi bubur dan radio mengeluarkan suara kresekkresek seperti orang mati dicium pukulan Eleanor Tiffany yang menjadi kesurupan karena ingatan masa lalu dan tindatanduk jahanamnya selama ini.
Berteriak ia sekencangkencangnya namun tak ada yang mendengar sebab tiada siapa pun untuk mendengar dan menjambak rambutnya hingga kulit kepalanya memerah seperti buah naga dan menjadi ungu seperti buah manggis ketika dinding kamarnya beradu dengan kepalanya.
The pattern juggler lifts his hand
The orchestra begin
As slowly turns the grinding wheel
In the court of the Crimson King
Eleanor Tiffany yang dikenal bengis itu sedang bergulat dengan segala tentang dirinya di alam bawah sadarnya dan saling mementung dan saling merobek segala kulit yang dapat teraih oleh kukukuku ia sebab ia sudah muak dengan semua bagian tubuhnya dan semua bagian kamarnya dan semua bagian dari nyawa yang telah ia tuntaskan dan semua dari HIDUP INI.
On soft gray mornings widows cry
The wise men share a joke
I run to grasp divining signs
To satisfy the hoax
Eleanor Tiffany dalam pagipagi dinihari ini dengan anjingnya yang pintar namun tiada ia tahu apaapa pada tuannya sebab ia memang tak tahu kemanusiaan mengikat seutas tali pada rangka loteng dan mengambil kursi dan berpikir bahwa sampah memang tak seharusnya dapat hidup dan memang ia sudah mati dari sejak lahir lalu mengambil meja reyot yang hampir patah sebagai penyangga antara hidup dan matinya.
Eleanor Tiffany yang dikenal bengis itu menangis ketika talitemali melingkari lehernya.
The yellow jester does not play
But gently pulls the strings
And smiles as the puppets dance
In the court of the Crimson King
Eleanor Tiffany tersedu sedan dalam
tangisnya ada pencerahan
agar tetap hidup untuk balaskan
dendamnya pada seorang musuh:
dirinya sendiri.
-----
NB:
- Lagu yang dikutip berjudul In the Court of the Crimson King oleh King Crimson
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSama kayak entri prelim-mu tahun lalu, entri ini juga berasa non sequitur dan ga jelas. Karena dikejar deadline kah? Saya ga ngerti mananya necessary kill dan ga ada Zainurma atau Huban muncul juga, ini lebih kayak autowrite dengan mainan rima aja buat menuhin jumlah kata pake pola yang berulang" sama
BalasHapusNilai 4
Musuhnya itu dirinya sendiri. Jadi, enggak perlu dibunuh karena alasan yang ada dalam cerita. Huban muncul itu, di awal paragraf, cuma enggak tersurat aja dikatakan dia muncul.
HapusNamanya juga pretentious work. Sebenarnya saya bosen sih sama yang entri yang biasa. Pengin eksplor cara menulis lain selain itu. Jadi beginilah hasilnya. Wkwkwk, but thanks suda sudi komen \o/
Begitu dijelasin begini baru saya ngeliatnya lain. Jadi Eleanor ini dulunya perempuan terus sekarang jadi laki?
HapusEmang, mungkin dengan aturan prelim dari panitia, kadang banyak entri berasa repetitif. Ini juga saya rasain sejak taun lalu di mana semua misinya sama : ngalahin Tamon Rah, jadi saya ngerti maksudmu
Cuma ya tetep aja, rasanya baca ini, agak susah buat favor ocmu maju. Ga ada kesan kalo ini entri BoR, ga ada keliatan karakter yang pengen dikenalin, mungkin sekedar kemampuan atau pribadinya gimana daripada masa lalu abstrak, dan ya ini terlalu singkat jadi semuanya keburu berakhir sebelum saya nangkep apa isinya
Maaf kalo saya ngasih nilai rendah, tapi saya akuin usahamu munculin sesuatu yang baru lumayan sukses. Sedikit ngingetin saya sama Har yang tiap ikut BoR pasti berusaha di luar pakem, walau kadang polarisasinya jadi besar juga
Yah, saya pikir sah" aja orang mau eksperimen di turnamen ini, toh emang ini sarana bagus buat itu
zweite: hoahm. yg ini bner2 ngebosenin. yang paling bosenin diantara yg udah aku bc. bnyak yang diulang-ulang jd bkin males bacanya. mungin penulisannya pengen nekanin ke konflik batin tp cara nyampeinnya kurang. jd nggak dapet kejutan apapun stelah bc ini selain alur yg berasa datar. kalo typo/kpnulisan aku nggak mau komen. soalnya aku tipe yg ngutamain cerita. jd aku bkal ngasih 6. jd thor, ada tambahan?
BalasHapusthor?
kayaknya aku ditinggal sndiri kali ini. ya udah gtu aja.
Kaminari: Butuh, oksigen
BalasHapusNora: sama. *Ngos2an*
kalau dibacakan secara deklamasi, tarik urat duluan.
TItik koma nyaris gak ada, dibabat habis.
TBH, ini kayak baca buletin yang biasa disebarin di moment jumatan. Sekali baca yaudah.
Tapi kampretnya, nyaris semuanya masuk.
Gak nangkep siapa yg dia lawan, anak kecil kah, penyakitnya kah?
abis baca koment atas, ternyata diri sendiri.
7
OC: Kaminari Hazuki
Oyaa ini Eleanor yang di FBC bukan?
Hapussoalnya kalo iya, jujur, gue lebih suka versi FBC. =)))
mbak Mima ama Nely yang alternate abis, trus Roger yang jadi anak bisu,
gue lebih suka disitu serius.
Salahkah saya kalau ngebaca ceritanya pake Nada rap? Karena saya ngerasa ini lebih mirip lirik lagu, dan kayaknya emang disengaja ya.
BalasHapusDan setelah baca komen orang-orang, kalau dibaca lagi ceritamu baru kerasa kerennya.
6/10
OC : Takase Kojou
Baru ngeh pas baca kolom komentar ... what? Jadi yg digituin dua pria itu Tiffany di masa lalu? Dan ada kutipan "mengakhiri penderitaan di masa depan"--mendukung dong. Eh tapi jadi bener gak yah?
BalasHapusWah, sebenernya konfliknya keren kalau lebih diniatkan lagi. Apalagi saya suka banget OC yg kayak gini: manusiawi, ngenes dan nyaris gak spesial. Suer saya suka bgt. Tapi penggarapan ceritanya kayak autowrite menjelang deadline, jadi kayak punya kesan "yg penting submit" ._.
Jadi, saya titip 5.
-Sheraga Asher
Cerita ini bikin saya baca dua kali. Seperti saat menonton Modus Anomali.
BalasHapusYang unik di sini:
-Rima narasi
-Repetisi
-nirdialog
-format narasi akhir
-usaha meminimalisir narasi jadi satu-dua kalimat tiap adegan
Twist terasa setelah baca dua kali. Ternyata gadis itu Tiffany. Sekarang kita kenapa nama ini.
Dash dan kata pisah/hubungnya pada ilang ya? Atau ini cuma di mobile saya.
Entahlah. Saya ragu apa ada dialog bakal bisa bikin ini lebih jelas? Tapi dilema juga, mengingat kalau seperti ini paparannya cukup straightforward, pace cepat dan kurang jelas yang terjadi di sana. Awalnya yang saya tangkap: ada seorang gadis di perkosa, lalu tifanny meninju si gadis. Tapi saya ga nyangka gadis tadi tiffany walaupun endingnya begitu.
Speaking of which, pernah dengar eleanor tiffany ferrari? Ataukah dari situ terinspirasi?
Nilai awal 5
Tapi second read, sehingga.
6/10
PUCUNG
Oookeeey...
BalasHapusPerlu beberapa kali sampai akhirnya ngerti gimana ceritanya. Ini kayaknya kak penulisnya pengen membuat yang berbeda, mencoba yang baru, yang anti-mainstream ya? Memang dibuat seperti irama gitu kah? Unik dan keren sih menurutku...
Saya kasih nilai 6/10
Maaf kalau kurang berkenan >.<
Raditya Chema | Zauber Magi
This is... weird. Hampir surreal, seperti mimpi. Dan kalo ga paham ga usah jauh-jauh scroll ke atas. Brevity is the soul of wit after all.
BalasHapusTapi ya itu, karena jumlah kata yang medefinisikan gagasan ini menurut saya terlalu sedikit, jadi gagasannya sulit berkembang di pikiran saya. Dan karena ini kontes yang ada garis panduannya, ada garis panduan yang ga sempat tersampaikan. Sayang sekali, yang harusnya jadi kesederhanaan yang dalam malah jadi terkesan dikejar batas waktu.
(Ya saya akui saya juga kerja di batas waktu sih)
5/10
Nazhme Kaikhaz
Writer Nightpen
Aduh saya bingung. Banyak repetisi yang bikin risih. Ini dibuat jadi kayak puisi ya?
BalasHapusHm... Beda sih dengan entri yang lain, tapi jadi sulit diikuti. Setelah baca komentar penjelasan penulis, baru deh ngerti plotnya. Hummmm...
Skor: 6
OC: Ulrich Schmidt
Entri penuh diksi yang membuat sedikit risih. Walaupun jumlah kata sedikit langsung skip pas enggak nemuin titik. Bingung mau nulis apa lagi. Semoga lain kali lebih baik lagi.
BalasHapus5 dariku
-=AI=-
Cara menulis om Laz selalu tidak konvensional. Tapi masalahnya, dengan cara menulis tidak konvensional ini, sangat sulit mencerna apa yang sebenarnya terjadi di dalam cerita.
BalasHapusYang saya sayangkan cuma satu sih. Terlalu pendek. Andaikan bila ceritanya lebih dijabarkan, saya rasa saya bisa mendapatkan pemahaman yang utuh.
Saya kasih 7 untuk usaha dan gaya cerita yang benar-benar baru.
Tak ada koma di sebagian besar paragraf.. dan pengucapan berulang yang dirapatkan tidak enak dilihat.
BalasHapusGosh.. too much poem.
Sebenernya entry ini indah. Tapi.. Ane 'cengo' karena ga paham sama story yg terjadi.
Bukan berarti ane ga suka syair, tapi.. ane bener2 ga ngerti. Mungkin terlalu berat untuk ane
----------------
Rate = 6
Ru Ashiata (N.V)
cerita yang halus walau tak terkesan mulus tapi entrynya sangat membius.
BalasHapusawalnya tidak begitu ngena tapi saat aku temukan maknanya, akhirnya aku tahu yang sesungguhnya.
well, nilai dari saya 8. semoga sukses..
Dwi Hendra
OC : Nano reinfield
Sekian lama gak baca entry jadi tertarik menilik cuma 1000 kata aja. Jadi ga perlu banyak waktu xD
BalasHapusTapi sodara-sodara saya salah pilih kayaknya. Aye butuh napas bang...tabung oksigen...
Dari cerita sih oke ya, tapi pengaturan tanda bacanya tolonglah...kitab suci aye aje ada tanda buat berenti, bang~
Ini memang lain dari yang lain. Namun buat saya annoying binggo...
Titip nilai 5
Moga babak satu singkat tapi ga mencekik leher xD
Saya sebenernya suka sih sama gaya penuturannya, terkesan abstrak dan sureal jadi pembaca harus bener-bener cermat buat ngerti isi bacaan ini apa.
BalasHapusSaya sebagian besar (atau kecil?) tahu isi dari entri ini apa. Gadis kecil yang disiksa sama preman itu adalah Eleanor saat masih kecil dan sepertinya Eleanor sangat membenci dirinya pada saat itu dan mencoba membunuhnya, menyingkirkannya dari dalam dirinya.
Tapi karena memang entri ini sangat singkat jadi hal yang ingin di sampaikan pun terkesan sedikit dan malah hampir tidak ada.
Lalu ini juga tidak memenuhi standar entri dari BoR. Jadi memberi kesan asal2an yang penting submit, walau udah dijelasin bahwa penulis lagi bereksperimen.
Nilai 6
~ Alexine E. Reylynn
tersampaikan,
BalasHapushoi, Lazu, aku tahu implisitnya.
telepatinya tersampaikan kok.
"the biggest enemy is yourself".
btw saya nggak peduli apakah si gadis itu masa lalunya Eleanor atau bukan, ataukah Eleanor emang telah membunuh seorang gadis kecil di masa lalunya, pesan bahwa dia sedang melawan dirinya sendiri aku lihat dengan jelas.
pingin tahu bagaimana Shade, Oc-ku, di matanya Eleanor.
for that reason, I give you 8.
Rakai Asaju OC Shade
sa-saya ga paham apa yang di bahas disini selain seseorang yang bangun tidur, ngopi, dan pengen bunuh diri, dan lagi err... banyak pengulangan kata-kata ituloh yang bikin saya main gagal paham...
BalasHapusmaaf cuma bisa.. 6/10
Kagero Yuuka
OC: Airi Einzworth
gw bener2 gk nangkep isi entri ini dgn kata2 nya yg luar biasa hampir 11 12 dgn tebak2an untuk menemukan artinya, mgkn org sastra bisa menyaringnya dgn mudah tpi otakku tak mampu dgn kata2 yg berat seperti ini
BalasHapus5
Samara Yesta~
gw bener2 gk nangkep isi entri ini dgn kata2 nya yg luar biasa hampir 11 12 dgn tebak2an untuk menemukan artinya, mgkn org sastra bisa menyaringnya dgn mudah tpi otakku tak mampu dgn kata2 yg berat seperti ini
BalasHapus5
Samara Yesta~
Cara saya membaca entri Eleanor seperti saya membaca puisi dari sastrawan mumpuni, dan saya menyukainya. Musuh terbesar diri sendiri disampaikan dengan kalimat-kalimat indah yang sulit dicerna. Penggambaran emosinya juga bagus. Satu lagi, Eleanor bukan sampah kok
BalasHapusEntah mengapa jadi merasa sedih setelah membaca entri ini. Ingatan-ingatan Eleanor berbaur menjadi satu, seperti meratapi dirinya sendiri
Tapi sangat mau jika Merald bertemu dengan Eleanor dan gaya penulisan Eleanor seperti ini, pasti manis sekali <3
Saya menyukainyaaaaa <3
Nilai 9
Merald
Saya udah baca lebih dari sekali dan saya masih belum nangkep ceritanya. Coba baca kayak puisi malah jadi aneh.
BalasHapusSaya masih gagal paham dengan cerita ini
Maaf saya beri nilai 7
Saya menghargai usahamu dalam menciptakan hal baru dan mengenalkan sebuah gaya tulisan baru
PenulisDadakan (Arca)
Hey ini bagus kok!
BalasHapusSaya rasa penulis mencoba melakukan eksperimen dengan menulis entri ini menggunakan cara yang tak biasa...
Kata kata berima itu awalnya membuat saya gagal paham, tapi setelah baca baris kalimat tersebut berulang ulang jadi paham apa maksudnya. Yah setidaknya begitu.
Mungkin beberapa orang tak biasa membaca yang seperti ini, termasuk saya juga sih, jadi rada kaget mungkin. Selain itu ini dia sisi minus nya, dengan tidak hadirnya Ratu Huban dan Zainurma maka pembaca akan merasa "Entri ini kurang nge-'BoR'" karena satu satunya bumbu BoR yang saya tangkap disini hanya kata kata Alam Mimpi, Reveriers dan Mahakarya.
Walakhir 8 (faktor selera, mungkin?)
Ganzo Rashura
saya mau ngomong apa yah ._.
BalasHapusjujur, entri ini lebih susah dikomen dari entri dwi. bukan karena lebih jelek, melainkan.. entri tiffany udah di luar ranah pertarungan dalam mimpi. beda banget.
saya aja cuma skimming dan ngeh kalao tiffany ini adalah transgender. pantas body kekar namanya tiffany ._.
6
Gimana yah...
BalasHapusSejujurnya saya cuman ngerti kalo inti entri ini 'The biggest enemy is yourself dan ceritanya melawan diri sendiri. Selain itu saya nyaris nggak ngerti apa-apa lagi. Saya juga agak kecewa karena saya berharap sejenis pertarungan antar gangster di entry ini. Lalu akhir entri berkesan seperti 'Bad End' yang artinya Eleanor mati, ditambah Huban, Zainurma, atau Mirabelle tidak datang menjemput Eleanor.
Hal yang bikin saya bingung waktu baca katalog pesertanya terjawab di entri ini, yaitu tentang nama Eleanor Tiffany.
Dari saya nilai 5 deh, semoga sukses
OC: Snow Winterfeld