LOCTIS VERLOHEIN
VERSUS
MIMA SHIKI REID
[Tantangan NV1]
VERSUS
MIMA SHIKI REID
[Tantangan NV1]
oleh: Ryokohara Arya
---
API PUTIH, BESI YANG MELELEH
..
.
"Satu mimpi yang terwujud adalah satu mimpi yang hancur, hanya apakah kau ingin membawa bebannya ataukah kau memilih untuk membuangnya…"
.
.
Bab 1
Pemuda Pandai Besi
Hijau— dengan padang rumput yang lapang sepanjang mata memandang, dan daun daun yang menggantung di pohon pohon yang menghiasinya. Dengan langit yang begitu biru membentang di angkasa dan laut yang mengelilingi daratan daratan di Vandaria. Setidaknya itulah yang pernah menjadi pemandangan yang memanjakan mata di dunia itu. Langit berubah menjadi merah, api membara ditengah derasnya air hujan, dihiasi asap hitam dan puing puing bangunan megah yang pernah berdiri di sana. Perang memang tak bisa dihindari, ketika dua entitas berbeda saling memperebutkan kehormatan ras nya masing masing.
Masa-masa tirani Nirbingkai —ras mirip manusia dengan kulit pucat, rambut putih, dan dua warna bola mata yang berbeda— telah usai. Manusia yang selama ini diperbudak oleh mereka kini memberontak dan melawan kerajaan Nirbingkai dibawah pimpinan Nirvana. Istana kerajaan Edenion, pusat pemerintahan Vandaria sampai beberapa jam yang lalu kini berubah menjadi medan tempur.
Adalah seorang pendekar pedang berzirah merah, salah satu dari pasukan barisan depan pasukan Nirvana yang berhasil mendobrak garis pertahan Nirbingkai hingga ke dalam pintu istana. Dengan tehnik berpedangnya yang sempurna ia berhasil menjatuhkan satu persatu pasukan lawan. Akan tetapi bagaimanapun kuatnya dia, manusia tetaplah manusia. Ada sesuatu yang membedakan Manusia dengan Nirbingkai, yaitu Mana. Nirbingkai dapat menyimpan Mana dalam tubuhnya sedangkan manusia harus menyimpannya dalam sebuah Kristal.
Si ahli pedang merah tidak pernah menduga pasukan di dalam istana akan jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Semua pasukan di sana paling tidak membawa sebuah Pedang Mana —pedang dengan bilah yang merupakan pancaran warna biru dari Mana murni— yang bahkan bisa menembus logam terkuat kecuali logam-logam mulia. Tiba tiba satu ayunan Pedang Mana melayang ke arahnya. Ia tahu bahwa pedangnya bukan tandingan senjata magis seperti itu. Ia juga tahu bahwa usahanya menangkis serangan itu dengan tehniknya hanya akan mematahkan bilah logam miliknya sendiri.
.
Lima sentimeter lagi bilah itu akan mengenai tubuhnya
.
Tiba tiba waktu terasa sangat lambat
.
Kalau saja ia memiliki perisai berlapis emas—
.
Sayangnya ia tidak
.
.
.
Sangat panas
.
.
Bilah itu hampir menyentuh tubuhnya dan membakarnya, ikut merubahnya menjadi Mana
--
Satu tarikan nafas yang panjang diambilnya, dan dengan satu sentakan ia terduduk dari posisi telentangnya. Matanya terbuka lebar lebar, jantungnya berdebar sangat kencang, dan nafasnya terasa sangat berat. Ia mencoba mengambil nafas kecil dengan cepat untuk mengimbangi detak jantungnya. Ia pikir ia akan mati, ternyata itu tadi hanyalah mimpi.
"Mimpi itu lagi" gumamnya. Loctis mulai mendapatkan kesadarannya kembali dan segera beranjak dari tempat tidurnya, menendang selimut yang menutupi kedua kakinya, dan segera meminum beberapa teguk air dari teko yang berada di atas meja tak jauh dari tempat tidurnya. Lalu ia berdiri di depan sebuah kaca tinggi untuk merapikan rambut kuningnya. Beberapa sisiran tangan tetapi tetap saja rambutnya tetap berantakan. Rambutnya panjang se-telinga, sedang di sebelah sisi lain lebih panjang sampai ke bahu. Ia juga menguncir rambut kepanjangannya menjadi dua ke belakang yang malah membuatnya mirip seperti kumis koboi.
"Aku tidak bisa memikirkan mimpi itu sepanjang hari, waktunya bekerja!" Setelah satu mimpi buruk, ia berhasil mendapatkan semangatnya kembali. Tentu saja karena ia akan kembali ke workshopnya untuk membengkokkan dan menajamkan beberapa besi dengan palu. Bentuk tubuhnya juga tentu didapatkan dari pekerjaannya menempa senjata setiap hari. Potongan rambut anehnya pun juga didapat dari bekas terbakar api dari tungku tungku pemanas besi yang sesekali menjilat rambutnya.
Loc segera berlari keluar kamarnya menuju lorong dengan tangga menuju lantai dasar di ujung lorong itu. "Hai Clair!" sapanya kepada orang yang keluar dari kamar di sebelah miliknya yang berjalan dengan malas dan mengusap matanya sambil menguap. "Aku akan membangunkan anak anak yang lainnya" Clair adalah pemilik panti itu, yang merawat Loc semenjak kepergian ayahnya. Tentu saja bukan ibunya karena ibu Loc meninggal sejak kelahirannya.
"Pagi semuanya! Bangun dan makan sarapan kalian" Teriaknya ketika sampai di lantai dasar yang disana banyak terdapat kamar kamar tanpa daun pintu menutupinya, ditempati oleh beberapa anak yang lebih muda dari Loc. Loc sendiri berumur 20 tahun, paling tua di panti itu. Ia mengambil sebuah roti dari meja makan dan langsung membawanya keluar dari pintu keluar panti itu, diantara mulutnya. 'Sarapan di tengah jalan' pikirnya
Ia menghabiskan sarapannya di tengah jalan menuju workshop tempat ia bekerja sebagai penempa. Sebelum ia sampai di sana ternyata ia mendapati sesosok berbadan besar gelap dan berambut putih berada di depan workshopnya. Tentu saja sosok itu bukanlah Nirbingkai, tetapi rambut putih itu didapatkan dari umurnya yang semakin tua. "Ahh pagi sekali, kau terlihat sangat semangat" sapa orang itu pada Loc. "Yap, tentu saja. Bukankah aku selalu datang pagi?" "Sesekali saja"
Loc masuk kedalam workshop ke ruangan paling depan yang biasa digunakan sebagai terima pesanan senjata dengan meja dan jendela besar yang terbuka tanpa penutup. Di sana terpajang sangat banyak macam senjata mulai dari tombak berkampak, lembing, gala, pedang, sabit, gada, palu. Sebutkan semua nama senjata aneh maka mereka itu berada di pajangannya atau paling tidak ada di ruangan bagian dalam workshop itu belum terselesaikan. Tentu saja semua itu adalah buatan mereka berdua
"Bagaimana pesanan hari ini?" tanyanya pada si tua berotot itu
"Ahh kerjakan saja pedang papan pesanan beberapa hari lalu yang belum selesai"
"Baiklah... lalu dengan pengukiran sihir sirkuit?"
"Humm.. sepertinya tidak ada pesanan spesifik seperti itu, jadi silahkan bermain dengan sihirmu itu"
Logam mulia memiliki sifat istimewa berhubungan dengan mana. Perak akan mengalirkan mana sedangkan emas akan menghambat aliran mana. Disiplin ilmu ini dinamakan dengan sebutan Noblesmith (pandai logam mulia) yang merupakan bagian ilmu tingkat tinggi dari Blascksmith (pandai besi).
"Ahh.. Lacus kecil"
"Kau selalu memanggilku dengan nama ayahku"
"Aku harap kau bisa menerima kepergian ayahmu, kau ini hampir 21 tahun loh"
Loc hanya terdiam sejenak lalu ia melanjutkan langkahnya menuju gudang di ruangan bagian dalam. Akhirnya ia tidak bisa menghindar untuk memikirkan mimpinya tadi pagi. Tentu saja ia tidak bisa memaafkan ras Nirbingkai yang telah membunuh ayahnya. Setidaknya seperti itu yang terjadi dari cerita cerita yang beredar mengenai ayahnya si Ahli Pedang Merah. Selama ia menempa, ia terus meluapkan kebenciannya terhadap ras itu dengan pukulan pukulan kuat palu nya ke bongkahan besi panas.
Kebencian itu makin parah mengingat ia selalu diejek ketika ditinggalkan ayahnya tanpa tehnik berpedangnya dan malah menjadi seorang junior pandai besi seorang tua. Kalau saja ia membunuh satu dari ras itu, mungkin ia akan lega. Mungkin— temannya akan mengakui kemampuan bertarungnya. Ahkirnya ia kembali dari tempat kerjanya menuju panti untuk memulihkan tenaganya dan bekerja di esok hari lagi. Juga— untuk menenangkan emosinya kembali.
.
.
"Halo! Aku baru saja melihat mimpi yang menarik"
.
.
Bab 2
Bantal dan Dunia Mimpi
Loc berjalan menuju tempat tidurnya dari hari panjangnya meluapkan semua emosinya ke bongkahan bongkahan besi di workshopnya. Ia pikir tidur untuk malam ini dapat melupakan mimpi buruk tadi pagi. Ia membanting tubuhnya ke atas kasur, tanpa memedulikan posisi tidurnya yang bahkan tidak sejajar dengan arah tempat tidurnya juga tanpa menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Loc hanya ingn dapat segera menutup matanya dan tidur—meskipun tidak nyenyak.
Lima menit berlalu setelah usahanya menutup mata tiba tiba ia ingin membuka matanya kembali. Megejutkan— karena ia mendapati ia sedang beridir di sebuah ruangan hampa tetapi ia tetap berdiri pada sesuatu –yang entah apa— meskipun tidak ada apa apa di bawahnya. Jam dinding yang bahkan tidak berbentuk lingkaran terlihat melayang layang di kejauhan, disusul muncul banyak benda benda aneh tidak simestris menghiasi pemandangan. Rusa bersayap, ikan berkepala ular, dan entah mahluk apa itu, juga berjalan jalan bebas di ruang ini
"Dimana aku? Apa aku sedang bermimpi?" gumam Loc pada dirinya sendiri. "Halo!" tiba tiba sebuah suara menyapa Loc dan ternyata suara itu berasal dari gadis –atau setidaknya terlihat begitu karena gaunnya— berkepala bantal. "Bantal?!" Refleks Loc sambil sedikit tersetank ketika diajak berbicara dengan sosok itu.
"Disini adalah alam mimpi" lanjut gadis berkepala bantal
"Siapa kau?!"
"Di alam ini—"
"Hei hei tunggu, siapa kamu?"
"Ngg? Apa yang barusan kau katakan?"
"Namaku Loc, siapa namamu?"
"Ohh, aku adalah Ratu Huban. Aku bisa memertemukanmu dengan seorang Nirbingkai –atau setidaknya itulah yang kamu pikirkan"
"Kau bisa?"
"Tentu saja! Kau bisa melawannya" Ratu huban kemudian menggerakkan tongkat permennya –yang entah sejak kapan ia memegangnya— diacungkan kedepan lalu terbentuk seperti sebuah layar yang menampilkan seorang –mirip boneka— penyihir api yang sedang melawan botol tetapi bisa bertarung dengan airnya. "Namanya adalah Mliit seekor homolg" lanjut ratu huban. Loc mengamati setiap sihir api yang dilepaskan Mliit dari tampilan itu. "Sihir api dengan pelepasan singkat, pengumpulan mana, tahan lalu lepaskan, hmm..." gumamnya tidak jelas. Loc bisa mereplika sihir dengan ilmu Noblesmithnya. Ia dapat membayangkan bagaimana bentuk yang dapat dibuat dengan ukiran ukiran emas dan perak sehingga ketika sirkuit itu dikenai sumber Mana, akan menghasilkan sihir api yang sama seperti yang dilancarkan oleh Mliit
"Kalau saja aku tidak lupa membawa perlengkapanku" Kata loc sambil menggaruk dagunya. Sedetik kemudian setelah berpikir ia melihat ke tubuhnya dan tiba tiba chestplate, shoulderguard, dan sepatu perangnya telah terpasang seperti bayangannya. "wow, tentu saja karena ini alam mimpi bukan?" Kata Loc terkejut, terutama setelah tiba tiba di sebelah kanannya muncul Hammerhead miliknya. Hammerheadnya berbentuk seperti tombak berkepala palu bermata dua di satu ujungnya. Tombak diberi sirkuit sihir tertentu sehingga dapat secara mekanik diubah bentuknya menjadi tongkat dan dilepas menjadi gada ganda. Juga bebannya terasa lebih ringan dari kelihatannya karena sihir yang ditanamkan dengan ilmu noblesmithnya
"Jadi apakah kau sudah siap melawannya?" tanya Ratu Huban pada Loc lalu dari ujung tongkat permennya keluar ledankan bunga api mirip seperti petasan dan membuka sebuah portal menuju ke tempat lain. Ini adalah kesempatan yang sangat bagus pikir Loc. Sepanjang hari ia habiskan untuk memikirkan mimpi itu dan hari ini akan terbayar dengan kematian satu ras yang dianggapnya kejam. Ia mengambil langkah pasti menuju ke depan portal dan sedetik kemudian ia terserap ke dalam portal buatan Ratu Huban itu
.
.
"ops, sepertinya itu tadi mimpi yang salah"
--
Di dalam bar yang bernuansa kayu itu terlihat seorang ibu sedang mengelap beberapa gelas kaca di depan barisan botol botol bir. Kedua tangannya terlihat megnkilap –ya tentu saja karena itu bukan tangan itu adalah logam atau setidaknya tangannya terbungkus oleh logam berwarna hitam, juga berlaku dengan kedua kakinya. Ibu itu menggunakan seragam polisi lengkap dengan sarung pistol di kedua sisi celananya dan sebuah baton tidak lupa tersampir di pinggang sebelah kanannya.
Loc terlempar ke dalam ruangan bar itu sampai ia jatuh tersungkur di atas lantai. "Ahh... menyusahkan saja" umpat Loc setelah pendaratan yang tidak mulus sama sekali itu. "Hai anak muda" sapa wanita itu. "Ehh..." Loc tidak berusaha berdiri sambil melihat ke arah wanita itu. Ia bingung, seharusnya ia akan bertemu ras aneh bukan malah bertemu manusia –apalagi wanita. "Jadi kau yang akan melawanku. Kalau boleh tahu siapa namamu?" balasnya bertanya dengan nada yang hangat. Sangat hangat sampai Loc berpikir bahwa ia bukan sama sekali ancaman, ataupun Nirbingkai yang dari buku yang ia baca, logat dan nadanya sangat datar tanpa ekspresi.
"Kau masih menanyakan nama orang yang akan melawanmu?" giliran Loc yang melemparkan pertanyaan tanpa membalas pertanyaan milik polisi itu terlebih dahulu
"Tidak boleh? Setidaknya aku ingin mengingat nama orang yang aku kalahkan"
"Daripada itu, bagaimana jika kau yang mulai memberikan namamu dahulu?" kini Loc bangkit dari posisinya dan berdiri. Wanita itupun membantu memegang tangannya ketika ia berusaha bediri
"Ohh tentu saja aku lupa, panggil saja Mima" katanya sambil mengulurkabn tangannya mengisyaratkan untuk bersalaman. Loc menyambut salaman itu dan menjawab singkat "Loctis atau Loc saja" Tiba tiba muncul secara perlahan dari warna warna yang bercampur, sebuah meja di antara keduanya. Dua kursi yang masing masing dibelakang mereka dan papan catur di atas meja. "Ingin bermain catur?" tanya Mima
"Ca.. tur?" Jawab Loc kebingungan ditambah bagaimana caranya ada meja muncul diantara keduanya. Tapi tentu saja ini adalah alam mimpi. Ia duduk di kursi di belakangnya setelah melihat Mima duduk di kursi yang baru muncul lalu mengamati ukiran ukiran kayu yang berbeda pada bidak bidak diatas kotak puith-hitam itu. Dengan bermain permainan ini Mima bisa saja membaca pola pikiran Loc bahkan sebelum bertarung
"Jadi kau tidak tahu catur?"
"Tidak? Apakah ini semacam meja strategi perang?"
"Yah.. kurang lebih seperti itu"
"Kalau begitu empat potongan yang berada di setiap pojok papan ini adalah menara panah"
"Kurang... lebih. Sepertinya kau datang dari dunia yang jauh berbeda dariku" Mima menggaruk pelipisnya yang bahkan tidak gatal
"Dunia memang tempat untuk berperang" gumam Loc pada dirinya sendiri. Mima mendengarnya dan mulai menopang dagunya dengan kedua tangannya. Ia sangat tertarik dengan cerita Loc. Melihat Mima diam saja, artinya Loc dipersilahkan berbicara lebih banyak. "Perang merenggut keluargaku, dan aku akan membalasnya. Suatu saat" lanjut Loc dengan nada sedikit lebih bersemangat. "Loc! Itu mengejutkan. Seharusnya kamu bersyukur karena selamat dari irtu semua dan... menjalani hidupmu dengan bahagia. Mungkin mereka juga akan bahagia di sana mengetahui kau selamat." "Tidak, aku tidak ingin lari dari itu. Aku ingin membunuh satu atau dua dari mereka. Aku sudah siap— sampai akhirnya si kepala bantal malah memertemukanku dengan... seorang wanita"
"Sebuah senjata" balas Mima cepat tanpa jeda dengan kata terakhir yang keluar dari Loc. "Apa? Maaf kau bilang apa?" Tanya Loc sambil menyipitkan matanya dan melihat Mima sedikit lebih dekat mencondongkan badannya. "Equilibrium juga mengancam kebahagiannku, kebahagiaan keluargaku." "Atau... memang kau seharusnya tidak hidup bahagia" Jawaban Loc membuatnya sedikit terkejut. Mima kembali duduk tegak dengan kedua tangannya dilipat di atas meja. 'Benar juga' pikirnya. Jangan jangan memang kebahagiaan dengan keluarganya hanyalah semu. Sebagai seorang yang selamat dari insiden itu, tidak ada orang yang terlibat dalam peristiwa itu bahkan untuk berkeluarga. "Aku harus menghapusnya" kata Mima yang secara tidak sadar terpeleset dari mulutnya. "Kau hanya ingin lari dari kenyataan itu tetapi malah kenyataan yang membayangimu." "Dan kau... malah mempertaruhkan nyawamu demi kebahagiaan yang belum tentu kau dapat" Lanjut Mima
"Dasar bodoh" ejek Loc sambil membuang mukanya ke samping. "Mimpimu juga merupakan sebuah kebodohan" balas Mima. Dua pemimpi bodoh itu saling merenungkan keinginannya yang dihiasi oleh hening. "Bagaimana kalau kita saja yang berperang? Ratu huban menjanjikanku untuk melawan seorang penyihir tapi aku malah menemukanmu" Alih alih tidak tahu tentang permainan catur, Loc menantang Mima untuk bertarung. "Aku tidak berfikir akan menjadi secepat ini. Ratu huban juga mengatakan untuk memberitahu musuhku bahwa satu satunya jalan keluar adalah dengan mengalahkan musuhmu" Mima kembali berdiri lalu menunggu Loc ikut berdiri dan memasang senyum di wajahnya. Meja, kursi dan catur itu kembali memudar menjadi campuran campuran warna dan menghilang. Mima bersiap dengann kuda-kudanya sedang Loc kembali mengambil hammerheadnya dipegang dengan kedua tangannya
.
.
Beberapa detik mata mereka saling memandang. Sekarang adalah membunuh atau dibunuh. Yang kalah akan menjadi serpihan mimpi
.
.
Bab 3
Mima. Tarian Equilibrium
Satu ayunan kuat dengan mengandalkan momentum dari berat beban senjatanya, Loc maju ke arah Mima dan melancarkan satu pukulan yang sangat kuat. Sayangnya palu itu dapat ditahan dengan silangan kedua tangan besi Mima di depan dadanya. Tidak ada kerusakan tetapi Mima berhasil dibuat terseret kebelakang beberapa langkah setelah menerima ayunan palu milik Loc. Melihat Loc melompat ke arahnya dengan hammerhead yang sepertinya akan ia banting ke bawah, Mima mendapat celah untuk menyerang balik. Mima maju selangkah lalu melancarkan uppercut ke arah perut Loc. Apa boleh buat bagian itu memang sangat terbuka bahkan chestplate miliknya hanya menutupi dada sebelah kirinya. Loc merasakan mual dan tiba tiba memuntahkan asam klorida berwarna bening keluar dari mulutnya
Loc terpental lalu jatuh ke atas tanah. Ya, tanah. Beberapa saat setelah ia bisa berdiri kembali, ia sadar bahwa bar tadi kini berubah menjadi hutan yang sangat luas. Siapa yang berhak mengganti suasana nya? pikir Loc. Bagaimanapun caranya ia hanya perlu menghabisi lawannya dengan hammerhead di tangannya. Mima kembali berlari ke arah Loc dan berusaha meluncurkan beberapa pukulan ke arah Loc. Satu pukulan ke kepala berhasil dihindari, satu pukulan ke bagian dada dapat ditahan dengan gagang hammerhead miliknya, tetapi satu pukulan lagi ke wajahnya berhasil mendarat dengan tepat
Tetapi serangan seperti itu tidak menentukan kemenangan Mima. Loc hanya sedikit pusing lalu melihat sebuah tendangan besi akan mendarat ke pipinya, ia berguling ke belakang Mima, berbalik arah lalu menyapukan hammerheadnya ke satu kaki yang kini hanya itu yang digunakan Mima untuk menopang berat badannya sedang satu kaki masih berada di udara. Loc berhasil membuat mima terjatuh lalu sebuah hantaman palu dari atas segera menuju ke tubuh Mima. Itu adalah raut wajah yang penuh dendam, raut waja yang dilihat Mima dari pemuda yang akan meremukkannya dengan palunya
Sayangnya dengan kelincahan tubuh Mima, ia berhasil berguling ke samping menghintari kematiannya yang akan terlihat terlalu awal. Menganggap Loc lebih kuat dari perkiraannya ia mengambil sebuah baton yang tersampir ke tangan kanannya. Ketika mima berdiri ternyata Loc sudah berjarak empat ubin dari dirinya, siap mengayunkan hammerheadnya dengan trayek seperti sebuah uppercut ke kepalanya. Mima masih memiliki waktu untuk menangkisnya dengan baton, lalu melancarkan satu pukulan ke kepala Loc dengan tangan kirinya yang bisa dihindarinya dengan mudah. Tetapi Mima ternyata sudah memutar batonnya menjadi sisi yang panjangnya ke depan dan berhasil menusuk ulu hati Loc dengan ujung tumpul baton kembali tanpa bisa ditahannya.
"Ugh—" renta Loc kesakitan sambil mengambil beberapa langkah mundur menjaga jarak sekaligus memertahankan keseimbangannya agar tidak terjatuh. Pukulan tadi seakan Mima ingin mengatakan 'sadarlah dari mimpi itu' Melihat Mima menggunakan baton yang dapat ia kombinasikan dengan sempurna dengan pukulan pukulan tangan besinya, kini ia berencana untuk menggunakan hammerheadnya menjadi Gada ganda. Satu hantaman dari atas ke bawah membuat Mima dengan refleks menghindar ke samping. Kini ujung palu hammerhead Loc terpisah dari tongkatnya da menjadi dua bagian –satu menancap di tanah sedang satu lagi terbang dengnan garis lurus di atas lainya. Tongkatnya ia berdirikan di antara keduanya lalu kedua beban palu itu menyambung kembali sehingga sekarang berubah menjadi dua Gada yang saling berlawanan arah ujung beratnya.
Dua lawan dua, pikirnya. Loc melesat ke arah wanita itu lalu melancarkan serangan bertubi tubi dengan kedua gadanya. Kini serangannya sedikit lebih cepat karena beratnya telah terdistribusi di kedua tanganya. Serangan serangan tadi dapat ditangkis oleh Mima. Tetapi tidak semua. Satu ayunan dari samping menghantam tengkorak pipi Mima dam membuatnya ia terpelanting ke kiri lalu jatuh. Melihat loc kembali ingin melancarkan serangan jump-and-drop-nya ia menghindarinya dengan mudah lalu mencoba kembali berdiri dan mengambil nafas yang mulai tersengal sengal. Tentu saja Loc juga tersengal.
Pertarungan ini menjadi serius. Kedua pemimpi itu akan membuktikan mimpi siapa yang paling kuat. "Aku tidak mendapat hidup bahagia, tapi mengapa kau malah memertaruhkan milikmu" Percakapan ini justru dimanfaatkan Loc untuk memulihkan stamina nya yang meledak di awal pertarungan tadi. "Tapi aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya hidup bahagia, dengan kedua orang tuaku mati" Mima melesat ke arahnya lalu melancarkan serangan bertubi tubi dengan baton dan tangan besinya. Kiri, kanan, lalu kiri kembali begitu seterusnya, keduanya saling menangkis serangan menghasilkan dentingan dentingan besi besi yang intervalnya terdengar semakin cepat
Satu pukulan keras dari Mima dapat ditahan oleh Loc, tetapi malah Loc yang dibuatnya terseret ke belakang beberapa meter. 'Apa apan pukulan tadi' pikir Loc. Pukulan tadi serasa jauh berbeda dari sebelumnya, bahkan ia menutup mata ketika menahannya. Saat matanya dibuka kembali, tiba tiba ia berdiri di atas kotak berjalan. Ini terjadi lagi. Hutan tadi menghilang menjadi jembatan besar yang panjang dengan suara desisan angin sangat kencang dari tempat ia berdiri. Ia melihat ke sekelilingnya dan ternyata banyak sekali roda –atau entahlah, ia belum pernah melihat teknologi angkutan seperti itu.
Mima dan Loc kini berada di atas truk cargo yang sedang berjalan dengan kecepatan diatas 60 kim/jam. Kalau bukan dari dunia Loc, tidak diragukan lagi ini adalah potongan dunia dari Mima. Mima berlari dari truk tempat ia berdiri ke arah mobil di depannya dan meloncat ke atasnya tentu saja dengan bantuan kecepatan dari truk itu. Ia menunggu serangan lainnya dari Loc. Benar perkiraannya Loc langsung menyusulnya dan melompat dengan kedua gada nya bersiap dihantamkan ke arah Mima. Tak disangka Mima malah melompat ke arahnya juga melancarkan serangan ke arah Loc yang berhasil ditangkisnya. Tabrakan tadi membuat keduanya tertahan sebentar di udara lalu sampai truk di belakang Loc sampai di bawah mereka, Mima langsung membanting senjatanya ke bawah. Loc dibuatnya terbaring keras menghantam cergo itu dab membuat sedikit penyokan di sana
Mima dari atasnya bersiap untuk menyelamkan kepala Loc ke dalam cargo itu dengan injakan kakinya seperti sebuah komet. Satu sayunan gadanya ke samping mengenai kakinya sehingga trayek tendangannya berbelok ke arah mobil di sebelah truk itu. Kesempatan itu digunakan Loc untuk membalas Mima. Loc lompat cukup tinggi dari atas cargo ditambah ketinggian mobil tempat Mima mendarat lebih rendah, dan kini giliran Loc yang akan mengahantam Mima dengan kedua gadanya seperti dua pecahan meteor dari atas. Tapi lagi lagi pukulan tidak biasa itu dilancarkan Mima. Kedua tinjunya tepat mengenai dua senjata tumpul milik Loc dan malah membuat Loc terbang kembali ke atas, tetapi lebih tinggi. Mima melompat dengan tidak masuk akal sampai sampai ia membuat atap mobil itu masuk ke dalam dan dapat menyusul ketinggian Loc. Satu tangan Mima berhasil medapatkan leher Loc dalam cekikannya lalu ia melempar Loc kembali ke bawah sangat keras
Loc kini terbaring, kembali di atas tanah. Ya, tanah lagi. Satu hal yang Loc sadari adalah pemandangan sebelum ini bukan dari dunianya, yang berarti itu tadi adalah dunia Mima. Itu artinya tidak salah lagi bahwa Mima lah yang memiliki sedikit [Kehendak] untuk mengubah tempat pertarungan, meja, papan permainan, dan juga kursi saat pertama kali mereka bertemu. Apa yang membuatnya dia memiliki hak atas itu? sambil mencoba berpikir dan berdiri di atas lututnya, ia mendengar Mima mengatakan sesuatu
"Karena aku akan mengalahkanmu, aku akan membiarkan kau mengetahui sesuatu. Aku akan membiarkan kau mengetahui sepotong Equilibrium ini. Dan kau akan mengerti kenapa akubingin menjauhinya, menghapusnya dari hidupku" Sedikit ceramah dari Mima, lalu ia mengambil kuda kudanya kembali yang kini lebih rendah dari sebelumnya. Insting Loc mengatakan bahwa gerakan Mima selanjutnya benar benar akan menghabisinya
"Equilibrium!" –Enambelas Langkah Mematikan—
1
Mima melesat ke arah Loc yang baru saja berhasil berdiri di atas kedua kakinya. Satu pukulan mendarat ke dadanya tetapi tertahan oleh chestplate
2
3
4
5
6
Pukulan berturut turut dari kiri lalu kanan dan kiri tetapi dengan ketinggian target pukulan yang berbeda, sempat tertahan denga gada milik Loc tetapi satu hantaman baton miliknya mengenai lengan atas milik Loc
7
8
9
Loc mulai kuwalahan menahan serangan bertubi dari Mima yang semakin cepat ditambah satu lengannya yang masih yerasa nyeri sampai melangkah mundur beberapa kali
10
11
12
Kini Mima menyerang sambil berlari memutari lawannya, mengekspolitasi titik butanya dengan kecepatan yang tidak masuk akal
13
14
15
16
Empat serangan terakhir terlihat lebih tidak masuk akal dan terasa hampir bersamaan dari 4 arah yang berbeda diakhiri tendangan besi dari kaki kanannya mengantarkan Loc melayang jauh kebelakang menumbuk batang pohon dan cukup untuk merobohkannya. Pijakan di sekitar Mima juga berubah menjadi cekungan yang sangat luas karena langkah langkah kakinya yang dahsyat. Dengan tumbangnya pohon itu Mima menghirup oksigen segar sangat banyak hingga memenuhinparu parunya dengan singkat dan mengeluarkannya perlahan.
.
.
Ia tidak harus berubah menjadi butiran butiran pasir mimpi dan melanjutkan kebahagiaannya di dunianya
.
.
Bab 4
Besi Yang Meleleh
Terlalu cepat untuk merasa lega, Mima terkejut setelah buangan nafasnya dan ototnya yang mulai mendingin. Hutan yang tadi hijau dan lebat kini menjadi lautan api dari pohon pohon yang terbakar. Hutan yang selama ini ia pikirkan sebagai tempat bertarung bukan lagi hutan yang ia lihat sekarang. Ada yang bermain dengan mimpinya. Ratu Huban! pikirnya. Mana mungkin Loc bisa bertahan dari serangan serangan tadi
Tapi sebelum pikiran terakhir itu datang ke kepalanya, ia melihat Loc masih bisa menggerakkan lengannya. Tangannya mencoba menopang berat badannya sambil gemetaran. "Jadi seperti itu" Gumamnya. Ia terus mencoba untuk kini berdiri tetapi satu kali usahanya malah membuat ia terlungkup kembali. "Mimpi yang paling kuat yang akan menang" Katanya sambil mengangkat kepalanya ke atas. Kini ia berhasil berdiri dengan satubkaki dan kedua tabgannya seperti awalan pada lomba lari marathon.
"Aku akan membuktikan kalau mimpikulah yang lebih kuat." Mima sadar, yang berulah drngan hutannya adalah sebagian mimpi dari Loc. Kedua mimpi itu saling bertarung, dan bercampur menjadi satu, menjadi hutan api. Hanya saja Mima belum melihat bentuk alam yang diimpikan oleh lawannya. Terlambat untuk memanaskan kembali otot ototnya, Mima langsung mengambil posisi siaga. Kini kuda kudanya terluhat payah, mungkin karena ia masih tidak percaya kalau Loc bertahan dari sepotong Equilibrium. Mima hanya berharap stamina laeannya sudah tidak cukup untuk menyerangnya atau setidaknyania tidak memerlukan usaha berarti untuk menangkisnya
Loc mengambil kedua gada nya kembali lalu menggabungkan kedua pangkal pegangan menjadi sebuah tombak hammerhead kembali dengan mekanisme yang sama seperti saat ia merubah hammerheadnya menjadi gada ganda. Loctis dengan hammerheadnya kembali berdiri sempurna seperti saat sebelum memulai pertarungan. Hanya saja dengan luka lebam dimana mana. Dengan satu sentakan kaki, Loc melesat ke arah mima mengayunkan palu nya dari samping ke depan untuk menghantam tubuh lawannya. Serangan klasik, Mima dapat menahannya dengan mudah, sayangnya ia berhasil terseret ke belakang beberapa ubin.
Mima mendengar suara seperti suara kaca yang pecah. "Tidak mungkin!" kata Mima. Ternyata bersamaan dengan hantaman palunLoc, hutan tadi pecah berkeping keping seperti sebuah cermin dan digantikan dengan pemandangan yang jauh berbeda. Pemandangan dengan cahaya redup kemerahan dan suasana yang sangat panas. Kini giliran Loctis yang membawa dunianya ke alam mimpi. Mereka berdua sekarang berada di tempat bekerja Loc sebagai penempa. Mima mendapatkan pemandangan yang cukup mngerikan. Di samping kanannya adalah senjata senjatabyang belum selesai mulai dari ujung tombak, bilah sabit, sampai silet silet pisau yang berjajar di atas meja kayu. Sedang di samping kanannya terlihat seperti bak mandi dari batu, yang berisi air, mendidih. Tepat di depannya adalah gerindra untuk meruncingkan logam.
"Kau akan berakhir dalam mimpimu sendiri" Tanpa melihat yang ada di belakangnya yang hal itu akan menghabiskan waktunya ia ingin Loc berakhir pada gerindra itu. Beberapa langkah cepat ditempuh sampai ia cukup dekat dengan Loc lalu Mima melancarkan tendangan sambil melompat ke arah Loc. Berkat berat daari senjatanya, Loc tidak berakhir terjepit di antara gerindra besi besar dengan meja itu. Mima yang baru saja mencari keseimbangan setelah tendangannya, tiba tiba kakinya tersapu oleh palu Loc ke belakang, membuatnya jatuh ke arah meja gerindra dan menahan tubunya dengan kedua tangannya di atas meja. Loc dati belakang menekan kepala Mima agar kepalanya rata oleh gerindra. Hanya satu senti lagi dari hidung wanita itu, Mima dapat menahan dorongan di kepalanya. Ia cepat cepat menyikut ulu hati Loc lalu menghindar jauh jauh dari calon penyebab kematiannya
Loc menekan tempat ia disiku sebentar untuk meredakan rasa sakitnya. Keputusan yang salah diambil Mima, ia malah mendekat ke arah air mendidih akibat celupan logam panas ke dalamnya. Loc paham betul dengan situasi di workshopnya sendiri. Loc segera melesat ke arah Mima dengan ayunan palu dari samping siap menghempaskan Mima. Klasik, sekali lagi pikir Mima tetapi ternyata bukam itu yang diinginkan Loc. Rencana Loc berhasil untuk menyiram Mima dengan air panas dari dalam bak itu. Mima tersandung, refleks, tangannya memegang bibir bak aor itu dengan kedua tangannya. Yanv malah membuat Air panas itu menyiram separuh tubunya dari bawah.
Teriakan sangat keras keluar dari mulut Mima akibat rasa nyeri di banyak tempat sekaligus. Teriakan itu cukup memekikkan telinga, bergetar, sangat keras sampai Loc sendiri merasa bahwa pita suaranya akan robek. Bertahan dari sekedar air panas, Mima kini yang bergetar di atas kedua kakinya. Ia hanya berpikir untuk bertahan kali ini. Menghindar sedikit ia akan menuju ke sudut ruangan yang salah. Tapi tidak mungkin salah kalau didepannya banyak senjata, pikirnya kembali. Tanpa ragu Mima berlari melewati Loc ke arah tumpukan nilah bilah yang belum jadi itu. Mima mengambilnya beberapa lalu melemparkannya ke arahnlawannya seperti melempar piring. Loc yang baru saja membalikkan badan terkena beberapa bilahnitu dan menancap di lengan kirinya, paha kanan, dan tergores di bagian perutnya. Memberikan arti senjata makan tuan yang sebenarnya
Tetapi tidak semua bilah itu mengenainya dan bahkan kembali ke arah Mima akibat ayunan mirip baseball itu ke beberapa bilah terbang. Satu ujung tombak terbang ke samping kepala Mima dan memotong ujung telinganya. "Arh sialan!" umpatnya dan beberapa umpatan lainnya sambil menvoba meraba telinganya yang sudah tidak utuh. Satu detik lenga itu dimanfaatkan Loc untuk mendekat tanpa menghiraukan bilah yang tertancap pada dirinya. Jarak satu tombak, Loc mengayunkan Mima ke samping sehingga ia melayang ke arah sudut yang belum sempat ua amati itu. Dan ternyata di sanalah mimpi buruknya
Mima terbaring dan otomatis melihatbke arah atasnya. Itu adalah sebuah perapian yang sangat panas dan terdapat tungku di atasnya, tungku yang terbuat seluruhnya oleh batu. Loc melesat ke arah Mima sambil melomat dan palu nya siap dihantamkan ke arah bawah. "Hyaaa--" Mima menutup mata sambil mengilangkan kedua tangannya ke depan untuk bersiap menahan palu itu. Terdengar suara benturan, Mima membuka kedua matanya. Ayunan Loc meleset ke samping kiri kepalanya. Mengapa? Apa dia tidak sanggup membunuh lawannya? pikir Mima. Tanpa dipikir lebih panjang, Mima menelungkupkan badannya dan melakukan tendangan kaki kuda-besi ke tubuh Loc yang berhasil membuatnya terbang ke belakang.
Naas, saat ia mengangkat kepalanya ia sadar, memang yang diincar Loc bukanlah kepalanya. Melainkan penahan yang menahan tungku batu besar itu menggantung di atas api yang super panas. Jika saja setengah detik yang lalu ia menyadarinya mungkin kepalanya tidak akan terbentur oleh benda besar yang dipijarkan itu. Tetapi justru lebih buruk. Tungku itu berisi cairan yang berpijar berwarna merah krimson kekuningan yang kental. Ifu afalah logam logam cair akibatbpanas yang cukup ekstrima dan lama. Cairan itu tumpah tepat ke arah separuh tubuh dari atas milik Mima. Teriakan kembali terdengar dengan lebih keras. Teriakan itubakan membuat anak anak bahkan menangis kencang saat mendengarnya. Teriakan itu bahkan dapat membuat orang tidak bernafas selama satu sekon. Teriakan Mima trrdengar sperti teriakan arwah Banshee. Rambutnya terbakar habis, kulitnya mengelupas menyisakan daging dan bahkan lelehan logam itu menembus otot otot yang menempel di tengkoraknya dan menyisakan tengkorak putih di sana.
.
.
Kini mimpinya untuk menghapus Equilibrium telah terwujud. Bersama dengan dirinya sendiri, di dalam kolam krimson besi yang meleleh
.
.
--
Loc berhasil pulih dri tendangan Mima, dan pemandangan kini berubah kembali menjadi putih dimana mana seperti pertama kali ia masuk ke alam mimpi. "Ratu Huban!" Teriaknya ketika mengingat apabyang terakhir kali ia lakukan. "Apa yang kau rencanakan?!" Lalu si gadis berkepala bantal itu muncul beberapa langkah di depannya. "Hanya... mimpi yang menarik?" jawab gadis itu. Tidak mungkin hanya itu pikir Loc. Kenapa ia harus membunuh lawannya yang bahkan bukan lawan Loc seharusnya. "Haat" Satu ayunan kuat, hammerhead Loc mengenai gadis kepala bantal. Mengenai-- atau seharusnya begitu. Gadis itu berubah menajdi bulu bulu lembut yang biasa dibuat sebagai isi bantal. Safu detik kemudian ia muncul di belakang Loc
"Hoi jawab!" Bentak Loc sambil mengayunkan hammerheadnya memutar sehingga akan mengenai Ratu Huban lagi sebelum ia melakukan hal yang sama berubah menjadi bulu. Ia muncul kembali sambil menjawab "Tetapi mimpimu terwujud kan? unuk menjadi lebih kuat. Setidaknya Mima juga senjata yang mematikan sama seperti Nirbingkai yang kamu bayangkan" Benar juga, tetapi Loc tidak ingin setuju dengan kepala bantal. Ia mengubahnhammerheadnya menjadi gada ganda kembalinlalu melemparkan satu ke arah Ratu Huban dan satu lagi ke belakangnya. Prediksi yang salah karena. Ratu Huban bahkan tidak muncul kembali setelah menghilang menjadi bulu.
"Begitulah cara kerja mimpi. Satu mimpi terwujud, artinya mimpi itu mengahncurkan mimpi orang yang lainnya. Kalau kau bermimpi membunuh seseorang karena dendam dan terwujud, mimpi orang itu untuk menjadi keluarga yang bahagia tidak akan pernah terwujud-- dan bahkan hancur. Dan ahh.. semoga keluarga Mima dapat diberikan ketabahan, dengan kehilangan Mima, keluarganya juga tidak terancam untuk dibunuh"
Hmm, jadi inilah kesan yang saya dapat begitu selesai membaca entri Loctis:
BalasHapus1. Pembukaannya panjang dan nggak penting banget. Mending kalau jadi pemanis dengan kesan yang dramatis ..., tapi ini apaan? Apa pentingnya? Dan gak begitu signifikan pula hubungannya sama alur ceritanya. Awalannya juga klise banget. Bangun tidur, pakai sarapan dan aktivitas gak penting lainnya pula.
2. Kalimatnya asli bertele-tele dan mubazir kata. Nggak bikin saya terpaut untuk baca terus dengan nyaman. TBH, saya banyak skimming. Kalimatnya bisa diringkas, sebetulnya. Lagi, banyak juga kalimat yang nggak efektif dan diksinya minim variasi--kasarnya, itu-itu lagi. Saya sarankan pakai sinonim biar lebih beragam pemilihan katanya.
3. Paragraf gajah.
Paragraf yang terlalu gemuk sampai mengandung lebih dari satu pokok pikiran. Bahkan dua atau lebih dialog ada dalam satu paragraf. Lebih baik, satu paragraf untuk satu topik bahasan. Dan terdiri atas tiga sampai lima kalimat.
4. Banyak banget kesalahan EYD, miss tanda baca, dan typo. Masa banyak banget kata berulang nggak pakai setrip, titk di akhir kalimat pada hilang-hilang, kata bahasa asing yang nggak dimiring, kata depan yang dipisah, dsb. Tolong, ke depannya lebih diperhatikan lagi. Ini sangat mengganggu kenikmatan membaca. Cari-carilah referensi di internet atau dari buku bacaan. Atau, lihat entrinya author-author lain.
5. Ada yang bikin kesendat. Yakni dialog yang kadang nggak pakai keterangan. Jadi siapa yang ngomong saya bingung. Berhubungan juga dengan paragraf gajah.
6. Narasinya sangat tell. Bukannya itu salah, cuman teknik tell yang diterapkan malah bikin narasinya kurang enak dicerna. Pembaca malah sulit memvisualisasikan adegan demi adegan dan nggak dapet nilai estetis apa pun dari tulisannya.
Dan bukannya ... banyak buku-buku tips menulis yang bilang, "show not tell"?
7. Adegan dipukul-pukul malah dipakaikan angka. Berasa kayak countdown dan makin mengurangi keindahan tulisan.
8. Tulisanmu nggak mengandung unsur kejutan atau bikin impresi. Karakternya masih berasa kurang catchy dan tipikal.
Normalnya, saya kasih 5.
But,no ...
Ternyata ada yang jauh lebih fatal dari semuanya, yakni: kamu pakai lore Vandaria Saga dan kamu nggak menyertakan keterangan bahwa kamu udah minta izin sama pihak yang bersangkutan.
Ini OCT, ada sponsornya, bukan ajang fanfic.
Dan memangnya, orang nggak bakalan tahu kamu comot konsep dari mana? Saya pikir, itu bukan ketidaksengajaan mengingat kamu jelas-jelas mencantumkan lore Vandaria lengkap dengan Nir-bingkai (frame-less) dan sistem sihirnya. Ada era penjajahan frameless, era kesetaraan, Kerajaan Nirwana Kerajaan Edenion, bahkan pas saya mampir ke CS saya lihat ada Vanadis plus Deimos-nya. Emang ada ras lainnya bernama myu (feyline) di sana—dan sepanjang saya baca beberapa novel Vandaria belum menemukan (atau malah ada juga jangan-jangan?). Tapi itu nggak memungkiri bahwa kamu ngambil ide orang lain mentah-mentah. Nirbingkai bahkan kamu gambarkan persis banget asalnya. Dingin, cek. Warna mata beda satu dengan yang lain, cek. Pucet dan rambut putih, triple check!! WTF?
Astaga, kalau kamu terinspirasi dari sesuatu, itu sah-sah aja. Tapi kasusmu bener-bener ... meletakkan konsep orang di punyamu dan mengikutsertakannya ke sebuah event. Itu namanya plagiarisme nggak pakai pikir panjang. Kamu tahu kan, di lingkungan akademis itu berarti apa? Dan kamu juga paham kan, gimana susahnya membuat sebuah ide orisinal?
Vandaria Saga itu terkenal dan banyak orang yang tahu. Menjiplak worldbuilding karya terkenal sama aja kamu nganggap pembaca bodoh dan, siapa memang yang mau dibilang bodoh?
Jadi karena itu, poin berkurang 5.
Meski demikian, saya akui saya suka beberapa bagian battle-nya serta kematian Mima yang greget sekali. Poin tambah 2.
Maka secara keseluruhan, nilaimu 2.
Tertanda,
Fi.
OC saya walk-out. Namanya Rebecca Friedmann.
Saya harap kejadian kayak gini nggak akan terulang lagi di masa mendatang.
PS: kalau kamu konfirmasi bukti udah minta izin betulan, saya tarik komen dan ubah nilainya.
Sebelumnya, maaf bila kata-kata saya terasa frontal. Saya nggak bermaksud menjatuhkan.
HapusSetiap orang bisa belajar, yang menulis maupun yang memberikan kritik sama-sama bisa mengambil hikmah. Bahkan yang menyelenggarakan acara juga demikian :D
HapusSedikit menjawab problematika ini, saya sebagai admin FBC memang mengizinkan karakter dari settingan fiksi lain (yang sudah established) selama karakternya masih karangan sendiri. Mungkin mirip dengan kasus Baikai Kuzunoha (dari author Nibelhero) pada BoR4L yang jelas-jelas menggunakan settingan dari Shin Megami Tensei terkait Raidou Kuzunoha, dengan demon-demonnya pun semua berasal dari compendium itu. Dan waktu itu, OC setengah original ini memang diperbolehkan. Jadinya saya mengambil landasan argumentasi ini untuk mengizinkan Loctis Verlohein sebagai peserta FBC.
Tujuan kami menyelenggarakan Free Battle Challenge adalah mengenalkan konsep pertarungan karakter ala BoR sekaligus membuatkan panggung untuk OC-OC lawas dari generasi BoR terdahulu. Dan saya menitikberatkan pada unsur "having fun"-nya, mari kita sama-sama bersenang-senang dalam menulis. Dan karena ini Free Battle, jadi apapun cenderung saya bolehkan di sini. OC yang sudah pernah berpartisipasi di BoR generasi sebelumnya, bahkan yang pernah diikutkan di OCT lain juga saya bolehkan sebagai peserta.
Kalaupun ada kesalahan mengenai pelanggaran hak cipta, maka kesalahan terbesar itu terletak pada saya sebagai admin FBC yang memang mengizinkan terjadinya hal demikian. Saya sendiri merasa ini belum sampai taraf plagiarisme. Penulis bisa menulis cerita yang dia inginkan dan resikonya adalah penilaian dari para pembaca.
Mari kita tunggu jawaban dari author Loctis sendiri.
Seperti yang saya katakan, semua ini bisa jadi pelajaran berharga. Masukannya saya terima dan ini juga sudah jadi perhatian saya dari dulu. Pada perhelatan BoR6 sebentar lagi, saya akan benar-benar memperketat penyeleksian untuk OC setengah original.
Demikian saya sampaikan sebagai admin Free Battle Challenge. Terima kasih dan mohon maaf.
- Heru Setiawan -
point 1-8 saya setuju memang sangat, keterbatasanku sebagai penulis terutama pemilihan diksi yang sangat kurang. dan wisely untuk pembukaan itu memang dibuat untuk pengenalan latar. mengingat entri entri sebelumnya banyak dikritik soal asal power yang ga jelas, maka di sini saya mencoba tidak mengulanginya lagi.
Hapusuntuk pengambilan latar memang saya sengaja untuk mengambil latar dari sana dan tentu saja hanya sebagai latar. malah kalau kita lebih jeli karakter ini kelihatan sekali diambil dari game rpg java heroes lore terlihat dari setting masa lalu dan tinggal di panti.
kenapa saya ambil dari situ, karena di salah satu media newstellernya pernah terbaca kalau dunia itu adalah sebuah "open source." jadi mungkin saya juga salah memaknainya ya? juga nama dari Battle of [Realms] sendiri yang aku artikan sebagai... ya realms apa saja bisa berakhir di sini. kalau salah silahkan dibenarkan. kalau memang menyalahi, saya berterimakasih karena diingatkan.
Juga saya berterimakasih atas kritik yang telah disampaikan, karena memang kita memerlukan orang lain untuk melihat blindspot kita. untuk kedepannya saya janji akan membuat realm sendiri original dan dekat dengan kehidupan saya di farmasi. kalau masih ada kemiripan (di tulisan selanjutnya), silahkan jatuhkan nilai saya dengan alasan ide tidak original
aku ingat aku pernah berjanji denfgan diriku sendiri untuk "keep trhowing my shit" sampai tidak ada yang tersisa
PS: ohh ini iya balasnya lama bukan karena apa apa, tapi memang saya agak disibukkan dengan tugas... dan praktikum. maaf sebelumnya
Hayuklah ikutan BoR6 dan buat karakter yang full ori~ Saya menantikannya :D
HapusHayuklah ikutan BoR6 dan buat karakter yang full ori~ Saya menantikannya :D
HapusMaaf, saya masuk lapak
BalasHapusberkaitan masalah review, Alfi memang ada rasa tak suka dengan entri yang jelas-jelas mengambil karya orang lain. kebetulan dia juga sempet diperlakukan sama waktu debutnya dulu sehingga saya sedikit mengerti perasaan dia. Yah, pada dasarnya dunia tulis-menulis, kita harus siap disemprot. itu yg mungkin ia ingin tunjukkan.
namun kesalahan kita semua adalah melupakan esensi dari FBC itu seniti.. it's for fun, we forget it
well, cuma itu yg bisa saya katakan. jangan sampe terjadi di kemudian hari
Adam Cainable
Akhirnya masuk sini juga...
BalasHapusKarena Admin sudah mengijinkan charsheet, kurasa tidak apa-apa. Dan karena LOCTIS VERLOHEIN itu karakter asli buatan Arya, kurasa tidak apa-apa #ditendang
Yang paling menonjol dari entri ini adalah tarian equilibrium dan ending yang ciamik, tentu saja aku menyukainya. Mama Mima akhirnya bisa menghapus Equilibrium meskipun dirinya sendiri juga terhapuskan. Untuk tarian equilibrium, gerakan Mama Mima mudah dicerna, pun begitu dengan gerakan Loctis. Ada efek-efek yang dijelaskan dari pertarungan mereka berdua
Selebihnya sudah dijelaskan komen teratas
7 untuk Loc ❤
OC Rea Beneventum
Welp...
BalasHapusperkara karakter yang kayak gini saya pribadi gak masalah sih... jatohnya kan kalau kayak gini semacam K9999 dari King Of Fighters 2001 yang jelas-jelas njeplak si Tetsuo dari Akira. Tapi ini jatohnya bukan parodi sih, ada istilahnya buat karakter-karakter seperti ini, cuma lupa lagi. Tapi yang jelas ini adalah glorifying the concept into new universe, tau tuh artinya apa www
Perkara pembawaan cerita masih kurang luwes, tapi saya kerasa adegan battle yang lumayan elegan.
Jadi yap, saya beri 8/10 untuk nilai akhir :>
Salam Sejahtera dari Enryuumaru dan Zarid Al-Farabi, yang mengaku rip-off dari Scaregant, Mad Max, dan Doraemon
akhirnya ada juga waktu membaca dan ngetik, meskipun waktu deadline kasih nlai udah lewat.
BalasHapusjujur, pertamakalinya ada entry FBC yang cukup dalam ngupas masalah keluarganya Mima, termasuk motivasinya ingin menghapus Equilibrium, dengan ending yang mengingatkan saya pada endingnya Terminator 1 (jadul banget sih, astaga). Saya harus salut kalau memang iya author riset dulu sebelum membuat ini.
btw, saya lihat author punya potensi menulis dialog-dialog yang filosofis, melihat ada beberapa kalimat yang kesannya mendalam, intrapersonal, hanya saja kurang dibungkus kelincahan diksi. Kurang ngalir dan jadi terasa garing,
bagian fave saya, jujur, adalah endingnya Mima. "Kini mimpinya untuk menghapus Equilibrium telah terwujud. Bersama dengan dirinya sendiri, di dalam kolam krimson besi yang meleleh"... wow, sungguh datar, kejam, seolah menegaskan karakternya Loctis yang merasa dirinya datar-datar aja tetapi terlihat kejam dan menyeramkan dari luar.
sekear usulan, jangan malu-malu untuk merancang realm karakter sendiri. Saya mengawalinya dulu (menulis cerita) juga dengan menulis fanfiksi, baru setelah itu ikut BoR dengan tokoh si Emak Mima ini. Untuk proses kreatif ini, jujur, mengasyikkan lho kalau udah 'nemu' chemist-nya.
ikut BoR 6 ya!
regards,
Rakai A
(OC Mima / Franka Zaitsev di BoR6)
rasanya seperti sesuatu yang istimewa, tulisan ini dibaca langsung oleh penulis mima. sebuah kehormatan bisa dibilang? terimakasih banyak sebelumnya
HapusTentu saja saya melakukan riset terlebih dahulu, tidak mendalam namun beberapa poin penting saja. Karena yang kalah akan menjadi debu, saya coba untuk setidaknya mewujudkan impian mima sebelum akhirnya menghilang.
untuk realm sendiri sebenarnya aku punya beberapa maksud kenapa saya membawa 'ini' ke BoR tetapi ternyata responya tidak sesuai harapan. akhirnya saya down sampai beberapa hari... minggu bahkan and i dont even dare to open this page of my own writing. thus i didnt reply the other comments,yang aku anggap hanya sebagai penghibur saja
tapi komen komen penghibur inilah yang membuat saya sekali lagi bangkit, kembali berdiri di atas panggung dunia tanpa batas dari para pemimpi. bersandiwara dalam pertunjukan gala berbagai macam semesta
baru hari ini saya mencoba kembali mengirimkan kareakter ke panitia dengan design yang... entahlah. yang intinya saya akan mengikuti BoR6.dan ya-- saya menemukan chemist nya. maksudku chemist secara harfiah, kimiawan.
"saya sekali lagi bangkit, kembali berdiri di atas panggung dunia tanpa batas dari para pemimpi. bersandiwara dalam pertunjukan gala berbagai macam semesta"
BalasHapusuntuk kak Fi... maaf menghabiskan waktumu membaca tulisan hina ini. now i am going all out. plus aku kerluarkan karakter yang aku janjikan, yaitu dekat dengan keseharianku
untuk mang Heru... maaf yak kalo ngerepotin, apalagi karakter yg baru ini
Untuk mas Nobu... well sekarang saya merasakannya dan saya sekarang mengerti mengapa kak Fi masih bisa bertahan sampai sekarang. welp kemampuan interpersonalku juga lumayan
Untuk kak Anastasia terimakasih semangatnya, honestly itu gerakan equilibriumnya terinspirasi 8 trigram china yg melambangkan kekuatan, kecepatan dan... lupa sih. gampangnya asal style klan hyuuga di naruto
untuk Enryuumaru... youve got a gut for being honestly said rip-off nya dari mana ketika ada yg komen seperti kak Fi
Sebelumnya maaf kalau komentar saya terdahulu kesannya judgemental dan kasar. Dan jelas udah sangat terlambat bilang kayak gini sekarang. Jujur aja, saya baru mampir lagi ke sini karena saya pun ... merasa, hmm, intinya feeling guilty.
BalasHapusBut well, besok-besok ... kalaupun mau mengambil universe karya yang udah ada, sekalipun sifatnya open-source, perhatikan juga attitude-nya. Sama kan kayak kalau kita di dunia perkuliahan dan kita buat sebuah Lembar Tugas Mandiri, dosen tahu itu karya tulis pasti ada sumber bacaannya--dan kita mesti cantumkan. Kalau nggak, bisa disebut meniru tulisan orang lain. I mean, tulislah sumbernya jika mengambil unsur kisah yang sudah eksis. Bila nggak dicantumkan, ya begini jadinya. Akan ada orang yang langsung menghakimi. Saya memang sensitif sekali perihal masalah ini karena pernah tersandung kasus yang serupa--seperti yang dibilang Agung (Mz Nobu).
Sekali lagi, maaf mengacau di lahpakmu. Dan tolong jangan sebut karyamu itu hina, karena saya lihat banyak ruang untuk perkembangan. Terutama karena kamu melakukan riset--sesuatu yang jarang dilakukan penulis kebanyakan. Oh ya, saya masih 18 tahun kok. ^^
Sampai jumpa di BoR VI, saya janji bakal mengulas karyamu dgn baik \ :D /