Selasa, 20 September 2016

[ROUND 2] 11 - AXEL ELBANIAC | ARMAGEDDON

AXEL ELBANIAC VS IRIS LEMMA

oleh :Kakarotomo

--

[Cerita Axel dihapus dari blog atas keinginan authornya
karena akan dirombak dan diterbitkan di tempat lain]
 

>Cerita sebelumnya : 
[ROUND 1 - 2B] 22 - AXEL ELBANIAC | THEATRE OF REDEMPTION
>Cerita selanjutnya : -

19 komentar:

  1. Disclaimer : all songs from three soundtracks album composed by Hayato Matsuo have been released for the Hellsing OVA series (Hellsing Ultimate). Hellsing OVA Original Soundtrack – BLACK DOG Released on March 21, 2008.[21] As well as a DVD-Audio mini-soundtrack released as an extra with Hellsing OVA IV in Japan, titled Premium Disk – Warsaw Recording Selection featuring 9 tracks.[22] The newest one is also an extra with Hellsing I-V Blu-ray BOX, titled Nazi CD featuring 13 tracks and 1 secret track. The vocal tracks by Suilen were released by the band on their recent mini-album THE DAWN.

    author tidak menggunakan untuk kepentingan komersil

    BalasHapus
  2. Jujur saya dateng ke sini dengan mindset pengen coba liat gimana cerita dari sudut pandang entri ini, dan pengen 'dukung' Axel sebagai main char versi dia sendiri. Tapi anehnya di akhir saya justru ngerasa simpatik sama karakter saya sendiri - Iris, yang berasa kayak dindu nuffin (ga salah apa") sepanjang cerita. Padahal saya sendiri ga pernah ngerasa ada emotional investment ke dia kalo saya sendiri yang nulis. Sikap Axel ke dia juga ga ngebantu bikin si empunya entri lebih likable di mata saya, karena kesannya kayak orang dewasa ngusir anak kecil dengan bilang 'apa sih, anak kecil mau tau aja!' selama battle, meski mungkin emang sejalan sama karakternya yang jerk, dan penulis pasti lebih tau karakternya sendiri

    Terus, ini kesimpulan saya sendiri habis ngikutin cerita Axel, tapi kayaknya kemampuan dasar Axel kayak pirokinesis (yang saya kira bakal dominan dipake ngeliat karakternya tipe brawler) atau mainan taktik (ronde 1 meski unnecessary revelation di akhir tapi belakangan saya lebih bisa nerima) malah jarang keluar ya? Saya ngeliatnya di tiap ronde Axel lebih cenderung dapet convenient powerup yang pokoknya ngebantu dia nyelesin apapun yang dia hadapin. Deus ex machina? Ngga juga sih, cuma agak ngingetin saya sama tipikal karakter pak Po selama 3 turnamen lalu

    Pun begitu saya lumayan seneng karena ada bobot di obrolan sama Iris, dan cukup sejalan dengan apa yang saya bayangin bakal keluar dari dia. Cuma karakter Iris malah keliatan agak terlalu ekspresif di sini, kayak nyebutin perasaan atau nanyain hal" remeh yang ga perlu disebut secara lisan kalo bisa cuma ngelintas di pikiran, tapi ga gitu masalah juga sih. Paling saya agak bingung aja pemberian Mira Slime di sini maksudnya apa, dan kayaknya ga banyak ngebantu juga ngeliat powerup Axel lebih imba

    All in all, saya puas ronde ini dapet lawan kayak Axel, dan pleasant surprise juga entri kita kerasa kontras bedanya. Semoga yang terbaik maju ke babak selanjutnya

    BalasHapus
  3. Okeeee, sampe ke Axel sekarang.

    Habis baca entri ini, saya mendadak jadi inget si Cainabel dari FBC somehow, karena begitu melihat paruh akhir di cerita ini, langsung serasa disuguhin cerita megakosmis. Apakah dua orang ini ada hubungannya? :s

    Dibanding pas R1, Axel sekarang lebih "wajar" ke-asshole-annya. Gak begitu berlebihan. Kurang lebih udah mirip Constantine lah.

    Adapun Iris di sini jadi lebih ekspresif itu saya bisa setuju juga. Level sentiennya udah mendekati manusia beneran. Meski kakunya masih ada. Tapi ya itu tadi, lebih "manusiawi". Tapi mungkin terlalu cepat kalau buat ronde 2.

    Dan meski pas paruh akhir dapet suguhan power-up megakosmis, saya rasa eksekusinya kurang halus. Jadi kayaknya awal-awal lembek terus mendadak kuat gitu. Padahal Axel kan seorang petarung yang ngandelin wit juga. Saya ekspektasinya Axel bisa lebih berakal bulus dulu dibanding pas di entri ini, gitu.

    Ceritanya sendiri udah lumayan solid, sih. Tapi sangat disayangkan aja konflik antara Iris dan Axel kurang imbang antara bobot aksi dan dialognya. Dialognya bagus padahal.

    Segitu aja dari saya. Vote menyusul.

    Salam Sejahtera dari Enryuumaru dan Mbah Amut.

    BalasHapus
  4. (+) Penokohan Axel dan supporting charanya sudah terasa lebih baik.
    (+) Narasinya oke.
    (+) Alur battle bagus, dengan ending klimaks.
    (+) Pengungkapan di akhir yang menjanjikan perkembangan plot di masa depan

    (-) Kemampuan Axel di character sheet hingga sekarang belum terlalu diexplore. Seperti kata Sam, ketimbang menggunakan tool yang disajikan di sheet, Axel malah memanfaatkan convenient power up. Kalau saja character sheetnya lebih mewakili sih tidak masalah.


    (-) Pada akhirnya, saya lebih senang cara Sam memainkan karakter Axel dan Iris, serta alur duel di cerita Sam.

    Jujur, ini cerita yang bagus. Kalau ngelawan lesser opponent, saya ngga akan ragu naruh vote ke Axel. Tapi pada akhirnya, saingan sampean juga menyajikan cerita yang bagus, dan cerita dia memiliki unsur-unsur yang lebih saya sukai. But it's very close.

    Skor: 85/100

    Fahrul Razi
    OC: Anita Mardiani

    BalasHapus
  5. @_@:
    “Hay, kami baru pulang dari Jepang! Oleh-olehnya ketinggalan, hehe. Dahlah langsung aja silaturahmi ke entri2. Ghoul, kamu dukung siapa nih?”


    GHOUL:
    “Dukung Axel, sih. Soalnya penasaran kalau dikejar-kejar ama doi, mampukah aku berhasil lolos?”


    @_@:
    “Kalo Mum bisa jadi beda sih! Aku ga bisa koment banyak soal entri ini, kecuali ngritikin beberapa typo. Hm maklumlah berhubungan dengan profesi penyunting naskah, hehe…

    Ada banyak typo yang harus diperbaiki seperti=Isap, Embus, napas, memedulikan (p luruh), mengonsentrasikan, sekadar dll…

    Sapaan awalan huruf besar=Kawan.

    Namaku Zainurma—Kurator Museum Semesta.
    Apa yang dikatakan Iris Lemma—si robot mata satu benar adanya.
    "Itu Tuhan kami—Yesus Kristus."
    (em dashnya jangan lupa).

    Penulisan ‘Reverier’ dimiringkan…

    Diksi oke sih, aku sukalah…

    Musnahkan Si Mata Satu jika ingin duniamu selamat. Mimpi buruk yang terjadi hanya bisa dihentikan jika salah satu Reverier tewas di tangan Reverier lainnya. Tapi hindari Si Mata Satu juga jika kau ingin tetap hidup, oke (iris dan oneiros kah? Ini baru riddle!)

    Typo pada tulisan ‘anak-akan’

    Mesir, Celtic, dan Yahudi (pake tanda koma sebelum ‘dan’).

    "Lalu, bagaimana denganmu?" Kau tak membuat untuk dirimu sendiri?" (typo lagi!).

    Setelah diskusi panjang-lebar, kami vote… ”


    GHOUL:
    “AXEL!!! Soalnya menurut kami, entri Axel nadinya lebih teratur aja denyutannya. Iris pun tampak polos banget di entri ini, bikin ngakak. Diksi di entri Axel lebih bervariasi dan agak lebih rumitlah. Alur pun ga begitu lambat, ga ngantuk ikuti alurnya meski typonya lebih banyak daripada Iris. Gubrak!”


    :=(D

    BalasHapus
  6. Halo, ahli dunia persetanan--temen Orim~~

    Saya ga pande basa-basi, jadi langsung aja dah komennya. Walau maaf, rada random celetukan" saya.


    Kalau dibanding R1, entri Axel ini ada kemajuannya--yang bisa saya katakan cukup pesat.

    (+) Yang paling terlihat itu diksinya. Teknisnya pun lebih rapi. Bahkan saya harus akui, sy sangat kagum. :> Tiap jalinan kalimatnya saya suka. Penuturannya beneran oke punya dan ... uh, saya merasa kalah sekarang (sebab di R2 ini saya berbanding terbalik dibanding kamu). Aduh, sampe keluar air mata nulis ini ripiu. Wkwkw. (Saya serius di bagian ini.) Btw, good job. T~T

    (-) Lompat ke hal yg paling mengganjal. Saya ngerasa, ya kayak kata Kak Sam juga, Axel ini kayak selalu dpt suatu 'bantuan'. Saya wajar sih, bisa aja begitu. Toh demonologist kalo sy liat ya berurusan dgn banyak hal. Dan suka juga ketemu sesuatu di luar perkiraan (termasuk pemecahan masalahnya). Cuman di entri ini, kemunculan 'bantuan' itu langsung bikin saya merasa: "udah gue duga." Dan ngilangin unsur surprise-nya. Sebab sy tau kalo udh dapet benda, ya alamat ada battle. Wkwkwk. Beneran aja dah. Tp bukan masalah besar. Pengulangan pola tsb juga hadir di entri lawan, soalnya.

    (?) Saya mau komen beberapa hal teknis, tapi tampaknya untuk sekarang itu belum jadi kapasitas saya--terlebih kalau menilik entri R2 Asher.

    (?) Soal karakterisasi, klo saya gak gitu peduli kecuali si OC terlalu impresif secara negatif atau OC lawan kurang dianggap penting. Di sini gak ada satupun di antara dua itu, untungnya. Axel tetap 'badass' dan Iris--walau memang dia agak 'ekspresif'--saya masih bisa toleran. Masih ga terlalu parah lah, Iris itu. Ga terlalu menganggu karakterisasinya. Dia pun masih dikasih jatah tayang yg lumayan (saya bandingkan dgn kebanyakan entri yg udh saya baca). Apalagi pembicaraan yg kayaknya gak terelakkan di entri Iris, diadain di sini. Emg gak seberapa banyaknya, tp cukup ngasih sesuatu lah. Yg rada mengusik paling ... artefak yg didapetin sm Iris. Seolah tanpa itu, alur ga bakal jalan. Wkwk.

    (+) Battle-nya ampun-ampunann, walau agak singkat dan porsinya lebih sedikit (ga kayak prelim). Tbh, saya cuman bisa menganga. Dan saya jg udah pernah berusaha buat bikin narasi battle kayak kamu, tp apa daya skill belum sampai.

    (-) Tapi detail battle-nya kayak ada yg ngulang". Dan banyak kata 'namun'.

    (?) Dat ending. Saya ngeliat sesuatu yg besar di kanon Axel ke depannya. Dan saya lumayan penasaran dgn itu.


    -Sheraga Asher

    Voting menyusul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sori, poin terakhir itu plus menurutku.

      Hapus
    2. Sebenernya berat buat milih. Ini kayak poin 11 - 12.

      Secara kesukaan, dua"nya nyajiin apa yg paling saya suka:
      -Iris dgn makna di balik cerita.
      -Axel dgn narasi yg bagus, battle yg bisa saya pelajari.

      Poin terbesarnya (menurutku loh), dua-duanya juga hampir imbang. Iris konsistensi karakter dan pendalaman, Axel lebih "berjiwa" entrinya dan ke depan saya ngeliat sesuatu yg gak kecil. Walau dari aspek ini, Iris lebi unggul. Saya suka konsistensi. Saya suka sesuatu yg insightful.

      Adaw ... tapi harus vote, ya. Kalau dgn nilai, jujur aja saya kasih nilai sama" 90.

      Yah, akhirnya saya merenung dulu. Iris emg terlihat mau ngasih sesuatu juga ke depannya, dan dikonfirmasi setelah ilangnya Mira Slime, tokoh lain bakal muncul walau saya belum paham siapa itu. Sayang ga diperjelas di R2.

      Di sisi lain, Axel ngasih sesuatu yg jrlas sekali di akhir bahwa bakalan ada yg menunggu ke depannya.

      Hmm ... sulit banget. Apalagi saya indecisive. Tapi, vote saya akhirnya jatuh ke ...


      AXEL ELBANIAC

      Hapus
  7. Jujur aja ternyata ending-nya menarik dan bikin penasaran.

    Pertarungannya mudah dicerna dan cukup seru meskipun kemampuan Axel sendiri kurang dieksplor di sini. Sayang juga sih soalnya kan ini entri Axel sendiri.

    Sebagai robot, Iris terlihat lebih kepo di sini xD
    Sekilas ga akan terasa karena cuma tampil di akhir pertarungan aja.

    Untuk typo masih bisa ditolerir. Namun entri berikutnya harus lebih sempurna EBI-nya ya...huehue

    Setelah baca dan menyandingkan entri Iris dan Axel—sempat re-read entri Iris juga— dengan sedikit pergulatan batin yang menyiksa akhirnya saya VOTE AXEL ELBANIAC.

    Agak sulit menentukan dukungan karena dua-duanya bagus dengan konten yang memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

    Namun ternyata entri Axel ini lebih ringan dengan battle yang lebih menarik hati saya plus ending yang juga bikin penasaran.

    BalasHapus
  8. Wow. Soundtrack Hellsingnya pas banget sama adegan tiap chapter. I really dig them. Battle theme sama Iris cukup singkat lagunya tapi bener-bener ngegambarin betapa 'raksasa'-nya Iris di hadapab Axel, which is in line sama penggambaran adegan kemunculan Iris.

    Openingnya enjoyable. Gurauan minimalis antara Axel dan Papa Lobo dan Suster Linda beberapa kali menarik perhatian saya sejak R1. Ini juga jadi dasar yang mulus buat mengaitkan ancaman 2 Mata Satu yang disebut Zainurma. Perkataan Papa Lobo tentang melawan robot berlaser jadi kenyataan, lol.

    Battlenya lebih variatif dibanding entri Iris. Banyak adegan rinci dengan koreo memukau. Ini strong pointnya. Iringan dialognya juga ga lupa. Yang saya rasa janggal adalah Axel yang ngejelasin bahwa dia punya kekuatan para elit. Mungkin cuma untuk gertak aja sih. Nggak lupa ada hujan mematikan sebagai perwujudan mimpi buruk. Rasanya ini absen di entri Iris? Apa saya yang kelupaan ya.

    Makin mendekati akhir keliatan juga gimana Axel ga suka disabung di turnamen ini. Lebih terasa manusia dia.

    Di luar dugaan juga, Oneiros terlihat lebih ekspresif di sini. Sama kayak di entri Pucung, Oneiros dihentikan sama Mirabelle *tos*. Sayangnya, jadi ga ada konflik yang cukup berarti antara Axel dan Oneiros. Andaikata Oneiros dateng waktu Axel masih bertarung sama Iris, bisa jadi lebih seru. Karena ini, si penggembala jatohnya ga ngeganggu battle. Padahal penggambaran adegan datangnya Oneiros di awal sebelum battle sama Iris udah bikin saya khawatir.

    Endingnya nge-hook juga. Jadi penasaran ada kekuatan besar apa lagi yang mungkin berasal dari dunia Axel.

    PUCUNG

    BalasHapus
  9. Aku langsung senyum ngeliat Oneiros muncul di awal. Apalagi di tengah mimpi buruk yang lagi melanda. Jujur, mimpi buruknya kerasa banget. Bayangin aja hujan yang bila kesentuh bisa bikin gila? Wuih.

    Battle-nya asyik, banget. Narasinya tak terlalu suka, banyak mistype dan diksi berulang akibat (mungkin) gak proofread. Tapi sumpah ini adegan demi adegannya sukses membuatku melupakannya dengan sempurna. Bahkan buat ngetik ini aja aku harus memaksakan diri untuk berhenti sejenak. Rasanya kayak susah lepas mata dari monitor pas adegan battle dimulai, saking asyiknya.

    Dialognya ini loh, kontras banget sama entri Iris. Di saat entri Iris ada pertukaran pikiran, entri Axel malah terang2an matiin dialog itu. Karakterisasi Axel di sini lebih kusuka daripada sebelah, sementara Iris menurut sy sukses dibawakan oleh Agung agar tidak keluar karakter.

    Hal yang paling kusuka itu endingnya. Aku bahkan sempet merinding baca obrolan akhir Iris dan Axel, di bagian "Dia yang mati akan bertemu Tuhan." DAN IRIS TERLIHAT GEMBIRA! OH MY!! Kerinduannya akan sosok Tuhan ini terasa banget, bahkan mengetik ini pun membuatku kembali merinding. Nilai plus plus banget ini. Sosok yang merindukan Tuhan, akhirnya mati dengan ikhlas karena tahu ia akan menemui Sang Khalik.

    Meski bagian Oneiros dihentikan Mirabelle agak mengecewakan, tapi itu langsung tertutupi dengan keberadaan si emas dan si perak. Penceritaan sebesar ini jelas mengesankan ada sesuatu yang sangat besar menanti di depan Axel.

    Sumpah, Gung. Aku terkesan.

    Vote menyusul ya :)

    ~Pencipta Kaleng Ajaib

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbandingin kedua entri ini kayak bandingin mana yg lebih enak, Apel atau Pir. XD

      Maka itu saya akan memberikan vote berdasarkan tingkat kenikmatan yg saya dapat dan ekspektasi untuk cerita depan.

      Sebenarnya dari segi kerapian cerita dan konsep, entri Iris lebih unggul. Pun ceritanya sangat mudah dipahami, meskipun datar. Sayangnya entri Iris dari segi pertempuran, kalah seru dibanding entri Axel meskipun dengan trik bertumpuk yang diberikan entri Iris. Sepanjang membaca entri Iris, paling jauh saya cuma bisa tersenyum.

      Saya bandingkan dengan narasi Axel yang, meski berantakan (typo dan diksi berulang berserakan), tapi sukses memberikan kesenangan bagi saya ketika membaca. Tak sekedar senyum, bahkan saya sempat merinding ketika disajikan narasi perpisahan (kematian) Iris di entri Axel.

      Harapan untuk entri ke depan, saya jujur lebih penasaran akan bagaimana entitas Emas dan Perak itu akan dimainkan daripada sebuah bola yang tiba2 muncul di hadapan Iris.

      Oleh karena itu, vote saya berikan pada Axel Elbaniac.

      Am sorry for being so subjective.

      Hapus
  10. Langsung saja.

    Saat sy baca entri ini, narasinya kerasa mengalami penurunan (kebetulan sy ngikutin entri ini, dan baru sempet komen lagi) dari entri2 sebelumnya. Terasa lackey.

    Makin sy baca, ada bbrp pola narasi yg sy cukup kenal. Narasi khas dalam suatu cerita silat. Biar sy tebak .... Wiro sableng pendekar kapak maut naga geni 212 karangan alm. bastian tito. Barangkali penulia cerita ini ter-influence dri cerita beliau.

    Terus sy memahani cerita, sy agak kecewa krn sisi tricky yg menjadi modal kemampuan axl di cs malah gk ditonjolin. Kalah sama entri iris yg sukses bikin axl menjadi tukang ngibul.

    Namun, saat memasuki adegan tarung. Wah, sy dibuat melupakan segala titik bengek kesalahan dalam kosa kata yg ada dalam cerita ini. Begitu memukau. Koreografi yg cukup kece.

    Untuk char-developnjuga lumayan.

    Lantas, cerita ini juga memainkan atribut alam mimpi dgn cukup menarik. Siapa yg sangka, "ketika hujan bersisip ungu turun membasuh, segala akal lesap tanpa bekas, menyisakan hanya kegilaan."

    Terakhir, sy cukup menantikan canon yg diusung axl, ttg peran emas dan perak.

    Nah, setelah merenungkan, sy kiranya lebih memilih axl. Walau narasinga lackey tpi ketutupan sama battle-scenes ygb disajikan secara baik. Bahkan sy akui, sy sendiri gk bisa bikin adegan tarung semegah ini.

    Congrats, sy vote axel 😀😀😀

    BalasHapus
  11. ASTAGA SAYA MERINDING! SERIUSAN DEH...

    Saya sangat kagum dengan pengolahan emosi yang author Axel masukkan dalam narasainya, entah kenapa kok kekurangan Iris jadi kelebihan Axel disini. Yang saya maksud adalah narasinya, saya merasa monoton dengan entri Iris namun hal tersebut hilang ketika baca entri ini, akhirnya saya bertemu dengan narasi yang mudah dipahami sekaligus emosional.

    Lalu karakterisasinya juga sudah cukup baik, namun dapat saya katakan bahwa didalam hal ini Iris lebih juara dalam pengolahan karakter.

    Berlanjut menuju battle, battlenya sangat menegangkan! dan pola menuju klimaks nya juga sangat pas.

    Kisah pun diakhiri dengan dialog yang membuat tanda tanya besar. Mulai dari sini dapat dilihat bahwa kanon Axel berkembang dan akan ada suatu 'Event' besar kedepannya.

    Vote nya nanti setelah saya pertimbangkan ya...

    Wasalam
    Ganzo Rashura

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah saya pikirkan baik baik...
      Duh...
      Sebenernya yang satu ini bener bener berat sih, tapi Ganzo Rashura memutuskan untuk vote Axel...

      Alasannya karena secara keseluruhan entry Axel di ronde 2 ini lebih emosional dari pada punya rivalnya menurut saya. Mau itu dari narasi, battle, dll.

      Bicara soal kelebihan dari rivalnya mungkin ada di pengolahan karakter Axel yang habis habisan.

      Lalu untuk potensi, jujur saya penasaran ke kedua belah pihak bakal seperti apa kelanjutannya. Tapi dilihat dari ending entri nya Axel mungkin saya akan condong ke Axel.

      Hapus
  12. Aduh.. sifat polos Iris di sini terlihat jelas. Dan filosofi 'pencari Tuhan' disini cukup enjoy dinikmati. Iris bener2 gemesin kalo dia bukan robot(?). Tapi, gimana ya.. entah kenapa keliatannya kyk siswa senior (Axel) lawan siswa baru (Iris). Banyak yg bikin ane bingung sampe ane harus baca ulang.

    Tapi beberapa skill Axel disini ane bingung gimana jelasinnya .__." Diluar dugaan soalnya semua kemampuannya yg keluar disini ga ane duga.

    Dan kalo boleh jujur, battlenya disini lebih serius. Tapi entah kenapa banyak adegan battle terlalu, gimana ya.. kurang tersaji benar. Maksudnya, di narasi battlenya banyak yg disingkat di adegan penting. Jadi ane kurang bisa bayangin adegannya.

    Maaf cuma sedikit. Ane dikejar waktu karena dah tengah malam (gatau keitung ato ga Dx )

    Tapi kalo dipikir-pikir lagi, ane voting Axel.

    Ane suka beberapa moment dark disini. Itu alasannya.
    Tapi berharap narasinya perbaiki untuk kedepan, bila lolos [s]dan lawan Ru[/s] xD

    Salam dari Lady in Black

    BalasHapus
  13. Oke! Saya udah baca entri ini semalem tapi wi-fi mati, baru bisa komen sekarang!

    Btw, obrolan mundane papa Lobo sama Axel diawal itu kok malah paling memorable ya buat saya dibanding adegan lain? Apakah karena mereka sambil minum? /bukanwoi

    Battlenya mulus banget lempar-kepruk-hajar-tendang. Authornya pinter nulis scene battle nih, dan Iris mendapat PU dari Mira sementara Axel juga dapet dari paku payung /bukan

    Cuman, sifat Iris disini yang kepo(banget) kayaknya gimana gitu. Terlalu manusiawi agaknya. Axel juga sepertinya keras kepala banget kagak mau ngejelasin sama si Iris. Kenapa ya? Apa Axel menganggap bahwa si robot bukanlah makhluk sentient sehingga tidak layak untuk diberi pencerahan? Hmm?

    Si emas dan si peraknya bikin penasaran. Kiranya bakal banyak revelation lagi kalau Axel lolos...

    salam,
    Authornya entri no 21

    BalasHapus
  14. jujur setelah baca entry Iris dan Axel sama-sama bagus. kedua entrynya saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing. bahkan bikin saya bingung mau vote yang mana. kalo boleh saya mau vote keduanya.

    tapi setelah menimbang rasa dan kenikmatan menikmati alur dan konflik, saya memilih entry Iris.

    sekian,

    Dual Dagger Dancer

    BalasHapus
  15. Vote Axel.

    Keren. Aku suka narasinya. Mengalir. Skillmu quantum leap nih XD Cuma mungkin dialognya rada kaku ya. Meski dibuat baku, ada beberapa bagian yang masih bisa disingkat dan dibuat lebih wajar buat dialog kasual kok.

    Itu senjatanya kayak apa ya? Need more description. Apa memang bentuknya kaya pasak paku besi beneran?

    Terus... Zainurma cuma muncul sekilas buat mejeng bentar. Kurang natural.

    Nilai... 8 deh ya XD *pijit mata, pusing liat layar. Untung tulisannya bagus XD

    BalasHapus

Selamat mengapresiasi~

Tuliskan komentar berupa kesan-kesan, kritik, ataupun saran untuk entri ini. Jangan lupa berikan nilai 1 s.d. 10 sesuai dengan bagus tidaknya entri ini berdasarkan ulasan kalian. Nilai harus bulat, tidak boleh angka desimal. Perlu diingat, ulasan kalian harus menunjukkan kalau kalian benar-benar membaca entri tersebut, bukan sekadar asal komen. Admin berhak menganulir jika merasa komentar kalian menyalahi aturan.

PENTING: Saling mengkritik sangat dianjurkan tapi harus dengan itikad baik. Bukan untuk menjatuhkan peserta lain.