*Permintaan maaf di depan, terutama pada author grup 5 yang OCnya dibikin cuma lewat. Bagian akhir entri ini dikerjakan saat mendekati deadline, menghasilkan ending yang tidak konklusif.
Ronde prelim telah selesai. Setelah semua Reverier dikumpulkan di museum semesta, tiga sosok misterius memberi jawaban untuk sebagian pertanyaan mereka.
Dimana ini? Di dunia mimpi.
Untuk apa kami di sini? Untuk menjadi Reveriers, pelukis mahakarya kelas tinggi.
Kenapa kami yang dipilih? Soalnya mimpi-mimpi kalian indah dan penuh harapan~
Kalau kami gak mau nurut? Kami jadikan kalian patung kayak dia, dia, dia, sama mereka yang di sana.
Uh ... dijadikan apa? Simsalabim tepuk tangan prok prok prok. Hore, mereka jadi patung seram! Eh tapi kami bukan musuh kalian loh, tadi itu si kehendak yang nakal. B-Bukannya kami suka nyihir orang jadi patung, baka!
... Oke mungkin sedikit dilebih-lebihkan. Tapi kurang lebih begitulah rangkuman pengalaman pertama semua Reverier saat melihat karya ciptaan mereka. Semua kecuali satu Reverier yang pingsan karena tak bisa bernafas di pojok aula selama acara berlangsung.
Ngomong-ngomong soal Reverier yang satu itu. Bagaimanakah keadaan dia sekarang?
*0*
Krincing lonceng kecil menyapa ketika Dombadass membuka pintu The Mbaaar, kedai tempat nongrong favorit para domba. Beberapa wajah menoleh, tapi segera mengalihkan pandangan.
Sekilas Dombadass melirik jam dinding, dia tidak punya banyak waktu, dia sedang buru-buru. Kedatangannya ke sini hanya untuk snack ringan. Langsung saja ia duduk di kursi kosong di depan sang bartender.
"Mbek," embik Dombadass singkat. Kuku dombanya menunjuk gambar sate rumput laut di menu.
Si bartender tersenyum kecil.
"Gak perlu formal-formal gitu. Kita semua di sini domba."
Ganti Dombadass yang terkekeh menyadari kekakuannya, "Mbek. Kursus bahasa embek itu sudah dibor dalam-dalam ke kepalaku. Aku mulai lupa cara bicara santai."
"Tuh, mbeknya masih ada," tunjuk si bartender. Ia letakkan gelas yang sedang digosoknya, lalu mencari bungkus rumput laut beku dalam kulkas kecil di bawah mejanya. Agar tidak diam canggung si bartender memulai percakapan, "Jadi gimana kabarmu? Aku dengar kamu jadi pendampingnya reverier."
"Heh. Kupingmu tajam banget ya."
Si bartender nampak senang mendengar pujian itu. Disobeklah bungkus rumput laut beku yang baru ia ambil dan mulai ditusukkan pada batang-batang kayu.
"Nama Reverierku Begalodon. Manusia hiu. Orangnya keren, tapi dungu. Dia nggak nyadar kalo dia lagi di dunia mimpi, pikirnya dunia mimpi ini cuma bagian dari realmnya yang belum pernah dia lihat."
"Dia gak sadar? Meski sudah dipanggil ke museum semesta?" tanya si bartender. Ia tidurkan tusuk-tusuk rumput laut itu, lalu dia nyalakan meja penggorengannya.
Letup-letup minyak goreng yang mendidih terdengar begitu merdu. Aroma asin sedap mulai menguap ke udara, Dombadass berkecap tak sabar menyantap snacknya. Menahan rasa lapar Dombadass melanjutkan ceritanya.
"Kemarin aku bisa mancing dia ke museum soalnya aku bilang ke dia kalo itu markasnya Ratu Huban. Dia langsung semangat, eh waktu sampai di sana dia malah tepar soalnya gak ada air. Hasilnya dia gak tahu apa-apa yang dibilangin panitia."
"Ckckckck..." decak si bartender sambil gelang-geleng. Sate rumput laut sudah matang dan diangkat dari penggorengan. Piring putih diambil dari lemari dan lima tusuk sate rumput laut diletakkan di atasnya. Untuk sentuhan terakhir saus kacang dituangkan, maka sate rumput laut siap disajikan, "Reverier yang menyusahkan. Terus apa rencanamu untuk memancingnya kali ini?"
"Dia gampang dipancing. Katakan saja sesuatu tentang seseorang ingin menjajah wilayahnya dan dia akan pergi secepat kilat."
Lima sate rumput laut dilahap dalam sekali gigit. Tusuk kayu di banting ke meja bersama dengan uang pas. Dombadass melangkah meninggalkan kedai. Lonceng pintu kembali berbunyi, diikuti suara mesin sepeda motor, menandakan kepergiannya.
*1*
*Storm is calling my name*
Abisal, bahtera invasi pasukan setan mengarungi samudra menuju pelabuhan target selanjutnya. Awan hitam selalu mengikuti Abisal, seperti radar awan hitam tersebut akan mulai hujan saat musuh masuk ke dalam area jangkaunya. Dalam beberapa menit hujan ini akan menjadi badai.
Ritik hujan pertama menetes di sungut lentera Angleria, ekspresi wajahnya menjadi rileks dan santai. Sisa tetes hujan ikut menyusul, memandikan badan berototnya yang setinggi tangga lipat itu.
Penampilan muskular dan mengerikan seperti Angleria sangat lazim di kalangan setan ikan, terutama sub spesies setan angler. Walau nampak maskulin, dua buah dada sebesar melon miliknya adalah tanda bahwa ia seorang betina, menjelaskan kenapa beberapa kawan dekatnya memanggilnya Leria.
Telanjang dada hanya memakai celana kusam, insang Angleria bisa leluasa menyerap air. Lendir hijau semi transparan diekskresikan dari sela-sela sisiknya, sampah metabolisme yang kembali berjalan karena hadirnya air.
"Ah... Hujan... Begitu asin... Begitu nikmat... I love this rain, baby."
Kedua tangan Angleria dilempar ke udara seakan ingin memeluk langit. Mulut lebar Angleria menganga ke langit yang gelap tertutup awan, meminum air langsung dari hujannya.
Rupanya tidak hanya Angleria yang menikmati hujan ini. Setan-setan berkepala ikan anak buah Angleria kebetulan juga pecinta hujan. Terdengar langkah mereka berlari di lantai kayu yang reyot. Berbondong-bondong mereka keluar ke geladak kapal yang seluas tiga lapangan bola.
"Wakakakak! Hujan datang!"
"Mandi air! Terus mandi darah! Wakakakak!"
Mereka menari-nari di bawah hujan, saling menciprat air ke satu sama lain, bahkan ada beberapa yang meniup kolam karet untuk berendam di dalamnya.
"Dan manusia-manusia itu menyebut baby-baby ini algojo laut," Angleria terkekeh mengingat setan-setan ikan yang bermain ria di kapalnya ini adalah salah satu jenis iblis yang paling ditakuti manusia.
Seingat Angleria. Meski dalam pertarungan sekalipun para algojo laut tetap menjaga sikap kekanak-kanakan mereka, menghasut lawan sekaligus menghindari serangan mereka dengan kelincahan yang tak mungkin dicapai seorang manusia.
Dari tujuh misi invasi mereka dengan bahtera ini, tak ada satupun algojo laut yang gugur. Angleria sangat bangga sama mereka. Beda lagi dengan pasukan tulang yang tidak di-notice Angleria.
"Leeentera... Taruh... Mana....?"
Tiga sosok prajurit tengkorak menggangu sesi hujan-hujan Angleria. Ketiganya masih memakai seragam prajurit pelabuan yang mereka jajah beberapa bulan lalu. Tiga prajurit tulang itu membawa lentera kaca di tangan mereka.
Angleria mengambil lentera kaca itu. Dia tersenyum lebar melihat gadis peri mungil yang tertidur pulas dengan senyum manis yang damai meski terkurung di penjara kaca. Setan angler itu benar-benar ingin menggangu tidurnya, dia kocok lentara itu seperti sebuah minuman soda.
"Bangun-bangun baby peri!"
"A-Aku bangun! Berhenti mengocok!"
Maka berhentilah ia mengocok, barulah Angleria bisa melihat sosok si peri. Rambutnya pendek keemasan, awalnya bermodel mirip nyala api tapi kini jadi berantakan. Telanjang tanpa busana si peri merapatkan kakinya dan menutupi dada kecilnya. Dulu ia punya sayap kupu-kupu yang indah, tapi kini hanya tersisa pangkal sayap di punggungnya.
"Bersinarlah. Sekarang."
"B-Baik..."
Peri itu memejamkan mata. Raut mukanya terlihat kurang nyaman. Tak lama kemudian kulit putihnya berpendar hijau.
Orang biasa yang melihat percakapan mereka berdua pasti akan bingung. Mereka berdua bicara tanpa membuka mulut, suara Angleria sendiri juga tidak sinkron dengan gerakan mulutnya. Mereka menggunakan telepati, memancarkan ucapan ke kepala lawan bicara.
Dalam tingkat tinggi telepati bisa melakukan lebih dari bicara ke kepala orang lain. Contohnya saat ini Angleria selain bicara dengan si peri dia juga memancarkan percakapan mereka ke anak buah Angleria yang tengah bermain air. Perhatian langsung tersorot ke percakapan mereka.
"Clever girl, baby," Angleria mengangguk-angguk, "Jangan matikan sinarmu atau kulempar kau ke setan-setan ikan di bawah sana seperti ratumu."
"R-Ratu! Bagaimana keadaan ratu?!"
Bagai tersambar petir, peri itu menyahut ketika mendengar kata ratu. Panik dan khawatir terlihat di mukanya, tak peduli berapa kali ia melihatnya Angleria tidak pernah bosan dengan raut muka orang yang akan kehilangan harapan.
Angleria tidak langsung menjawab, ia diam sebentar, "Terakhir kali aku bilang supaya nggak ngerusak mainan baru mereka, tapi kemarin aku nemu debu peri ini di kurungannya."
Ditarik sebuah botol berisi abu emas terselip di celana Angleria. Botol itu diayunkan-ayunkan di pandangan si peri. Air mata sudah mulai mengair di ujung matanya, tinggal satu dorongan untuk memecahkan hati si peri malang.
"Aku dengar dalam tradisi kalian debu peri mati harus ditaburkan ke tempat yang disayanginya. Baiklah, untuk kali ini aku mengalah, aku ikuti tradisi kalian."
Angleria mengembalikan lentera itu ke tentara tulangnya, lalu dibukalah tutup lentera itu, tak ada kekhawatiran peri itu akan melarikan diri karena sayapnya sudah dipotong dan hatinya terlalu rapuh.
Dituang segenggam debu emas dari botol itu, tangan Angleria basah dan air hujan mengguyurnya tapi debu itu tidak mau bercampur dengan air, mempertahankan wujud serbuknya. Angleria menabur perlahan ke rambut peri itu. Lebih menjengkelkannya lagi Angleria membaca mantra upacara kematian dari tradisi si peri menambah beban psikologinya.
Si peri menatap tumpukan debu emas di hadapannya dengan mata berair. Akhirnya hancur sudah mentalnya, air mata langsung mengucur deras seperti air mancur.
"Huuuwaaaa!! Kenapa ratu harus mati?!"
Si peri menangis tersedu-sedu mencoba memeluk debu emas di hadapannya. Tanpa mengucap apapun Angleria menutup lentera itu.
"Itu tadi obat kuatku, bukan debu peri," ucap Angleria dengan telepati, lalu diikuti kedipan mata kiri. Mendadak semua anak buahnya meledak dengan tawa hingga terjungkal-jungkal, lalu diikuti komentar-komentar yang tidak kalah anehnya.
"WOOOHHH!! SAVAGE!!"
"You just got pranked, bitch!"
"Ah gak asik. Panglima gak bilang mau ngetroll. Tau gitu bakal aku rekam terus masukin ke Youtube."
Gelak tawa berngiang di gelandak bahtera. Beginilah suasana bahtera Abisal sebelum berperang. Para setan ikan akan hujan-hujanan dan menyerahkan persiapan pertempuran pada pasukan tengkorak.
Mereka terlalu congkak, terlalu meremehkan, lupa fakta bahwa lawan mereka hari ini adalah kekaisaran Arkaik yang dikenal sebagai surga teknologi.
Petir menyambar, mendadak sebuah kapal galiung bersayap jatuh dari langit, menimpa bahtera Abisal. Suara berton-ton kayu remuk berkelakar ketika galiung bersayap meremukkan sepertiga geladak bahtera Abisal, pecahan kayu semburat kemana-mana, ratusan setan-setan tidak beruntung berbaring gepeng di bawahnya.
"Galiung terbang Majreha telah tiba!! Setan-setan terkutuk, bersiaplah untuk dibasmi!!"
Ditiuplah terompet perang. Lampu-lampu sorot membutakan setan-setan yang masih kaget dan kebingungan. Grup penembak langsung memberondong semua setan yang terlihat. Rentetan senapan seakan bersaing dengan gemuruh-gemuruh petir di langit. Mayat setan-setan ikan bergelimpangan, geladak merah bersimpah darah.
Setan-setan yang selamat berlarian ke geladak bawah mengambil senjata. Perisai besar, tombak, lembing lempar, busur dan anak panah dioper satu setan ke setan lain dari ruang persenjataan.
"Masuk ke ruang persenjataan!! Lawan balik mere-!"
Seakan satu galiung belum cukup kini satu lagi menyeruduk Abisal dari dasar laut. Bukan serangan buta, ruang senjata mereka incar. Api terpercik dalam tabrakan itu, menyulut persediaan mesiu dan meledakkan semua yang berada di lambung bahtera. Persenjataan serta beberapa ratus setan terbakar menjadi arang, sedangkan galiung besi itu bergeming dengan kokoh.
"Galiung selam Murhasa telah tiba!!"
Dibukalah pintu galiung itu dan puluhan prajurit berseragam selam meloncat keluar, menembaki setiap setan yang mereka temukan dengan senapan harpun mereka.
Hanya dalam beberapa menit pasukan setan ikan dibantai pasukan kekaisaran Arkaik dengan teknologi mereka yang lebih berkembang. Intervensi pihak ketiga tidak menjamin memutar balik keadaan.
Turunlah sisa pasukan Arkaik dari galuing-galiung itu, merantai semua setan ikan yang tersisa dan mengantar mereka ke sel-sel galiung, mungkin akan dibawa pulang untuk dieksperimen.
Ini adalah situasi kalah. Bahkan sang panglima Angleria tidak bisa berbuat apa-apa, bergelimpangan di kaki Angleria adalah mayat anak buahnya. Dia mengangkat tangan menyerah dengan sepuluh pucuk senapan ditodongkan padanya sementara petinggi pasukan Arkaik akan memutuskan nasibnya.
Sejauh ini semua berjalan lancar, tak ada yang janggal terkecuali ekspresi Angleria saat ini. Ia gemetar, tapi bukan gemetar takut, lebih mirip gemetarnya orang yang menahan tawa.
"Ha... hahaha..."
Akhirnya tawa lepas dari mulut Angleria, grup penembak itu menjadi jauh lebih waspada.
"Diam! Memang apa yang lucu?!"
"KALIAN MASUK SUPER TRAP!!"
Tiba-tiba sungut lentera Angleria menyala sangat terang. Ledakan cahaya membuat grup penembak di depannya buta untuk sesaat, mereka mengerang diikuti telinga berdengung.
"S-Sial!! Tem-!!"
"Surprise, motherfucker!!"
Belum selesai komando diberikan, semua mayat setan ikan dilantai meloncat. Memutar kepala setiap orang dalam grup penembak itu hingga patah.
"Sip, baby! Akting mati kalian kaya aktor hollyshitwood!!" Angleria memberi jempol pada mereka, "Masuk rekaman nggak?"
"Sudah masuk!!" kata setan ikan yang membawa kamera di tangannya.
Angleria berjalan dan memandang lantai geladak yang bersimpah merah dengan darah, bukan darah setan, tapi darah manusia lengkap dengan badan mereka yang masih hangat, "Dasar manusia bodoh. Bagaimana bisa mereka lupa darah setan itu hitam? Kalian langsung percaya diri hanya karena melihat darah babi kami."
Angler itu melangkah ke genangan darah, tiap langkahnya berkecipak, "Maunya darah babi itu aku pakai untuk ritual, tapi nggak masalah. Darah manusia juga bisa, malah jadi katalis yang lebih bagus..."
Hujan di langit turun semakin deras, membasuh darah dari geladak dengan cepat. Angleria harus menyelesaikan ritual ini dengan cepat bila dia mau melaksanakan ritualnya, maka ia perintahkan pada pasukannya, "Bunuh semua manusia yang kalian temukan. Bawa darahnya ke sini, aku mau memanggil pusaka terkutuk."
Teriakan panik mulai terdengar dimana-mana. Semua setan ikan yang pura-pura mati bangkit dan berlari gila menebas tiap manusia yang mereka temui. Setan ikan yang ditangkap dengan mudah merusak sel dan borgol mereka dan berlari sinting dalam galiung. Setan-setan ikan yang di luar langsung memanjat tali-tali galiung mengejar pasukan Arkaik yang melarikan diri.
***
Portal tercipta di geladak Abisal. Dua makhluk keluar dari dalamnya mengendarai sebuah motor air, yang satu manusia hiu dan satunya seekor domba yang memakai jaket hitam sama seperti yang dikenakan si manusia hiu. Hanya karena berpakaian sama, mengatakan mereka pakai jaket couple adalah kesalahan besar, si manusia hiu bisa menghajarmu habis-habisan.
Untuk sejenak mereka melihati sekeliling, setan-setan ikan menggambar lingkaran transmutasi, melempar manusia-manusia ke dalamnya. Pemandangan yang cukup normal untuk Begalodon, ia sulit mempercayai ini adalah kapal penjajah daratan yang dikatakan dombanya.
"Dombadass. Kamu yakin ini kapal orang darat yang mau ngambil wilayahku? Kayaknya mereka ikan laut deh."
"MBEEEEKK!!"
"APA?! Ikan-ikan itu juga mau ngambil daerahku?! TIDAK BISA DIAMPUNI!!"
Tombol marah Begalodon dipencet. Ia langsung berjalan ke kerumunan setan ikan di tengah geladak, tiap langkah yang ia ambil menghentak lantai kayu yang sudah tua dan rapuh. Baru tiga langkah ia ambil lantai itu jebol.
"JAAANGKAAARR!!"
Begalodon meraung ketika badan beratnya jatuh ke lubang itu. Melihat bossnya dalam masalah, Dombadass segera menghampirinya, ia mengintip dari ujung lubang dan mengembik.
"MBEEEEKKK?!"
"Aku oke! Tapi lantai ini benar-benar-!"
Tak lama terdengar lagi suara kayu retak dan patah, disusul dengan sumpah serapah ala lautan si manusia hiu.
"JAAANGKAAARRR!!!"
"Ugh...!!" Erang Begalodon menoleh ke atas, melihat lubang-lubang lantai yang ia tembus. Ia jatuh sangat jauh ke dasar kapal. Begalodon tidak tahu ada berapa lantai di kapal ini, tapi jatuh dua lantai sudah nampak sangat jauh dari geladak.
Belum sempat Begalodon berdiri, lantai kayu di bawah kakinya kembali mengeluarkan suara retak yang sama. Menghela Begalodon duduk dan membiarkan nasib membawanya.
"Saus tar-tar. Mama bener, aku harus diet."
Dan proses yang sama terulang lagi, tapi kali ini diikuti sumpah serapah yang kurang bersemangat.
"Jangkaaar...."
Begalodon sudah membayangkan lantai kayu yang kasar tapi lapuk akan menyambut punggungnya, tapi betapa kagetnya Begalodon ketika kecipuk air yang menyambutnya. Begitu sadar Begalodon sudah terjebur ke dalam air.
"Hah?"
Kebingungan, Begalodon melihat ke sekitar mendapati seluruh lantai tenggelam dalam air. Begalodon bisa bernafas di dalamnya, menandakan ini adalah air laut.
"BWAHAHAHA!! Kapal ini tenggelam! Rasain tuh dasar kapal payah!"
"MBEEEKK!!!"
Terdengar gaung embikan Dombadass dari puncak lubang-lubang itu, menanyakan keadaannya.
"Aku nggak apa-apa! Turun sini! Bawa Vorye juga!"
Selagi menunggu bawahannya membawakan motor airnya, Begalodon berkeliling lantai ini. Pintu sebuah ruangan dibuka, ia dikagetkan oleh ruangan luas yang ribut dengan pertarungan.
Senapan menembak, monster meraung dan manusia menjerit. Begalodon medekat, dilihatnya sebuah kapal galiung besi menembus dinding ruangan ini, di sekitarnya setan-setan ikan dan manusia bertarung satu sama lain.
Saat Begalodon asyik menyaksikan pertarungan itu, sekelompok setan ikan berjalan menghampirinya dengan karung yang meneteskan darah di masing-masing punggung mereka. Dari jarak jauh Begalodon tidak mengenali mereka, tapi dalam jarak dekat ia langsung mengenali mereka. Tak ragu Begalodon menyapa.
"Hehehey! Anggota gengku yang aku kira sudah mati!"
Gerombolan itu nampak kaget melihat Boss lama mereka. Selama beberapa detik mereka berbisik-bisik entah apa yang mereka bicarakan.
"Eh? Boss Begalodon sendiri kok bisa di sini?" tanya salah satu dari mereka.
"Seperti biasa, aku lagi cari orang yang njajah wilayahku. Bagaimana bisa kalian di sini?"
"Kau tahu sendiri jawabannya, Boss. Kau telah membunuh kami. Setelah mati. Kami menjual jiwa kami pada raja iblis hanya untuk membalas dendam padamu! Tak disangka momen ini datang juga."
Menganggap mereka kawan adalah pilihan yang salah, begitu Begalodon sadar gerombolan itu sudah mengepungnya. Rupanya mereka juga memanggil teman-teman mereka, dari sepuluh menjadi lima puluh setan ikan.
"Kamu makan aku!" sahut seekor salmon dari gerombolan itu.
"Iya. Aku ingat kamu sarapantat, si ikan sarapan!"
"Kamu pakai aku buat senjata!!" sahut seekor ikan pedang.
"Iya. Aku juga ingat kamu senjatai, si ikan senjata."
"Kamu nge**** bokongku sampai aku mati pendarahan!!"
Tiba-tiba suasana jadi sunyi, hanya jangkrik yang bersuara. Dengan gagap Begalodon membalas, "A-Aku nggak kenal dia. Dia salah orang."
"Pokoknya sekarang kami kerja ke Angleria! Dia ngasih kami nyawa, dia ngasih kami kekuatan! Dia adalah sosok seorang Boss yang sesunggu-!"
Tak selesai ia mengucap dialog, tinju ayunan tinju Begalodon menerbangkan setan ikan itu menembus dua lantai di atasnya, entah dia akan jatuh kembali atau kepalanya menancap lengket dengan atap.
"Angleria?! Siapa orang ini? Apa kalian bilang ada Boss lain di laut ini?"
Tidak ada menjawab pertanyaannya, mereka semua menerjang Begalodon. Lima setan ikan sekekar Begalodon meninju bersamaan, si Boss besar tidak menghindar, dia berlindung hanya dengan menyilangkan kedua lengannya.
Pukulan terfokus itu memberi daya dorong yang kuat ke kaki Begalodon, menjebolkan lantai di bawah Begalodon, membuat kakinyanya jatuh ke dalam lubang itu, hanya pinggang ke atasnya yang tetap di sana, menyilangkan kedua lengannya bertahan.
Menyeringai melihat posisi mantan boss mereka, gerombolan itu langsung menghujani tendangan dan injakan padanya. Lima detik hujan itu berlalu, kemudian setan paus yang paling besar diantara mereka menghentak kuat hiu yang terjebak itu hingga jatuh ke lantai dasar.
"Hahaha!! Inikah yang namanya si Begal laut lepas? Kok lemah sekali? Apa cuma segitu aja?!"
"Itu pertanyaanku, apa cuma segitu aja?" balas hiu di lantai bawah.
Tiba-tiba dua tangan kekar mencuat dari lantai, menarik paus besar yang menghentak terakhir itu hingga terjebak di lantai pinggang ke bawah. Tak lama kemudian dia menjerit-jerit kesakitan seperti anak SD yang baru disunat.
"AAAUUUGGHH!!! SIAL!! *****KU!! DIA MENCABUT *****KU DARI PANGKALNYA!!"
Merespon siksa dan kesakitan paus itu, setan-setan ikan lainnya kocar-kacir menjaga jarak darinya tidak mau menemui nasib yang sama. Benar-benar gerakan yang licik.
"What the fuck?! Licik banget nyerang selangkangan! Ayo bertarung jantan sini!"
Tepat setelah setan itu menantang Begalodon, dua tangan mencuat dan menariknya ke bawah. Dapat dilihat air mata berngiang di sela matanya.
"Kita tidak akan bisa bertarung jantan, soalnya habis ini kamu kehilangan kejantananmu," Begalodon berkomentar dari lantai bawah.
Tak lama jeritan yang tak kalah kencangnya dengan si paus diteriakkan setan ikan malang itu. Erangan setan itu membuat kawan-kawannya ngeri, tapi untung akal masih menempel di tengkorak mereka.
"Dobrak lantainya!! Kita hajar lagi dia ramai-ramai kayak tadi!!"
"Sial! Aku nggak akan nunggu sampai *****ku dicabut hiu licik itu!"
Beberapa setan ikan memulai ide baru, mendobrak sendiri lantai kayu di bawah mereka. Hentakan mereka dengan mudah melubangi lantai kayu, mereka langsung terjun bersama, mengepung Begalodon di ruang bawah.
Mereka menduga Begalodon akan sendiri, tapi tidak, kini seekor domba putih menemaninya. Ditambah lagi Vorye, motor air Begalodon hadir di sebelahnya.
Kedatangan mantan anggota gengnya membuat Begalodon menyeringai, "Kalian datang tepat waktu. Aku baru saja mau mencoba senjata baruku."
"S-Senjata baru?"
Begalodon menendang pedal ketiga di Vorye. Motor langsung bertransformasi. Kemudi depan Vorye bergeser ke bawah motor, membawa kedua roda motor bertemu sejajar, lalu roda dayung menekuk jadi roda gerigi. Dalam sekejap Vorye berubah dari motor menjadi gergaji mesin raksasa.
"VORYE, SAW FORM," suara mekanik menyeru dari mesin itu. Satu tarikan pada handle gas, kedua roda berputar selayaknya gergaji mesin.
"MAJU!!" tantang Begalodon menarik handle gergaji motornya.
"GRRAAAHHH!!! Jangan remehkan kami!" Merasa diremehkan para setan menerjang bersamaan.
Begalodon tidak menghindar, handle diputar dan Begalodon bergerak mengikuti ayunannya. Ayunan pertama mengenai satu setan ikan, setan itu mengerang ketika gergaji mesin itu perlahan mencincang dagingnya.
Satu setan menyerang dari belakang, Begalodon membalik badan dan melempar setan ikan yang tengah dicincang itu. Kabut darah menyebar dalam air, menghilangkan Begalodon dari pandangan mereka.
"K-Kemana dia?!"
Para setan ikan kebingungan, lawan mereka hilang dalam kabut darah. Tiba-tiba mereka mendengar suara mesin motor.
"DIA DI SANA!!"
Mereka menyerang arah suara itu, tapi ternyata yang menggunakan mesin itu adalah Dombadass, menggigit handle dan mengayunkannya dengan kekuatan mematikan.
Kabut darah semakin tebal. Tidak terlihat apa yang terjadi di sana. Yang jelas ketika kabut darah menyusut, semua setan ikan telah mati.
**
Kapal Majreha adalah yang paling terlihat diantara dua galiung, tak heran menjadi target serangan utama pasukan setan. Angleria sudah naik ke dek membawa tombak hasil ritualnya, ratusan pasukan mengikuti dibelakangnya.
Teknologi pasukan Arkaik memang hebat, tetapi jumlah pasukan setan mengalahkan mereka. Pada saat genting seperti ini, pahlawan dibutuhkan. Maka munculah mereka.
"Ranger merah, Siti Fantasi!"
"Ranger biru, Zuber Magi!"
"Ranger hitam, Snow Winterfield!"
"Ranger pink, Nazhme Kaikhaz!"
"Ranger polkadot, Uno Fibri!"
Bereka bertarung. Gebuk-gebukan!
Debu mengepul dalam pertarungan mereka, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di sana, yang pasti setelah debu menghilang Angleria dan pasukannya jatuh tak berdaya.
"Uhuk... A-Apa itu barusan? Mengerikan. A-Aku kalah kurang dari 100 kata?!"
T-Tamat? Grup 5 memenangkan ronde 1? Y-Yey...?
>Cerita sebelumnya : [PRELIM] 64 - BEGALODON | SANG BEGAL YANG TAK TERKALAHKAN!!
>Cerita selanjutnya : -
>Cerita sebelumnya : [PRELIM] 64 - BEGALODON | SANG BEGAL YANG TAK TERKALAHKAN!!
>Cerita selanjutnya : -
Baru kali ini ane kurang puas baca entry yg pendek..
BalasHapusBegalodon.. padahal ane ngarep banyak pas entry ini keluar TwT
Tapi komedi khas entry begalodon tetap ada, dan power rangernya juga akaka
Yah... walau OC lain segrup bener-bener cuma numpang lewat
Ane tetap terhibur, walau banyak yang benar-benar yg ane ngarep ga keluar
Intinya, ane kurang puas
Mungkin karena deadline juga sih. Tapi ya sudahlah.
---------------
Rate: 6
Ru Ashiata(N.V)
>Dombanya antimainstream. xD
BalasHapus>Saya kurang ngerti kenapa mesti munculin peri menangis.
>Kemunculan OC lain itu ... wkwkwk. Baru keluar langsung kalah musuhnya. Entah kenapa ini jga lucu. Hhe xD
>Beberapa adegan sukses menebar senyum.
>Bahasanya rapi.
>Yang bener 'bersimbah darah' bukan 'bersimpah darah'.
Ini pertama kalinya saya baca entri Begalodon. Dan yah, seperti kata di atas, deadline itu mengerikan ... jadi emang kurang puas T_T Tapi saya tipe yg mengutamakan kelancaran narasi lebih dulu sehingga:
7
-Sheraga Asher
Halo~ Halo~ (?)
BalasHapusYang pertama saya pahami disini adalah, kayaknya entri ini direncanakan bakal panjang atau semacamnya, dimana cerita tentang Dombadass dan Angleria jadi 60% sendiri, dan sisanya yah, seperti yang sudah ditulis. <(") /slap
Tapi ya, menurutku diksinya itu udah pas, gak terlalu 'melip' tapi tetep nyaman diikuti. Saya juga suka karakterisasi Begalodon, tipe-tipe bos preman yang gak serem tapi konyol, namun tetep kuat. Endingnya rada-rada gimana ya, karena deadline, sama sih. /disepak
So now, i think 7 is enough.
OC : Takase Kojou
ini konyol. XD ceritanya bisa koplak gtu. td pas awal bc smpet ngira ini jumlah katanya dikit tp angleria dijabarin rada panjang gtu reverier yg lainnya gmana ya? apa cukup? dan akhirnya begalodon muncul dg koplaknya. dia cukup dapet peran. tapi eh makin kebelakang, akhirnya dimunculin jg nama reverier lain dalam bentuk power ranger. dan lagi2 ending yang bukan ending. 8
BalasHapus==Riilme's POWER Scale==
BalasHapusPlot points : C
Overall character usage : E
Writing techs : B
Engaging battle : D
Reading enjoyment : B
Weks. Saya udah tau bakal pendek dan rushed, tapi saya masih lebih prefer prelim Begalodon ketimbang r1 ini
Agak sayang sebenernya karena Dombadass dan Angleria dapet lumayan banyak jatah di awal, tapi ke sini"nya jadi berkesan kayak manga kena axe di akhir. Yah, saya ngerti kalo mungkin ini dibuat buru", dan kekuatan entri Begalodon (komedi) masih kurang maksimal jadinya
==Final score: C (7)==
OC : Iris Lemma
Gaya narasinya asik, aku senyam-senyum sendiri baca awal2nya XD
BalasHapusMBEK? WAHT? Wkwkwk asli lah aku ngakak banget, ini apa2an mbek ternyata jadi bahasa formal para domba wkwkwk TERUS YA ROBB ITU KENAPA SIH BEGALODON DI MUSEUM MALAH KLEPAK KLEPEK KAYAK MAGIKARP!? Awkwkwkwkwk
Ampas, sadis. Aku tadinya terbawa emosi, ikutan sedih ketika ratu peri itu abunya dituang, TAPI ITU OBAT KUAT! Wkwkwk ampas asli ampaasss X’D
Tapi semua ketawa itu langsung lenyap begitu adegan tarung. Impresif. Aku terkesan... sampai akhirnya ketahuan itu cuma akting. Again, kampret XD
a-auw... itu apanya paus yang dicabut? Auw....
TERUS APA2AN ITU ENDINGNYA LANGSUNG BERES KAMPRET wkwkwk
All in all, sukses bikin ketawa XD tapi ya cuma bercanda doang, ga ada runtutan yang jelas ini mau ngapain. Musuh utama kalahnya cepet, Begalodon ngalahin setan2 ikan itu andilnya dalam cerita apa juga gak jelas, adegan nyiksa peri ternyata juga insignifikan.
Good laugh, but not a good story.
7/10
~Pencipta Kaleng Ajaib
Wkwk, apaan ini XD
BalasHapusTernyata bahasa domba itu bahasa formal ya XD
Mungkin sy juga harus niru ini, minta maaf dulu karena entri yg pendek :')
Fokus cerita lumayan terkuras di bagian Angleria, porsi buat kemunculan Begalodon juga cukup. Tapi ya itu, sama seperti punya saya, endingnya ya ampun XD
NILAI: 7
(Martha)
Ah iya, adegan Angleria dan si peri juga bagus banget :3
HapusDombadass! Mana ada domba yg lebih badass dari dia pake jaket kulit naek motor lagi xD komedi nendang abis jd pengen liat fanartnya Dombadass sama Begalodon :v btw Angleria sama peri makan sebagian besar jatah tampil ya? Begalodon malah muncul di tengah" :' dan untuk ending aduh bang rushnya bener" rush!
BalasHapusDari saya 7
Zephyr
Saya suka baca entri yang pendek, sayangnya entri begalodon kali ini kurang memuaskan. Adegan pembuka yang diawali dombadass cukup menarik, suara mengembik itu jadi bahasa formal para domba, terus begalodon yang pingsan di museum semesta gara2 ga ada air itu bener2 kocak, lol
BalasHapusFighting scenenya not bad, tapi sayang porsi dombadass berasa kurang. ditambah lagi OC lain cuma muncul sekilas di akhir.
Overall, entri ini cukup menghibur tapi ga mencapai potensial penuh gara2 deadline, senasib kaya saya huhuh
Nilai dari saya, 7
OC : Catherine Bloodsworth
Tidak perlu basa-basi, pokoknya entrinya Begalodon JANGKAR ABIS, SAYA BACANYA SAMPAI JANGARRRR!!11!!1!
BalasHapusTapi memang dasarnya deadliner, entri yang udah wah mantep enak jedar jedar jeder jeder kayak kena pemotongan bujet terus pada akhirnya jadi semacam filem adaptasi kurang sukses u,u
Tapi tetap khas begalodon. Saya terhibur dengan segala macam suguhan parodi ala Begalodon yang sudah pasti sengklek abis.
Ya, kekurangannya cuma setengah ke akhir (second half) kurang oke. Itu aja.
Nilai 7 dari saya.
Salam Sejahtera dari Enryuumaru dan Mbah Amut.
aarrggh, perasaan saya sama seperti saat membaca entry-nya Dorapunzel, udah enak-enak membaca, ngalir, sedikit haha hihi di sana-sini dengan diksinya yang ringan konyol (saya lebih seneng sama Dombadass daripada tuannya), tahu-tahu eh! Kepotong! Dan endingnya kejam banget dipotongnya, seperti dimutilasi, hiks... (ya memang di entry saya sendiri juga ada ending yang terpotong not as I wish, tapi setidaknya endingnya rada eleganlah kepotongnya). Selain itu saya benar-benar terhibur...
BalasHapusnilai 6, kepotongnya kejam amat soalnya, hiks hiks. Bgaimana nasib si Peri dan kemanakan Begalodon dan si dombadass-nya? Sitiii...?? Polkador ranger...??
Rakai A
OC Shade
Ide : Sangat Baik = 2
BalasHapusPlot : Lumayan = 1
Enjoy : Lumayan = 1
EYD : Baik = 1,5
Usaha : Sangat Baik = 2
Nilai : 2 + 1 + 1 + 1,5 + 2 = 7,5
Karena tidak boleh koma jadi dibulatkan menjadi 8
Nama dombanya unik bener DOMBADASS.
Entri yang kocak dan sadis menurutku.
sayang sekali beberapa poin harus turun karena beberapa hal
Plotnya gampang di tebak dan OC yang lain cuma numpang aja.
Kurang enjoy bacanya karena porsi si Begalodon cuma sedikit
NewbieDraft (Revand Arsend)
wtf man for chrissake honestly this story was awful and the plot was so horrible I’d kill myself just so harambe could live again. overall character development was a total mess and it’s a straight garbage I’ve never felt so offended in my life before, this huge wave of disappointment is crushing me from the inside and its really stupid no matter how many times you look—
BalasHapus"Kamu nge**** bokongku sampai aku mati pendarahan!!"
10/10
Wahai Sang Overlord... Semoga engkau segera lepas dari cengkraman Dewa Dedlen.
BalasHapusOke, pendek seperti Prelimnya. Humor ada dan pertarungan well... not bad. Namun sayang, sepertinya Overlord sudah berusaha membuilt-up suatu plot yang luar biasa dengan Angelaria, tapi nggak kesampai gara-gara deadline. Nevertheless... Adegan peri itu benar-benar membuatku berkata "SIALAN KAU!"
Nilai 7
OC : Nora
Geble. Entri ini kacau banget. Parah lah.
BalasHapusMemorable scenes:
"Ah... Hujan... Begitu asin... Begitu nikmat... I love this rain, baby."
Angleria twisted juga ya. Kayaknya iji bakalan serius banget sadis gitu deh---
-Pertarungan gergaji mesib Begalodon
-dibegitukan sampai pendarahan...
-dibegitukan lagi.
-istilah2 internet seperti surprise motherfucker dkk
-ITU REVERIER JADI RANGER. APAAN LAGI RANGER POLKADOT HAAAH
GEBLE. Ngawur banget alurnya. In a good way.
Ga lengkap. Tapi... Entri ini menang di reading enjoyment! Sialan!
Jadi...
8
Pucung
AAARRGGGGHHH KENAPA KAU HARUS DEDLEN BEGALODON :')
BalasHapusAlurnya terlalu cepat sampe bikin saya bingung dengan hal yang berlalu begitu cepat, meski begitu humor yang ada di entri begalodon tetap kerasa.
Hanya saja... duh...
Saya bener bener ekspek besar Begalodon bakal membuat cerita panjang nan wah dengan tema yang sangat pas bagi begalodon yaitu perang lautan, tapi karena deadline tak menghendaki jadi entri ini terlihat sangat kusut:')
Saya yakin kalau ga di kejar deadline, kisah begalodon di r1 ini akan sangat memorable
Nilai 7 dulu
Wasalam
Ganzo Rashura