Jumat, 02 September 2016

[ROUND 2] 04 - SHADE | ONCE, A REVERIER SEEK FOR HIS PATH



SHADE VS WAMENODO HUANG
oleh : Rakai Asaju

---  


[Cerita S.H.A.D.E dihapus dari blog atas keinginan authornya
karena dalam proses untuk dijadikan novel sendiri]

13 komentar:

  1. Saya kira awalnya Pria Misterius ini Zainurma, tapi ternyata bukan ya

    Ga tau kenapa saya malah ngerasa lucu pas tau Shade ini klon dari orang yang punya harem yang terdiri dari orang" di sekitar Shade sejauh ini. Berasa kayak sinetron, "Muridku Ternyata Klon Mendiang Suamiku?"

    Ini entri pertama di ronde dua yang bawa" karakter dari setting sebelumnya. Gabe buat Shade dan Vanart buat Men. Kebalikan ronde sebelumnya yang kerasa kayak kepotong, entri ini malah kepanjangan sebelum masuk ke pertarungan lawan Men, seolah pengen ngebayar kekurangan jumlah kata di entri sebelumnya. Sesi latian Shade jadi ngingetin saya ke time chamber di Dragon Ball dengan konversi waktunya

    Saya masih bisa maklum karena training arc dan infodump mungkin susah ditaro di antara turnamen yang tanpa sesi rehat ini, tapi battle lawan Men agak letdown buat saya. Ga banyak interaksi berarti antara Shade sama Men selain 'jangan bunuh guruku!', bikin Men sebagai karakter kerasa kurang sepadan sama Shade, sekedar lawan yang mesti dikalahin aja. Intinya, baik Men maupun Shade jadi agak one-dimensional di sini.

    Oneiros malah ga sempet muncul ya di sini. Ngeliat Franka bisa muncul cuma dengan tidur, kayaknya potensi jadi tokoh cabutan yang bisa dateng kapan aja dengan risiko minimal

    Also, +1 buat meta commentary soal entri lain yang telat muncul di akhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. ==Riilme's CQC Score==

      >Character likability
      Di satu sisi, Men karakter Lawful Evil dengan alignment yang sama kayak Iris, dan hati kecil saya pengen juga liat gimana kalo trio LE masih maju terus. Di sisi lain, Shade berasa ada paralelnya sama Iris, meski dia lebih ke sisi ke-manusia-annya. Keduanya asik buat dijadiin calon lawan di babak selanjutnya, jadi saya ga gitu milih di sini
      >DRAW

      >Quality value
      Menimbang dari r1-r2 kedua entran, rasanya cukup seimbang. Dua"nya berasa fast-paced di r1, dan r2 ini agaknya berusaha ngebayar kekurangan kemaren. Masing" ada plus minusnya sendiri, dan saya ga gitu berat ke salah satu
      >DRAW

      >Canon anticipation
      Akhirnya sampai di poin ini, dan untuk yang ini jelas buat saya lebih solid kontinuitas canon Shade, dan nawarin sesuatu yang belum keluar tapi mungkin berpotensi game-changer ke depannya. Bukan berarti Men ga punya tujuan, tapi seenggaknya canon Shade sedikit banyak lebih bikin penasaran gimana ke depannya
      >Shade

      1-0, VOTE Shade

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Saya baca entri ini udah lama, tapi maaf baru komen sekarang atau sekiranya ada inakurasi ._.

    Impresi awal saya baca, jujur aja, itu openingnya lumayan lama dan semata mengandung kanon sendiri. Bagus sih, jadi ngasih insight mengenai tokoh utama dan kemungkinan-kemungkinan kedepanya. Walau saya juga kurang ngeh Rha’dasa atau Gabe Blackwood karena belum baca entri babak satunya. Cuman, bagian-bagian sintas di hutan pra-ketemu Gabe B. ... itu jujur saja rada kelamaan. Tapi saya nggak skip soalnya narasinya cukup bagus dan ngasih pemahaman baru ke saya (kali aja nanti saya nulis tentang sintas di hutan juga, dan saya ngeliat narasi Shade di momen tsb sebagai contohnya—misalnya. Wkwk).

    Oh, ternyata rada berhubungan sama FBC ya. Suaminya Franka yang Laith Mazin itu cukup santer disebut di entri itu. Ternyata oh ternyata. Wkwk. Saya mencium ke depan bakal lebih menarik lagi. Dengan tema klon-klon manusia terbaik itu.

    Paling yang jadi keluhan itu, kalo sepengamatan saya, lawan Shade kayak kurang dianggap gitu ya. Oke, kita tahu gimana Shade-nya, tapi lawan kurang keeksplor. Semacam kurang ada jiwa dan kepribadiannya. Coba dikasih tau BG lawan sedikit saja, mungkin entri ini bakal lebih klop lagi.

    Dan ... itu kok domba itemnya bisa sekali tembak langsung hilang? ._o

    Akhir kata, saya seneng sci-finya, dan kemungkinan kontinuitas kanonnya yang nampak jelas. Sci-finya pun nggak terlalu njelimet, jadi asik ngikutin.

    -Sheraga Asher

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Berdasarkan plot, kerapihan, karakterisasi, dan bakal kontinuitas yang tampak ... saya,

      Vote Shade.

      Shade karakterisasinya lebh kuat, lebih konsisten, dan narasi maupun alurnya lebih enak diikuti.

      -Sheraga Asher

      Hapus
  3. Wah, saya cukup kaget juga dengan entri mba Kay yang sekarang.

    Summary komentar saya mungkin bisa dibilang: Mba Kay benar-benar bisa membuat genre Space Opera/Space Drama dengan baik.

    Saya harus jujur kalau mba Kay pandai menyelipkan drama bagus tanpa mengurangi porsi eksyen yang disajikan. Walau harus saya akui kalau perkembangan dalam entri ini lambat karena ada banyak hal yang harus dijelaskan, saya terhibur dengan bagaimana cara mbak Kay mengolah plot yang ada dalam ronde dua ini.

    Kekurangjelasan Shade akhirnya dibayar lunas. Sekarang saya bisa mengerti kejadian R1 dan hubungannya dengan Shade. Twist yang menarik dengan Clone-clone yang ada. Saya jadi ingat Clone Wars yang ada di Star Wars. Benar-benar Space Opera.

    Yang saya sayangkan cuma kurangnya peran Oneiros yang semestinya jadi figur yang cukup berpengaruh membuat intervensi dalam pertarungan ini, dan akhir pertarungan Men yang impactnya kurang. Padahal sudah dibangun sedemikian rupa.

    Saya cukup puas dengan entri ini. Tapi hasil vote saya tahan dulu sampai saya selesai dengan bom komentar saya.

    Salam Sejahtera dari Enryuumaru dan Mbah Amut

    BalasHapus
  4. GHOUL:
    “Wah ketemu ama sobatku ne si Shade. Nama kita sama2 rada anonym ya? Aku mendukungmu, Shade. Soalnya Mum-ku naksir ama keseksianmu… eh, Mum datang…”


    @_@:
    “Seperti biasa, aku selalu enjoy dan menanti serta tak sabaran ama entri yang dibintangi ama Shade ini. Meski alurnya sebagus dan semengalir iklan aqua di komersial breaknya film box office, tetep aja ada hole-nya. Akulah saksi ahlinya, hahaha…

    membuatnya tidurnya nyenyak (duh, kalimat ini bikin lidah sempat chaos meski sekedip).

    “Bingkai mimpi telah meluas, domba.” Sahut Pria Misterius, sambil melepas kacamata hitamnya (kesalahan pertama, tak ada koma sebelum dialog taq, kedua peletakan koma padahal itu satu kalimat utuh tak terpisahkan).

    Dengan rengkuhan balik yang canggung yang kaku (tak boleh dalam 1 kalimat ada 2 kata ‘yang’).

    Typonya masih banyak… glegar-glegar!!! Hujan salju…

    tetapi Franka Zaitsev—guru dari Shade sang klon—sedang bersiap-siap ditidurkan secara sengaja menggunakan dosis obat bius yang pas.
    engikurnya yang baru—Vanart—yang degan patuh mengkutinya kemanapun pergi. (dah typo, ga make em dash lagi).
    mimpi tentang gurunya yang cantik—Franka Zaitsev
    (em dash, di manakah duhai dirimu, kenapa penulis tak familiar denganmu. Kasian!).

    Aku merindukanmu, guru. (sapaan, pake huruf ‘G’ besar).

    Reverier ditulis miring… tulisannya maksudnya, bukan orangnya…

    Acuh artinya peduli, bukan cuek.

    Tulisan yang dibenarkan=Risiko, napas…

    hewan arkaik raksana???

    Terus ada adegan nudity yang kayaknya ga penting2 banget deh dimasukin, kayak mo dibilang vulgar kagak, mo dibilang seni adegan juga kagak karna narasinya ga begitu kinclong. Gali lagi atau buang!

    Setelah entrinya digebukin sepenuh hati, akhirnya vote kami jatuh pada…”


    GHOUL: SHADE!!! Karena ia temanku (sambil ngerangkul Shade) eh bukan ding! Ya meski typonya jatuh sana-sini menghujani mataku sampai lebam-lebam, tapi dimaafkan ajalah karena alur cerita menarik. Enak diikuti pendakiannya, ga langsung sudden aja kesannya. Jadi ga kaget perkembangannya.”

    :=(D

    BalasHapus
  5. Hal pertama yang cukup menggangu adalah ketidaksempurnaan EBI serta typo yang lumayan bertebaran mengingat entri lain sebelum ini rapi dan sempurna.

    Yang ke dua adalah cerita menuju pertarungan yang terlalu panjang. Bikin greget dan ngomel, "Duh...kapan bertarungnya, sih?" xD

    Kebanyakan cerita ini justru dijelaskan oleh percakapan para tokoh. Akan lebih baik jika pengarang yang menjelaskan sehingga pengambilan pov 3 yang maha tahu lebih terasa. Selain itu dengan panjangnya percakapan membuat agak jenuh pembaca.

    Tentang pertarungan yang sebentar dan akhirnya yang tak terduga itu sebaiknya lebih dimainkan lagi. Hitung-hitung memperpanjang durasi pertarungan.

    Banyaknya tokoh yang terlibat dari realm Shade juga agak membuat bingung atau jenuh(?)

    Sisi baiknya adalah kanon Shade yang dibeberkan panjang dan memudahkan pembaca mengetahui siapa itu dan bagaimana Shade. Pembaca digiring untuk sejenak melupakan bahwa ini adalah tentang pertarungan reveriers yang diatur Sang Maha Kehendak.

    BalasHapus
  6. Shade :
    Sudah selesai bacanya, fuah...
    dari segi narasinya, ceritanya gampang dinikmati karena tata letaknya yang rapi panjang pendeknya kalimat yang bervariatif. Meski karena fokusnya terlalu MC-sentrisme sehingga tokoh-tokoh lain ga begitu kesorot.
    But I still enjoy it
    Mungkin karena R1 saya kurang puas dengan development Shade sehingga merasa “rasa ingin tahu” akan latar si MC sudah cukup terpuaskan di sini. I can sleep peacefully. Ibarat saya sudah puas dengan appetizer, tinggal nunggu “main dish” di ronde selanjutnya.
    Kekurangan yang saya lihat, seperti yang dikatakan tadi. Cerita ini terlalu menyorot ke hubungan Shade dan Franka sehingga banyak karakter yang kurang tergali. Sejauh ini yang dapat sorotan bagus selain MC dan sub Oc ya hanya Gabe dan Rin. Bahkan OC lawan yang seharusnya kena eksplor lebih jauh juga gak begitu “bersinar” di sini.
    Namun, karena pendalaman karakter Shade yang lebih ok, serta ada bakalan sesuatu yang layak buat ditunggu, saya pilih Franka...

    Vote Shade, ding

    BalasHapus
  7. Fooh. Shade. Bernuansa dendam dan nostalgia.

    Entri ini ngungkap banyak. Fakta Layth itu suami Franka terus gimana kehidupan Shade sebelum ke Alam Mimpi ini. Karakterisasinya Shade aebagai klon jadi nggak plain kayak kesan pertama saya. Meski memang, pemukaannya cukup dragging sampai ke battle.

    Kaminyan, Pandragon dan Vanart pun ngasih peran di battle banyak, sesuai perkataan
    ... Entah siapa di sana yang bilang kalo Men ga cocok bertarung, dia cuma pengen bikin mie dan kebetulan banyak kekuatan yang mendukungnya. Pertarungannya kerasa menegangkan, terutama perangai Men di sini lebih menonjol Lawful Evilnya (mungkin karena reaksi2 dari Shade juga). Ancamannya jadi terasa. Potrayalnya saya suka.

    PUCUNG

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dibandingin, begini:

      Entri Men
      +keterpautan dengan entri sebelumnya
      +twist di battle
      +kanon yang berhubungan dengan battle of realms lalu

      Entri Shade
      +drama
      +konklusif
      +karakterisasi rival
      +backstory
      +penyelesaian battle

      Jadi

      Vote Shade

      Hapus
  8. Karena harus membandingkan 2 cerita sekaligus maka penilaian secara bersamaan tidak bisa dielakkan

    Gaya Penceritaan :
    Sama sama menarik dengan 2 style yang sangat berbeda, dimana kisah Men ini mengingatkan pada gaya penceritaan ala LoTR sedangkan kisah Shade dengan gaya penceritaan Novel Action. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan pihak men penceritaannya cukup mengalir tapi sayang kurang memberikan pendalaman lebih lanjut ke karakter Men, mungkin akibat terlalu banyak karakter. Sedangkan pihak shade biarpun cerita cukup memberikan gambaran tambahan untuk char shade tapi lompatan timeline antara tiap chapter membuat kenyamanan membaca berkurang.

    Alur Cerita :
    kedua pihak sama sama mencoba memberikan cerita yang berbeda, Walaupun setting cerita di pihak Men lebih menarik tapi konklusi akhir pertarungan yang terasa terlalu sederhana kesannya terlalu menyia nyiakan potensi Shade. Sedangkan setting cerita Shade terlalu klise, dengan adegan pencarian jati diri dan segala macam memori dibelakangnya, apalagi penggambaran Men dan para pengikutnya di kisah Shade terasa melihat char yang berbeda dibandingkan versi pengarang aslinya

    Overall
    Kisah versi Men sebaiknya lebih memberi porsi lebih kepada Men sebagai tokoh utama, baik itu pikiran maupun tindakan nya. Pembaca mungkin akan lebih menikmati pertentangan batin yang ada dalam kepala Men.
    Kisah versi Shade sebaiknya jangan terlalu berlebihan dalam mengumbar masa lalu shade sehingga malah terasa menutupi kisah para dreamcatcher yang merupakan background story utama

    btw, sama sama nggak menulis cerita dari sudut pandang orang pertama ya?

    Nilai Akhir
    Versi Men : 7/10 (Butuh pendalaman karakter yang lebih banyak, dan konklusi yang lebih baik)
    Versi Shade : 8/10 (karena Franka dkk dikisahnya terasa lebih mempunyai peran dibandingan Vanart dkk disini)

    BalasHapus

Selamat mengapresiasi~

Tuliskan komentar berupa kesan-kesan, kritik, ataupun saran untuk entri ini. Jangan lupa berikan nilai 1 s.d. 10 sesuai dengan bagus tidaknya entri ini berdasarkan ulasan kalian. Nilai harus bulat, tidak boleh angka desimal. Perlu diingat, ulasan kalian harus menunjukkan kalau kalian benar-benar membaca entri tersebut, bukan sekadar asal komen. Admin berhak menganulir jika merasa komentar kalian menyalahi aturan.

PENTING: Saling mengkritik sangat dianjurkan tapi harus dengan itikad baik. Bukan untuk menjatuhkan peserta lain.