Jumat, 26 Februari 2016

[FBC] 006 - KAEDE HAZUKI

VERSUS
SANELIA NUR FIANI
[Tantangan NV2]
oleh: Faikar Khalid B.

---

Simple Dream, Complicated Reality"

"Ratu pemimpi, oh ratu pemimpi. Sadarkan impianku. Wujudkan mimpiku. Bebaskan anganku."
"Bawalah pergi, anganku, ajak anganku ke duniamu. Jadikanlah mimpiku, mimpiku yang, paling, kudambakan~"

Debur ombak mengalun rendah, mengiringi lantunan yang mengalir, dari bibir seorang pria berperawakan klimis. Jambul pirangnya bergoyang2, seperti melambai siapapun yang menatapnya.
"Bawalah pergi, anganku~"
kembali dilantunkan senandung favoritnya, sembari dua hingga 3 tegukan soft drink, berseluncur di kerongkongannya, menemani sore hari itu.

"Hahhh, pulang ah"
Iris ungunya menyapu kanan kiri, sebelum kaleng soft drink di genggamannya, sudah meluncur kencang kearah pesepeda yang lewat.
*Klontang
dan bunyi itu sudah menyatakan satu korban sukses ditumbangkan

"YES. Saatnya kabur. Hihi~ langkahnya terhenti, karena sebuah suara melengking tak jauh dari tempatnya berdiri
"HEI, KEMARI KAU KAEDE!!!
"Kampret, Gue nyambit polisi lokal. CABUT!!!!
Dan terjadilah aksi kejar kejaran antara polisi dengan Kaede, sekali lagi,
"BERHENTI!!!!!!!


==oOo==



Rumah Kaede,
"Nora, kau sudah berbelanja makanan???
"Sudah kok. Sudah sama Kami-san malah"
"Oh, begitu. Bagus deh"Cengirnya seperti biasa, yang menurut Nora, itu agak aneh.

"Hmmm, tunggu sebentar deh, Kaede. "
"Hmm, apa itu, Nora??"
"Jualanmu, gimana?"
*Deg

Luncuran kalimat barusan, sukses membuat jantungnya berdegup kencang. Kenapa dia mempertanyakan hal seperti itu? Apa maksudnya itu? Lalu, kenapa tiba tiba?

"Ehhh, anu, nganu. . .
"Anu anu, kenapa anunya?"
"BUKAN ITU!!!"
"Lalu??
"Etto, ahhh, . . . ."
'Cepatlah berpikir, Kaede. Kalau Kaminari mengetahui hal ini, bisa habis kehidupanku'

"Ehh, gini. . ."
"Hm??"
"Sebenarnya, masih belum ada yang beli. Karena katanya mereka sudah punya"
"Hah, apa maksudmu, Kaede?"
"Entahlah. Obat milikku katanya komposisinya sama dengan yang biasa mereka beli. Tapi saat kuminta obat yang mereka beli, mereka menolak"
"Hmmm. Sepertinya Kami-san dan aku akan datang ke tokomu besok.
"Oh, ba..baiklah. Aku keatas dulu kalau begitu. Selamat malam"
"Baiklah. Selamat malam juga"



*Ckrek
dibukanya pintu kamar miliknya, dan hanya didapati ruangan pengap dengan banyak tabung aneh, dari botol kaca bening, botol kaca dengan leher meliuk-liuk, sejenis pulpen kaca dengan cairan keunguan.

"AAHHHHH, HAMPIR SAJA KETAHUAN" keluhnya merebahkan diri di kasur lipat usang miliknya. Partikel debu berhamburan tak keruan saat tubuhnya terhempas ke sana.
"Tapi, kenapa Nora mendadak bertanya seperti itu ya??? Aku akan menanyakannya besok"

*Srek
*Cring
Melepas anting yang melingkari telinganya, dirinya memposisikan tubuhnya untuk segera  terlelap hari ini.
"Melelahkan memang hari ini. Oyasumi" ujarnya entah pada siapa. Mungkin itu ditujukan pada dirinya.

Zzzzzzz
dan dengkuran halusnya mengiringi alunan malam, yang bergerak saaaangat, pelan.


==ooOoo==


Chapter 0: Dream World, Pillow Queen, and Hopes
][ In Dream, somewhere in Hamel Dimension ][

"Now now, my beloved Nora Hazuki. Sebagai satu dari sekian Arma Diaboli yang berhasil  selamat dari insiden Zhartras, seharusnya kau mulai memasuki level kekuatan Edestelle.  Karenanya aku akan membuatmu merasakan sendiri bagaimana Edestelle Core milikku, Gate of Alchemist Flask, terbuka setelah ratusan tahun dikunci oleh Baldur"

"Aku mengerti, Kaede-san. Aku juga merasakan bagaimana kekuatanku sebagai Flexible Material semakin meningkat, aku seperti merasakan ikatan batin kontrak kita semakin erat, bahkan aku bisa mengganti bentuk senjata tanpa terhalang durasi pemanggilan"

"Fufufufufu, itu sudah kemajuan, my beloved Nora Hazuki. Splendid work"
"Iya, Kaede-san"

di ruangan luas tersebut, berukuran 200x200m, sangat luas. Hanya ada sesosok gadis, membawa sebilah pedang dengan rahang naga sebagai tsuba pedangnya. Fisiknya yang tinggi semampai, dengan rambut putih yang menjuntai hingga punggungnya, diikat sekedarnya, menghadang sosok yang sudah menampilkan belasan hingga ratusan gerbang keemasan dibalik tubuhnya.

"Anooo, interupsi sebentar. Kaede san"
"Oh, ada apa memangnya??
"Kau terlihat lebih pendek. Eh, bukan pendek sih. Memang pendek"
". . . . ."

Hampir 10 detik keheningan tercipta, sebelum Kaede menyadari bahwa tubuhnya mengecil 2x lipat dari yang seharusnya
"Fufufufufu. Kurasa efek samping dari 2 unit White Flask membuatku seperti ini. Tak perlu khawatir, fisik manusia ini akan selalu membuatku penasaran untuk kuteliti" kilahnya seolah  itu bukan apa apa

"Maksudmu??" tanya Nora penasaran

"Fast Metabolism dan High-Speed Regeneration."
"Mungkin akan kutunjukkan lain kali.
Sekarang, BEHOLD THE BLACK FLASK METHOD, GUHAHAHAHAHA!!!!"

Tawanya yang menggelegar menggetarkan langit dan gerbang selayaknya riak air, membuat sinar
keemasan mereka menghitam perlahan, tanda bahwa Black Flask mendominasi gerbang ini.

"For today, Scar Flask. Feel free to attack. GUHAHAHAHAHAA"
*Zringgg*

inkarnasi dibacakan, dan perlahan gerbang membidik kearah Nora yang menggenggam senjatanya,  siap menghadapi Kaede.
"Slash, Scar Burn, Corrosive Splash, Shrapnel Card, Dive Bomb, Depth Charge, Shot, Syringe, Needle, Scalpel Flask, Cogwheel, Carpet Shell. HEED THE CALL, O MIGHTY FLASK"
*Zrats zrats zrats*

belasan hingga ratusan objek muncul perlahan dari tiap riak gerbang, masing masing berupa tabung Erlemeyer berbagai ukuran, nama nama aneh disebutkan Kaede, seiring penyebutannya, gerbang semakin memunculkan banyak Alchemist Flask dihadapan Nora Hazuki.
"Aku tidak akan takut, Kaede-san"
*Ckrekk*
pedangnya digenggam, dan separuh tubuh Nora sudah memasuki bentuk Arsenal Void Form, bentuk persenjataan berbagai jenis.
"Very Well, my beloved Nora"
For today,
Melesatlah dan menyeranglah sesuka kalian, O MIGHTY SCAR FLASK!!!!!

*Dhuar Dhuar Dhuar*
Serangan dibuka, dan ini menandakan latihan oleh Kaede dibuka, membuat Nora harus berusaha brtahan dan menyerang balik Kaede, agar kekuatannya dapat diakui oleh Kaede Hazuki.



==oOo==



Keduanya terkapar tak berdAya, karena masing masing dari mereka saling mengerahkan kekuatan masing masing. Tempat yang mereka pijak kini sulit dikenali, karena kehancuran ada dimana  mana
"Hahhh, melelahkan"
"Iya"
Keduanya saling melempar tatapan puas, sebelum Nora membuka suara

"umm, Interupsi lagi deh, Kaede-san"
"Hmmm, baiklah. Apa itu, Nora??"
"Kenapa aku memanggilmu Kaede-san????"
"Seingatku aku berlatih bersama Kami-san di dunia ini"
". . . . . . . . ."
Keheningan kembali tercipta

"Apa maksudmu, Nora?"
"Kok jadi kamu sih, Kaede??
. . . . .
"Hah?"

Tepat ketika mereka berdua kebingungan, sebuah larik cahaya menerpa wajah mereka berdua. Sejenis bantal muncul dihadapan Kaede
"Welcome, to my own world, young man"
"Namaku Kaede, Kaede Hazuki"
"Ah, Kaede. Salah satu pemimpi"
"Pemimpi?" Bingung Kaede.
"Hmm, mungkin ini bisa membuatmu mengingatnya"
Cahaya itu perlahan mewujud, menjadi sosok perempuan, yang mencuat dari bantal tersebut.

Bibirnya bergerak, melantunkan sebuah larik suara yang mengalun indah
"Ratu pemimpi, oh ratu pemimpi. Sadarkan impianku. Wujudkan mimpiku. Bebaskan anganku."
"Bawalah pergi, anganku, ajak anganku ke duniamu. Jadikanlah mimpiku, mimpiku yang, paling, kudambakan~"
"Itu, darimana kau tahu lantunan lagu itu? Kukira hanya aku yang tahu lirik itu. Lirik mendiang ibuku." Kaede terperangah, kaget karena ada yang tahu lirik itu. Perasaannya berkecamuk, siapa yang mencuri dengar dirinya menyenandungkan lirik itu.
"Kau sering menyanyikannya saat tidur. Saat bermimpi. Dan aku tahu semuanya"

"Tunggu, mimpi?"


==oOo==


"Perlu kau ketahui, anak muda. Ini dunia mimpi. Sebelumnya, perkenalkan. Namaku Ratu Huban, penguasa alam mimpi. Negeri mimpi yang kau hancurkan ini, adalah tempatku bernaung" Ratu Huban menjabarkan semuanya, yang membuat Kaede hanya bengong dibuatnya

"Waduh, kalau ini duniamu, maaf aja deh. Tapi, kata Nora..tunggu, mana dia??? Dimana Nora?? Sadar bahwa Nora sudah tidak ada disebelahnya, Kaede dibuatnya panik, namun Ratu Huban menenangkannya
"Tenang sedikit, anak muda. Gadis yang kau sebut Nora hanya 'kupinjam' kesadarannya, untuk memanggilmu ke alam mimpi ini.
"Alam mimpi?? Ini alam mimpi? Kenapa terlihat nyata? Kaede masih bingung dibuatnya

"Ngg, tadi kau bilang apa?"

". . . Kenapa alam mimpi ini terlihat nyata?."

"Oh, maaf. Ini alamku, dan aku akan datang bila ambisi seseorang diduniaku sangat kuat. Duduklah terlebih dahulu" jelas ratu Huban, sembari mempersilahkan Kaede duduk, di kursi mewah yang entah darimana munculnya
"Ah, terimakasih" balasnya sopan sembari duduk, dengan aura canggung
"Dan, kau ingin minum apa, anak muda??
"Teh melati saja. Dan tolong, namaku Kaede" balas Kaede, meski agak kesal dengan cara Ratu Huban memanggil namanya

"Hmm, begitu. Sampai mana tadi, Kaede? Oh iya. Dunia mimpi ini ciptaanku, dan akulah yang memberikan hak untuk seseorang bermimpi, baik mimpi indah, atau mimpi buruk" Ucapnya sembari  menuang teh ke cangkir Kaede.

"Jadi, singkatnya, andalah yang memberikan hak untuk mimpi seseorang, termasuk kejadian  barusan? Tanya Kaede sembari meneguk tehnya
"Benar sekali. Seratus buatmu Kaede. Kau tahu mengenai kondisi Lucid Dream?
"Sedikit. Yang kudengar mimpi seseorang dapat dikontrol olehnya, alias kesadarannya berjalan sebagaimana mestinya"
"Ya, dan itu adalah salah satu andilku yang mewujudkan keadaan itu"
"Wow. sangat mengesankan untuk ukuran anda. Ah baiklah, kembali ke bagian mewujudkan mimpi"
". . ."
"Hei, ratu Huban, hei?"
"Ah, kenapa tadi?"
"Tentang mewujudkan mimpi itu. Yang tadi"
"Oh. Silahkan"
"Katakan, jika aku punya mimpi bertarung, atau pertarungan, apa kau dapat mewujudkannya??
"Benar sekali. Aku adalah ratu yang menguasai mimpi, maka aku dapat mewujudkan mimpimu itu"
"Apa kau ingin impianmu terwujud?" Ratu Huban menawarkan kembali pilihannya kepada Kaede
"TENTU SAJA. TENTU SAJA AKU MAU!" balas Kaede tak kalah semangat
"Dan, apa mimpimu?"
"Melawan orang kuat!"
". . . . . . ."
"Eh, apa mimpiku salah?"
"Ngg, kau bilang apa tadi, Kaede?"
". . . . . . .Ah, lupakan saja"
('Ini buruk, julukannya sih ratu, tapi kok linglung sih, ampun deh. Ini bener ratu kan? Udah pala kayak bantal. Ampun deh)

Menjaga karismatik sebisanya, Kaede hanya bisa meneguk tehnya dengan sangat, pelan. Berharap lawan bicaranya tidak terlalu, linglung, baginya.
"Baiklah, akan kupersingkat saja" Ucapnya sambil berdiri dari kursinya.
"Aku ingin melawan orang kuat. Jadi, bisa kau berikan listnya?"

"Sesuai keinginanmu, akan kuberikan 15 daftar orang yang bisa kau 'Buru' kalahkan orang itu. Dan kau akan bisa kembali ke duniamu. Alam nyatamu. Bisa?"
"Bisa"

Larik cahaya bersinar dari kepala Ratu Huban, dan darinya sebuah lintasan cahaya terbentang begitu luas, seperti jalan tol.
"Ikuti saja jalan itu, maka kau akan menemui apa yang kau inginkan. Yaitu salah satu mimpimu. Melawan orang kuat"
"Tapi ingat, kau harus menang, jika kau ingin kembali ke tubuh asalmu. Dan kalau kulihat, musuhmu yang kau pilih adalah. . . "

Ucapannya terhenti, karena lambaian tangan Kaede menandakan bahwa dia segera berlari menyusuri jalan cahaya tersebut.

"Selamat bertarung, para pemimpi" batinnya menatap punggung pemuda itu


Chapter 1: Her name is Sanelia

     Langit bergulung, tanda hari akan hujan. Semua jemuran sudah diangkat, semua kendaraan, pedati, makanan kering, sudah dimasukkan. Tapi ada satu yang keluar dari persembunyian, menatap langit seolah angannya tersampaikan.

Tatapan matanya berkata "Jangan hujan, jangan hujan" namun sosok itu tak pernah tahu, do'a orang yang tulus akan mengalahkan harapan egois darinya seorang. Dan dia sadar itu.
Tatapannya sama, saat batinnya menyaksikan, keadaan dimana dirinya berharap bisa berteriak "Jangan mati, jangan mati"

Tapi semuanya sudah terjadi, dan dia tak bisa menolaknya, atau mencegahnya.
Sama seperti hari ini, dimana tindakannya tidak bisa menghentikan hujan hari ini.

Zrashhhhh
Dan hujan pun turun, membasahi tanah kering itu,
Membasahi tubuh tinggi tersebut, membasahi pipinya,
Membasahi wajahnya,
Bahkan lipgloss yang melapisi bibirnya, ikut basah. . . .
Hampir semuanya basah,
Tapi masih belum bisa membasahi hati yang kerontang, belasan tahun lamanya.



==oOo==



Suatu hari di kedai sayuran
Kegiatan pasar yang hiruk pikuk oleh kerumunan manusia, terutama kaum hawa yang berbelanja, saling berdempetan. Saling menawar harga, saling menenteng plastic, atau tas rajut untuk berbelanja.

"Eh jeng, kabar suami gimana? Kemaren laki aku baru pulang. Uhhh,pulang pulang, performanya tokcer loh. Makin cinta deh"

"Idih, yang lakinya baru pulang udah pamer. Kayak gue donk, lakinya dirumah terus, pemales emang sih. Tapi kalo udah bulan purnama, uhhhh, tenaganya, Maknyussss"

"Iya deh iyaaa, yang lakinya pilihan kepala desa. Tapi kuat kalau bulan purnama? Itu laki atau manusia serigala.  HAHAHAHAHA"

"BERISIK!!!! Kepo ih"

"Lah, kan dirimu yang memulai. Dasar muka tajir. AHAHAHAHAHA"

Yang disebut pun tak mau kalah rupanya

"Alah, karung beras bisanya pamer doank. Karung beras tuh di sini, bukan di perut. HAHAHAHAHA" ejeknya sambil menunjuk pinggangnya.

"Kurang ajar kau. Hahahaha"

Suara rumpi para ibu2 yang saling bergosip, dan pamer kisah kasih di malam minggu, melengking nyaris memenuhi pasar, namun suara mereka langsung tertutupi oleh riuhnya pasar, dimana berbagai komoditi dapur, seperti ikan, sayuran, buah, bumbu dapur, saling berjejer.

"Oh iya jeng, by the way alias omong omong, kalo jeng sendiri, kabar suami gimana?
Salah seorang ibu berperawakan tinggi, menyapa si gadis yang memakai jubah hitam yang sangat panjang.

"Jeng Neli? Jeng? Capek ya jeng? Sama. Suamiku juga gitu, pagi pagi Cuma uring-uringan gak jelas. Katanya urusan kantor. Pusing aku deh jeng" ujarnya seolah tak memperdulikan gadis disebelahnya. Namun si gadis hanya diam mematung, terpaku disana.

"Jeng, Jeng Neli? Kamu gapapa jeng? Sanelia?"

Dan yang dipanggil namanya hanya menoleh sebentar, linangan air matanya bercucuran tak keruan.

"Kamu mah enak sih bu, tahan banting semua, suami suaminya. Saya iri"
"Lah saya? Suami udah kayak dokter gigi aja. Posisi enak langsung cabut. Apaan itu? GAK BERTANGGUNG JAWAB TAU GAK BU. KOK YA BSA GITU LOH BU, HUEEEEEE~

Tangisan kencang nyaring terdengar dari isak tangis Neli, yang sontaks aja membuat para ibu ibu kaget dibuatnya.

"Yah, jeng Neli ya jadi baper coba" sahut si ibu berperawakan tinggi

"Baper apaan toh bu? Ibu ibu gaul amat yak" sahut si ibu tajir

"Aduh jeng, kayak gak tau trend masa kini aja. Itu loh, Baper, yang biasa anakku suka beli, dari ketan" balas si ibu beras

"ITU LEMPER BU. LEMPER!!!!" emosi si ibu berperawakan tinggi

"Eh….lemper yak?? Ya maaf toh" sahut si ibu beras, terkekeh.

"Udah ah. Kita ajak si Neli jauh2 dari sini, kesian diliatin orang atuh" ucap si ibu berperawakan tinggi, sambil mendampingi Neli keluar dari pasar. Dan akhirnya ketiganya pun membantu Neli keluar dari pasar.


Di sebuah warung makan.
"Makan dulu jeng. Nih tak buatin bakmi ayam" ucap si ibu berperawakan tinggi, yang sudah berbalut celemek dapur, menghidangkan 3 mangkuk bakmi ayam di meja makan. Kedua ibu yang membantunya pun duduk bersama Sanelia.
"Duh jeng, ya kita minta maaf yah kalau buat si jeng tersinggung" si ibu tajir membuka suara

"Iya, maaf yah. Saya juga, khilaf nih" sahut si ibu beras tak mau kalah.
"Ehehe, gak usah repot repot bu, salah saya juga sih kebawa perasaan. Jadi lemper, eh, Baper deh" Kekeh Sanelia, yang disambut gelak tawa ketiganya.

Setelah Sanelia menyantap habis bakmi yang disediakan, salah satu dari ibu ibu mulai nyeletuk bertanya
"Itung itung, boleh cerita donk, sharing gitu, sapa tau kita2 bisa bantu loh. Kok ya aku jadi penasaran gitu loh" tawar si ibu tajir, yang disambut anggukan lainnya.
"Aduh bu, jadi malu. Oya bu, ini berapa semuanya? Tanya Sanelia bersiap mengeluarkan dompetnya
"Gak usah pusing deh jeng, ini warung aku. Tak gratisin. Tapi bayar ama ceritamu, gimana? Balas si ibu berperawakan tinggi, disambut kedipan teman temannya
"Wah, boleh deh" Sanelia pun menyanggupi permintaan mereka
"Jadi, semuanya, bermula dari kejadian 5 tahun silam". . . . .


Chapter 2: Preparation

"Well. [Daerah Transisi],daerah sebelum ke lokasi utama, kata ratu pala bantal. Ratu kok pake bantal, pake mahkota gitu kek. Ini bantal.  Dan katanya ini dunia Battle of Realms, alias Realm/kesadaran bertarung. Maksudnya bertarung apa coba? Apa yang diadu?. Bodo ah"

"Dan juga, baru ingat diriku ini, kekuatan didalam mimpi bisa dia wujudkan. Dan negosiasi Cuma menang. Dan cara menang adalah dengan membunuhnya. Dan untuk membunuh seseorang, kekuatan sepadan haruslah digerakkan. Dan apa penggeraknya? Mudah. Kekuatan skala luas. Dan sayangnya, informasinya tadi sih secuil, Cuma mengatakan bahwa julukannya Blue-Haired Magus. Dari namanya, Magus, Magician. Penyihir, tukang sihir. Bisa dukun gak? Ntar dicoba. Sekarang persiapan dulu. Udah lama gak membombandir lawan.

"Gate, of Alchemist.
. . . .
Tak ada kondisi yang berarti. Hampa, hanya deburan angin menerpa
Oh well, baru inget itu phase ketiga. Salah baca mantra berarti"
Mengulangi rapalannya, namun kali ini posisinya berbeda, dimana kedua tangannya merentang kekanan dan kekiri.
"Self, Combat, Alchemist. A.k.a
"JIKO SENTO RENKINJUSTU!!
Saashhh,
Sebuah gerbang cahaya muncul di hadapannya, tepatnya di tangannya. Memunculkan sebuah Flask ditangannya.
"Sip. Flask Magic sudah aktif. Ternyata rapalannya harus urut. Yaudah lah. Langsung aja deh."


Merentangkan tangan kirinya kedepan, belasan inkarnasi melapisi seluruh lengannya seiring rapalan mantra meluncur dari bibirnya. DIpecahkannya Flask barusan, dan fenomena terjadi
"Self Workshop. Chain up, Entering Aspect Identity. "
Lengan kirinya memendarkan cahaya keputihan, dan lengan kanannya memendarkan cahaya temaran-gelap, nyaris keabu abuan. Menunggu durasi 5 detik, dirapalkannya mantra kedua

"Black Flask in right hand: Acces Death Alchemy. Entering Death Aspect: Greed Sins,"
Rapalan inkarnasinya pecah menjadi pita sihir yang membelit tangan kanannya, dan sebuah aura kemerahan memendar, sebelum meresap penuh ke tangan kanannya

"White Flask in left hand: Access Life Alchemy. Entering Life Aspect: Temperance Virtue,"
Dan rapalan inkarnasinya pecah menjadi pita sihir, dan membelit tangan kirinya, dan sebuah energy kekuningan memendar, meresap kedalam tangan kirinya

Zrashhh
pusaran cahaya memutari kedua lengannya, dimana masing2 telapak tangannya kini muncul sebuah kanji berlambang "Death ()" pada telapak kanannya, dan kanji berlambang "Life ()"pada telapak kirinya.

"Perfect" ucapnya sembari merekatkan kedua tangannya, menyatukan keduanya, lalu membuka lebar-lebar, dimana satu jemari kanannya menunjuk keatas langit, sementara tangan kiri berada di pinggang
"For the last part.


Gate, of Alchemist"

Zrinkkk
Larik cahaya berpendar, dimana beberapa larik cahaya dibelakangnya, berpendar dalam formasi tinggi, seperti pencakar langit. Pendarannya bergerak, seperti riak air di udara, saling beradu kecepatan, mencakar langit malam, sebelum pendarannya semakin terang, dimana belasan hingga ratusan gerbang, muncul dibelakang tubuhnya.

"Fix, kekuatanku aktif. Pemanggilan pertama."
"Carleon"

Selarik cahaya keemasan, muncul seperti riak air di hadapannya, memunculkan sebilah pedang dengan sarung lengkapnya. Sebuah katana tepatnya. Panjangnya berkisar antaran 90cm dengan lebar 4cm. Standarisasinya yang dipesan sendiri. Tanpa ukiran macam macam. Terhampar didepan, tepatnya melayang, siap diraihnya.
*Krek
"Ah, senjata kesayangan, walau kadang kamu pengen kulempar saja. Sapa tahu nancep ke orang, mati deh. HAHAHAHAHAHA" kekehnya.

"Baiklah. Gak usah repot repot. Saatnya persiapan. WHITE FLASK!"
Usai mengikatkan pedangnya di punggung, rapalan ditangan kirinya berpendar, dimana kemudian tangannya menarik 4 hingga 5 benda dari gerbang alchemist miliknya. Dan di jemarinya sudah tersusun 5 butir Flask pendek, sebesar jempolnya, dengan berbagai warna dan isi cairan aneh.

"Canned Food, High-Speed Regeneration, Warmth Echo, Soul Wave, Splash Cannon. Tumben kalian muncul duluan. Biasanya juga Sorcery Booster, kalau enggak Adrenaline Shot. " ocehnya pada Flask yang ada ditangan kirinya, yang segera dikantunginya di belt kirinya. Entah bagaimana kelima Flask itu muat tersampir di belt kirinya.

"Last. BLACK FLASK"
Rapalan kanannya berpendar, dan dengan gestur sama, ditariknya 5 objek Flask dari gerbang abu2, yang mana isi Flask di kanannya, sedikit berwarna gelap.

"Dan apa yang kita dapat? Reflective Down, Spring Feet, Take Over, Ethanol, Drugging Up. RNG pun masih jahat pada gerbangku sendiri. HAHAHAHAHAH"
Tawanya menggelegar, dimana kelima flask di tangan kanannya kini sudah berjejer rapi .

"Oke, terakhir deh. Alchemy Aspect. White Flask Aspect: Temperance"
Inkarnasi sihir muncul di sekujur tangan kirinya, sebelum inkarnasi itu menghilang, meresap menjadi sejenis rajah yang memutih di punggung tangan kirinya
"Let's Start the Witch Hunter, kalau begitu"


Chapter 3: Alchemist vs Magus

                Sclera merahnya menyapu kanan kiri, melirik atas, bawah, depan. Tapi bukan belakang. Bukan gayanya sepertinya. Matahari masih terlalu cerah untuk membuat segalanya gelap. Hanya ada puing2, lebih tepatnya reruntuhan. Serpihan kaca, serpihan kayu, dan besi yang meleleh akibat kebakaran. Semua tampak asing baginya.

"Aneh. Sekilas ini seperti kota Hamel. Tapi dilihat2 juga ya bukan. Soalnya sih, ah sudahlah" gumam Kaede memutar tubuhnya, bergerak kearah utara.
Langkah kecilnya meninggalkan jejak, sebuah tapak sepatu, yang anehnya terukir sebuah kanji aneh diatasnya. Dan tak kurang dari 30 detik, tubuhnya sudah membawanya kembali ke tanda awal, dimana dia meninggalkan jejaknya pertamakali.

"Temperance, Learn and Detect".
Sejurus sinar membentang, saling mengikat seperti rantai, dari setiap kanji yang terjejak di tanah. Semuanya saling sambung menyambung, hingga sekilas terlihat seperti pita jalan tol, membentang jauh kedepan. "Saatnya kuikuti" Gumamnya menelusuri jalur yang dibuatnya.

"Dan ini target yang kata Ratu Huban katakan waktu itu? Aku merasa terhina"
Retina hijaunya bersinar seperti cermin, terpancar dari bidikan sniper miliknya, yang mana sebutir peluru sudah terisi kedalamnya. Diincarnya kepala Kaede, dari kejauhan, dan dengan hati hati, ditariknya pelatuk Rifle miliknya
*Bop*
Sebutir "peluru" meletus dari Gauss Rifle, melesat senyap, dalam lintasan lurus, tak berbelok belok, mencoba meledakkan isi kepala targetnya.

CRATS! Sebuah suara daging meledak terdengar cukup keras darinya.
"Berhasilkah?" batin Neli tak keruan, karena sudah hampir 3 tahun tidak bertarung kembali. Namun dugaannya meleset, saat belasan Flask berukuran sedang, mendadak membombandir lokasinya. Berbagai warna dan bentuk Flask siap menghampirinya, yang datang seperti rentetan machine gun.

"Tunggu, dari mana asal serangannya? Khh. Manna. Fulguratio Albicans (White Lightning)"
Splash, 3 Flask berhasil dipecahkan Nely dengan serangan berupa loncatan listrik yang menyambar. Dilanjutkan dengan melompat mundur dalam kisaran 3 meter, sembari menyarungkan Gauss Riflenya. Dirapalkannya dengan singkat kembali, dan sebuah mantra terlepas dari pijakannya "Tax Terram (Zap Ground)"
Dhuarrr, ledakan petir yang mencuat dari tanah, menyambar sisa Flask yang masih terbang melesat kearahnya.

"Fufufufu, dugaan ratu kepala bantal itu benar. Musuhku memang benar benar menarik"

Tatapan Nely segera terfokus, pada sosok Kaede yang berdiri tak jauh dari tempatnya berpijak.
Jarak diantara mereka hanya terpisah 5 hingga 8 meter, dan dengan segera Nely memposisikan tubuhnya agar dapat menghadapi lawannya.

"Jadi, kau masih hidup? Lalu siapa yang aku tembak tadi? Nely meminta jawaban, karena dia mendengar sendiri bahwa sebuah letusan daging meledak dari targetnya. Dan dia yakin bahwa dia sudah menembak Kaede dari tempatnya berdiri tadi.

"Tak perlu kuberitahu, Biarkan para Flask milikku yang akan menjamah tubuhmu. GUHAHAHAHAHAHA!!!

*Zretsss*
Belasan hingga ratusan gerbang alkimia terbuka dibelakang tubuhnya, dimana setiap gerbang terlihat seperti riak air di udara, dan darinya mencuat berbagai macam Flask, dari jenis yang warna warni, hingga warna monochrome, bahkan tak berwarna sekalipun.

"Apa, kekuatan apa itu?" Batin Nely kaget melihat kekuatan lawan di hadapannya. Diluapkannya Manna didalam tubuhnya, dan tanpa basa basi, dilepaskannya energi petir berskala besar, hingga rambut birunya berpendar, dan dipenuhi listrik seluruhnya.

"Tormento Rugiens (Roaring Cannon), Conversion System"

"SPLENDID, ini memang top. Tak sabar aku ingin menghabisi lawanku kali ini. "
SAA, BURAKKU FURASUKO. FEAST ONTO YOUR HUNGER, INTO THIS WORTHLESS MORTAL CALLED HERSELF MAGUS. FEAST, FEAST AS MUCH AS YOU CAN"

Tak mau kalah, Kaede pun mempersiapkan gerbangnya untuk terbuka lebih lebar lagi.
"Black Scar Flask: C2H5OH" [C2H5OH: Ethanol/Alcohol]
Sebuah Flask tergenggam di tangan kanannya. Ukurannya yang seperti stick Grenade, dengan label C2H5OH tertulis diatasnya.
"Rain them, Scar Flask*
Zwingg, zwingg
Rentetan Flask melesat dengan cepat, mencoba membombandir tubuh Nely yang sedang mengumpulkan energy petir disekujur tubuhnya.

Dhuarrr,
Ledakan membumbung tinggi saat Ethanol Flask menabrak kilatan petir di tubuh Nely, namun rupanya serangan itu masih belum mampu menggores tubuh Nely sedikitpun.

"@#^%%, Tebel amat sih petirnya"
"Temperance, Trace And Learn. Copying- !!!!!"
Persiapan serangannya harus ditunda, karena lemparan Electric Cannon berukuran besar melaju di hadapannya.
"SHIT. Black Flask: Smoke Launcher"
*Poff
Melontarkan dirinya ke kanan dengan susah payah, dihindarinya tembakan nyasar tersebut dengan menyebarkan asap tebal, mengaburkan pandangan lawannya.
Dan itu sukses, Nely sulit melacak keberadaan Kaede, meski tangan kirinya tergores sambaran petir barusan, membuat hampir separuh tangan kirinya terluka.

"Gila, petirnya level apaan nih. Level Plasma kali ye"

Meraih belt kirinya, ditariknya 2 buah Flask  berlabel "Canned Food" dan "High-Speed Metabolism" dengan susah payah, dan keduanya langsung dipecahkan begitu saja, sembari berguling mencari perlindungan, dibalik tembok batu yang hancur.
"Enchanter Flask, do your work"

Energi Flask mengalir pada lengan kirinya, memberikan nutrisi yang dibutuhkan tangannya untuk segera sembuh, karena Flask berlabel Canned Food memberikan stimulasi nutrisi, seperti asupan makanan, dan Flask berlabel High-Speed Metabolism mempercepat proses pencernaan nutrisi, membuat penyembuhan tangannya semakin cepat.

"Temperance, converge data"
Zappp, pita sihir putih dari tangannya memadat menjadi sejenis gumpalan cairan yang melayang di hadapannya
"White Flask: Blank Flask"
Dipanggilknya 1 Flask kosong, di tangan kirinya, dan segera dituangnya gumpalan cairan tersebut, dan sebuah label baru tertulis di Flask kosong barusan.
"Disini tertulis Anunnaki Residue. Begitu rupanya. Lawan gue cukup maksimal untuk gue hadapin.
"Eh wait deh. Jadi dia rasnya Anunnaki?


==oOo==


Chapter 4: Sudden Memory

"HEAAT!!!"
"HAAAAT"

Trang! Crash!
Suara senjata beradu. Bilah pedang Carleon saling mengunci, dengan Earth Blade yang dimunculkan Nely dalam sekejap mata. Tatapan matanya menampakkan siluet Kaede, yang segera menyusul ayunan kirinya yang menggenggam bilah kedua Carleon.

"Sial, jadi itu pedang bermata dua?"
Refleks Nely diuji saat Kaede mendaratkan ayunan kirinya kearah kepalanya. Dihindarinya tebasan itu dengan menunduk setinggi perut lawannya, dan dirinya segera melompat mundur.

"Glaciem Clypeus (Ice Shield)"  dipanggilnya sebentuk tameng es tebal, yang ukurannya setinggi tubuhnya. Digunakannya untuk bertahan dari rentetan tebasan pedang Kaede, yang menerjangnya dengan ganas.

#KaedeSide
"Ayunan Kiri" *Crash*"

"Tusukan kanan" *Crashhh*
"Sword Clap" *Brakk*

Bantingan 2 pedang yang disatukan tadi, menimbulkan retakan pada Ice Shield milik Nely. Dan kemudian, tebasan demi tebasan dilancarkan Kaede tanpa ampun, tanpa membuang waktu. Bahkan nyaris terlihat tidak ada jeda diantara tiap serangannya.

"HAH, Mana katanya Magus, kalau dipojokkan dengan serangan jarak dekat begini saja tidak bisa melawan balik" Ejek Kaede sambil memisahkan kembali 2 pedangnya, dan segera memanggil Gate of Alchemist miliknya.

" Debuff Flask: Carpet Shell"
Menembakkan belasan Flask berukuran granat kearah atas, Carpet Shell membuka komposisi kapsul, menjadi serpihan bola bola kecil berbahan peledak besar, yang jatuh seperti hujan di belakang Nely.

"Sanctus orbum. . .
!!!!
"Sialan juga nih lawan, cepat sekali tahu point kelemahanku" batin Nely saat rapalan sihirnya harus dibatalkan karena fokusnya harus terbagi pada bagian belakang tubuhnya.
"Secepat itu?" Batinnya lagi, yang segera membuat refleksnya bekerja, dan merilis energy api dari kedua tangannya
"Ignis Globus (Flame Ball)"

Trak 4x! Blarrrr
Rentetan hujan dari Flask tadi dihalaunya dengan rentetan api yang tak kalah banyak, memberikan asap yang membumbung dari kontak ledakan keduanya. Kedua pihak kini saling mencari celah untuk menyerang balik.
Baik Kaede maupun Nely saling mencari posisi, dan mempersiapkan segala teknik menyerangnya. Kondisi Nely masih baik baik saja, meski beberapa luka gores hadir akibat pecahan serangan tadi.
"Tidak apa apa, Regen akan menyembuhkannya, meski perlahan" Batinnya

Di sisi Nely
Masih bersembunyi, sembari mengecek Gauss Rifle miliknya. Dibidiknya kembali, mencoba mencari lawannya. Namun nahas, asap bekas serangan tadi masih meluas, dan belum ada tanda tanda akan mereda.

". . . ."
Diurungkannya niat untuk menghabisi lawanya dengan Gauss Rifle, dan kini, rapalan sihirnya mengalir de
"Apa sih kekuatannya? Baru pertama kali aku melihatnya. Sejauh yang pernah kulawan, Blackz, Nekoman.. . . ARGH, JANGAN MEMORI ITU LAGI" rintihnya mengacak2 rambutnya, berusaha menahan rasa sakit akibat desiran memori yang menjalar, saat dimana otaknya harus berfokus pada lawannya saat ini.

"AARRRGHHHHH" Teriakannya makin menjadi jadi, membuat kontrol terhadap tubuhnya kacau.
"Kenapa, apa yang membuatku mengingat segalanya kembali? ARRGHH"


Chapter 5: Reverie Avenue


Sementara itu, di sisi Kaede
"Mari menunggu 3 detik, dan . . . ." Tepat ketika Kaede selesai menghitung durasinya, jeritan Nely terdengar begitu pilu. Sangat mengiris hati, namun semuanya harus diacuhkan Kaede.
"Fufufu, Carpet Shell, padahal produk gagal. Kandungan Propyphenazone yang digerus dalam bubuk, dan akan menjadi uap bila berkontak dengan api. Seharusnya menenangkan sakit kepala. Tapi, kau tahu aku selalu mencoba hal baru: Membalikkan efek barang semestinya"
Kekehnya saat mendengar rintihan Nely yang semakin menjadi jadi.

Menikmati rintihan Nely, Kaede hanya memandangi lawannya dengan acuh, sembari memainkan Flask yang bertengger di belt kiri-kanannya. Di otaknya, berbagai ide untuk menghabisi musuhnya ini, sudah berjejer rapi, siap dieksekusi.
Namun ada satu yang mengganjalnya
"Gak akan seru kalau langsung mokad. Gue punya ide" Batinnya sembari tersenyum

Tap! Tap!
"Eeeni Meenie many mo. . . ."
Berdiri di hadapan lawannya. Menatap mata lawannya, yang mengerang, terbatuk batuk. Dan jarak antara dirinya dengan Nely hanya beberapa meter.
Dan sejurus kemudian, Kaede melemparkan salah satu Flask miliknya ke hadapan lawannya. Sebuah Flask berlabel "Take Over" menggelinding di hadapan Nely.
"Minum gih. Batuk batuk terus"


=oOo=



"Kenapa?" Hanya itu kalimat yang terlintas di bibir Nely. Kenapa, kenapa lawannya malah membantu dirinya.
"Anggap saja itu obat penenang. Sesuai labelnya kan? Take Over, mengambil alih. Ambil alih pikiranmu, dan bertarunglah dengan benar. Aku mendadak bosan" Ucap Kaede sembari mengambil jarak, dan kini belasan Gerbang terbuka di sisi kanan tubuhnya.

". . . . ."
Tanpa menaruh kecurigaan berarti, dibukanya tutup Flask tadi, dan langsung ditenggaknya isi Flask tersebut, hingga habis.
Segera dibuangnya Flask kosong tersebut, dan tatapannya hanya terfokus pada Kaede. Sepertinya keadaanya sudah cukup pulih, untuk dapat memberikan tatapan seperti itu.

Rapalan sihir tercipta, garis petir dan api terbungkus pada tubuhnya, berputar layaknya spiral. Campuran antara kuning petir dengan api yang kemerahan, begitu membara, dan meletup letup dengan ganas.
"Sesuai permintaanmu. SAATNYA MEMBALAS!
Direntangkannya tangan kiri kedepan, dan seketika tergenggam sebuah tombak dari petir murni.
Iaculatio Fulgoris: Tris (Brilliance Throw of Lightning)"  
3 bilah tombak petir tercipta di tangan Nely, dan segera dilemparkannya kearah Kaede. Petir yang diciptakannya tak memiliki beban, sehingga kecepatannya bergantung pada kekuatan lengan perapalnya.

Syatss
Lesatan tombak bergerak meluncur, seolah tidak ada yang menghalangi trayeksi pada lontarannya.

"Oh Shi. . . Scar Flask: Depth Charge"
Gerbang Alchemist di kanannya menembakkan rentetan Flask, yang langsung memadat menjadi sejenis gel kehitaman, memblokir serangan petir lawannya. Nely segera memanfaatkan moment itu untuk melanjutkan rapalan sihirnya.
"Chain up,
Apes Igniferae (Crimson Bees)" Dan rentetan api bergerak seperti gempuran artillery, menjadikannya hujan ledakan berkekuatan tinggi, tidak memberikan lawannya kesempatan untuk menghindar. Namun serangan ini terbang ke angkasa terlebih dahulu.


Melihat serangan lawannya memiliki jeda yang lumayan, Kaede segera menarik keluar Carleon, menggenggamnya di tangan kiri, dan segera berlari mendekati Nely secara zig zag.
"For fuck sake!!!
Ditariknya keluar sebuah Black Flask di belt kanannya, dimana Flask yang ditariknya memiliki label
"Drugging Up". Bentuknya seperti kapsul berukuran sedang, dengan jarum injeksi pada bagian ujung, tergenggam dengan bagian jarum menghadap bawah. 

Diinjeksikannya ke lehernya, membuat bagian wajah, terutama luka parut di pipinya, menegang, hingga terlihat sangat berurat. Seolah seperti daging tumbuh di wajahnya. Merasakan efeknya sudah bekerja, dengan sekali hentakan kaki, dibawanya tubuhnya meluncur, seolah seperti meroket, karena Drugging Up menstimulus bagian otot yang bekerja, terutama otot pada persendian.
 
Whuzz!
Jarak sudah mencapai 3 meter, 3 hingga 5 detik yang menentukan, siapa yang akan terluka terlebih dahulu. Merasa yakin dengan serangannya, Nely berpura-pura membiarkan tubuhnya ditusuk oleh Kaede, karena jika kalkulasinya benar, Apes Igniferae akan mengenai Kaede di jarak segitu.

Jarak yang tipis tercipta, ketika langkah mati matiannya harus kandas, karena kenekatannya, meski sekilas ini sesuai rencananya. Dan sesuai dugaan Kaede, Nely dengan lincahnya bergeser kekanan, menghindari tusukan Kaede, tepat di posisi dimana
"Crimson Bee" akan jatuh


"Oh Well, kau tidak terima dengan seranganku tadi ya?" Kekehnya saat sadar serangan api lawannya sudah berjarak 4 mata darinya.
. . . . .


"Bumm! Trataktak! Krakkk!
Ledakan membumbung tinggi, suara seperti petasan nyaring terdengar, dan dari ledakannya, menimbulkan asap tebal yang menguar dengan cepat. Sepertinya serangan Nely berhasil mengenainya.

"Hahhh, Hahhh"
"Dia gila memang. Akan kupastikan dia benar benar mati" Ucapnya sembari memunculkan kembali tombak petirnya. Terhitung ada sekitar belasan tombak, dengan skala lebih kecil dari yang tadi. Kira kira sebesar lengannya.
Diraihnya salah satu tombak yang ada,
Namun. . . . .

"Bzzzt"
Ada keanehan pada tombak yang diciptakannya. Tombaknya malah menyetrum balik Nely
"Seharusnya dia tidak menyetrumku"
Rasa penasarannya muncul, kenapa petirnya malah menyetrum balik.

"AH PAKE LAMA LAGI. BODO AMAT AH! Teriaknya, sembari memaksakan diri meraih salah satu tombak, dan melemparkannya ke sembarang arah.
*Clak
Hanya suara tombak menancap bebatuan, namun tangan Nely sudah melepuh karena loncatan listrik tadi.


"Ini, Ini kenapa. Kenapa?
Nely tidak merasakan hal yang aneh, tapi kenapa semua sihirnya tidak patuh padanya?


"Heh, merasakan hal yang aneh, Blue-Haired Magus?
Belum selesai kepanikannya, dirinya segera membalik badan, dan didapati dari kepulan asap yang sudah mereda, sosok Kaede masih berdiri di tempatnya, bahkan tanpa luka serius.


"Kenapa, kenapa kau belum mati? Rambut biru Nely semakin berkibar akibat luapan Manna di tubuhnya memuncak, oleh amarah dan kekesalan. Dilepasnya luapan Manna kearah Kaede, dan belasan hingga ratusan pisau es termanifestasi darinya  "Iaculatio Grandinis"

Serpihan es tadi bergerak dengan cepat kearah Kaede, namun saat berjarak 4 mata, nyaris di hadapan Kaede, seluruh pisau es terhenti, dan melayang begitu saja. Mengambang begitu saja, yang lebih tepat disebut mengapung. Seperti batu es yang mengapung di gelas berisi cocktail. Hanya dengan gestur sederhana dari Kaede, seluruh pisau es di hadapannya, malah berbalik menyerang Nely dengan ganas.

!!!!
*Clab clab clab
Nely semakin kebingungan, dan dengan susah payah dihindarinya serangan serangan miliknya. 

"Kenapa, KENAPA?!" Masih menahan lukanya, Nely masih tak habis pikir, kenapa semua serangannya seolah tidak berfungsi ke Kaede. Malah berbalik melukainya. Seperti Iaculatio Fulgoris, tombak petirnya barusan. Dan sekarang ini, pisau es, malah berbalik ingin mencabiknya habis habisan.


"Sepertinya efek Take Over sudah bekerja." Ucap Kaede tetap menjaga ekspresinya, dan seringai khasnya terukir, sembari menenteng Carleon di bahunya. Berjalan mendekati lawannya, yang terduduk lemas, meringis karena lukanya.


"Kukira kau cukup cerdas untuk tidak selalu menerima tawaran lawan, namun ternyata, kau lebih bodoh dari yang kukira."
Tak memperdulikan ekspresi, maupun kondisi lawannya, Kaede tetap melanjutkan bicaranya.
"Debuff Flask: Take Over. Itu label yang kuberikan. Mengambil alih kekuatan atau pemanggilan lawan. Dengan syarat harus terjadi kontak fisik dengan isi cairan Flask tersebut. Dan dalam kasusmu, kau menenggaknya. Very Stupid.
"Dan itu baru satu dari sekian teknik andalanku"


"Kau, tidak pandang bulu pada lawanmu ya, hei pirang?"
"Well, musuh tetaplah musuh. Persetan gendermu apa"
"Sudah, diam saja dan biarkan aku menghabisimu, AAA"

Dhuar!
Baku hantam terjadi kembali, dimana ledakan sihir dan serangannya membombandir. Keduanya saling mengejar satu sama lainnya, dimana Nely terus berusaha memojokkan Kaede dengan serpihan es dan tombak petirnya kembali.
Kaede pun tak mau kalah dengan terus menghujani tiap serangan, dengan Depth Charge, untuk memblokir serangannya. Jarak mereka terpaut belasan meter, entah bagaimana caranya Kaede bisa mengungguli kecepatan Nely.


"JANGAN LARI KAU PIRANG,
Crystallitatio Tellustris" Lantai pijakannya diubah Nely menjadi lintasan es licin, dan juga jarum es sebagai penjebak segera menjalar kedepan, berusaha menghancurkan Kaede. Tanpa memperdulikan beberapa jarum es yang menusuk kedua kakinya, Nely segera melanjutkan rapalan esnya yang lain. "Batque Glaciem". Piringan es pipih dilemparkannya ke lawan seperti gasing, langsung menyusul rentetan pilar tajam di pijakannya, mencoba menghabisi Kaede.

"Percuma saja yo, semakin kau menghabisiku, semakin habis tubuhmu"
Ejek Kaede yang segera melompat kekanan 3 meter, menghindari serbuah jarum es, dan segera menarik pedangnya, menebas piringan es yang mengincarnya, sembari meluncur di lantai es yang licin ini.

Tap. Krak
"Fuck"
Langkah kaki Kaede terkunci oleh salah satu jebakan es yang ada dibelakangnya, membuatnya tidak bisa bergerak. Hal itu segera dimanfaatkan Nely untuk memberikan serangan pamungkasnya.

"praestare magicae huius est signum perforabit. DAEMON FURCA (Demon Fork)"
Sebentuk tombak bermata 2 dari es, dengan bagian tajam di gagang bawah, tercipta ditangan Nely. Panjangnya berkisar 2meter lebih, dengan 2 mata yang saling berdempetan, seperti garpu tala. Melelehkan sedikit kakinya dengan energy api, Nely segera meluncur kearah Kaede, mencoba menusuk lawannya.
"MATILAH KAU!!!!!!!!

Pergerakan Nely yang cukup lincah, membawa tubuh kecilnya melewati padang es berpilar tajam, meliuk liuk. Amarah memuncak di kepalanya, membuatnya terlihat seperti banteng ganas, yang siap menanduk lawannya.

"Sial, ini harus nekat rupanya" Pikirnya sembari segera melempar pedangnya keatas, menarik keluar 2 White Flask di belt kirinya, dengan tangan kanan, dan melempar salah satunya ke tangan kiri. Labelnya bertuliskan "Warmth Echo"  di genggaman kiri dan "Soul Wave" di genggaman kanan.

"Cih, semoga ratu bantal itu benar benar mengabulkan perkataannya"
Dengan segera dipecahkannya kedua Flask tersebut, membuat lingkaran sihir berdesir di kedua telapak tangannya, menandakan efek Flask langsung aktif.

""HEAAAAT!!

Serangan Nely yang terlihat asal asalan, melesat, mencoba menusuk Kaede begitu saja.

"Sekarang atau tidak sama sekali"
Didorongnya tangan kirinya, kearah mata tombak Nely. membiarkan ujung lancipnya menembus telapaknya. Darah segar mengucur dengan deras, namun disinilah, segalanya berubah.

"WARMTH, ECHO!!!"
Dzingg, larik sinar keperakan memendar dari luka tusukan, membuat rasa sakit yang dideritanya, tidak terasa dalam kurun waktu tertentu. Hal itu dimanfaatkan Kaede untuk segera mendorong tangannya, sekuat tenaga, mencoba mendorong balik lawannya.

"MATIII, MATIII"
Racauan Nely semakin beringas, saat tubuhnya bergeser sedikit, akibat dorongan Kaede.
Mengumpulkan Manna sebanyak banyaknya, diluapkannya energi tersebut, untuk mendorong dirinya, mencoba menusuk lawannya lebih keras.

"MATIIIIIIIIIII" Teriaknya penuh keputusasaan, mempererat genggamannya pada Demon Fork. Jarak mereka hanya berkisar dalam sentimeter, keduanya saling melempar tatapan bengis. Namun, sebuah senyuman terukir di wajah Kaede.

"Not today, SOUL WAVE!!!! COMMANDING YOU, TAKE OVER THIS MAGIC!!!
"Understood"

Nely terperangah, saat melihat tombak Demon Fork, memunculkan siluet kepala orang yang dikenalnya, dihadapannya.
"Hiks"
Hanya air mata yang membasahi wajah Nely, dimana kejadian selanjutnya, terlalu sulit digambarkan.
Crats.
Pluk.

Dan hanya keheningan yang tercipta setelahnya.
. . . .
. . . .
. . . .


=oOo=


Menopang tubuhnya dengan Carleon, membiarkan kakinya terluka, dan sekujur lengan kirinya robek, karena goresan es, dari Demon Fork milik Nely.

Ditatapnya tubuh Nely, yang bersimbah darah, tanpa kepala. Sangat disayangkan, bahwa fisiknya ternyata mirip seperti manusia.

"Requiescat In Pace. Blue-Haired Magus"
Batinnya, sembari menuang isi cairan Ethereal Flask, keatas tubuh Nely, yang sudah tak bernyawa.
Mungkin hanya itu penghormatan yang bisa diberikannya.


"Terimakasih sudah memberikan hiburan, untuk dewa palsu yang kesepian ini"
Ucapnya, sembari menatap matahari senja, yang semakin lama, semakin menghilang. . . . .

34 komentar:

  1. Hmm ... kalau ada satu yang paling mengganggu di entri ini untuk saya adalah banyaknya istilah asing yang dijejalkan penulis kepada pembaca. Seolah penulis asik sendiri, tak mencoba untuk mengajak pembaca mengerti menu-menu apa saja yang disajikan pada cerita ini.

    Skenario battle-nya udah ada. Namun yang bisa diperbaiki ke depannya adalah detail dari adegannya sendiri. Bukan hanya narasi aksi singkat, sebuah adegan yang baik itu juga menampilkan step by step kejadiannya sampai pada "impact", yaitu baku-hantam, lalu kadang dibutuhkan jeda dulu. Tidak harus segera disambung dengan adegan seterusnya. Pembaca bisa diperlihatkan dulu apa efek dari "impact" tersebut. Misal si tokoh terjatuh, bersimbah darah, dia mengelap darahnya dan bangkit lagi. Atau gimana suasana hatinya, bagaimana dia mencerna kondisi sekitarnya. Yah, intinya sajikanlah alur yang menarik tapi tetap "bersahabat" untuk bisa lebih dinikmati pembaca.

    Nilai 6+

    - hewan -

    BalasHapus
  2. Kok nggak netnot? :o

    Sudah siap membayangkan Mbak Neli netnot ama Kaede, nih... :^) (Oke, abaikan)

    Etttooo... anooo... speechless...
    Banyak dialog.
    Banyak teriakan.
    Banyak kata-kata yang membuat saya tertawa sendiri seperti orang gila...
    Ceritanya bagus, tapi maaf, 6 dari saya.
    Karena kau telah merusak kecantikan Mbak Neli dengan menghancurkan kepalanya... miris... ToT

    OC : Mawar Mulia

    BalasHapus
    Balasan
    1. KAMUUUU
      KAMUUUUU

      KOK NGAREPNYA NETNOT COBA
      ORZ

      Saya terbiasa nulis berdasarkan "Skenario" orang, misalkan siapa dan apa yang harus dilakukan. Dan saya tinggal membuat tulisan pembanding/lawan tulisannya. Dan kArena semua serba sendiri,
      alhasil jadi "Acak adut" bagi saya ._.

      But thx dh dikomentarin

      OC: Kaede Hazuki

      Hapus
    2. Never, ever, ever, underestimate the power of netnot. :^)

      Hapus
  3. Oke aku mau minta maaf lewat ini
    anything back then, im a diffrent person kay… //malah drama

    uhuk—kay professional, OC ku di FBC ini Loctis
    menarik
    mari kita lihat tantangan yang diambil dan ternyata tactical kill

    1 Prolog sangat apik dan sangat menggugah selera membaca saya. Tapi di bab selanjutnya saya sebagai pembaca dibuat bingung dengan urutan dialognya. Kadang setelah kaede lalu lawan bicaranya dan kaede lagi… seharusnya giliran lawan bicaranya yg berdialog tapi malah kaede lagi. Kurasa ada 2 atau 3 yang seperti itu sampai membuatku harus membaca dari atas lagi (meski ga seberapa jauh)

    2 Ini dia lagi lagi, sebagai pembaca yang asumsinya belum baca charsheet coba perkenalkan kemampuan sama dunia asal perlahan lahan. Bener dengan komen di atas, banyak istilah istilah asing yang kurang dan/atau deskripsi. Jujur saya suka kimia dan kuliah farmasi (welp ini personal), dan tadi yang aku bayangkan dari alkimianya, adalah sihir sihir mirip flask ethanol dan beberapa sifat sifat zat kimia lain saja (mirip honey lemon di Big Hero 6). Sehingga… bingung

    3 Sanelia-------- ini mungkin agak miss ya? Soalnya realm nya sanelia itu kayaknya ga ada pasar tradisional. Untuk explorasi kemampuannya sangat bagus bahkan sanelia kelihatan lebih condong ke magusnya ketimbang ke snipernya. Karena seingatku sih emang dasarnya penembak jitu atau apalah itu. Jurus jurus yang belum dituliskan oleh pembuatnya pun banyak. Eh kelihatan kayak rena chronos. Atau saudarinya?. Yha

    4 Pertarungan sangat intens. G*TE *F ******N!! //salahfranchise. —subjektif saya penggemar “dia” dan skillnya mungkin malah terlihat lebih keren. Yah.. aku suka kimia dan… Anj*ing Kampungan!!— Tapi saat tabung reaksi bertuliskan “take over” muncul, alur ceritanya malah jadi keliatan jelas. Jadi kayak sebuah mercon—belum seberapa tinggi udah meledak. Diakhiri dengan tactical kill yang diluar harapanku (berharap mati kena peluru snipernya sendiri —yang menurutku impossibru)

    5 Lastly tactical kill nya bagus yang benar benar menggambarkan senjata makan tuan. Suka—iya suka aja. Suaminya muncul di detik terakhir wkwkwk

    Nilai 10/10 untuk poin ke 5. Sukses tantangan
    -1 untuk poin 1, dan aku gatau latar waktu si neli ngerumpi itu kapan
    -1 untuk poin kedua karena yah… ini jadi kayak fanon yg biasa dibaca fansnya. Dan saya awam dengan ini
    +0 untuk poin 3, miss ya… tapi eksplor yang bagus
    Dan -1 untuk poin keempat. Merconnya lembab kali ya?

    Cerita nya keren, pertarungan intens cuma ada beberapa bagian yang miss dan overall 7/10
    (+1 kalo mau baikan //kayaknyaengga)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dasarnya Kaede emg our mighty Archer-class Girugamesshu.
      Kebaca emg sih Take Over. Hehehe,
      At least makasih krn ad yg langsung ngeh basisnya Gate Alchemist gmana.

      Niatan aku unlock semuanya, dalam artian dijelaskan seluruhnya, pas di BoR Official.
      Anggepnya ini mysterious bounty hunter gtu, cma sekilas powernya.

      Again, Thx bwat komentarnya. #YES

      Hapus
    2. Dan aslinya Flask udah ampir ratusan, cma kendala batasan kata doank mas. Klo enggak saya kupas dikit bagian Depth Charge sama N2. Dan bagian2 lainnya

      Hapus
    3. oh iya batasan sekitar 5k
      bener sih kayaknya bamyak yang kudu dikupas karena...
      ini nominasi karakter imba... yeah--

      Hapus
  4. Ehm, saya suka gaya narasinya.
    Simple, rapi, adegan gak melompat-lompat.
    IMO, kekurangannya di penokohan aja sih,
    kayak liat drama teater dengan pemain yang kurang menghayati perannya.
    Penokohan itu yang bikin kesan dramatisnya hambar,
    tapi ini mungkin sengaja dibuat demikian ya kan?

    8

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kaku krn bener2 belum familiar dengan para penghuni BoR.
      Dan ini saya "terjemahkan" sebisa saya sih.
      Thx atas nilainya

      Hapus
  5. oya, lupa. tanda baca titik sering terlewat! tapi tetap 8 kok ><

    BalasHapus
  6. KENAPA GAK ADA ADEGAN IYKWIM NYA????

    -- uhuk --

    Saya suka baca ini, tapi terganggu di istilah2 asing yg kurang dijabarkan. Ada bagian yg battlenya kayaknya melulu battle tanpa jeda. Atau membiarkan serangannya bereaksi dulu.

    Fontnya beda ya?

    Banyak dialog, tapi saya suka gaya bicaranya Kaede
    Sfx itu agak mengganggu

    Nilainya 7 karena gak ada IYKWIM :3

    OC : Anne Ezbari

    BalasHapus
    Balasan
    1. KENAPA SEMUA NGAREP ADEGAN NETNOT COBAAAA????
      ORZ

      Font jadi beda gegara nerjemahin ulang teknik Nely yg full latin.

      Maybe style nulis saya adalah full dialog minim narasi. #Jdar
      Thx udh dinilai

      Hapus
    2. KARENA NETNOT IS DA BES xD

      Mau dong dibikinin ramuan cinta dari Kaede #hush

      Hapus
    3. Pesan satu gelas, plis :^)

      Hapus
  7. uwow punya senpai... akhirnya selesai baca

    Narasinya bagus, membuatku pengen tau Kaede yg sesungguhnya. Itu dialognya memang dibuat seperti itu ya? Atau karena keterbatasan 5k. Untuk pertarungannya bener bener senjata makan tuan. Nely badass di sini. Sayang Nely tidak melakukan ***** dan **********

    8 karena ramuannya manteb

    OC - Rea Beneventum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali Anya,
      5k
      saya aja puter otak, aslinya banyak yg dihapus itu dialog dialognya

      Mau tau Kaede??
      siap2 nemuin dia di BoR6 (Niat ngedaftarin jdi peserta BoR)

      Thx dh dinilai

      Hapus
  8. Yep langsung aja,

    Banyak adanya :
    - Miss tanda petik setelah dialog selesai.
    - Miss tanda titik setelah dialog selesai.
    - Miss huruf besar di awal kalimat.
    - Ungkapan bahasa asing yang tak dibuat italic (miring)
    - SFX yang lumayan mengganggu.

    Saya asumsikan penulis terlalu terburu-buru dalam menulis (atau terlalu asik dengan ceritanya sendiri?) sehingga kesalahan-kesalahan seperti ini tercipta. Memang minor sih, tapi demi tercapainya tulisan yang rapi, indah, dan enak dibaca detail seperti ini wajib diperhatikan.

    Terlalu banyak dialog, dan narasi aksi yang terlalu singkat.
    Saya asumsikan lagi, Anda sebagai penulis mungkin terlalu asik dengan cerita Anda sendiri?
    Boleh saya tebak ketika Anda menulis cerita ini, Anda telah tenggelam dalam keasikan imajinasi Anda sendiri sehingga melupakan detail-detail penjelasan dan Anda berpikir bahwa dialog dan narasi aksi tanpa "step by step" dan "impact" seperti yang Bang Heru Setiawan katakan sudah cukup untuk menjabarkan situasi yang OC Anda alami?
    Namun sayangnya, saya sebagai pembaca tidak "tenggelam" dalam keasikan imajinasi Anda. Jadi perlu diperhatikan agar diperbanyak lagi narasi yang menjelaskan bahwa OC Anda sekarang sedang melakukan apa dan juga adegan bertarung dengan "step by step" hingga "impact" agar saya sebagai pembaca juga bisa ikut "tenggelam" dalam keasikan imajinasi Anda yang Anda jabarkan dalam bentuk cerita.

    Nilai 5

    Tetap semangat!

    ~ OC : Dani Fajar Nugroho

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Batasan Kata.
      5k saja masih kurang, abis dibaca memang ad impact di saya, tapi ternyata di orang belom rupanya. Emg sadar sih.
      Kalau dimaksimalkan/dikompres abis, takutnya malah gak kebawa, jadi hambar.

      Dan yes, saya kelewat menikmati, terlalu tenggelam.
      Ampe lupa, "Saya nulis utk dibaca orang"

      Anyway, thx udh dipedesin.

      Hapus
  9. Rada bingung mau kasih komentar apa, rata" udah di jabarin di atas sih wkwk...

    Yang jelas adegan battle nya apik, gak di loncat-loncat...

    Cuma rada gak ngeh dengan penyebutan Nely sebagai gadis (Dia kan janda ya? '-')

    Aku titip 7... ^^/

    Sign,
    Lyre Reinn

    OC : Altair Natsuki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penampilan bisa menipu.
      Dan kaede udh berfokus pada fight, gak terlalu mengetahui detail klo dia janda. Sekilas liat ya emg gadis sih (Aku aja tertipu gtu pas liat CSnya Nely)

      Tengkyu Altair

      Hapus
  10. OC: Ghoul :=(D

    Typo-nya memenjarakan proses scanning dan readingku. Aku sangat teliti soal ini karena kalo membaca tuh otak kiri dan otak kananku tak ada yang mau mengalah tuk beranalisis.

    Bahasanya dan story tellingnya masih kaku kayak poniku.

    Prolognya sih lucu lumayan—tapi sekadar di situ saja (bak adegan figuran).

    Kurang respek ama tanda baca sms semacam tanda tanya berlipat tiga itu (???),

    Dialog bertele-tele dan ada yang ga penting-penting amat kalo ga ada juga ga apa.

    Alurnya masih kacau banget, jadinya aku ga ngerti alurnya mau ke mana karna kebanyakan efek bunyi tapi ga begitu jelas ngapain—lebih baik pake narasi daripada sekadar sound efeknya doang.

    Ga ada bahasa tubuh dipaparkan—dialog ga cukup hanya diucapkan tanpa bahasa tubuh (body language),

    Sekadar bukan sekedar, empas bukan hempas, silakan bukan silahkan, acuh artinya peduli (bukan sebaliknya).

    Anooo (haha, kayak teks sub indo-nya anime),

    Ga bisa dibayangkan ini cerita mau ke arah mana—kurang adegan.

    Terlalu banyak istilah yang entah penting ato ga dimasukin ke cerita / dialog. Jadi ga ngerti.

    Ga ada penjelasan siapa saja secara singkat tokohnya dll—kurang deskripsi tokohnya

    Ada kalimat dalam kurung tapi penulis di sini sebagai narator bukan tokoh yang berkesinambungan.

    Ada rumpi ga penting—ga nyambung ama cerita alias figuran yang biasa dipake di sinetron.

    Alurnya lambat banget—mendamba konfliknya yang ngaret, hiks!

    Anoooo… setelah panjang-lebar, hanya bisa kasih 5 poin

    BalasHapus
  11. Hallo Hallo gan Vaikar~~

    Ane udah baca ceritamu...

    hmm banyak istilah-istilah yang ane kurang ngerti, baiknya dijelasin pakek narasi atau dialog...

    Apa ya, mungkin emang cara bicaranya charnya ya setengah Indonesia setengah Inggris...

    Technical Kill ya, hmm strategi membunuhnya kurang epic kalo menurut ane..

    Yah kalo masalah EYD dan lainnya sesuai Bahasa Indonesia yang baik dan benar ane sendiri blom hatam lah.. jadi kaga mau komment..

    Untuk char yang agak IMBA pentarungan lawan Nely panjang juga ya..

    Terakhir itu pala Nely pecah atau lehernya putus?

    nilai hmmm 7

    BalasHapus
  12. EEEEEEEHHHH!?!?

    Kenapa saya bisa miss, ketinggalan entry ini?

    Aduh-aduh maaf, sebagai pemilik OC lawan malah nongol belakangan.
    **diinjak**

    Ahem, pertama saya ucapkan terima kasih karena bersedia untuk menggarap Nely (??)

    Lalu selanjutnya, soal battle.
    Saya kayak nggak dikasih napas nih, bak bik buk, belum selesai mencerna satu adegan, udah disuguhi adegan lainnya.

    Btw, adegan si Nely ngerumpi sama ibu-ibu itu settingannya di mana? saya nggak ngeh sama bagian itu, tau-tau udah gelut aja.
    ._.

    Terus entry ini jadi entry pertama yang mau mengeksplor kemampuan Nely di luar contoh sihir yang udah dibuat, well done~
    :D

    Saya nggak bakalan ngomentarin kurangnya mana dan di mana, karena rasanya udah cukup dijabarkan oleh para komentator di atas saya. Jadi cukuplah saya sampaikan bahwa saya cukup terhibur oleh entry ini.

    Point : 7
    OC : Orchid Chocolatechan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal nyetornya paling dluan =3=
      eh gk dluan sih, rentang 10 hari, urutan keenam yg dipost :3

      Iya mas. Saya hobi explore CS orang, bahkan klo bisa ane OOC di bagian poweringnya. Krn logika gampang: dia Elemental, otaknya Elemental harus gesit di kondisi tertentu.
      Contoh Skillnya bru Api, Es, Petir. BOSEN
      aslinya mau magma, ama energi murninya Nely: Ether/Void.
      Cma kepentok batas 5k

      Bagian rumpi sebenernya sih di warung makan si ibu2 tinggi.
      Rumpi yang kisah lampau Nely. Kalau yang baperan di pasar (AMPUNI SAYA SOALNYA NELY JDI KAYAK MAGHFIRAE #Jduar

      Makasih2 udh dikomentarin bos besarnya Nely.
      HUA HUA HUA HUA

      Adegan battle yg saya tangkep di Nely selalu gtu
      di kondisi gk siap harus gebuk sihir. Ampe last entry di CS Nely aja ya gtu, kurang sigap semua

      Jadi saya "latih" utk tdk boleh "bernafas" mencerna adegannya #Dibuang

      Again. Thx dh Dikomentarin

      Hapus
  13. pertarungan antara alchemist vs magus yang agak miss. menurut saya tokoh Nely miss di cerita ini. Nely serangan utamanya dengan Gauss Rifle karena dasarnya si Nely itu penembak jitu. di cerita ini, Nely langsung ke Dark Mage Mode. mungkin untuk mengimbangi kaede yang alchemist. dan juga terlalu banyak istilah asing dan penggunaan bahasa asing yang nggak diperkenalkan dulu untuk para pembaca, jadinya saya langsung scroll ke bawah skip dari bagian yang terdapat bahasa asingnya.

    nilai 7

    Dwi Hendra
    OC : Nano Reinfield

    BalasHapus
    Balasan
    1. Well anggapan saya, kalau Nely utamanya Sniper, kenapa set skill Dark Mage malah lebih buanyak ditulis?
      Harusnya sih kemampuan Snipernya yang diperluas/diperbanyak.
      Kiblat saya sih di entri Nely yg ama Dimas, ngelawan Beckz/Nekoman. Dimana udh gk sniper lagi sih.
      Nerjemahin istilah asing makan jatah entri. ORZ

      Hapus
  14. Ah. Entri spesies dialogus kebanyakanus. Aku sudah menduga akan menemukan spesies ini di tumpukan entri newcomers.

    Imbangi komposisi antara dialog dan narasi. Ceritakan pada pembaca seperti apa suasana di sekitar Kaede. Gambarkan ekspresi gugup kaede ketika ditanyai soal jualan obatnya, tangan gemetaran, menjauhi kontak mata, atau gagap. Kira-kira 2 dialog 1 narasi cukup.

    Bila dialog diucapkan oleh orang yang sama, gabung saja untuk menghemat paragraf.

    Sound effect tidak efektif dalam literasi karena pembaca tidak bisa mendengarnya seperti di film-film. Buat pembacamu mengimajinasikan suara itu. Ceritakanlah seperti apa suara itu, apa asalnya.

    Arma Diaboli. Insiden Zhartras. Level kekuatan Edestelle. Edestelle Core.Gate of Alchemist Flask. Baldur. Pembaca dibombardir dengan istilah-istilah asing yang bahkan tidak dijelaskan dalam entri ini.
    Beri penjelasan agar pembacamu mengerti apa yang kamu bicarakan.

    Narasi di awal chapter 1 sudah sempurna, sangat bagus. Kenapa tidak menjadikan sisanya sebagus itu?

    Jangan buat kalimat dengan capslock. Satu sampai empat kata tidak masalah. Tapi kebanyakan jadi jelek.

    Jangan main ganti ukuran font, bagi fast reader rasanya seperti nginjak ranjau darat... aw...

    Jangan menggunakan bahasa campuran, boleh pakai istilah bahasa asing, tapi jangan berlebihan seperti di entri ini.

    EYD seperti wajah copet habis digebuki warga.

    Saran : Coba Point Of View 1. Buat ceritamu dengan sudut pandang Kaede. Merasuklah dalam OC-mu. Gambarkan semua yang ia lihat. Nyaringkan ekspresi yang ia rasakan. Tulis tiap pikiran dalam kepalanya. Banyak-banyak baca entri peserta lain. Tetap berlatih dan jangan menyerah.

    Nilai : 5

    OC : Begalodon
    Makasih sudah mampir di entri Begalodon. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena nerjemahin Skill Nely gak sadar font berubah
      baru kliatan pas udh dimasukin ama Hewan.
      Itu kampret. Serius.

      kebiasaan jelek saya yg kadang gak sadar: Awal bagus eksekusi ancur. Serius. SERIUS

      Niatnya dijelasin pas masuk secara Official alias pas masuk BoR6
      karena terburu2 ngedesain BGnya, dan limitasi pendaftaran ampir tutup. Banting rencana dimana Lore Edestelle bkal dimasukin ke Official

      Tenks

      Hapus
  15. Fast-paced WALALALALALALALALALAL ACTION

    Bahan komentar saya sih sebagian besar sudah banyak ditunjukkan oleh komentator-komentator sebelumnya. Jadi dari saya gini aja deh:

    Fast-paced action. Langsung disajikan adegan berantem nonstop kayak game M.U.G.E.N dengan AI SNK-level Boss yang ngespam special dan super move seperti tak ada hari esok. Ini bukan ngeledek, saya asli terhibur kalau ngeliat pertarungan macam begini. Cuma jangan keseringan juga sih, nantinya jadi membosankan, pun begitu dengan entri kaede. Karena ini entri berbentuk literasi, harus ada elaborasi lebih.

    Kalau ceritanya dialog-oriented, harusnya setiap kalimat yang diucapkan para petarung harus lebih menyentuh emosi lagi. Tapi sekali lagi, dalam dunia literasi, pembaca akan susah menerka keadaan kalau tidak dijelaskan.

    Well, room of improvement udah ditunjukkin, saya cukup ngasih tau kalau saya terhibur pas membaca entri ini.

    Nilai dari saya 7, ditunggu di BoR 6 ya :>

    Salam sejahtera dari Enryuumaru dan Zarid Al-Farabi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang, bakal dikupas kok di BoR 6
      nantikan saya dimana bakal buka lapak. << Ceritanya mau mencoba jadi Thurqk mkII

      Hapus
    2. siip.

      Paling dari saya nambahin sering-sering main king of fighter ama fighting game yang final bossnya nyebelin aja deh dari saya kalau mau belajar fast-paced action :x

      Hapus

Selamat mengapresiasi~

Tuliskan komentar berupa kesan-kesan, kritik, ataupun saran untuk entri ini. Jangan lupa berikan nilai 1 s.d. 10 sesuai dengan bagus tidaknya entri ini berdasarkan ulasan kalian. Nilai harus bulat, tidak boleh angka desimal. Perlu diingat, ulasan kalian harus menunjukkan kalau kalian benar-benar membaca entri tersebut, bukan sekadar asal komen. Admin berhak menganulir jika merasa komentar kalian menyalahi aturan.

PENTING: Saling mengkritik sangat dianjurkan tapi harus dengan itikad baik. Bukan untuk menjatuhkan peserta lain.