Senin, 17 April 2017

[KURATORIAL] ROUND FINAL | RUNTUHNYA SEGALA SEMESTA



The last two dreamers remained,
This could be the end of everything,
End of worlds, end of any dreams,
But, will those two just stand still?
Or will they change anything,
complete their own dreams?

The biggest place of art has fallen,
The collections have returned to their living state,
But the big lord is awaken now,
He wants to reclaimed his power, his throne
To stop everyone’s dreams

Who will prevailed?

--

====================================
BATTLE OF REALMS 6 : MASTERPIECE OF REVERIERS
ROUND FINAL MATCH
==================================

Kedua finalis akan mengakhiri cerita mereka masing-masing, menutup seluruh kisah perjalanan mereka di turnamen ini. Silakan baca dulu cerita pengantar dari panitia di sini~

Berikut adalah inti dan aturan cerita untuk babak final ini: 
  1. Base Bingkai Mimpi tiap OC sudah sampai pada tahap terluasnya. Dengan kata lain, seluruh semesta asal dari OC sudah berpindah ke Alam Mimpi. Sebagaimana babak sebelumnya, manfaatkan luasnya Bingkai Mimpi sebagai resource untuk OC kalian. Bukan hanya itu, sejumlah semesta lain kini ikut tersedot ke Alam Mimpi sehingga menempel ke Bingkai Mimpi OC kalian … sayangnya tidak dalam bentuk hidup. Dan buruknya, Bingkai Mimpi OC kalian juga mulai menghitam, kehilangan kehidupan. OC kalian harus bergerak cepat.
  2. Domba yang OC kalian rawat juga seharusnya sudah sampai pada tahap sempurnanya. Mereka akan jadi rekan setia di pertempuran terakhir ini.
  3. OC kalian akan mendengar bisikan dari penguasa sejati Museum Semesta yang dikekang Sang Kehendak. OC kalian akan diuji untuk menemukan dirinya dan diberikan kekuatan untuk mengalahkan Sang Kehendak. Namun, hanya ada satu yang akan diakui. Dia akan memberikan namanya hanya pada dua Reveriers terbaik, yaitu OC kalian. Bukan kepada yang lainnya. Bahkan Ratu Huban dan Oneiros pun sudah lupa pada nama tersebut.
  4. Salah satu dari Ratu Huban atau Oneiros yang akan membawa OC kalian ke Museum Semesta, mereka akan membantu kalian dalam pertempuran. Jika satu OC didampingi Ratu Huban, maka OC lawannya didampingi Oneiros. Keduanya sudah membangkitkan kekuatan impian sejati mereka, Arsamagna. Mereka bisa mengulur waktu untuk menahan Sang Kehendak jika OC kalian meminta, agar OC kalian bisa melakukan hal yang seharusnya dilakukan.
  5. Dengan hancurnya Katalog Semesta, Sang Kehendak kehilangan kontrolnya pada seluruh karya koleksi museum. Namun dia masih bisa mengubah siapapun menjadi karya seni jika berada cukup dekat dengan mereka. Wujud asli Sang Kehendak adalah apapun yang bisa dibayangkan oleh OC kalian. Tanpa bantuan dari sang penguasa asli Museum Semesta, OC kalian tidak akan mampu melawan Sang Kehendak.
  6. Mirabelle telah melarikan diri ke Alam Mimpi tapi kuasa Sang Kehendak masih melekat padanya. Dia akan diseret kembali ke Museum Semesta, menjadi kaki tangan Sang Kehendak untuk menjadi prajuritnya dalam menguasai kembali Museum Semesta. Tujuan utama Sang Kehendak adalah membunuh penguasa sejati Museum Semesta.
  7. Arena pertempuran kali ini adalah Museum Semesta yang telah kehilangan kuasanya akan seluruh benda koleksi seni yang dimilikinya. Mereka telah berubah kembali menjadi wujud-wujud asli manusia dan makhluk lainnya. Termasuk hampir 100 Reveriers yang telah bertarung di babak-babak sebelumnya. Mereka bisa membantu kalian tapi bisa juga mengganggu kalian dalam menemukan sang penguasa sejati Museum Semesta.
  8. Pertempuran kali ini adalah untuk menyelesaikan segalanya. Selamatkan Museum Semesta dan Alam Mimpi kembali ke bentuk asal mereka, atau hancurkan semuanya. Selamatkan semesta OC kalian, semesta lainnya, atau lupakan semua itu dan dapatkan kekuatan mahadahsyat yang bisa menjadikan OC kalian sebagai sosok Dewa.



Berikut adalah cara mengirim entri/penilaian untuk babak preliminary ini:

  1. Deadline Final ini adalah sampai hari Minggu, tanggal 7 Mei 2017, pukul 23.59 WIB.
  2. Kopas seluruh entri kalian ke badan email serta lampirkan file Word-nya sebagai backup, lalu kirimkan ke battleofrealms.id.masterpiece@blogger.com cc ke battleofrealms.id@gmail.com
  3. Apa yang tertulis ada di badan email adalah apa yang akan muncul di blog sebagai postingan entri Final kalian. Jadi buatlah yang rapi dan periksa lagi tata bahasanya karena panitia tak akan mengedit segala kesalahan penulisan.
  4. Subject email adalah [ROUND FINAL] NAMA OC | JUDUL CERITA contoh: [ROUND FINAL] RAMBO | VETERAN TERAKHIR
  5. Tidak ada batasan jumlah kata namun perhitungkan dengan baik jumlah kata ideal untuk cerita kalian sehingga tidak menyusahkan pembaca.
  6. Semua entri akan diposting di blog dan dipublikasikan melalui page BoR.
  7. Sistem penilaian entri Final adalah dengan voting. Setiap pembaca akan memberikan 1 voting untuk 1 cerita Final terbaik menurut penilaiannya.


=======================
SELAMAT BERMIMPI DAN BERKARYA

=======================

[7_DOMBA] RUNTUHNYA SEGALA SEMESTA


 
oleh : hewan


Ringkasan cerita sebelumnya:

Pertarungan semi final dimulai ketika Zainurma meminta kedelapan Reveriers yang tersisa untuk menunjukkan Arsamagna mereka. Sementara itu, Sang Kurator sendiri sudah mengantongi informasi mengenai rahasia Museum Semesta dari hasil kunjungannya dan Mirabelle ke Klan Nurma, tempat di mana Zainurma dulu menjadi mafia. Akan tetapi, bahkan Zainurma pun tak menyangka bahwa hasil dari semi final itu begitu jauh dari apa yang dia bayangkan.

Di sisi lain, Ratu Huban dan Oneiros sedang berdiam memojok di penjuru Alam Mimpi. Mereka sudah dekat untuk membangkitkan kekuatan sejati mereka, impian mereka sebagai penguasa asli Alam Mimpi. Sedangkan di Museum Semesta, Sang Kehendak sudah hampir bangkit.

-reveriers-

Zainurma mengurung diri terlalu lama di ruangannya sendiri yang penuh dengan segala macam naskah, termasuk satu naskah yang lebih penting dari semuanya, yaitu berkas Klan Nurma yang berisi informasi mengenai Museum Semesta. Butuh waktu lama bagi Zainurma, menguras otaknya untuk memecahkan sandi dan menerjemahkan teks pada berkas itu. Dia tak menyadari bahwa pertarungan semi final telah lama berakhir selagi dirinya berkutat dengan naskah tersebut.

Mirabelle, yang sejak awal sudah setia pada Zainurma dan tak banyak tanya tentang tindakan Sang Kurator, kini mulai tidak sabar. Berkas yang dia berikan pada Zainurma seharusnya merupakan petunjuk terbaik mereka untuk bisa melepaskan diri dari Museum Semesta dan Sang Kehendak yang telah begitu lama mengekang jiwa dan impian keduanya. Bagaimanapun, Zainurma seolah menyimpan semua informasi untuk dirinya sendiri.

Akhirnya Mirabelle terpaksa mengambil tindakan sendiri.

Dia meninggalkan Museum Semesta untuk mengunjungi dua Reverier terakhir yang masih bertahan di turnamen ini.

“Bahkan aku sendiri pun tidak tahu kemana semua ini akan berakhir,” ujar Mirabelle pada sosok pemuda tampan di Bingkai Mimpinya. “Tapi,” Dewi Konsevasi itu menyodorkan sebuah berkas, “kurasa kau berhak untuk menerima ini.”

“Apa ini?” tanya pemuda itu singkat saja.

“Itu salinan yang kubuat dari berkas milik Sang Kurator. Tentang rahasia Museum Semesta. Aku tak mengerti isi naskah itu tapi mungkin kau bisa mengerti dan memanfaatkan itu.”

“Anda memberikannya padaku? Informasi sepenting ini?”

“Tidak masalah. Aku juga akan memberikan salinan yang sama pada finalis satunya lagi.”

Kemudian dewi itu pamit dan bergegas menuju Bingkai Mimpi lain. Sesuai perkataannya, dia memberikan salinan serupa kepada Reverier terakhir, si Alien aneh.

“Bersiaplah untuk apapun yang akan terjadi setelah ini. Kau sudah meraih kekuatan besar tapi mungkin itu belum cukup untuk menyelesaikan semuanya. Kau butuh informasi.”

Tanpa banyak basa-basi, Mirabelle pergi.

-reveriers-

Mata Zainurma membesar, dia menggebrak meja keras-keras mewakili setengah kekesalannya. Setengahnya lagi, bagaimanapun, adalah jawaban dari apa yang dicarinya selama ini.

“Mengapa aku tak menyadarinya selama ini!? Bukankah benda ini selalu ada padaku?”

Zainurma menjentikkan jari, muncul Katalog Semesta di tangannya diselingi kilapan kemilau emas.

“Tadinya kupikir buku ini cuman sekadar katalog ajaib yang mencatat seluruh koleksi di museum ini ….”

Sang Kurator menyeringai lebar. Dia telah mengetahui banyak hal krusial mengenai Museum Semesta yang tidak dia sadari sebelumnya, tentang adanya entitas asli penguasa Museum Semesta bahkan tentang suatu benda istimewa yang merupakan manifestasi dari kekuasaan Sang Kehendak. Benda itu tak lain dan tak bukan adalah Katalog Semesta.

Mungkin karena sifat bawaan Zainurma yang tidak mudah percaya, tidak pernah dia menduga kalau selama ini dirinya sudah dipercayakan untuk memegang benda yang begitu penting.

Kemudian Zainurma sampai pada satu kesimpulan.

“Hahahaha, kau memberikan Katalog Semesta ini pada orang yang salah, artefak sialan! Aku tidak pernah suka dengan buku merepotkan ini!?”

Arsamagna Sang Kurator pun bangkit—kekuatan untuk menghancurkan apapun yang berkaitan dengan impian dan kehendak. Dilemparnya Katalog Semesta ke depan lalu dilayangkan tinju kirinya ke arah buku tersebut. Sekelebat cahaya keemasan memancar dari tangan Sang Kurator membentuk wujud serigala yang mencabik-cabik Katalog Semesta hingga terburai.

Ledakan aura mengempaskan Zainurma dan menghancurkan ruang kuratornya yang sempit. Dia terlempar ke belakang, jatuh tepat di samping Mirabelle yang baru saja kembali dari Bingkai Mimpi.

“T-Tuan Kurator? Apa yang Anda lakukan!?”

“Oh, Mirabelle.” Zainurma bangkit dan menyeka debu di setelan jasnya. “Tidak apa-apa. Aku hanya menghancurkan Katalog Semesta.”

“…APA??”

“Dengar, Mirabelle, kita terlalu lugu. Artefak sialan itu ternyata—”

Perkataan Zainurma terpotong.

Museum Semesta berguncang seperti gempa yang begitu dahsyat. Zainurma dan Mirabelle kehilangan keseimbangan pijakan dan terjatuh. Lapisan cat keemasan yang menghiasi tembok-tembok Museum Semesta mulai rontok, karpet merah yang membentang di lantai menjadi pudar dan menghitam. Dam yang terjadi selanjutnya adalah—

—seluruh karya koleksi Museum Semesta menjelma kembali menjadi wujud asalnya! Termasuk hampir 100 Reverier terbaik yang menjadi peserta utama turnamen (minus 2 finalis yang masih ada di Bingkai Mimpi). Mereka semua terbingung dengan kejadian ini, panik, beberapa berusaha lari entah kemana, dan yang lainnya termenung mencoba membaca situasi.

Mirabelle membentak, “APA YANG SUDAH ANDA LAKUKAN, TUAN KURATOR!?”

Naluri sang Dewi merasakan bahaya yang segera datang. Dia langsung melarikan diri ke Alam Mimpi. Sedangkan rekannya, Zainurma, tiba-tiba melayang cepat seolah tersedot oleh angin kuat. Tubuhnya ditarik langsung ke Aula Kehendak, kini dia berdiri di hadapan entitas yang paling dibencinya lebih dari apapun.

Sang Kehendak terbangun. Dia berbicara langsung ke benak Zainurma.

[Kau sudah mengkhianati kepercayaanku!]

“Hhh … lalu kau mau apa, patung jelek?!” Zainurma bersiap dengan kuda-kudanya untuk melancarkan Arsamagna, namun—

Sang Kurator telah berhenti bergerak. Dia berhenti bernapas. Tubuhnya mengeras menjadi satu-satunya karya koleksi yang tersisa di Museum Semesta.

Rantai raksasa yang menyelimuti Sang Kehendak terlepas. Patung-patung manusia yang tadinya menopangnya kini hancur menjadi ribuan kerikil. Cangkang otak raksasa itu pecah. Sosok asli Sang Kehendak terlihat.

-reveriers-

Kebangkitan Sang Kehendak menjadi pemicu bencana mahadahsyat yang melanda begitu banyak semesta, mulai dari yang terdekat. Satu demi satu tersedot ke Alam Mimpi, menjadi wilayah baru di sana. Namun bukan wilayah yang hidup, melainkan hanya bongkahan tanah tanpa impian. Hitam. Tak berkehidupan.

Kedua Reverier terbaik yang masih berada di Bingkai Mimpi mereka, menunggu setia datangnya babak final, merasakan goncangan kuat yang melanda seluruh Alam Mimpi. Salah satu dari mereka didatangi oleh Ratu Huban, sedangkan yang lain dikunjungi oleh Oneiros.

“Hei, aku sudah menemukan impianku sendiri, akhirnya~ tapi aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikan semua ini,” ujar Ratu Huban kepada salah satu finalis.

“Kau siap untuk bertarung, pemimpi!?” hardik Oneiros pada finalis satunya, di tempat lain. “Aku akan membawamu ke Museum Semesta.”

-reveriers-

Kepingan terakhir dari misteri Museum Semesta pun tersibak. Di tempat terdalam museum, tak tersentuh oleh siapapun selama waktu tak terhingga, suara itu mengiba pilu.

Wahai kedua pemimpi terhebat, temukanlah aku.

Akan kupinjamkan impianku pada salah satu darimu.

Selamatkanlah semesta ini,

atau hancurkanlah!

[]