oleh : Dendi Lanjung
--
Prelim.
Maks.
10.000 kata.
Protect
people, negotiate with the enemy, and/or withdraw from battle.
DEADLINE
MINGGU, 5 JUNI 2016, 23:59 WIB
Mulai
menulis: 28 Mei 2016, 23:14 WIB.
Panik.
Martha. Meyshinta. Mayzaldy. Mayang. Maharani.
Hampir semua perempuan yang menurutku menarik, memiliki nama
berawalan huruf M.
Hampir semua...
Martha A. Dorapunzel.
Kelihatan sekali kalau pemberian nama ini sangatlah acak, tapi
lupakan.
Lupakan sejenak nama itu, dan marilah kita segera masuk ke cerita.
[1]
:: Kok,
gampang ya? ::
Sepuluh tahun yang lalu, sebuah benda dari luar angkasa jatuh ke
bumi. Bukan meteor, bukan pula kuda sembrani berekor pelangi, benda yang jatuh
adalah sebuah sekoci. Soal darimana sekoci itu berasal dan bagaimana caranya
jatuh dari luar angkasa, itu akan diceritakan di lain waktu. Satu hal yang
pasti, sang penumpang sekoci adalah perempuan berusia senja yang kehilangan
memori.
Tak satupun keterangan mengenai identitas si perempuan tua
menempel di tubuhnya –selain perkiraan usianya yang di atas enam puluh tahunan.
Hanya pakaian kemeja putih menyerupai kebaya dan celana sebetis berwarna biru
indigo, juga secarik kertas bertuliskan 'Martha – Meyshinta – Mayzaldy – Mayang
– Maharani' saja properti yang ada bersamanya. Selebihnya tentang siapa sebenarnya
si nenek dan tempat dia berasal semuanya masih misteri.
Demi mencegah hal-hal yang bisa mengganggu keamanan negara,
Pemerintah Indonesia melalui Badan Antariksa, Paranormal dan Eksplorasi
Rijalulghaib, disingkat B.A.P.E.R., memberi nama nenek itu Martha A.
Dorapunzel.
Sementara untuk tempat tinggalnya, Nenek Martha ditempatkan di
sebuah panti bernama Panti Unikorn Pelangi. Panti yang khusus diperuntukkan bagi
para veteran pahlawan kemerdekaan itu berdiri di sebuah pulau kecil di utara
Jakarta, hal itu karena hampir semua veteran yang tinggal disana memiliki
kemampuan khusus.
Sepuluh tahun berselang, si Nenek telah mendapat identitas baru
berkat hobinya untuk pergi berkelana ke penjuru dunia hanya untuk berselfie ria
–yang tentu saja tanpa persetujuan dari pihak panti. Sepuluh tahun berselang, saat
ini Nenek Martha lebih dikenal dengan julukan barunya sebagai Nenek Selfie.
Di hari yang menentukan itu, Nenek Selfie terbangun lebih cepat
dari biasanya, bahkan mengalahkan jam weker sedetik sebelum mesin itu berderik.
Sesuatu telah membangunkannya, sesuatu yang berkata tidak untuk
kemalasan. Dan seperti halnya orang kebanyakan, untuk mengingat apa yang muncul
di pikirannya saat dia tertidur, si nenek merasa kesulitan. Yang beliau ingat
hanya beberapa kata tak jelas seperti 'Reveriers',
'Mahakarya', 'Alam Mimpi', dan 'Deadline'.
Tapi si nenek tak terlalu ambil pusing, mimpi itu hanya
membantunya bangun lebih cepat satu detik dari biasanya. Dia sudah merencanakan
hal tersebut dari jauh hari, ekspedisi ke-520, selfie di tempat yang belum
pernah dia datangi sebelumnya. ''Tamasya kemana lagi sekarang?'' ucap si nenek.
Karena beliau tidak pernah menentukan kemana dia akan pergi, kali
ini pun, si nenek menyerahkan keputusan kepada tongsis kesayangannya. Bagaimana
caranya? Tentu saja dengan memposisikan tongsis tersebut supaya berdiri
sejenak, untuk kemudian membiarkannya hilang keseimbangan dan jatuh. Arah yang
ditunjuk ujung tongsis itulah yang nantinya menjadi arah tujuan si nenek. Kali
ini ujung tongsis mengarah ke arah selatan.
''Baiklah, ayo kita ke utara!'' seru si nenek yang ternyata buta
arah mata angin.
Dengan hanya membawa satu tas kecil yang disematkan di pinggang,
si nenek pun mengucapkan pamit kepada semua benda yang ada di kamarnya; lemari,
kasur, meja, dan bahkan gorden. Dengan tangan keriputnya secara perlahan Nenek
Martha mengusap benda-benda tersebut seakan mereka anak cucunya sendiri.
''Jangan kuatir, nenek cuma pergi sebentar, tunggu disini ya.''
Si Nenek pun kemudian membuka jendela dan keluar kamar melewati
jendela tersebut, kemudian dengan perlahan menuruni tanaman rambat yang
menghiasi dinding panti. Karena kamarnya yang hanya setinggi lantai dua, tak
butuh waktu lama sebelum si nenek menginjakkan kakinya di tanah.
Tak mau menunggu, nenek dengan rambut digelung itupun menuju salah
satu sudut dinding pagar setinggi tiga meter yang mengelilingi panti. Di sudut
itu ada semacam jalan rahasia yang hanya bisa dilewati si nenek, sebuah lubang
kecil yang terhalang deretan tumbuhan perdu.
Sebelum memasuki lubang kecil tersebut, si nenek tak lupa
memeriksa keadaan sekitar. Sepi tak ada kegiatan, tentu saja karena matahari
saja belum terbit. Si nenek pun termenung sejenak dan berkata, ''Kok gampang
ya?''
Tapi ucapan si nenek sepertinya menjadi semacam jinx, karena tak lama kemudian di
belakangnya mulai terdengar suara gaduh.
''Si nenek kabur lagi! Bunyikan sirine!' teriak seorang pria.'
Suara nyaring sirine pun mulai terdengar di seantero area panti.
Selalu saja begitu tiap si nenek melarikan diri. Si nenek tak ambil pusing,
beliau pun segera saja menyelinap kabur melewati lubang rahasia menuju area
luar panti.
Berhasil keluar dari lubang rahasia, Nenek Martha pun berlari
menjauhi panti. Tak jauh dari tempat keluar si nenek, berdiri sebuah warung
kopi yang juga menjual jajanan. Dari warung tersebut keluarlah dua orang pemuda
berpakaian serba putih yang sedang menikmati kue balok yang mereka makan dengan
sangat lahap.
''Ada apa ini teh?'' ucap si pemuda A.
''Gak tau, kan aku juga baru di sini.'' jawab pemuda B.
Sekelebat si nenek melewati mereka, suasana pagi yang masih gelap
membuat gerakan si nenek seakan di luar batas kewajaran.
''Kamu barusan liat gak, nenek-nenek pake baju putih lewat?''
tanya pemuda A.
''I-Iya, sereem njir!'' ucap pemuda B.
Dari kejauhan, seorang petugas panti yang melihat kejadian itu
berteriak. ''Oi, kalian, kenapa malah bengong?! Tangkap nenek itu, tangkap Si Nenek
Selfie!!''
Kedua pemuda itu saling berpandangan, untuk kemudian berlari ke
arah si nenek pergi. Namun kali ini giliran tukang kue balok yang berteriak,
''Bayar dulu, njeng!''
•••
[2]
:: Kalian
tidak sendiri ::
Untuk ukuran seorang lansia, Martha sebenarnya memiliki stamina
luar biasa. Tapi tentu saja tak bisa mengalahkan dua pemuda yang mengejarnya.
''Berhenti, nek!'' seru pemuda A.
''Dia gak mungkin berhenti,'' ucap pemuda B, ''Kau terus kejar
nenek itu, aku akan memotong dari arah lain!''
Kedua pemuda itu berpisah, yang A terus mengejar, sementara si B
berbelok ke samping. Di sebuah pertigaan, si nenek mengambil arah ke kiri.
Pilihan yang salah, karena di arah kirilah si pemuda B akan menghadang.
Atau mungkin tidak.
Pemuda A dan B yang rencananya akan mengurung si nenek, mendapati
kalau keduanya hampir saja bertabrakan. Tidak ada seorangpun di sana. Keduanya
hanya bisa terbengong bingung.
''Itu di sana!'' teriak si B yang menyadari keberadaan si nenek,
''Bagaimana caranya dia bisa tiba-tiba pindah tempat?!''
''Kali ini gak usah pake taktik, kita kejar dengan kekuatan kita
aja!''
Di lain pihak, Nenek Martha tak sedikitpun berniat menghentikan
pelariannya. Nafasnya terengah-engah, atau seharusnya begitu, yang jelas kedua
kakinya tak mau berhenti berlari. Hingga dia pun tiba di jalan yang penuh
sesak, banyak sekali orang berlalu lalang, bahkan banyak juga yang jualan,
makanan, minuman, pakaian, mainan dan barang lainnya.
Ah iya, ini hari minggu, harinya pasar tumpah sedunia.
Atas dasar keputusan sang walikota, setiap hari minggu sepanjang
Jalan Dago menuju ke Jalan Merdeka diberlakukan Car Free Day –Hari bebas
kendaraan. Hari dimana kita bisa menemukan berbagai macam makanan dan benda
hobi yang diperjual-belikan, tempat yang tepat untuk berselfie ria. Tapi
sayangnya Nenek Martha sudah pernah melakukannya, beliau sudah pernah selfie di
tempat CFD tersebut. Walau dia sendiri tidak yakin, bagaimana caranya dia bisa
tiba-tiba sampai di Jalan Dago, karena seingatnya panti tempat dia tinggal
berada di tengah pulau di utara Jakarta.
'Apa pantinya sudah pindah?' batinnya bertanya.
Tapi nenek yang juga berkacamata itu tak ambil pusing. Mumpung dia
lagi ada di Bandung, dan dekat ke Jalan Merdeka, dia akan mencoba selfie di
atap gedung baru BEC. Samar-samar terlihat dua orang berbaju putih yang sedari
tadi mengejarnya, namun si nenek sama sekali tak khawatir, ilmu berbaur di
kerumunannya sudah level tinggi. Tujuannya sekarang adalah gedung BEC –Bandung
Electronic Centre.
•••
Setibanya di BEC, si nenek malah sedikit tergoda oleh
bermacam-macam merk smartphone
terbaru. Smartphone yang lebih
canggih dan berharga mahal daripada miliknya bertebaran dimana-mana. Godaannya
terlalu kuat, pikir si nenek.
Namun keanehan terjadi, tiba-tiba semua layar smartphone yang dipajang di semua lantai, bahkan yang sedang
digunakan para pengunjung menampilkan warna pelangi yang aneh.
Bukan hanya perangkat seluler, semua perangkat elektronik yang
memiliki layar, seperti laptop dan televisi ikut-ikutan menampilkan warna
pelangi disertai suara acak yang terdistorsi.
Dari layar-layar tersebut kemudian muncullah sebuah suara seorang
pria,
''Kalian tidak sendiri... Kalian tidak sendiri...''
''Namaku Kapten Ajal.''
''Kami datang dari dunia yang jauh dari tempat
kalian.''
''Kami berkelana melintasi lautan bintang untuk
mencapai kalian.''
''Selama sepuluh tahun, dunia kalian telah
melindungi salah satu kaum kami.''
''Kami meminta kalian untuk mengembalikannya... ke
dalam naungan kami.''
''Entah dengan alasan apa, individu yang kami cari
memilih untuk merahasiakan keberadaannya dari kalian.''
''Dia akan membuat usaha untuk membaur.''
''Dia akan terlihat seperti kalian.''
''Tapi dia bukan bagian kaum kalian.''
''Kepada pihak yang mengetahui keberadaannya
sekarang.''
''Takdir planet ini berada di tangan kalian.''
''Untuk seseorang yang kami cari, kami nyatakan ini:
menyerahlah dalam waktu satu jam, atau lihat dunia ini menanggung akibatnya.''
''Kenapa satu jam?'' tanya seorang pengunjung. ''Bentar amat.''
''Itu karena batas CFD hanya sampai jam sepuluh,
sedangkan saat ini waktu menunjukkan pukul sembilan.''
''Bisa lebih jelas gak kalian berasal dari planet mana? Soalnya
bisa saja lebih dari satu alien yang datang kesini.''
''Itu... Krismon, nama planet kami Planet Krismon.''
''Krismon, nama macam apa itu?''
''Ng, itu yang ngasih nama nenek moyang kami—''
''Lah terus nama orang yang kalian cari itu siapa?''
''Mau tau aja atau mau tau banget?''
''Lah, terus gimana kami ikut bantu nyarinya?''
''Kalian kan punya facebook, instagram dan
semacamnya, gunakan itu!''
''Hah? Gaje banget kalian!''
Diantara obrolan tak penting tersebut, si nenek pun akhirnya
berhasil tiba di atap gedung baru BEC. Tapi bukan hanya si nenek yang berada di
sana, dua orang pemuda yang mengejarnya pun telah berada di sana. Entah
bagaimana ternyata kedua pemuda tersebut bisa melacak kemana si nenek akan
pergi.
''Menyerahlah nek,'' ucap pemuda A. ''Ikut kami pulang ke panti.''
''Tidak akan!'' jawab si nenek tegas.
Sementara itu di langit, sebuah pesawat luar angkasa berbentuk
cawan raksasa menutupi langit Bandung. Luas pesawat tersebut hampir menutupi
setengah wilayah Bandung, dari Jalan Kopo sampai Sukajadi.
•••
''SUDAH CUKUP! KALIAN MAKHLUK BUMI RESE BANGET!''
Sepertinya percakapan sang mahkluk luar angkasa dengan para
pengunjung BEC tidak berjalan lancar.
''Tidak perlu menunggu satu jam, sekarang juga akan
kami tunjukkan apa yang dimaksud dengan 'menanggung akibatnya'!''
Dari pesawat luar angkasa itu berturut-turut keluarlah tiga
monster raksasa setinggi lima puluh meter lebih yang biasa muncul di film-film,
monster raksasa yang lebih dikenal dengan sebutan kaiju.
''Rasakan kemarahan Nozilla si Iguana Ekor Sembilan,
Wotara si Ngengat Ngidol, dan yang terkuat di antara ketiganya, Hel Hidora si
Monster Berkepala Banyak!''
Kepanikan mulai terjadi dimana-mana, dari atap BEC terlihat jelas
kerumunan orang berhamburan keluar gedung untuk menyelamatkan diri, saling
berdesakan, saling injak, tak beraturan. Penyebabnya tentu saja ketiga kaiju yang tak ada ampun mulai melakukan
kerusakan di sepanjang jalan Merdeka pada khususnya, dan seantero Bandung pada umumnya.
Kaiju pertama, berbentuk seperti iguana tapi
berekor sembilan yang dipanggil dengan nama Nozilla, dengan lincah
mengacak-acak mobil yang sedang merayap di tengah kemacetan Jalan Cihampelas. Kaiju kedua, Wotara, ngengat raksasa
dengan antena yang berpijar, terbang berputar-putar di atas langit Bandung
sembari menembakkan cahaya semangat kepada jiwa yang gusar. Dan terakhir kaiju ketiga, yang paling jahat diantara
ketiganya, Hel Hidora, berwarna emas, bermata tiga, berkepala banyak, berwajah
naga dan bertanduk rusa. Orang-orang yang terkena cahaya semangat Wotara
berlarian kesana-kemari akibat adrenalin mereka yang bertambah drastis, menjadi
sasaran utama kepala-kepala Hel Hidora. Dengan lehernya yang panjang, dan paruh
moncongnya, Hel Hidora tak kesulitan menangkap orang-orang malang tersebut,
mengunyah dan kemudian melahap mereka untuk dijadikan sumber energi untuk
ekornya yang senantiasa bergerak sambil menembakkan kilat petir layaknya cambuk
api.
Pemuda A dan pemuda B hanya bisa bergidik melihat pemandangan di
depan mereka. Sedangkan si nenek, si nenek akan melakukan satu hal yang pasti
akan dilakukannya pada situasi seperti ini. Pasang kamera di tongsis, buka
aplikasi kimera, dan siapkan pose bergaya maksimal. Jika jawaban kalian si
nenek akan berselfie ria, jawaban kalian hampir benar.
Karena yang terjadi setelahnya adalah sebuah ledakan cahaya yang
menyilaukan siapapun yang melihatnya.
•••
[3]
:: Handikap
::
Beberapa menit sebelumnya.
''Eh, jadi kamu bisa bicara?!'' tanya Nenek Martha kaget.
''Tidak ada waktu untuk menjelaskan, kita
harus segera pergi ke atap gedung.''
Dengan siapa si nenek sedang berbicara? Lawan bicara si nenek tak
lain adalah tongsis kesayangan berwarna perak yang selalu menemani si nenek
sejak setahun yang lalu. Diberikan kepada Nenek Martha sebagai hadiah ulang
tahun, tak ada yang tahu siapa pengirim tongsis perak tersebut. Tapi sejak itu,
tongsis tersebut tak pernah lepas dari pegangan Nenek Martha.
Dan sekarang tak disangka-sangka oleh si nenek, tongsisnya
tersebut bisa berbicara.
''Sepertinya neneklah orang yang mereka
cari.'' ucap
si tongsis.
''Masa? Darimana kamu tahu, nak?'' tanya si nenek.
''Karena sejak awal aku tahu, kalau nenek
bukanlah manusia bumi.''
Jawaban itu cukup bagi si nenek untuk tak bertanya lebih lanjut.
''Ya sudah, toh dari awal juga nenek memang mau pergi ke atap.''
''Satu hal lagi, ketika saat berbahaya tiba,
arahkan aku ke atas dan tekan tombol di batangku.''
''Terus... apa yang akan terjadi?''
''Nenek bakal tahu sendiri nanti.''
Belum sempat Martha bertanya lebih lanjut soal bahaya yang
dimaksud, dua orang petugas muda yang mengejarnya terlihat menyadari keberadaan
si nenek dan mulai mendekati posisinya. Nenek Martha pun bergegas pergi menuju
tujuannya semula, yaitu atap gedung BEC.
Saat sekarang.
Bahaya yang dimaksud si tongsis tanggung-tanggung, yaitu
kemunculan tiga kaiju di
tengah-tengah kota Bandung. Salah satu kaiju
yang gerakannya lincah, Nozilla, tiba-tiba saja sudah berada di atap gedung
Gramedia yang terletak di seberang BEC. Berat badannya yang jelas tak ringan,
tak ayal merubuhkan bangunan berisi buku-buku tersebut. Perhatiannya kemudian
tertuju kepada atap gedung baru BEC yang saat ini masih ditempati Nenek Martha
dan kedua petugas muda yang mengejar si nenek.
Nozilla pun meloncat untuk merubuhkan sasaran barunya. Namun
sebuah sinar menghantamnya dari bawah, membuatnya terhempas ke arah gedung
Bandung Indah Plaza.
Sinar itu kemudian membesar dan membesar, dan mulai membentuk
sesosok manusia setinggi 40 meter. Semakin lama sosok tersebut semakin jelas
menunjukkan bentuknya, yang ternyata adalah wujud si nenek itu sendiri. Bedanya
adalah, selain tingginya yang setara raksasa, warna kulitnya pun berubah
menjadi perak dengan garis-garis merah biru menghiasi tangan dan kakinya.
Selain itu matanya pun berubah menjadi bulat telur berwarna jingga.
Si Nenek saat ini telah berubah menjadi Nenek Ultra, ksatria
legenda yang konon katanya berasal dari Negeri Cahaya.
''HWAAAA!!'' si nenek pun berteriak kaget. ''Ne –Nenek jadi
raksasa?!''
''Penjelasannya nanti saja ya, Nek,'' ucap tongsis yang sekarang
melayang-layang di dekat Nenek Ultra. ''Untuk
sekarang, kita harus mengalahkan ketiga monster tersebut dengan cepat, karena
waktunya hanya dibatasi satu menit—''
Tapi bukannya pergi bertarung, Si Nenek Ultra malah menari-nari
penuh riang gembira. Raksasa cahaya berwujud lansia itu pun pergi menuju
Jembatan Pasupati.
''Eh, ne –nenek?''
Kemunculan Si Nenek Ultra tentu saja mulai menyita perhatian dua kaiju yang sebelumnya asyik dengan aktivitasnya
masing-masing, Hel Hidora dan Wotara mulai mendekati Nenek Ultra, sementara itu
Nozilla yang dagunya masih terasa sakit akibat terkena hantaman Nenek Ultra,
menunjukkan muka yang sangat marah. Ketiganya bersiap untuk mengeroyok sang
raksasa lansia.
•••
Dua petugas panti, yang sebelumnya dipanggil pemuda A dan B hanya
bisa terdiam. Keduanya saling berpandangan, wajah keduanya jelas menunjukkan
kebingungan, seakan berkata: apa yang sebenarnya terjadi? Atau secara kasarnya,
wadepak!
''Monster tadi... kalau si nenek gak berubah... kita pasti
sudah...'' petugas A memulai ucapan.
''Iya, tau, sengaja atau gak disengaja, dia sudah ngelindungi
kita.'' balas petugas B.
''... Iya, dia sudah melindungi kita...'' ulang petugas A.
''.....''
''.....''
''Tapi, tugas kita gak berubah,'' lanjut si B. ''Kita tetap harus
membawa Nenek Selfie pulang ke panti!''
''Tentu saja!'' jawab A dengan semangat.
Keduanya pun sepakat, sambil memandang empat sosok monster dan
raksasa yang mulai beradu kekuatan.
Namun itu bukanlah pertarungan yang seimbang.
Satu lawan tiga bukanlah handikap yang tepat untuk menggambarkan
kekuatan sejati Nenek Ultra. Di hadapan sang nenek, ketiga monster yang
diturunkan oleh sang jenderal luar angkasa, tak ubahnya seperti tiga anak ayam di hadapan seekor kucing
betina.
Korban pertama adalah Wotara. Posisinya yang berada di udara
membuat ngengat raksasa itu menjadi kaiju
pertama yang serangannya bisa mengenai Nenek Ultra. Tapi walau begitu, tak
satupun serangan udara Wotara yang mampu melukai Nenek Ultra. Yang terjadi
kemudian adalah sang raksasa lansia melompat dan menangkap sayap Wotara,
kemudian melipat dan membungkus tubuh si ngengat raksasa dengan memakai sayapnya
sendiri. Tubuh Wotara pun sukses menjadi sebuah bola sebesar kubah mesjid agung.
Kemudian dengan sekuat tenaga, bola Nozilla ditendang si nenek
melambung sampai menembus pesawat luar angkasa yang menutupi langit Bandung,
terus terbang jauh ke angkasa. Pesawat luar angkasa itu pun kehilangan daya dan
jatuh bebas menimpa pusat perbelanjaan Bandung, dari Kopo, Tegallega,
Astanaanyar, Otista, Pasar Baru, Pasirkaliki, Sukajadi sampai ke Geger Kalong.
Korban kedua, Nozilla. Dengan kegesitannya, iguana ekor sembilan
itu berhasil menggigit kaki Nenek Ultra yang dipakai untuk menendang Wotara.
Tapi gigi-gigi tajam Nozilla tak mampu menembus kulit keriput kosmik Nenek
Ultra, justru sembilan ekornya yang menjadi kelemahan iguana raksasa itu.
Tangan Nenek Ultra berhasil menjamah ekor-ekornya, dan kemudian membanting ke
samping kiri dan kanan tubuh si Nozilla, membenturkannya ke gedung Dukomsel dan
gedung-gedung di sebelahnya. Setelah terlihat tak berkutik, si nenek pun
melemparkan tubuh tak bernyawa Nozilla ke arah Hel Hadora.
Dan terakhir, Hel Hidora bahkan belum sempat melancarkan serangan
apapun ke arah Nenek Ultra, ketika tubuhnya ditubruk oleh tubuh Nozilla.
Makhluk malang itu tak sempat menghindar ketika serangan kedua datang, sambil
melakukan salto, si nenek mendaratkan kedua kakinya di atas punggung Hel Hidora.
Tidak cukup dengan mendarat, kedua kakinya menginjak-injak leher Hel Hidora,
persis seperti saat kita membilas hasil cucian dengan kaki.
Ketiga kaiju itu kalah telak, dan pertarungan itu (lebih cocok
disebut pembantaian) berlangsung hanya dalam tempo dua puluh detik saja.
Sementara itu, kondisi Bandung, khususnya Dago dan sekitarnya: rata dengan
tanah.
•••
Setelah puas membasmi monster raksasa, perhatian Nenek Ultra
beralih ke arah pesawat luar angkasa yang terdampar menutupi jalan utama
Bandung. Dengan langkah raksasanya, si nenek pun berjalan menghampiri pesawat
raksasa tersebut, menuju area yang sepertinya anjungan. Setelah tiba di bagian
yang sepertinya anjungan, dengan kasar Nenek Ultra pun menelanjangi bagian atap
yang menutupi ruang pusat kendali pesawat, memperlihatkan sekelompok makhluk
serupa manusia berpakaian zirah tempur. Melihat gelagatnya, jelas sekali mereka
ketakutan.
Salah satu makhluk yang sepertinya pemimpin mereka, dengan gagah
maju ke depan.
''Ka –Kami sebenarnya datang dengan niatan damai,
hanya mencari warga negara kami... Jadi ijinkan kami untuk pulang—''
Belum sempat perwira itu menyelesaikan perkataannya, sinar yang
sangat terang menyelimuti tubuh Nenek Ultra. Sosok si nenek yang asalnya
raksasa semakin lama semakin mengecil hingga seukuran manusia biasa. Seperti
yang diucapkan si tongsis, batas waktu perubahan hanya satu menit, dan saat ini
si Nenek Ultra telah melewati batas itu.
Wujud Nenek Ultra pun menghilang, digantikan oleh wujud aslinya,
Nenek Martha. Sisa perubahan hanya menyisakan asap yang mengepul dari pakaian
si nenek. Setelah kembali ke wujudnya, si nenek terlihat seperti kebingungan.
''Loh, ini dimana cu?'' tanya si nenek kepada para makhluk luar
angkasa di depannya.
Melihat ukuran tubuh si nenek yang ternyata hanya sepertiganya
dari mereka, para makhluk asing itu mulai timbul keberaniannya. Tubuh para
makhluk asing itu memang lebih dan lebih tinggi dari manusia pada umumnya,
sosok mereka terlihat seperti pegulat kelebihan berat badan.
''Siapa nenek itu?''
''Loh, dia yang kita cari itu kan, Kapten?!'
''Ah, masa? Kalau gitu, apa yang kalian tunggu,
tangkap nenek itu!''
''Siap Kapten! Eh, tapi kemana si nenek?''
Kapten dan anak-anak buahnya celingukan saat si nenek tak ada di
depan mereka, yang bersangkutan ternyata telah menghilang entah kemana.
''Cepat menyebar, dan cari nenek itu!!''
Anak buah si Kapten pun mulai bergerak untuk keluar dari
reruntuhan kapal, tapi belum sempat mereka keluar, dua sosok pemuda berbaju
putih menghalangi jalan keluar mereka.
''Mau apa kalian? ''
''Kami kebetulan mendengar soal nenek yang kalian cari,'' ucap
salah satu pria, ''Asal tau aja, kamilah yang ditugasi untuk menjemput si nenek
dan mengantarkannya kembali ke tempatnya semula di Panti Pelangi, jadi kami
cuma mau bilang...''
''Jangan ikut campur!!'' lanjut pria di sebelahnya.
''Apa katamu!! Memangnya siapa kalian?!''
''Dia nanya kita siapa tuh, perlu kita jawab gak, Sep?''
''Gak usah lah, teu
penting, Sad!''
Pria yang dipanggil Sad hanya tersenyum, ''Ya udah.''
''SERANG MEREKA!!''
Pertarungan antara petugas panti dan para makhluk dari luar
angkasa pun tak terelakkan, apa yang akan terjadi dengan mereka? Tidak terlalu
penting sebenarnya.
•••
[4]
:: Kunci
Ingatan ::
''Loh, ini dimana cu?''
Segera setelah mengucapkan itu, wajah si nenek berubah drastis. Si
nenek mulai memegangi kepalanya, seperti merasakan pening yang amat sangat.
Tapi bukan rasa pening yang dirasakan si nenek, Martha merasakan suatu kondisi
dimana berbagai ingatan yang dulu hilang kembali datang secara bertubi-tubi,
bukan satu atau dua, tapi lautan ingatan.
''Di mana aku sekarang, planet apa ini?!'' ucap si nenek,
ekspresinya bercampur antara takut dan bingung, ''Krismon, aku harus kembali ke
Krismon!''
Sambil terus memegangi kepalanya, Martha terus berjalan menyusuri
jalan-jalan Bandung yang sudah tak berbentuk. Sementara itu jauh di belakang,
berbagai suara terdengar keras, ledakan, jeritan, tembakan, dan berbagai macam
suara kesakitan, itu adalah suara pertarungan antara dua petugas panti melawan pasukan
makhluk asing yang tersisa.
Martha terus berjalan, dia ingat semuanya, siapa dia, darimana asalnya,
soal keluarganya, kehidupannya yang dulu, sahabat masa kecilnya...
Namanya adalah Dolavusiam, Ratu Kerajaan Krismon, atau lebih
dikenal dengan nama Dola.
Suara langkah kaki terdengar di belakang Dola, namun nenek itu tak
memperdulikannya, dia terus berjalan dan berjalan.
''Sudahlah, Nek, ayo kita pulang ke panti,'' ajak si pemilik
langkah yang ternyata pemuda B, petugas panti bernama Asad. Pakaian kerja yang
asalnya putih bersih, telah berubah warna menjadi kusam dan berdarah-darah.
''Kita paksa aja, Sad,'' ucap si pemilik langkah kedua, si pemuda
A, alias petugas panti bernama Asep. Seperti kawannya, seragam yang dipakainya
pun sudah hampir tak berbentuk, ''Bisa-bisa kita dipecat lagi, broh.''
Nenek Dola tetap tak mempedulikannya.
Hingga tibalah si nenek di sebuah pintu besar yang berdiri gagah
diantara reruntuhan Kota Bandung. Di depan pintu besar itu berdiri seorang pria
dan seseorang bertubuh pendek dengan topeng lebar menyerupai bantal. Ah, ralat,
kepala orang bertubuh pendek itu memang bantal, berwarna ungu. Dan dia
bertingkah layaknya anak kecil yang ingin tahu tentang segala hal.
Penampilan si pria terlihat lebih normal dari makhluk di
sebelahnya, memakai mantel berbulu, baju rapi berdasi, rambut klimis dan
kacamata hitam. Bila melihat kondisi di sekitarnya, sebenarnya penampilannya
tak bisa disebut normal juga.
''Selamat datang di ujung Bingkai Mimpi, ng, Martha A. Dorapunzel,
itu nama nenek kan?'' tanya si pria, ''Ah nama saya Zainurma, selamat karena
anda telah melewati bingkai mimpi dengan... selamat.''
''Namaku Huban, nenek bisa memanggil aku Ratu Huban,'' ucap
makhluk berkepala bantal, ternyata dia bersuara seperti seorang gadis kecil.
''Sebagai tanda selamat atas kesuksesan nenek melewati Bingkai Mimpi, maka...''
Ratu Huban kemudian mengarahkan tongkat gagang payungnya ke arah
petugas panti berambut abu bernama Asep. Dalam sekejap mata, Asep pun berubah
menjadi seekor domba berbulu putih. Sementara temannya Asad, juga berubah
menjadi domba berbulu hitam.
''... nenek berhak menerima domba berbulu putih, untuk saat ini
seekor dulu ya, hehe.''
Nenek Dola sama sekali tak bisa merespon perkataan kedua orang
tersebut. ''Tidak, a –aku bukan Martha, namaku Dola, ng, Ratu Dola, aku harus
kembali ke Krismon, harus kembali...''
Dola tiba-tiba saja menangis, ''Rakyatku... aku harus
menyelamatkan rakyatku...''
''Martha...'' ucap Zainurma.
''Tidak, aku bukan Martha, namaku Dola, aku harus kembali—''
'' Martha – Meyshinta – Mayzaldy,'' saat Zainurma mengucapkan
nama-nama itu, si nenek berhenti berbicara.
''... Mayang...''
Dola mulai memegangi kepalanya, seperti merasakan pening yang amat
sangat. Kali ini berbeda dengan sebelumnya, kepalanya bergetar hebat.
''–Maharani.''
Bersamaan dengan kata terakhir yang diucapkan Zainurma, si nenek
menjadi bengong, namun sesaat kemudian kembali tersenyum dan berkata: ''Tamasya
kemana lagi sekarang?''
•••
''Dia pasti pilihanmu.'' tuduh Zainurma.
''Enak aja!'' bantah Huban, ''Aku pasti milihnya yang lebih aneh,
misalnya seperti tongsisnya itu.''
Zainurma terdiam, memikirkan sesuatu. ''Orang seperti apa yang
repot-repot mengunci ingatan seorang perempuan berusia tujuh puluh tahun.''
''Ah iya, darimana kau tahu soal kata kunci itu?'' tanya Ratu
Huban.
''Tak penting darimana aku tahu, dan tak perlu diperpanjang juga,
masalah kita bukan hanya satu ini.''
''Oke deh, ng, terus bagaimana dengan tongsisnya?''
''Biarkan dulu terkunci di gudang, sepertinya itulah yang jadi
kunci kekuatan si nenek.''
''Jadi kita lanjut nih?''
''Ya iyalah, apapun yang terjadi, rencana kita terus berlanjut!''
Entri paling menghibur sejauh ini. Nenek Martha, Nenek Dola, Nenek Selfie, Nenek Ultra, bakal nambah lagi ga nih nama"nya? Turnamen ini emang perlu sosok yang tua biar ga kalah sama yang muda"
BalasHapusNarasinya berasa ngalir meski kadang seenak jidat. Sayang entri ini agak pendek, tapi tetep nyita perhatian tanpa skip sepanjang baca. Jokenya juga menurut saya ga ada yang miss, sukses masuk semua
Nilai 9
Ho, makasih mas sam nilainya ^_^
HapusKelemahan sy masih sama, gak bisa nulis tepat dan cepat, jadinya mepet tenggat waktu mulu ._.
Hampir semua perempuan yang menurutku menarik, memiliki nama berawalan huruf M.
BalasHapusOC saya namanya Maria
XD
Singkatannya keren, mendadak teringat Rip off SHIELD
XD
Anjrit, kelakuan ni nenek-nenek random abis, menyerahkan arah lewat ngejatohin tongsis, salah pula nyebutin arah mata angin, wkwkwkwk
Komedi di sini banyak yang nge'hit euy~
Dari si nenek yang disangka kunti, sampe lari ngejar tapi lupa bayar (dikatain anjing lagi)
Si nenek bisa ng'blend dengan civilians kayak di Assassin creed
XD
Lalu mendadak muncul rip off kapten zod
wkwkwkwk
Hel hidora? rip off dari mana lagi ini?
Saya kenal betul sama area yang lagi diceritain, jadi kebayang itu hiruk pikuk dan kekonyolan Nozila kayak gimana~
Anjir, bagian akhirnya...
itu si Zainurma ng'trigger kode kata kunci ke si Nenek kayak ke Winter Soldier?
Edan, wkwkwkwkwk
Point : 10
OC : Maria Venessa~
Hel Hidora itu dari King Gidorah & Hel Hydra-nya Marvel XD
HapusSoal kata kunci, anggap aja si Zainurma mempelajari semua calon reveriernya dulu ._.
Ah iya, makasih nilai 10 nya, belum layak dapet segitu sih sebenernya :')
HapusMaria is love <3
zweite: hwahaha. entri ini sukses membuatku terbahak-bahak. serasa nonton gintama. aku suka plesetan2nya. dan ceritanya bner2 gj tp
BalasHapusbgus.
chou: tumben lu bs ngakak bc entri. ini langka. biasanya kalo lu muncul pasti embel2nya muncul yg nggak enak
zweite: soalnya yg ini lucunya nggak setengah2. trus pas eliennya ngumumin tu serasa pengumuman dr 'sekutu' supaya 'jepang' nyerah ke 'sekutu'. nggak punya keluhan ato komen lain tntang ini. jd, selamat nek!! nenek berhak dapet 9.
chou: wow! benar2 pemandangan langka dr zweite. perlu diabadi'in nih. nek! pinjem tongsisnya bentar dong!*・゜゚・*:.。..。.:*・'(*゚▽゚*)'・*:.。. .。.:*・゜゚・*
Hoho, makasih ya sudah berkunjung ^_^
HapusLonging. Rusted. Seventeen. Daybreak. Furnace. Nine. Benign. Homecoming. One. Freight Car.
BalasHapusSerdadu, bagaimana?
Parodisasi sesuatu yang lumayan sulit, dan saya harus hormati itu. Tapi yang anda lakukan ini... terlalu berat? Sepertinya semua prosa ini jadi seperti satu referensi budaya pop yang sangat besar. Lebih dari separo karangan ini rasanya terhubung dengan fandom-fandom lain melalui referensi yang jelas. Cukup menarik, tapi juga menyulitkan untuk yang tidak mengerti dan mengurangi pemahaman mereka. Ada juga beberapa cacat logika, terutama dengan tindakan pemerintah dan para alien yang langsung mundur teratur.
Tentu, ada banyak pertanyaan yang bisa mendorong karangan ini maju. Masih ada cukup waktu untuk mengembangkannya ke arah yang tak terduga.
6/10
Nazhme Kaikhaz
Writer Nightpen
My mistake, sy nganggapnya semua orang sedikitnya tau, mungkin lain kali harus ditambahi keterangan soal referensi mana yang saya ambil ^_^
HapusSoal beberapa hal yg cacat logika, loh, bukannya ini udah masuk bingkai mimpi?
Tapi biarlah, makasih udah berkunjung :D
Err, bang. Jujur saya orangnya gak ngerti komedi. Dan kalo baca komen-komennya kayaknya banyak parodi ... tapi saya gak tau itu parodi apa. Yah, emang saya yg humornya parah ._. Meski begitu, masih ada beberapa momen saya ketawa sendiri xD
BalasHapusTapi coba deh saya tilik dr sudut lain. Kalo secara bahasa mah oke punya lah. Penuturannya gampang diikuti. Dan neneknya, walau saya belum bisa meraba-raba kepribadiannya gimana, cukup unik juga.
Ini entri yg jumlah katanya gak banyak, tapi udah bisa punya "cerita". Dan kalau saya menulis dgn jumlah kata yg sama, belum tentu bisa bikin sebuah kisah. Mungkin ketemu musuh saja belum. wkwwk xD
So ... saya titip 8 dulu.
-Sheraga Asher
I-Iya maaf, ini kesalahan saya, ternyata memang tak semua orang tau parodi yg kita ambil kalo kita gak kasih penjelasannya.
HapusKepribadian si nenek juga jadi titik lemah saya, belum bisa dimainkan terlalu jauh :3
Tapi makasih nilainya :*
-Weh ada pesan yang hampir tak terlihat
BalasHapus-Yang jatuh dari luar angkasa itu sekoci beneran, bukan sekoci shuttle or something? Lol, yang kebayang masa sekoci kapal.
-Ini plotnya bisa jadi tayangan di TV lokal, lol. Meskipun humornya miss dari selera saya, tapi ini jenis tontonan (dan bacaan) yang lumayan saya bisa nikmati
-Latar di Bandung ini bisa saya bayangkan.
-Tapi, ya, ini cukup fokus ke komedi, dan humornya banyak yang miss ke saya. dan battlenya kerasa begitu saja. Jadi saya kasih nilai 7/10
Fahrul R.U.N.
OC: Anita Mardiani
Pesan yg hampir tak terlihat?
HapusWell, sy mau bikin dunia yg absurb, jadi iya, itu sekoci beneran, tapi luar angkasa punya XD
Entah kenapa banyak yg bilang ini komedi, padahal ini 100% parodi, wkwk, karena jujur, sy gak bisa bikin humor :')
Thx Anita :*
Komedinya mantab! Ada juga beberapa parodi, tapi sayangnya ada beberapa parodi yang saya enggak tahu asalany. Battlenya cuma dikit banget. Ya, secara keseluruhan sangat menghibur. Dan akhirnya saya tahu asal nama Dorapunzel.
BalasHapus9 dariku
-=AI=-
Iya, sekali lagi minta maaf, lain kali bakal ditambahin penjelasannya.
HapusMakasih nilainya ^_^
Maaf, nek. Untuk saya pribadi, humornya, bukan miss sih, tapi terlalu biasa. Maksud saya, tipe-tipe humornya telah banyak dibawakan oleh cerpen-cerpen lain yang telah saya baca. Jadi membaca ini saya seperti mengulang membaca cerpen2 tersebut. Jatuhnya jadi jengah.
BalasHapusTapi, soal nenek yang ternyata adalah Ratu Krismon menarik juga, itulah mengapa alien2 itu datang kesini, tapi kok jendralnya masa lupa sama ratunya sendiri?
Saya pun penasaran sama mantranya, kok bisa ya merubah pribadi Ratu Krismon jadi Nenek Selfie. Apalagi Zainurma sampai tahu, dan bisa digunakan olehnya sewaktu-waktu nenek kumat.
Nilai 7
OC: Alexine E. Reylynn
Nah itu, ini lebih ke humor parodi, sy susah bikin 100% humor, jadinya ya gitu.
HapusTapi ini sebenernya cerita serius loh, bneran loh, cerita serius...
Makasih ya nilainya ^_^
Ahahahaha! Duh, adegan ngelawan kaijuunya ;)) langsung kebayang banget 3 kaijuu legendaris itu. Yang paling kasian Hidora si kepala banyak.
BalasHapusDi awal kirain apaan ada tulisan putih, ternyata ungkapan kepanikan deadliner ;)
Reverier... Mahakarya... Alam Mimpi... Deadline!
Nenek ini agak lebih 'pasif' dari yang diduga, maksudnya, asa lebih jarang bicara dari yang lainnya, tapi pembawaannya masih enak. Dan memang mungkin karena dia nenek.
Salah satu humor yang paling ngena buat saya sih yang pengumuman si alien dan dialog konyolnya sama khalayak.
Ternyata, ini Dolanya Sal ya. Dan Asep juga muncul. Tapi entah, Asad siapa? Apa saya lupa ya... Saya curiga ini nama-nama nenek ada banyak banget. Ato mungkin itu sodari-sodarinya.
Sejauh ini kayaknya deskripsi Huban sama Zainurma paling menarik di entri ini.
Saya ingin nenek lanjut tamasya ke Alam Mimpi. Sehingga.
8/10
PUCUNG
Untuk saat ini pasifnya, soalnya alignment nya netral good sih...
HapusDialog alien itu saya copas abis dari bewara Zod di Man of Steel XD
Ya, Dola, saya pengen bikin cerita si Dola, lunasin hutang saya ke Sal :')
Kalo Asad mah rival-bromance nya si Asep sih, muncul bentar di R3 ato R4 kmarin.
Makasih nilainya Kang Wil ^_^
Me: Ratu juga, nih. Bagaimana menurutmu, Serilda?
BalasHapusSerilda: Menarik, tapi sepertinya agak terlalu tua dan aneh untuk dilawan.
Me: Ya, sudah. Lihat saja nanti.
Serilda: Maksud?
Me: Ya, lihat saja nanti. Sana istirahat. Entry yang banyak parodinya. Ultraman, Hail Hydra, Winter Soldier, kaiju dari Pacific Rim. Ngomong-ngomong si Ngengat Ngidol gak sekalian teriakin chant-chant JK* 48 (adikku pernah ngidol mereka). Kalo komedi, gak ada hasrat ingin ngakak tapi gak terlalu aku permasalahin. Setting lumayan kebayang (pernah ke Bandung), tapi apa pergantian tempatnya gak terlalu ganjil? Typo di bawah 5, jadi tergolong aman dan terampuni. Masih bisa berkembang.
Nilai: 8
SERILDA ARTEMIA
Note: I know what you feel about the deadline. Yang penting jangan sekali-kali salah ngeliat jam. Fatal.
Soal deadline, kadamg saya selalu salah harinya, nyangka deadline minggu, padahal sabtu XD
HapusSoal Kaiju, bukan Pasific Rim, tapi dari trio Godzilla, Mothra dan King Gidorah :3
Soal ngidol, belum sedalam itu, jadi gak tau apa chant-nya, wkwk
Pergantian tempat yg ganjil disengaja, soalnya ini bingkai mimpi, ada di aturan prelim kalo gak salah.
Makasih sudah berkunjung ^_^
Mendadak saya inget Entri yang saya submit di FBC. Karena kurang lebih Entri FBC Zarid adalah parodisasi besar-besaran.
BalasHapusSeperti biasa, Entri yang ada kegendengan komedi itu hit-or-miss. Hit ke saya, tapi entah kenapa kurang memberi impact besar.
Dan rasanya ceritanya kecepetan pace-nya. Padahal ada beberapa yang masih bisa dijabarin.
Tapi namanya parodi, saya udah ngerti lah maksudnya gimana. :))))
Entri Menghibur punya nenek saya beri nilai 9 deh.
Salam Sejahtera dari Enryuumaru dan Mbah Amut
Soal pace, ok, noted, pengennya emang lebih panjang lagi :')
HapusMakasih sudah berkunjung ^_^
Akakaka please ini comedynya bikin finggang ane ngorbit. Ane dah ngakak dari bagian BAPER dan 'Deadline'
BalasHapusBingung ane harus komentar apa lagi
Haduh nenek. Sumpah ane kalah sama yg lebih kolot macam nenek selfie
----------------
Rate = 8
Ru Ashiata (N.V)
aduh perutku... hahahahahahahah... nenek ada-ada saja >_<
BalasHapussaya suka banget ama komedinya. ga perlu umpat-umpatan. parodi tempat dan kelakuan si nenek bener-bener bikin otot perut mau kram...hihihii
dan kapten Zod KW dan manifestasi jargon "Hail Hydra" itu loh. haduuhhh
tp kasian juga si nenek yg ternyata amnesia/pikun. biar inget rumah aku kasih 9 aja deh
mantap nih parodi ga kalah lucu ut
BalasHapuschallage negotiate? miss
revievv
pertama aku kira si nenek jatuh ini adalah pandora. nenek lalu diasingkan. ternyata nenek lincah ini suka selfie dan... stamina yang vvarbyasah. kejar kejaran dan terakhir lavvan kaiju mozarella //eh
1. yang menggangguku itu pemua A sama B baru ada namanya di tengah. trus mereka kok seakan akan tau informasi yang ada di benak author. dan mereka... bertarung slavvan alien se UFO yang mengagetkan, mereka bisa menang. anjir. mana ada suara laser segala.
overall komedinya boleh. mulai dari pasific rim, aldnoah zeo, zoid, hercules, sampai vvinter soldier. ahh iya jangan lupa Ultragranny
so karena challangenya miss, banget (atau aku yang ga nemu negotiate nya ya?) dan satu poin minus di sana
6/10
bukan karena kurang bagus, tapi emang challangenya ga memenuhi menurutku. sih.
maaf sebelumnya kalau ada salah. yang jelas aku sebenernya pingin baca parodi macem gini lagi. secara subjektif ya ini bagus, menghibur, dan ringan. ga ada kesalahan penulisan yang berarti
Nah itu, sebenarnya challenge yang sy ambil lebih ke protect people & withdraw from battle --musuh utama si nenek bukan alien, tp si petugas panti, tapi emang sy gak pernah sebut dari pas submit apa challenge yg diambil. Jadi pilihan yg negotiate itu pilihan admin, mungkin ada alasan tersendiri kenapa dipilih itu.
HapusJadi my mistake :3
Terima kasih udah berkunjung ^_^
aye kagak ngerti fandom mana yang dibahas, cma ngira-ngira aja gan... kayaknya ada isitu muncul Ultraman, Godzilla, udah dua itu saja yang saya tangkep. Tapi ngalirnya kalimat, disinya yang kasual simple, yang terasa sekarep... cocok dengan nuansa komedinya. Which is terasa sesuai dengan pertarungan aneh berlatar Bandung yang saya curiga pernah dialami author sendiri *eh
BalasHapussatu kata.. menghibur..!
titip nilai 8
Rakai Asaju - OC Shade
Jadi Ultraman itu skill 1 si nenek, jadi ya mau gak mau harus ada XD
HapusB.A.P.E.R. = S.H.I.E.L.D.
Nozilla = Godzilla+Fox Mozilla
Wotara = Mothra+Wota
Hel Hidora = King Gidorah+Hail Hydra
Kapten Ajal = Jenderal Zod dari Man of Steel
Kata kunci trigger dari Captain America: Civil War
Tindakan alien yg nurunin 3 kaiju itu saya ambil dari Godzilla: Final War
Mungkin segitu referensinya XD
Makasih mba buat nilainya ^3^
mepet sih mepet. mepetnya buat observasi seisi kota Bandung nih. jokenya bagus dan parodinya banyak. namanya aja udah diparodiin, dorapunzel = dora + rapunzel XD
BalasHapusceritanya bagus dan mengalir mulus. dan juga ada tindakan nenek martha yang anti-mainstream. kabur dari panti aja harus nurunin tanaman rambat di jendela. sungguh nenek-nenek anti-mainstream. jadi nggak sabar liat aksi nenek selfie selanjutnya.
nilai dari saya 9. semoga sukses..
Dwi Hendra
(OC : Nano Reinfield)
Haduh, nenek ultra. Haha xD
BalasHapusRip Wotara, Nozila dan Hel Hidorah tapi kasian wotara, udah ditendang setelah dibulat2, authornya salah nyebut namanya lagi. Padahal si nozila belum diapa2in. Hihi
Parodi yang kental bikin saya harus mengerutkan kening, berpikir ini rip off dari siapa aja... Maksudnya cerita/film apa... *yang saya tau cuma ultraman dan godzilla. Wkwk
But overall entri ini cukup menghibur ko ditambah dengan pemaksaan yg dilakukan zainurma dengan mengucapkan kata2 yg ternyata kata kunci buat ngelock ingatan tuh nenek ratu.
Nilai : 7
Mahapatih Seno
Wkwkwk, sy sendiri baru ngeh kalau salah nama, maaf Wotara, Nozilla XD
HapusMakasih udah berkunjung ^_^
Anjaaaay :')) Saya baca sambil ngikik-ngikik sendiri. Ini entri yang bikin saya nggak berhenti senyum di sepanjang ceritanya, sangat menghibur. Apalagi pas si nenek berubah jadi raksasa, saya malah jadi kasihan sama trio kaiju KW.
BalasHapusNah itu pemuda A sama pemuda B gimana bisa selamat dari pertarungan lawan alien? Emang sih nggak penting buat diceritain, tapi saya penasaran lol. Apa dua pemuda ini punya kekuatan khusus? Apa mereka sub-OC? (gak baca charsheet si nenek sih). Tapi yah, 'kan gak terlalu penting. #woi =)))
Awalnya mau bilang kalau cerita ini nggak ada negoisasinya sama sekali, tapi setelah baca komen diatas, ternyata challenge-nya yang nggak dicantumin. Tapi kalau protect people-pun kayaknya tugas si nenek setengah gagal, kota Bandungnya udah porak-poranda gitu =))) #heh
Oke deh, skor dari saya 9 karena entri ini lucu banget.
Naer Sisra
OC: Ulrich Schmidt
Pemuda A & pemuda B itu Asep Codet & Asad, karakter yg sy pake di BoR tahun lalu XD
HapusJadi bukan sub-OC, cuma karakter yg dibuang sayang, penulisnya belum bisa move on :')
Soal challenge, iya, sy lupa nyantumin :(
Tapi makasih nilainya ^_^
smartphone layar pelangi, panti pelangi :v
BalasHapusgigitan iguana tak mampu menembus kulit keriput kosmik -_- lol
well, sebenarnya saya bukan pengemar parodi yg critanya sampai dipelesetkan segitu jauhnya, berasa aneh bacanya
tapi bbrp bagian ttp menghibur, dan bbrp lainnya tidak, mgkn selera humorku gk selaras sama yg disampaikan di sini yg terlalu terlalu gimana gitu
7
Samara Yesta~