oleh : Kakarotomo
[Cerita Axel dihapus dari blog atas keinginan authornya
karena akan dirombak dan diterbitkan di tempat lain]
karena akan dirombak dan diterbitkan di tempat lain]
>Cerita sebelumnya : [PRELIM] 34 - AXEL ELBANIAC | IN THE NAME OF PUNISHER
>Cerita selanjutnya : [ROUND 2] 11 - AXEL ELBANIAC | ARMAGEDDON
>Cerita selanjutnya : [ROUND 2] 11 - AXEL ELBANIAC | ARMAGEDDON
Axel Elbanac, saya ga nyangka kamu bisa bikin twist twist seru seperti ini. Sayangnya walau beberapa Twist itu oke dan ngena karena foreshadowmu pas, misal Rokiel dan Pokiel itu bapak dan anak. Beberapa kerasa maksa, terutama bagian kalau Axel yang selama ini kita ikutin adalah boneka.
BalasHapusAlasan kenapa twist itu fail.
1. Dari awal ga ada hint kalau dia boneka.
2. Saat Axel yang asli muncul menembak William dan Pucung, kau ga ngasik petunjuk apa apa tentang siapa dia dan kalimat yang dia ucapkan terlalu vague sampe saya kudu baca dua kali.
3. Klimaks dimana Axel mengungkap kebenaranya berasa tanpa tujuan. Okelah, kau baru saja menipu semua karakter dalam cerita. Tapi buat apa kamu menceritakan trikmu pada mereka?
Sekian dari William
Saya beri kamu nilai delapan
Hmm ... kurang lebih saya agak setuju sama komentar di atas soal twist akhir. Kendati pribadi gak terlalu mempermasalahkan, sebab memang bawaan Axel yg suka ngadalin orang, sehingga itu bisa aja terjadi. Masalahnya kalo menurut saya twist tersebut mendingan gak usah ada. Kesan saya: "Buat apa?"
BalasHapusBut okay, mungkin mau memberi semacam kejutan. Saya hargai. Jadi gak termasuk pertimbangan penilaian.
Yang buat saya paling mengganggu itu penceritaannya. Hmm, udah saya bilang pd suatu momen ya--dipertegas juga sama seseorang (so, gak saya jabarkan lagi).
Tapi saya lumayan suka sama pribadi Axel. OC saya sendiri satu alignment sama Axel, tapi saya nggak (atau belum) mampu membuatnya seberengsek Axel. Wkwwk. Axel ini tipe karakter yg buat saya nyebelin dalam arti bagus. Terutama dari ide meledukin mobil. *******. Hahaha xD
TBH, buat nilai ... saya bingung. Ada unsur yg saya suka banget. Tapi kendala yg terlihat juga ga bisa bikin tutup mata. Dgn pertimbangan tsb saya titip 8 dulu.
-Sheraga Asher
==Riilme's POWER Scale==
BalasHapusPlot points : C
Overall character usage : C
Writing techs : B
Engaging battle : B
Reading enjoyment : C
Pola 2-2-2 dari 6 reverier di setting ini agak ngingetin saya sama struktur cerita entri Namol
Detektif Ro ini punya banyak nama, ya. Di satu entri kepanjangannya Roosevelt, di entri ini Rokiel, entah entri lain nama panjangnya apa lagi. Tapi karena dari awal udah disebut Rokiel, pas dibilang dia ayahnya Pokiel sama sekali ngilangin unsur twist yang dimaksud, karena udah ketebak dari awal
Anthea ini siapa pula? Kok mendadak aja muncul entah dari mana kayak hantu? Dan rasanya dia ga punya banyak peran, sebenernya sama aja kalopun cuma Tal sendirian. Ini mirip kayak entri Samara yang munculin OC asing non-reverier, bukan OC tamu dan bukan pula sub-OC
Bukan cuma Anthea, akhirannya juga bikin saya ga ngeh Mac ini siapa. Iya, saya tau dia muncul di awal bareng sama Ro bawain file, tapi siapa dia dan kenapa jadi sosok misterius itu saya ga ngerti. Belum lagi Ghoul-Ulrich sama William-Pucung berasa waste of character banget di sini, serasa kalo ga ada mereka ga banyak ngubah apa"
Dan twistnya justru bahwa statement barusan berlaku juga ke Axel, yang katanya ternyata boneka. Buat apa? Kenapa juga bonekanya disorot pemikirannya sepanjang cerita kayak orang beneran? Ngapain Axel mesti ga terlibat langsung padahal karakternya udah ngumbar" bravado? Ini sama kayak entri Zephyr yang berusaha ngetwist dua orang dan masih agak fail di mata saya
Wew. Kenapa rasanya poin minus di entri lain bercampur jadi satu di sini?
Yah, satu lagi. Sepanjang cerita saya sih bacanya nyaman" aja terlepas dari adanya bagian" yang kurang sreg. Tapi infodump tentang keikaku Axel di bagian akhir jujur bukan kesukaan saya
==Final score: C (7)==
OC : Iris Lemma
setuju sama atas2. hantu yang sama william ilang begitu saja ya. dan kalo coba saya pahami, menurut saya si anthea itu sub oc nya tal. bener nggak? soalnya sama2 hantu dan pulangnya bareng sama tal. jd tal itu punya sub oc? meskipun di dua entrinya sendiri nggak dirsebut?
BalasHapustrus pas baca latar belakang detective Ro saya jadi inget conan meskipun dia bukan detektiv yang konyol seperti kogoro mori. hahaha. 8
@_@:
BalasHapus“Hy, Axel. Salam kenal! Aku authornya GHOUL yang berprofesi sebagai editor/penyunting aksara buku indie, hehe. Jadi gak ada salahnya kan kalau bahas sedikit:
“Kawan, Sayang, Anda: kalo kata teguran/sapaan pake awalan huruf besar, ya.
“File Astral projection: tulisannya miring
“Napas
“Memedulikan, memelajari: huruf p luluh.
“Dan si bajingan klimis itu mengatakan Aku ingin kalian berdua membantu mempersiapkan semuanya: ini kalimat ambigu! ‘Aku’ itu mengarah ke orang yang ngomong atau si klimis?
“Isi kiriman Richard berhasil membuat pria bercerutu murahan tak bisa memalingkan muka sedikitpun: pake kata ‘itu’. Nih kalimatnya kurang bagus.
“Ebi-nya dah bagus, ga begitu banyak salahnya awalnya. Tapi lama2 banyak…”
GHOUL: “hm, kok aku mati sih?! T.T dah, ngasih 7 ajah deh…”
....what?
BalasHapusJadi si tokoh utama itu boneka?
Beberapa tanda petiknya lenyap, dan banyak kalimat yang tidak selesai ._."
Ah, sudahlah. Itu tidak terlalu dipermasalahkan. Setidaknya ga mengganggu cerita utama
Sebenarnya ini alur dah bikin ane, 'wah'.
Tapi kurang sreg sih, OC lain kurang dapet spot.
Tapi (lagi) ane beneran enjoy entry ini. Yah.. walau tokoh utamanya cuma boneka, itu yg lumayan bikin ane down akhir akhirnya
---------------
Rate: 8
Ru Ashiata(N.V)
bagian berikut kayak magnet;
BalasHapus“ada kalanya takdir kerap berkata lain”
‘Ada kalanya’ dan ‘kerap’ di dalam satu kalimat yang sama, maksudnya sama (menunjukkan kesempatan), tapi artinya berlawanan. Ada kalanya, berarti ’sesekali’ atau ‘suatu waktu yang tidak selalu terjadi, bahkan mungkin cuma sekali seumur hidup’. Sementara ‘kerap’ (bisa juga diartikan ‘sering’) maksudnya sesuatu yang berlangsung secara kontinuitas, terus-terusan, berlanjut. Jadi yah, kurang tepat rasanya dua kata itu ada di tempat yang sama. “Ada kalanya takdir berkata lain” mungkin cukup, tanpa kerap.
Entri Axel ini asik buat diikutin. Narasinya ngalir, nyaris ga ada miss yang berarti. Percakapan di meja makan itu alami banget. Kenapa komen ini dimulai dengan poin minus karena kalimat mengganggu di atas adanya di awal-awal, jadinya ketemu duluan. Karakter Axel kegali dengan baik di sini. Ro juga.
Agak mikir pas bagian Ro bilang, “lain kali tak usah membungkuk, Mac! Kau sudah keracunan budaya istrimu sendiri!” Pas udah ngerti, dia rasis ternyata.
Ada bagian waktu Tal nyebut soal gitaris yg namanya Axel. Yang keinget cuma Axl Rose, tapi dia bukan gitaris sih. Referensi saya sempit rupanya.
Nilai 8
Kalau dibanding entri prelim, Axel lebih kelihatan Wit-nya dibanding sebelumnya.
BalasHapusBattle-nya jadi kurang wah, karena yang jadi spotlight di sini adalah penggunaan siasat yang saya rasa cerdik, tapi sepertinya tak perlu diceritakan kenapa. Dijelaskan pun saya rasa efeknya kurang.
Overall, gak ada yang perlu dikomentarin banyak-banyak karena entrinya udah cukup halus dan gak ada salah-salah kata. Udah oke lah.
Nilai dari saya 8 deh buat Axel
Salam Sejahtera dari Mbah Amut dan Enryuumaru
Ceritanya sih enak diikuti cuma entah kenapa serasa ada kurang gitu.
BalasHapuskayak misalnya Pokiel yang ternyata ayahnya Rokiel. tidak ada kesan kejutan gitu
Nilai 8
Penulis Dadakan / Arca
bagus lah ini. saya ngga bisa berhenti bacanya. mungkin beberapa yang review agak bingung dengan kehadiran Anthea didalam cerita. TApi, saya nggak. wkwkwk...
BalasHapusyupz, Anthea itu subOC dari Tal. di Prelim dia muncul kok, tapi di R1 nggak saya bawa. jadi mungkin yang lain ngga paham.
saya jadi merasa bersalah sama kamu, Xel. soalnya saya hanya menyebut OC kamu sekilas saja. harusnya saya bisa eksplore lebih banyak lagi.
well, the power of kepepet. *sungkem
tapi, dibanding dengan Tal di entri William. ini nggak OOC. serius, karakter Tal tergambar baik disana. juga Anthea yang memang hampir berbanding terbalik dengan Tal.
alurnya berakhir twist. dan itu bikin saya pengin nendang kamu. wkwkwk...
oke. 8 dari saya :*
MirorMirors/Tal
Dari tulisannya sih enak buat dibaca tapi ada banyak hal dalam cerita yang menurut saya masih bisa dikembangkan.
BalasHapusContohnya ketika twist Pokiel dan Rokiel, jika dibangun dengan baik bisa lebih WAW...
Tapi tenang aja, twist boneka nya berhasil bagi saya dan jadi spot favorit saya di entri ini
Nilai 7 dulu deh
Wasalam
Ganzo Rashura
Sweet. Di awal kirain bakalan beraksi barengan sama si detektif Ro. Axel di sini malah lebih kerasa ngendaliin situasi dengan wit-nya dibandingin sama di entri saya. Semuanya udah pada nari di telapak tangan Axel sejak awal. Dan dia sampe bisa ngejamin keselamatannya sendiri dengan bikin doppel. Superb.
BalasHapusUdah ngerasa ada yang aneh pas berulang kali Pucung bilang pengen pulang karena misi selesai. Ternyata emang masih belum ya. Dan pertarungan dengan si iblis juga kerasa nyata kalo yang bertarung beneran Axel.
Bisa dibilang, meski Axel dibuat menang mudah, tapi petunjuk mengenai itu udah tersaji dengan baik. Contohnya hint bahwa Ro diselamatkan oleh Axel. Dan karena ini, semua misteri jadi terpecahkan. Penutupannya jadi khas seperti novel misteri. Twist sama konklusinya saling dukung. Well done!
8
Pucung
cerita yang bagus dengan alur yang runtut. twistnya ada yang hit dan juga miss. penjelasan sudah di komentar di atas.
BalasHapusOC lain selain Tal kayaknya nggak terekspose dengan baik. malahan Ghoul-Ulrich harus jadi tumbal tanpa memperlihatkan kemampuannya.
well, nilai dari saya 8.
Dwi Hendra
OC : Nano Reinfield
Alurnya jelas, banyak kejutan, dan... seru oiiii... kamu berkembang di BoR 6 ini deh. Meski ada twist di akhir yang terasa kurang menggigit ketika Axel reveal rencana sebenarnya dia. Tapi, overall, ini cerita action dengan pertarungan yang terasa paling rapih disajikannya... jelas dan saya dapet gambaran.
BalasHapusSedikit membosankan di awal.sih, tapi.kemudian saya maklum, si Axel ini , daripada pembasmi setan dia lebih mirip ke detektif alam arwah ya... so prelude yang terkait penyelidikan itu masih bisa dimaklumi.
Tadinya mau kasih 8, tapi lihat rapihnya eksekusi cerita, runtutnya alur, panjangnya entry, plus perkembangan gaya kalkmat dari author dibanding entry BoR lalu .. kutambah 1 deh.
9/10
Rakai A
OC Shade