Senin, 06 Juni 2016

[PRELIM] 40 - KAMINARI HAZUKI | ALAM MIMPI, KENAPA KITA BERMIMPI?

oleh : Izunalord

-- 

Chapter 0: Self thought.
"Battle Of Realms: Masterpiece of Reveries"
Atau Reveries, sementara menurut kamus, yang relevan adalah Reveries, daydreaming, ngawang, melamun, lost  in thought, mimpi siang bolong. Impian siang bolong. Siang, yang bolong. Apanya siang yang bolong?

Sekilas hal diatas kuanggap biasa saja, namun di kalimat terakhir membuatku bingung.  Sebenarnya sejak kapan  siang itu bolong. Apakah bolongnya bersiang, atau siang yang berbolong, atau bolong bernuansa siang? atau  siang bernuansa bolong? Auk ah gelap. Buka kamus pun percuma.
.
Masalahnya, yang aku tahu sejauh aku hidup (Sebentar, memangnya kondisiku ini dianggap hidup?). . .
[EHM!]
Erm, baiklah. kembali lagi. Sejauh yang aku tahu selama hidupku, hanya donat, celana jeans, dan sedotan yang  wajib bolong. Harus bolong. Seperti kata pepatah "If there's a hole, there's a hope"
[Tunggu, kenapa susunan awal katanya jadi berubah?]

"KAMI-SAN!!!! SERIUS DIKIT DONK" suara melengking yang paling tidak ingin kudengar semenjak  kepulanganku dari {Alam Mimpi} 2 hari silam.

Nora Hazuki. My Sister, or not so sister, atau adik angkat,
adik yang diangkat, aku yang mengangkat adik, atau terangkatnya adik, atau adik yang terangkat. Ah sudahlah.

"KAMI-SAN! UUUU, BAKA!! AKU DICUEKIN GITU"
"Giehhhh, darimana saja kau Nora?!
"Uhhh, KAMI-SAN BAKA, BAKA NANO? AKU KAN DARI TADI DISINI. UU!"
"Hieeeeee, baiklah baiklah. Maafkan aku. Aku terlalu asik mendalami salah satu point utama di turnamen yang  akan kita laksanakan ini. "

"Uu" ekspresinya menciut, memanyunkan mulutnya, melipatnya seperti emoticon =+3 menjadi =3. Atau :3 ah  aku lupa. Tapi itu imut sekali. Ingin rasanya kucumbu. . .

[TTE, ITU GAK ADA IMUT IMUTNYA WOY. DAN KESEMPATAN TERNYATA]
"BERISIK LU SIALAN!"
[DIRIMU BERISIK]

"KAMI-SAN!!!! teriak Nora dengan suara khasnya, membuat kami berdua terdiam
[Kami?]
"Udah diem aja"

. . .
Sedikit berdeham, Nora menanyakan hal yang mengganjal pikirannya
"Turnamen? Turnamen yang mana itu kak?"
"Kenapa kau jadi memanggilku kakak?
"mmmmm, MMMMM" ekspresinya membulat, memerah, seperti tomat yang akan meledak. Harfiah.
"Anyway, anyway. Kau tahu kan, Battle of Realm, Realm/kesadaran bertarung. Jadi mimpi yang kemarin kau  lihat, masih ingat siapa?
"Um, itu. .. Kaede, aku mengingatnya sebagai Kaede, marga Hazuki, Kaede Hazuki. Dia punya kekuatan sama  sepertimu Kami-san. Tapi kok namanya Kaede?"
"Emm, Itu, akan kuceritakan lain kali. Jadi, kembali ke pembahasan. Battle of Realm, kesadaran  bertarung/Realm pertarungan. Masalahnya, apa yang diadu? apa, atau siapa yang bertarung? kenapa harus  bertarung? dimana pertarungannya? itu yang masih mengganjal sejak di Alam mimpi tempo hari. Tepatnya  hingga sekarang, masih mengganjal di pikiranku"

"Um, Begitu. Oya, Kami-san, tentang dimana pertarungannya, itu, di Alam Mimpi kan?
"Betul, kenapa?"
"Kok, aku bisa terseret kesana, Kami-san?"
" Jangan tanya aku. Tanya tuh si Ratu Huban, ratu kepala bantal, menurutnya sih dia Sang Pewujud Mimpi,  katanya keberadaanmu dapat dipanggil secara penuh karena aku punya memori denganmu"
"Ratu Huban? Memori dengan Kami-san? Uwahhh, pasti. . . . pasti memori yang itu. Ehehehe, HEHEHEHEH.  Ahhhh Kami-san, AHHHH, Lagi donk, lagi donk, Ehehehehehe" (Dan Nora Hazuki secara refleks mulai  mengalami kondisi blo'on, dan mode libido liar. Ini adalah kejadian yang sudah dimaklumi Kaminari belasan  kali)

"Gehh, Kumat deh broconnya. {Kadangkala aku heran, apa yang salah dari otaknya sejak terkontaminasi  Edestelle}"
.
.
.
.
Namaku Kaminari Hazuki. Bila kalian sempat membaca entriku di FBC kemarin, lalu membaca katalog milikku, kalian akan kaget, siapa  Kaede Hazuki, kok sama sama Hazuki. Powernya sama lagi.
Tenang semuanya. Biar kujelaskan secara singkat.

Dia (Kaede) adalah "Another Possibility" dariku. Alternate Version of me. sosok Hazuki apabila Edestelle Core tidak ditanamkan di tubuhku. Sempat terbaca kan bahwa dia tinggal di Hamel City. Nyatanya, itu adalah dunia  imajiner yang berada dalam "Alchemist Utopia", didalam Realm Edestelle, bila Core itu tidak berada didalam  tubuhku.
Dan entah kenapa ambisinya menjadi keluar, begitu Alam mimpi digaungkan di telinganya. Antusiasnya tinggi, seperti anak kecil yang diberikan permen oleh ayahnya, atau diberikan uang saku oleh ibunya. Dia (Kaede) sangat sangat antusias, saat si kepala bantal menawarkan tantangan untuk melawan karakter yang kuat. Orang kuat. Orang yang disediakan si kepala bantal. Dan dia (Kaede) dengan seenak jidatnya, memilih Nely, Sanelia Nur Fiani. Seorang Blue-Haired Magus.
Magus, yang juga bermimpi.
Kenapa dia bisa bermimpi?
APa sebenarnya alam mimpi?
kenapa malah dikuasai si kepala bantal, alam mimpi ini?

Cukup sulit memang menceritakan alam mimpi ini hanya dalam sekali jalan. Aku saja yang mengalami sekali memori akan alam mimpi masih meraba raba. Karenanya, saat turnamen Battle of Realm dilaksanakan, dimana para  manusia, hewan, peralatan perang, pada mendaftar, aku ya ikut. {Bahkan kudengar ada parfum ruangan, roh  hantu centil, dan seekor ayam pun ikut mendaftar}.
Bagaimana caraku mendaftar? hmm, kayaknya modal tidur aja deh. Soalnya itu alam mimpi.
Alam mimpi, berarti harus tidur. Dasar tidur adalah istirahat.
Mimpi yang beristirahat. Istirahat dari mimpi, atau istirahatnya mimpi.
Oh wait, aku hanya tahu Battle of Realm, pertarungan kesadaran.
Sejak kapan aku mengetahuinya?
Apa ini pengaruh dari ingatan Kaede?
. . .
. . .
. . .
Meh. Cukup basa basinya, karena aku harus menjaga toko lagi, akan kulanjutkan dialog seperti ini, di Next chapter selingan.
Saatnya ke sajian cerita utama.
Ciaossu . . . .

Chapter 1: Access the Dream
Mentari menampakkan sinarnya, namun tak selarik pun yang mampu membangunkan fisik ringkih nan lesu ini.  Matanya terpejam, semakin rekat oleh airmata yang mengering semalaman.

Dalam pikirannya, berjalan sebuah pikiran acak, mengenai segala yang bisa dia ingat saat itu, tapi rasanya dia  tidak bisa mengingatnya lebih jauh.
Merasa menyerah, perlahan dibukanya mata itu, secara perlahan, lalu mengerjap. lalu berkedip, dan terakhir,  menggosok matanya.

Kaminari: Pagi, atau siang? soalnya tumben sinarnya sangat terang. Curiga nih, siang jangan jangan.
. . .
Secara spontan, sinarnya benderang, membuat matanya yang terekat, terpapar kilau mentari, memaksanya  membuka kedua kelopaknya, meski sakit. Karena lengket. Oleh air mata.
.
Kaminari: Oh, siang ternyata. Cih, sudah siang saja"
Kaminari melakukan peregangan pagi, dengan memutar lehernya, hingga bunyi gemeletuk, terdengar cukup  keras, di lehernya, lalu berlanjut di buku-buku tangannya, dan terakhir, pinggangnya.
Krek, krek, krak.
Begitulah bunyinya.
Seperti membuka tutup botol soda. Krek krek dengan nada ngilu. Begitu katanya.
.
Kaminari: Hmm, 10.20. Masih siang. Tidur lagi aja deh"
kepalanya roboh, mendarat bebas di bantal bergambar karakter 2D, yaitu karikatur adiknya. Nora Hazuki.
.
Yap, dia mendadak siscon siang ini.

"Zzz"
2 menit menempel, dan dengkurnya sudah mengalun merdu.
Author: jadi ini yang disebut pelor, nempel dikit molor. Ckckck
. . .
Samar samar terdengar suara yang menyahutnya, dalam alam bawah sadarnya.
"Reverier..au....Alam Mimpi.....kamu... terpilih...Zzzrtt.. . . Dhuar!!!...."

Zzzzz
"Ngg? apaan tuh? Reverier yang meledak? aahh, ngantuk"
"Zzzzzz"
. . . . .
Entah apakah dia terlalu lelap atau memang benar benar terjadi ledakan. Entahlah, siapa yang tahu.
Bahkan penulisnya saja tidak tahu, itu barusan ledakan atau bukan.
Author: ledakan yang mana sih?

Lalu ledakan dalam pembicaraan tadi tidak jadi meledak, karena isinya sudah meledak kemana mana.
Author: meledak sudah susunan ceritanya.

Ah, maaf kalau begitu. Mari kita lanjut kisahnya.
.
.
.





Pukul 12.35 waktu setempat
Nora: Kami-san, makan siang sudah terhidang"
Kaminari: Ossu, Nora"

Kicauan burung membangunkannya, yang mana suara tersebut berasal dari balkon, karena balkonnya dipasangi  wadah makan bagi para burung yang kebetulan lewat. Dari merpati, perkutut, burung gereja, semua sibuk  mematuk makanan yang disediakan.

Kaminari: *Melirik jam weker, jam dinding, arloji, dan jam biologisnya (?)
Nora: KAKAK, MAKANAN UDAH SIAP KAKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kaminari: ON THE WAY CUY!
*Syuuut*
hanya memakai boxer putih dan kemeja tidur tidak dikancing, meluncurlah Kaminari di pinggiran tangga,  menuju meja makan.
. . .
.
.
Both: Amen. ITADAKIMASU!!!!!
.
Keduanya sibuk melahap menu makan siang hari ini: telur dadar daun bawang, dan irisan sapi panggang saus  kecap.
Kaminari: Hei Nora
Nora; Hmm? apa kak?
Kaminari: kakak. . . *Sigh*, kayaknya tadi aku dikontak sama anteknya kepala bantal deh deh pas tidur
Nora: antek Huban? dikontak gimana? ditelpon langsung gitu?
Kaminari: Ya bukan lah. Pokoknya ada kata kata "Reverier", trus "Alam Mimpi" pas tidur. Nah tau sendiri kan,  Alam Mimpi yang kemarin aku terjebak? nah itu"
Nora: Alam mimpi...berarti mimpi...Mimpi hmm, , , ,Kami-san
Kaminari: mm, kenapa?
Nora: kau tidak membanjiri bantalku kan dengan air liurmu?
Kaminari: *Glek* erm, tidak?
Nora: TUH KAN KUMAT, JADI ORANG GAK BISA HIGIENIS APA, JOROK TAU GAK, JOROK KAK,  JOOOOROOOK
Kaminari: BUSET- AWWW, SAKIT WOY, GAK USAH DIULANG 3x PLIS
Nora: POKOKNYA JOROK KAK!!!!!!!!!!!!!!

Dan keributan kecil di rumah 2 tingkat terjadi nyaris setiap harinya
. . . . .

14.45
Kaminari yang kelelahan sehabis membereskan meja makan, memutuskan untuk kembali tidur, mencoba  mengontak si kepala bantal, itupun kalau bisa.

Kaminari: mustahil sih. Ah, andai si kepala bantal ada disini, andai dia bisa kutiduri, biar cepet infonya tersampaikan"

Dia pun pasrah dan segera merebahkan dirinya, mencoba terlelap secepat yang dia bisa.

Kaminari: oh mimpi, datanglah.

Lalu BGM sebuah iklan mengalun dikepalanya

Author: Iklan yang mana sih?

10 menit berlalu, dan dengkuran keras sudah mengalun merdu seperti orkestra musim dingin di bulan februari

Author: memangnya musim dingin itu bulan februari?

Lalu orkestra musim dingin tadi dibatalkan karena ternyata februari sudah memasuki musim panas

Author: buset, pelaksananya galau. Yaudah deh. Ngurus yang tidur dulu. *memperhatikan dengan seksama*

Kemudian yang diperhatikan semakin tidur nyenyak.
Dan yang memperhatikan pun ikut ikutan tidur nyenyak. Yaitu Nora.

Author: si kampret enak enak tidur berdua. Dikelonin lagi (Bahasa apaan tuh dikelonin). Iri kampret. *Sad emoticon


. . . .
16.11
Dalam lelapnya, Kaminari berusaha menggali ingatan mimpinya akan kata kata tadi, "Reverier"
lalu alam mimpi, tapi semuanya termasuk samar, termasuk sosok samar dengan kacamata hitam dan jaket  berbulu, atau topi fedora. Pokoknya sejenis fedora dan jaket bulu. Sekilas ada bantal terbang, tapi entah itu Ratu Huban beneran sesuai memori lampau dia, atau memang ada bantal ajaib yang bisa terbang. Masih terlalu samar. Atau wajah keduanya samar karena disensor. Off the Record katanya [Loh?]


Author: Sepertinya Kaminari menggalau karena nyaris 4 jam tidur tidak menemukan apa yang dicarinya.
Yasudah, atas keputusan sepihak, kita anggap dia sudah berusaha.
*Prok Prok*

Kaminari: BUSET GITU DOANK, CURANG AMAT, NORA JUGA KAYAK TAMU AJA
Nora: JOROK KAK!!!
Kaminari: EBUSETTTTTT. . . .Tor, gimana donk?
Author: yaudah, mau gimana lagi? mau digali sedalem apapun juga, gak bakal dapet, lagian dirimu kan baru  ketemu Huban. Siapa tau ada orang baru. Emang udah tau yang berjas bulu itu siapa?
Kaminari: Gak tau
Author: nah kan, yang berjas aja gak tau, sok sok pengen cari tahu
Kaminari: auk ah gelap. Gue pengen tidur.
Author: kondisimu sekarang memang lagi tidur kampret.
Kaminari: oh iya ya. Hehehe

Author & Nora hanya bisa melengos pasrah.

{LANJUT}
. . . . .

"Kau yakin ini orangnya Huban?"
"Iya, ciri cirinya sama kok, paman Nurma"
"Well, yasudah lah. Cap stempel aja kita"
"Oke paman"

*Prok
stempel bertandakan {Reverier} terpasang di relung hati Kaminari. Membuat mimpinya berevolusi, dari sekedar bunga tidur belaka, menjadi jembatan menuju dunia Alam Mimpi.

Evolusi mimpi membuat Kaminari merasakan sensasi unik. Percampuran panas, senang, galau, kesedihan, dan kekalutan. Membuat mimpinya mengalir, tumpah seperti sungai bermuara jernih. Mustahil membendungnya dengan pikiran, dan akhirnya diputuskannya sesuatu, oleh Kaminari. Membiarkan mimpinya mengalir, pendaran cahaya warna warni membawanya kedalam jembatan imajiner tempo hari, tempat ia pernah melewati. Karena ingatannya sebagai Kaede masih tercetak dengan sangat jelas, bahwa dia adalah {Pemimpi}.
Dan sekarang, statusnya adalah {Reverier}.

"Huban, kita harus berbicara" batinnya, sembari menyelami pendaran cahaya tersebut.
"Kini aku membawa Nora. tolong, jelaskan semuanya kepadanya, dan kepadaku, wahai ratu bantal" batinnya lagi, masih menyelami jembatan imajiner itu . . .

Chapter 2: We Need Explanation
"Pagi kak"
alunan merdu dari sapaan itu membangunkanku dari tidur lelapku, dan kudapati wajah Nora yang begitu teduh, menatapku lekat lekat. Ah, rasanya ingin saja kucumbu dirinya.
"mmm, Nora?"
"Iya?"
"eto, kau tahu, Nora. . ."
"Yes. Kami-san, use me as you wish"

ah, wajahnya semakin mendekat. Desahan nafasnya memburu, sepertinya dia menantikan momen ini.
"Jaa, itadakimasu. . ." lirihnya, dengan mendesah, sebelum tersenyum sinis.

*Smooch
1 detik. . . .
2 detik. . . .
10 detik. . . .

nafas semakin memburu, kedua insan saling bercumbu mesra. Pagutan lidah yang begitu liar, saling bersilat didalamnya. Libido seakan direbus, membuat gairah meningkat berkali lipat.
"Ah, more, more, Kami-san"
"Fufufufu, Sasuga da na, my beloved Nora Hazuki"

tatapan keduanya begitu intim, sangat intens, keduanya hampir melakukan hal terlarang, jika saja. . .

"EHM, Selamat datang di bingkai mimpi, Kaminari Hazuki" sosok Fedora berusaha memecah suasana mesra ini
"Dan kau. . .?
"Kuulangi, selamat datang, di {Bingkai Mimpi}"
"Hah?"

*Zrapppp

Suara itu, membuat segalanya terdistorsi, membuatku dan Nora agak pusing akibat distorsi dadakan itu.

Saat kusadari, sosok fedora dan kepala bantal menyambutku dan Nora, di sebuah pigura emas.
Pigura, dengan isi pesawat futuristik, foto tirani zaman Ekkastan, hingga Edestelle.
Segalanya terasa dekat, bahkan impianku seperti dekat sekali.

"itu pesawat Ekkastan, era tirani kedua di Edestelle. Lalu Ekkursian, ciptaan Ekkurs von Sitraus, daan terakhir, Edestelle Nation.
Ini, bingkai mimpi?" batinnya membaca bingkai2 yang tersaji didepannya.

"Yah, dan ini adalam kesadaran dari duniamu, wahai Alkemis" si Fedora kembali mengoceh, membuka topinya, dan membungkukkan tubuhnya.
{Darimana kau tahu isi pikiranku, Fedora?? =="}
"Dan kau adalah?"
"Zainurma si Kurator" si Fedora memperkenalkan diri
"Dan kau Huban, berarti kita ketemu lagi" retoris Kaminari, melirik si bantal
"Kau...Kaede kan?" si bantal menyapa dengan malu
"Bukan, aku Kaminari Hazuki"
"Bukan Kaede"
"Bukan dong"
"Lalu, Kaede siapa kalau gitu?
"Alternate Version diriku. Alter Ego kalau istilah awam. Ya ibarat Bruce Banner dengan Hulk. Alter egoku, Alternate Version kok"
"Ngg, kau bilang apa?" Huban sudah kumat penyakitnya
". . . . masih pada sifat linglungnya"
"Aa..aku tidak linglung kok" balasnya terbata bata
"Jelas saja linglung, aku masih ingat kau menuang cangkir teh hingga tumpah karena linglung ditengah pembicaraan"
"Emang iya?"
". . . . . ." dan Kaminari hanya bisa Facepalm
"Loh, kalau ini Kaminari, berarti, yang kemarin di alam mimpi, yang kau ceritakan, siapa donk Huban?" si Fedora mencoba nimbrung.
"Diamlah, Mafia pomade. Ini bukan urusanmu"

*Guh*
hinaan mafia pomade, karena tampilan Zainurma yang menurut orang, "Klimis", membuatnya naik darah, dan  meledaklah emosinya.

"Mafia...pomade? Jangan merasa congkak, Alchemist. Kau harusnya bersyukur aku dan Huban berusaha  menyelamatkanmu dari jeratan artefak itu" berang si Fedora
"Menyelamatkanku dari apa? Menyelamatkan biji matamu meletus, KLIMIS" emosinya memuncak, tak mau kalah dari si Fedora
"APA KATAMU HAH?"
"IYA, MAFIA POMADE!
"JAMBUL BODOH"
"GRRRRRR"

Keduanya sudah pasang badan, saling tarik urat, menggeram layaknya anjing kampung yang bertemu musuhnya.  Dan itu membuat Huban harus melerai mereka.
"Itu rahasia, Kaminari-san" Huban berusaha melerai keduanya. "Yang jelas ikuti saja apa instruksi kami, ya kan,  paman Zainurma?"
"Lepaskan aku, Huban" ketusnya sembari merapikan jubah mafianya
"Patuhlah sedikit, dan kau akan tahu apa maksud pembicaraanku" sinisnya
"Baiklah, baiklah. Terserah kau" balas Kaminari malas.

"Jadi, siapa yang mau menjelaskan kriterianya, mungkin paman Zainurma? Huban bertanya, seperti guru TK  yang menawarkan pertanyaan pada muridnya.
"Alam mimpi kan kuasamu, Huban. Kau sajalah" balas Zainurma melipat tangannya, menatap congkak  Kaminari dan Nora.
"Baiklah baiklah paman Nurma. Hehehe"
"Huh" masih merasa dongkol, Zainurma hanya memalingkan wajahnya, tetap dalam posisi melipat tangannya

"Kami-san, bisa kita abaikan dia?" tunjuk Nora pada Zainurma.
"Aku takut" tukasnya. Hal itu diamini Kaminari, karena gelagat tidak menyenangkan dari Zainurma.
"Percepatlah penjelasanmu Huban. Nora merasakan gelagat tidak menyenangkan dari Zainurma" paniknya  sembari memeluk Nora, agar dia merasa tenang.

"Baiklah baiklah, Kaminari. Here is the explanation. . . . ." dan Huban menjelaskan dengan penuh semangat

. . . . .
4 jam nonstop kemudian.

"We're gonna what?! Trus serius harus milih?"
"Iya. Tapi ada 3 pilihan kok. Street Law, Defy the Tyranny, atau Kill when Necessary" papar si Bantal
"tapi melawan sosok kuat. Udah kayak kemaren deh".
"Kemaren yang mana kak?"
"Ya yang kemarin itu, yang FBC ituloh"
"Oh gitu"
"Ah oh ah oh doank kayak abis digenjot aja-ADAW! GAK USAH DIINJEK KENAPA!!"
"LAGIAN SEENAK JIDATNYA CEPLAS CEPLOS"
"Iya iya ah. Oya Huban. Siapa sosok kuatnya? ada list lagi gak kayak kemaren?
"nggg, kau bilang apa?
". . . . . . . Yuk Nora. Dadah"

lambaiku pada si Huban, meninggalkan si bantal dan si fedora Zainurma, menuju tempat yang kuanggap sesuai dengan instruksi si Huban.

"Nora, yuk"
"Um, OK kak"
"Hei, aku belum selesai" Huban protes. Namun dihentikan Zainurma
"Biarkan saja dia. Mari kembali. Waktu kita selesai disini" ucapnya..


=oOo=

Chapter 3: History Lesson, with more explanation.

Bingkai Mimpi. Mimpi yang dibingkai oleh kekuatan. Berarti mimpi yang sekarang sedang dibingkai saat ini? Atau bingkainya bermimpi ternyata?
Kalau dipikir pikir, kenapa tematiknya berupa mimpi?
Seberapa kuat mimpi seseorang untuk mengubah nasib mereka?
Seberapa besar mimpi seseorang untuk menggerakkan kehidupan mereka?
Apa sih esensi mimpi itu sendiri?
Lalu kenapa aku harus bermimpi untuk masuk disini, ke {Alam Mimpi}, terlepas sebagai sebuah persyaratan yang sudah jelas duduk masalahnya.

"Mmmm, ada informasi dimana lokasinya, Nora?" tanyaku sambil menenggak isi dari Canned Food Flask, karena aku merasa sangat lapar.
"Mmm, entah kak. Sejauh mata memandang belum terlihat kok" jelasnya sambil terus mengira ngira jarak langkah kami.
"Hmmm, oke deh" sahutku malas sembari menguap. Sudah hampir 3 jam kami berkeliling disini, di Bingkai Mimpi Edestelle.

Seperti yang kusebutkan tadi, berbagai macam era di Edestelle tersaji disekitarku dan Nora.
Hmm, seperti di arah utara, ada foto tirani zaman Ekkastan. Menurut sejarah, dia pemimpin tirani pertama yang memimpin kolonial Kastan, namun sebenarnya, disebut sebagai era kedua dikarenakan era pertama dipimpin Ekkersynch. Tapi orang orang menganggap era Ekkersynch tidak pernah ada, karenanya Era Ekkastan disebut sebagai era pertama.
Bagaimana dan kenapa Ekkersynch merupakan "Black Secret" dari Edestelle, aku tidak mau menjelaskan lebih lanjut.
Karena. . .


"Perlukah aku menjelaskan secara mendetail. Wahai pembacaku? Hohohoho"
"Kak, ngomong sama siapa sih, mana ngomongnya pake mendongak segala"
"Hmm. Rahasia. Kalau mau tau, cium dulu donk"
"Idih"
Lalu sebuah tamparan mendarat di wajah Kaminari, disertai cipratan darah, karena Nora baru saja menamparnya dengan cakar pisau baja.
Secara harfiah.

-Lanjut-
Lalu di sudut timur, ada Ekkursian, era teknologi mutakhir dimana fusi nuklir sudah merupakan makanan sehari hari, membuat pergerakan antar galaksi semakin cepat. Ditemukan oleh Ekkurs Von Sitraus, membuatnya disebut sebagai Era Ekkursian, merujuk kepada ciptaan pesawat yang dinamai sama dengan namanya, Ekkurs mkIII.

Terlalu banyak era yang dibingkai oleh mimpi ini, dan akhirnya jatuh ke bagian terakhir.
Yaitu aku.
Pemegang Edestelle Core.

"Kak, ketemu" tunjuk Nora kearah sebuah gerbang di arah utaraku. Kisaran 300 meter dari tempat kami berpijak.
"Sip. Alatnya masih ada berarti. Buruan yuk, Nora"
"Loh, bukannya 'Yuk, buruan', susunan katamu gimana sih kak"
"Alah kayak bakal kiamat aja kalau typo. Salah dikit gapapa laaa"
"Haishh. Iyain aja deh kalo si abang udah kumat"
"Kok jadi abang sekarang?"
" . . . . Ngg, paan tadi? Gak denger"
"(Dalam hati: {Mampus, ketularan si Huban dirimu}. Udah ah buruan"

. . . .
Kami menelusuri jalan setapak dari serpihan besi dan bongkahan kristal abanium, jenis kristal khusus yang memberikan suplai mana, juga sebagai penerangan di planet Edestelle. Dan dikarenakan menurut Huban, Bingkai Mimpi adalah semesta yang dikerucutkan, sudah pasti keberadaan abanium akan banyak bertebaran disini.

Dan alat "Itu".
Eden of Genetical Organ, alias EGO.
Sebuah alat yang menciptakan Organ Genetik dari Eden, dengan kata lain. Clone. Kopian. Duplikat. Tiruan. Cerminan. TErserah apa sebutanmu.
Bentuknya?
ibaratkan pintu gerbang kuil di Jepang. Atau kuil para shaolin. Aslinya sih, kuil apapun. Intinya seperti Kuil. Karena itu diciptakan si gila Vladivostok. Ilmuwan yang menggilai kultur berbagai planet yang disinggahinya. Tapi favoritnya? bumi. Terutama Jepang. Dan karena lingkup penelitiannya berkaitan dengan gerbang, makanya dia menciptakan EGO, dengan model kuil.

Ukurannya normal. Hanya sebuah gerbang biasa. Namun ketika alatnya aktif, gerbang itu akan memanjang bagai ular naga (Serius). Berkisar ada 2 hingga 4 kuil yang berjejeran. Dengan masing masing jarak antar gerbang kuil, 20 meter. 

"Setidaknya Huban memberikan kebebasan akan siapa yang akan kuhabisi. Sebagai syarat untuk bisa lolos dari bingkai mimpi"
"Oh, yang pilihan 3 itu ya. Dari pilihan Street Law, Defy the Tyranny, dan Kill When Necessary, yang mana yang kau pilih kak?"
"Yang jelas aku mengambil 'Kill when Necessary', tapi sepertinya aku memang butuh 'Kill" tersebut. Jadi, my Necessary is to kill.
"Seperti 'All You Need is Kill' kak?"
"Maybe. Seperti judul film kesukaanku itu"
"Oya, Kami-san"
"Hmm, tumben jadi resmi."
"Aku penasaran, kenapa kau bersikeras ingin membunuhnya?" Nora bertanya.

Lalu Kaminari menjawab.
"Tidak boleh ada dua esensi dalam kamusku. Itu saja"
"Apaan tuh. Filosofi dangkal. Tapi mau dikata apa. Sudah terlanjur disini sih" keluh Nora, karena tak terasa, kami sudah sampai didepan alat tersebut. Sembari melepaskan genggamannya dariku, dirinya melangkah ke bagian panel alat tersebut.

"Kau tahu akan apa yang terjadi kan, Kami-san? Stay focused, dan jangan sampai kudapati, tiang benderamu kokoh berdiri loh" centilnya.

Tak lupa, sembari berjalan, perlahan dia menanggalkan seluruh pakaiannya.
Dimulai dari pita di rambutnya.
Lalu dasi kupu kupu yang melekat di lehernya.
Kemudian membuka sweater vest yang melapisi blouse putihnya.
Lalu membuka kancing blouse putihnya, hanya menyisakan dua gumpalan daging, yang begitu kenyal, dan tak tertutup apapun.

Kemudian membuka resleting rok selututnya, membuangnya begitu saja.
Dan hanya menyisakan tubuh indahnya, dengan hanya berbalut pakaian dalam bagian bawah. Tanpa bagian atas sama sekali.
Iya, dua gundukan kenyal itu tidak diselimuti apapun.

"Oi oi, tidak usah terlalu bernafsu begitu donk, Kami-san"centilnya, pura pura menutupi dadanya dengan tangannya

"Tapi, siapapun takkan menolak kan, untuk menyentuh milikku, dengan 3 angka favorit kalian: 88-57-81.
"Demi dewa Oros. Tubuhmu selalu luar biasa, Nora-chan"

Tapi, . . . .
ingatlah Kaminari, dia itu "adikmu"
Meski sudah tinggal serumah. Tapi. . . .
tetap saja. Ada doki doki, ini jantung berdegup, tiap melihatnya menanggalkan pakaiannya. . . .

"Buruan donk ke lokasi. Pake lama lagi. Pasti ngayal nih" celotehnya, sambil menyuruh Kaminari dengan angkuhnya
"Iya iya bawel. Duh. Merusak suasana saja" Omel Kaminari sembari mendekat kearah panel.

Aku segera menyusul ke ruangan yang disediakan, sembari memungut pakaiannya, dan segera berdiri ditengah-tengah gerbang tersebut, memposisikan diriku sedemikian rupa.
"Memangnya kau yakin, sosok itu akan langsung menyerangku?"
"Kau pikir tindakanku untuk telanjang didepanmu ini bukan persiapan? Kau tahu sendiri kan Flexible Material akan maksimal bila kelima indra milikku menyentuh kontraktornya secara penuh?"
"Yah, tapi kan gak harus seperti ini"
"Bacot ah. Siap siap sana. Aku akan memulai proses scanning. Segera pastikan peralatan Flask milikmu"
"Hn" balas Kaminari cuek.
"Yah, masih ngambek" batin Nora menyesali ucapannya barusan.

. . . . .
Sesuai perintahnya. Aku mengecek kembali isi dari Belt Flask milikku. Memastikan semuanya ada, dan siap ditarik dengan cepat. Mekanisme Capsule Flask pada jahitan baju ini semoga bisa menunjangnya di pertarungan.  
"Canned Food, Drugging Up, Warmth Echo. Semuanya ada. Hmm. Kurasa aku perlu Cogwheel dan Scar, lalu Skinn Bolic. Lalu Thermopylae, atau Thermopyale, pokoknya Thermo deh." Batinnya meraba isi jaketnya.

"Cih, belum. Black Flask, Death Alchemy , Self-Remake, Thermopalyte"
Tangan kiriku berkobar cahaya kehitaman kecil, dimana mekanisme berupa "3 Aturan Alkimia (Comprehension, Destruction, Reconstruction) berjalan secara cepat. Dan dengan sigap kutarik 3 buah Capsule Flask berlabel Thermopalyte. Kupastikan letak flask ini mudah dijangkau, karena bila tidak dikeluarkan dengan cepat, bahaya sublimasinya akan mengacaukan pengindraanku nantinya.

"OKE SEMUA SIAP NORA!" Teriakku memberikan isyarat, untuk memulai proses scanning, usai merapikan isi jaket.

"Bersiaplah.
"Menyalakan mesin"
"Konfigurasi energy"
"Proses penciptaan Spektrum"
"Eden of Genetical Organ. Unleash the Scanning!"
*Brak*


Dan, seperti yang kukatakan bukan, gerbang tersebut memanjang. Seperti ular naga. Lalu sebuah partikel keemasan menembakkan sinarnya ke tubuhku. Namun larik sinar tersebut tidak membunuku, melainkan, menempel seperti armour. Berusaha mencetak dan meresap kedalam tubuhku. Dapat kurasakan betapa sakitnya proses ini. Lalu setelah sepersekian detik, cetakan dari larik keemasan tersebut, keluar dari tubuhku, dan terbang menembus empat lapisan gerbang tersebut. Lapisan cahayanya, terpecah menjadi 4 bagian, dimana 4 bagian itu menggambarkan 4 kecerdasan manusia. Secara Emosional (EQ), Intelektual (IQ), Spiritual (SQ), dan terakhir, kecerdasan keempat, Fisikal (PQ).
 

Larik keemasan berwarna emas-Cyan, melambangkan emosional, menempel pada gerbang pertama. Aslinya sih, bentuk spektrumnya sangat indah bila larik keemasan itu ditarik dari emosi yang murni. Aku berani jamin. Tapi sayangnya, hal itu mustahil terjadi. Sekarang kondisi darurat, yasudah deh. Apa adanya.

Lalu, larik keeemasan berwarna emas-Magenta, melambangkan intelektual, menempel pada gerbang kedua. Magentanya lebih pekat dari larik keemasannya, hmm, berarti kecerdasanku diakui oleh alat ini. FUHAHAHAHAHAHA. Pada dasarnya aku memang cerdas sodara sekalian, sebangsa dan se tanah air kita Edestelle. Sasuga da na, Eden of Genetical Organ.
(Ups, aku ngelantur)

- Lanjut –

Kemudian larik berwarna emas-Kuning, melambangkan Spiritual, menempel pada gerbang ketiga. Spirit, roh, dedemit. Intinya ruh, pengisi jiwa tiap makhluk hidup. Dan energy kuningnya, nyaris terbiaskan oleh larik keemasan. Mungkin karena sama sama kuning kali ya. Hehe.  

Dan terakhir, larik keemasan dengan warna emas-Key. . .
Key?
Kenapa Key?

Oya, kenapa aku bisa menjelaskan semua warnanya, karena saat larik keemasan diekstrak dari tubuhku, tiap gerbang yang dilewati larik keemasan barusan, menampilkan tulisan berupa warna, sesuai dengan tadi yang kusebutkan. Magenta ya Magenta. Cyan ya Cyan.

Tapi yang gerbang terakhir. Tidak ada tulisan penjelasnya, kosong semata di gerbang. Tapi aku bisa membacanya, berupa "Key" (Lebih tepatnya, symbol berbentuk Key/kunci. Serius)
untuk mudahnya, anggap saja tiap gerbang ada sejenis papan yang dapat dibaca.
Tapi di gerbang keempat, tidak ada "papan baca" tersebut, tapi, aku bisa membacanya.

Hmm, aneh.
Sangat aneh. . .
.
.
"Hei Nora"
"Ya?"
"Larik emas keempat malah berbentuk seperti kunci loh.
"Loh, kok kunci? disini terlihat normal loh"
"Normal gimana?"
"Larik keemasan berwarna emas-hitam kok. Fisiknya masih dari tubuhmu kok, Kami-san"
"Tapi aku melihatnya seperti kunci"
"Salah lihat kali"

Yah, percuma sih berdebat. Daripada runyam, lebih baik diam saja deh. Melipat kedua tanganku, aku hanya menunggu hasil scanning, berharap harap cemas akan kejadian yang akan menimpa kedepannya. Segala pikiran berkecamuk, hingga sebuah pikiran buruk terjadi. . . .

*Duar. DHUARRRRRR

Dan barusan kejadian. Larik cahaya di gerbang keempat, meledak ketika ketiga gerbang sebelumnya berusaha menyatukan proses duplikasi tubuhku.
Ledakan barusan menandakan hal buruk. Sangat buruk.

Karena apa? Karena bila tiruan yang diciptakan alat ini meledak ditengah proses, maka hasil tiruannya tidak akan menjadi "Kopian", seperti Copy-Paste suatu file. Atau yang sudah kusebut diatas, "Another Existence" bila Edestelle Core tidak pernah dipasang pada tubuhku.
Seharusnya alat itu mengeluarkan hasil berupa "Another Existence",

Akan tetapi, hasil tiruannya menjadi "Doppleganger", kalau istilah mudahnya, remnant of spirit. Yang mana menurut legenda, mitologi, cerita dari mulut ke mulut, keberadaan Dopplegangger pada orang yang masih hidup, adalah satu: salah satunya harus mati.

Sebentar, berarti paham dibalik keberadaan Doppleganger adalah sama seperti Time Travel, yang pernah kubaca, entah dimana. Di perpustakaan kota, atau saat berkunjung ke planetarium Professor Zarkily.
Bahwa teori Time Travel adalah, tidak boleh ada dua eksistensi yang sama di rentang waktu yang sama.
Hmmm, terlalu teoritis.
Salah satu pasti akan mati. Sebenarnya aku membenci hal itu, tapi. . .
Mendengar prasyarat si kepala bantal. . . .
jadikan saja dia target bunuhku. Hehehehehe. . .
Yups, sudah diputuskan, aku akan menghabisinya dengan tanganku sendiri.

"NORA"
"Aku tahu itu Kami-san. Malfungsinya sudah dalam tahap overload. Segera menjauh dari situ"
"RYOUKAI." (Dimengerti.Red)
GATE OF ALCHEMIST!!!!!

*Zratss*
belasan gerbang keemasan cerah muncul di sekitar tubuhku, tampilannya seperti riak air, namun riaknya berada di udara, seolah udara tersebut, adalah permukaan air. Flask dengan dominasi warna hitam mencuat separuhnya, dari gerbang tersebut.
"Cih"

Aku segera melompat kekiri, menghindari puing puing yang berterbangan dari ledakan barusan. 2 tembakan Scar Flask kulesatkan untuk meledakkan bongkahan generator yang melayang di kananku, sebelum mataku bertemu dengan Nora.
"KAMI-SAN!!! panik Nora sembari mendekat kearah Kaminari.

"Persiapkan dirimu Nora. Pertarungan akan dimulai. Dan aku curiga, siapa Ego yang akan keluar dari tubuhku."
"Waw, orang egois memang banyak cara ya"
"Berisik"

Dengan tatapan serius, sambil memejamkan mata, kurapalkan mantra, yang hanya dapat didengar Nora, di pangkuanku.
Dan Nora, segera membalas mantra yang kurapalkan.
"Iya. Kami-san. Use me as your wish"
"Yep. I will use you as much as i can. With me Nora"
"Iya, Kami-san"
"FLEXIBLE MATERIAL, GUN FORM: SIX-HAND CANNON!!!!!!
SAAAAA, COME AT HERE!!!!
Chapter 4: Doppleganger Fight

Chaos. Kekacauan. Mungkin itulah keadaan yang dapat digambarkan saat ini.
Pusaran energy dari ledakan pada alat barusan membuat malfungsinya proses akhir penciptaan Genetical Organ, terlihat dari meredupnya Kristal abanium, karena energy mananya diserap oleh pusaran barusan. Puing puing dan serpihan alat tersebut, seolah ditelan bulat-bulat oleh alat itu. Terlihat sangat rakus memang, bila ditilik dari sosok yang pernah kukenal.
Well, gak serakus dia sih, kalau dibandingkan lagi.

Larik keemasan barusan memadat, seiring pusaran tadi memadat juga. Memadat hingga padat, karena jelas, cahaya sebenarnya tidak pernah bisa padat. Kecuali dipadatkan dengan cara tertentu.
Bagaimana caranya? Entahlah. Tanyakan saja pada yang bersangkutan.

Lalu semua pembaca melirik pada sang Author.
[Loh, kok aku?] Author pun bertanya.
"Kan sudah jelas kau yang menulis ceritanya" balas Kaminari
[Tapi ya gak begini juga donk? Kalau aku semua, ogah ah nerusin] Author pun protes. Lalu ngambek. Kalau Bahasa sekarang, katanya baper. Bawa Perasaan.

Sebentar, kalau authornya protes, lalu baper, terus, yang menulis ceritanya siapa?
[Oh, Iya ya]
"Kok baru kepikiran ya?"
"[Mana pake deadline lagi.]"
"Mampus deh pake deadline"
Lalu keduanya bingung

*CUT*

"Karakter kok galau. Udah diterusin aja" dan ternyata Nora yang memotivasi
"Kalau semua rajin, nanti aku Pole Dance semalam suntuk loh" genitnya lagi, sambil kedip kedip manja. #Huek

"WASHOI!!" Kaminari berteriak.
"BANZAI"
 [MENDADAK SEMANGAT MENULISKU BANGKIT!!! URYAAAAA] Author pun tak mau kalah girangnya.
"Dasar mesum" bisik Kaminari dan Nora.

Lalu cerita berlanjut berkat janji dari Nora, meski semuanya bingung. . . kenapa semuanya bingung. . . #NahLoh
#Skip

Cahaya barusan memadat, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Prosesnya terlalu cepat, sehingga sulit bagi Kaminari untuk mempersiapkan diri lebih baik. Seharusnya mode senjatanya adalah tipe senjata tajam. Untuk menunjang Long-Ranged dari Gate of Alchemist. Tapi, tiruan genetic yang menjadi Doppleganger selesai. Dan seperti yang dapat ditebak, polesan akhir dari transformasi yang seperti ini, ditutup dengan adegan yang sudah sudah, berupa ledakan maha dahsyat, mementahkan sosok yang masih terpaku di radius pusaran tersebut.

"Kuh"
Hempasannya cukup luar biasa, taksirnya, mengingat kondisinya kini yang memakai 6 senjata berjenis Meriam tembak, yang menempel di punggungnya. Kesiagaan penuh dihadapinya, saat sosok yang dihadapi Kaminari, mulai melangkah keluar dari pusaran tersebut.

Pertama, keadaan hening.
Sosoknya terlihat dari kepulan tadi.
Keheningan masih tercipta. . . .

Hingga sebuah suara memecah keheningan tersebut.
"ORANG KUATNYA ADA GAK?"
itu, kalimat yang pertama dilontarkannya, sesaat setelah menyadari, bahwa kini fisiknya sudah utuh, dari proses pemadatan cahaya tadi.

"Loh, kok aku ke [Alam Mimpi]" tanyanya penuh selidik, melirik kanan kiri, lalu atas bawah, depan belakang, dan terakhir. Melihat keluar, dan kedalam.
Kedalam mana, entah deh.

"Hmm, kepala utuh. Yosh"
"Hmm, kaki utuh. Yes"
"Hmm, badan utuh. Hore"
"Hmm, terakhir" gumamnya meraba tatanan rambutnya, dan ekspresi girangnya berubah, menjadi kekecewaan.
"Pret, ini jambul sialan masih nempel aja" omelnya.



"Aku membenci Ahoge, tapi kenapa aku punya Ahoge?" teriaknya, saat fokusnya tertuju pada keberadaan Kaminari, yang mematung akan penampilan si jambul. Dan dengan cepat, nada bicaranya berubah.
"Apa yang kau lihat, orang lemah?
Mau mati? Atau mau hidup? Jelaskan padaku gih. Orang lemah"
"Tampangmu itu lemah. LEMAH SEKALI. HAHAHAHAHA."


=0O0=


"Orang lemah"
Pertanyaan dan kata barusan ditujukan kepadaku, sosok yang sedang berdiri ini, dalam kondisi siap berperang. Malah ditanyakan dengan cuek.

"Hei, seharusnya itu pertanyaanku. Eh lebih tepatnya, kenapa malah sosok kamu yang muncul?"
"Jangan tanyakan padaku. Tanyakan pada orang yang baru saja menggunakan alat rusak barusan" ujar sosok pirang barusan, sembari menyisir jambul kuningnya, yang menjuntai selayaknya janur pernikahan.

*Glek*
AKu tahu bahwa keberadaan alat itu ada.
Tapi, . . .
Aku tidak menyangka bahwa alat itu sebenarnya rusak.
(Mampus deh), batinku, berusaha stay cool.
Secara harfiah.
"Berpikir cepat, ini orang harus dibunuh" batinku, dan secara gesit, gerbang sihir merespon.
"Sip"

"Black Flask: Nitrogen"
Rapalan dibaca, dan perintah terlaksana. Objek muncul didepanku, siap meluncur, seperti torpedo kapal selam yang melayang bebas di lautan (?)

"Tuh targetnya" tunjukku pada sosok si jambul, dan. . .
Dhuezsh, lesatan salah satu Flask berukuran kepala manusia, mendesing nyaring dari gerbang sihir milikku. Entah sejak kapan suara desingan bisa begitu dramatis seperti itu. Ini sungguh sebuah misteri. Nama misterinya, adalah
"Misteri Desingan Flask"
Keren kan misterinya?
Keren donk. . .
Harusnya sih. Iya, harusnya keren. . . . .
Masalahnya, meski tembakannya dramatis, mau ada misterinya kah, ada hiasannya kah, itu urusan kedua. Pertanyaan utamanya adalah, kena atau tidak. Itu aja. Dan dari ukurannya sih harusnya kena.

Tapi sialnya, serangan yang dramatis barusan, dihindari oleh sosok barusan, sosok jambul pirang, dengan tidak begitu dramatis. Iya, tidak begitu dramatis. Kuulangi, tidak, dramatis. Sangat.

Menyadari ukuran Flask barusan yang begitu besar, jelas saja serangan itu dapat dihindari si jambul, dengan cara melompati lemparan barusan kekanan. Akan tetapi. . .

*Dhuar*
Sebuah letupan kecil (Dhuar segitu kecil?) menciptakan kepulan asap putih, yang membuatnya terbatuk-batuk, namun sepertinya tidak terlalu berpengaruh padanya. Seringai jahatnya masih terlihat, dan saat dia siap bergerak
*Crak, Sringggg*

"WOY, DIHINDARIN KOK MASIH BISA KENA SIH?
"PADAHAL GUE TAU JENIS FLASKNYA DAN CARA MENGHINDARINYA, KOK YA MASIH KENA?" Protesnya, sambil sumpah serapah, karena langkah kakinya terseok-seok, sebelum memadat menjadi es.

Ternyata, ada yang membuat kalkulasi si jambul meleset.
Bahwa ternyata, Si Jambul hanya mengingat ukuran, bentuk, dan bagaimana Flask tersebut bekerja. Tapi ternyata, ada kalkulasi yang meleset: Kapan Flask itu akan meledak.

Sejauh yang jambul tahu, Flask itu akan meledak bila sudah menyentuh targetnya, baik target bergerak, tanah, atau permukaan yang melakukan kontak. Lalu kenapa dirinya masih terjebak dalam nitrogen barusan, padahal jelas-jelas dia sudah melompatinya? Dia tau radius Nitrogen akan kecil bila meledak di tanah, tapi, tetap saja ekspresinya menunjukkan ketidak-terimaannya.

"Iyo'I, jambul kuning. Perlukah aku menjelaskan rahasia dari serangan barusan? FUHAHAHAHAHAHAHA" tawa Kaminari menggelegar, merasa sombong, karena berhasil mempercundangi si jambul kuning.

"MATI SAJA KAU, TIRUANKU"
"KAU YANG TIRUAN, JAMBUL"

"GATE, OF, ALCHEMIST" rapal si jambul, dan juga ikut mengeluarkan gerbang alkimia, yang digunakannya saat melawan Sanelia di [Alam Mimpi] tempo lalu. Bentuknya sedikit berbeda, dimana lingkaran sihirnya, agak kehitaman, lebih kearah hitam cerah. (memangnya ada, hitam cerah?). Lalu posisi gerbangnya, tersusun seperti piramida, berdiri dibelakang tubuh si jambul. Lesatan berupa Black Flask tanpa nama menghujani posisiku, yang memaksaku berada dalam posisi bertahan, dengan melesatkan tembakan dari Gate Alchemist milikku, juga mengcover serangan yang lolos dari pandangan, dengan Six Cannon milik Nora.

"Cih, bagaimana bisa kau menggunakan kekuatan yang sama sepertiku, jambul? Padahal jelas jelas kau adalah sisiku yang lain, bila Core didalam tubuhku, tidak pernah ditanam" pekikku, sembari menghindari lesatan 3 Nitrogen Flask skala 1/100, alias bentuk Medium Capsule, dengan cara berpijak di udara menggunakan Floating Barrier dari Six Cannon Nora.

"Berisik, peniru"
"Peniru katamu? Demi Dewa Eros dan dewi Moros, akan kugaruk wajah penirumu itu, JAMBUL PIRANG"
"MATI SAJA SANA, DASAR MANIAK"

=0000=

Chapter 5: I'm lost?

'Sudah berapa lama aku bertarung disini?'
'Sudah berapa lama, aku tidak merasakan ini?"
'Merasakan kehangatan, dari keberadaan, sebuah keluarga'
'Meski, dia hanya adik angkatmu semata. . .'
Pertarungan semakin sengit. Desingan Flask, dan letusan peluru masih menghujani ladang pertarungan. Keduanya masih belum mau mengalah. Masih berusaha mendominasi ego masing masing.
Ya, keduanya dikuasai egoisme pada diri mereka, namun alasannya berbeda.
Yang satu: ambisinya kuat, mengalahkan orang kuat
Dan yang satunya: ambisinya masih dianggap lemah, sebagai passing grade semata.

"NORA, SKORPION GUN!"
"OKE"
Skorpion SMG tergenggam ditangan kirinya, dan Carleon, katana andalannya tergenggam ditangan kanannya.

Kuda kudanya rendah, menorehkan bilah tumpul Carleon di bagian atas Skorpion, seperti membidik lawannya, si jambul, yang merasa diatas angin.
Dengan wajah angkuhnya si jambul menghujani Kaminari dengan serangan Scar Flask, yang segera diarahkannya kepada Kaminari.

"Fuck this shit. With me Nora"
"Anytime, Kami-san"
"EDESTELLE EXPERTIZE STYLE"

aura haus darah menguar sedikit demi sedikit. Kobaran energy kemerahan membara pada bilah Carleon dan Skorpion yang dibidiknya.
"Drawn System" rapal Kaminari
"Marking System" rapal Nora dalam form Skorpion.

"Slash Wave"
"Spread Shot"
*Zashhhh*

Pijakan Kaminari membuatnya melesat meninggalkan tanah, berusaha mendekati lawannya. Pedang terhunus dikanan, memberikan 3 ayunan acak, membuat 3 gelombang pemotong dari aura haus darah, yang melesat secara acak juga. Disusul tembakan menyebar dari Skorpion di kiri, mencoba meledakkan isi dari Scar Flask yang ada di sekitarnya. Mencoba menghalaunya.
Namun, kembali diremehkan oleh si jambul, dengan mudahnya dihindari 3 serangan itu, dengan sangat tidak etis. Terkesan meremehkan.

"Hoi hoi hoi, kenapa kau? Mendadak jadi Shogun? Sok sok jarak dekat? Kemana kekuatanmu yang kau banggakan barusan heh?" ejek si jambul masih merasa diatas angina, sambil menuding2 Kaminari sembari terbahak melihat ekspresi Kaminari yang begitu, tersiksa.


Sudah sedari tadi kekuatan Kaminari hilang. Tidak bisa digunakannya. Dia tahu apa nama kekuatannya, tapi, dia tak bisa menggunakannya sama sekali. Ini seperti, memorinya ada yang dihapus secara paksa. Pertama, Gate of Alchemistnya. Bagian itu sengaja dinonaktifkan, karena kekuatan lawannya sebagai Doppleganger, sama saja senjata makan tuan, karenanya dia matikan. Tapi saat berusaha dipanggil lagi, tidak bisa.
Lalu kenapa?

[Flashback bentar 10 menit yang lalu]

"Peniru katamu? Demi Dewa Eros dan dewi Moros, akan kugaruk wajah penirumu itu, JAMBUL PIRANG"
"MATI SAJA SANA, DASAR MANIAK"
"HEAAATTTTT"

Semesta News: Disponsori oleh Domba Corp.
Headline News: Tidak mau mengalah, dua pemuda antah berantah saling merusak [Bingkai Mimpi].

[Berita macam apa ini], author protes karena korannya tidak bermutu.
#LanjutLagi

Keduanya dipenuhi ambisi. Keduanya merasa sengit. Keduanya merasa panas. Akhirnya, keduanya saling bentrok. Saling lempar. Saling serang.

"MAKAN NIH GRANAT, YOLOOOOOO SHOT" teriak Kaminari sambil melempar 3 butir Thermopalyte, diikuti energy lemparan dari "Marking System", salah satu aliran bertarung dari Edestelle yang berfokus pada akurasi lemparan, ketepatan, dan aplikasi jarak akan lawannya.

*Pofff, Zrushhhh, pssshhh*
dihiasi sound effect yang (tidak) dramatis, proses kerja Thermopalyte berjalan sebagaimana yang diciptakan Kaminari 2 hari 2 malam. Thermopalyte akan aktif menjadi sebuah miasma panas. Kinerjanya adalah mengeringkan substansi udara, menguapkan oksigen dan memproduksi ulang senyawa kimiawi pembentuk udara dan oksigen. Efek miasma adalah rusaknya sistem pernafasan, pengindraan manusia, maupun kinerja otak, dengan cara "merebus" jalan pikiran mereka.

Dan dengan meletusnya 3 Flask barusan didekat wajah si jambul, seharusnya otaknya sudah "digoreng" hingga matang oleh efek miasma barusan.

Tapi ternyata tidak.
Karena miasma yang seharusnya aktif menyebar, kini disedot masuk kedalam gerbang alkimia milik si jambul. Dan tawanya begitu culas, melihat wajah Kaminari yang begitu terkejut akan apa yang dilihatnya.
"HAHAHAHA, MAMPUS KAU. KEKUATAN MIASMA ITU TAKKAN BERPENGARUH SELAMA GERBANG MILIKKU INI MASIH TERBUKA. HAHAHAHA" tawanya semakin culas, semakin beringas, sampai menangis saking puasnya.

"Bangsat kau, andai saja. . .-*Deg*
*Deg*
"Kuh"

Sebuah detak jantung terdengar didalam pikiran Kaminari, ekspresinya menegang, membuat gerakannya terhenti.
"Kenapa kak?" Nora bertanya dengan heran didalam bentuk Six Cannon.
"Mmm, tidak apa apa." Kilahnya.
"Nora, ganti rencana kalau begitu. Ambil kondisi Re-Heat, bersiap ke bentuk Buster Gate. Sepertinya aku tahu cara mengatasi tiruan jambul ini. Oya, Berapa menitmu tersisa?"
"10 menit tersisa"
"Gun form, sisa 10 menit. Re-Heat ke Buster Gate?"
"5 menit paling cepat, Kami-san"
"Sip. Pertarungan sisa 10 menit. Akan kucoba taktik gabungan ala militer Edestelle. Follow my lead, My Beloved Nora"
"Yes, Kami-san"

[flashback end]

"DOU, TIRUANKU? HAHAHAHA. AHAHAHAHA"
"Berisik dasar, jambul pirang"

Cih. Opsi bertarungku habis. Pertama, keberadaan si jambul yang semakin immortal (kurasa). Kedua fakta bahwa Gate of Alchemist semakin menghilang. Entah, apakah ini karena pengaruh Doppleganger, atau bukan.
Sebenarnya menciptakan Flask secara manual masih bisa. Sangat bisa malah. Tapi akurasi serangan tanpa "Haus Darah" hanya akan memperburuknya.

Dan kenapa berbicara "Haus Darah", dikarenakan aku harus memaksakan diri mengandalkan kekuatan militer dari Edestelle Expertize Style, gaya bertarung militer bebas bagi para Edestellian yang dijadikan anggota militer paksa.
Bukan berarti aku tidak cinta tanah air dengan menolak memakai itu. . .

Tapi aku. . .
Sudah terlalu banyak kehilangan.

Mengingat Edestelle saja, seluruh deretan memori, akan keluarga, teman, semuanya. Berbaris rapi, dan berdesir dengan cepat, melesat begitu saja dalam benakku.

Para Squadron di Suisou Corporation. . .
Penelitis Flask dan para kelinci percobaan. Mereka orang orang gila memang, merelakan diri menjadi beta tester akan Flask ciptaanku. Hehehe.

Lalu para guru, kolega di Suisou School. Wajah mereka masih terbayang semua.
Lalu wajah mereka. . .
Wajah kedua orang tuaku.
Wajah teduh yang memayungi tubuh kecil ini, saat para pemerintah saling bersahutan berargumentasi, mengenai mutasiku dari Suisou ke Edestelle Corporation, sebagai bahan penelitian.

Hingga moment saat semuanya hilang, satu per satu.
Sekolahku, rumahku, kota tempat tinggalku, hingga planet yang (Sempat) kucintai itu. . .

Hingga pertemuanku, dengannya,
Dalam sebuah ruangan putih, tidak bersofa, tidak berbingkai.
Hanya sebuah ruangan putih membentang, dengan mainan dan persenjataan yang berserakan disana. Tersusun seperti mereka diletakkan dalam rak, sangat rapi dan indah untuk dilihat.

Lalu sosok itu.
Sosok yang mengubah persepsi hidupku.
Sosok itu,
Yang menjadi pengganti, atas apa yang hilang dalam diriku.
Sosok cantik (walau sakit), yang terus berada di sisiku, sejahat apapun diriku.
Sosok yang begitu setia, seolah dia memang diciptakan hanya untukku semata. . . .

Sosok cantik itu, yang kini menemaniku, hingga detik ini. . .

Nora Hazuki,
Andai kau tahu, bahwa aku bersyukur dapat bertemu denganmu.

Saat aku mengingat semuanya.
. . . .

Kesadaran dalam relung tubuhku, berusaha memberitahuku sesuatu.

Sesuatu, yang sebenarnya ada didalam jiwaku, terkubur dalam dalam, namun, akunya saja yang tidak mau menggalinya lebih dalam.

Esensi tentang keberadaan sebuah ikatan.
Esensi, bahwa kadang kita melupakan apa yang dekat dari kita, namun kita mengejar pada suatu hal yang jauh dari kita.

"Kenapa aku tidak menyadarinya sejak awal heh?"
"Kemana sosok Kaminari yang dulu dibenci Edestelle heh?"
"HIngga mereka menanamkan Core sialan itu. Fu Fu Fu"
"Maaf ya Nora, aku terlalu galau barusan"

"Ka..Kami-san"
"Iya. Maaf ya untuk kejadian sejak kemarin hingga hari ini"
"I..ie, tidak apa apa kok, Kami-san--Crink*
"Hm, kenapa, Nora?"
"proses Re-Heat siap dilaksanakan, Kami-san"
"Woh, sasuga da na, Nora. Siapkan Buster Gate se-epik mungkin Nora. Dan, jadikan Re-Heat sebanyak 10 menit, karena aku akan memakai Drugging Up"
"Ryoukai, Kami-san. Eh, Drugging Up? HEEEEEE??,
"HEEE GAK USAH DILEMPAR KENAPAAA??!!!!"
"ALAH BACOT KAU NORA, IKUZO!!!!!!!

Usai melempar Skorpion di genggaman, saatnya ke moment paling dramatis favoritku. . .
Mengibaskan jubah kiriku, kutarik 2 butir Flask didalam jaket, dengan label Shift Flask: Drugging Up dan Buff Flask: Sorcery Booster. Setelah kulahap Sorcery Booster (karena dia hadir dalam botol dapat dikunyah seperti Bin Ramune), kuinjeksikan Drugging Up Flask ke leher, dan segera mengaktifkan kinerja kedua Flask tersebut.
"heh. . . .FUHAHAHAHAHA. . .
. . .

Efeknya bekerja sebagaimana mestinya. 300% Power Boost, akses kedalam "Haus Darah", peningkatan kinerja tubuh untuk bertarung. Dan rambutnya memutih, karena factor White Flask. Juga dosis dari Sorcery Booster membuat genetic tubuhnya memasuki kondisi "Marie Antoinette Syndrome", (Sindrom rambut memutih karena stress berlebihan, baik karena amarah, ketakutan, atau tekanan batin yang ekstrim)
"FUHAHAHAHAHA"
"???"

Tawa keras menggelegar, membahana malah.
Bukannya semakin merendah, tawanya semakin keras malah.

"FUHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA, HERE IT COMES, HERE IT COMES, AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHAHAHAHAHAHA",

"WAHAI TIRUANKU, SISI JAMBUL PIRANG TAK BERGUNA. MATI AJE NAPE" tantangku pada si jambul.
Kondisiku yang meracau secara beringas, sukses membuat ekspresi si jambul mengkerut.

"Huh, kenapa kau? Si jambul bertanya. Bangkit dari duduk bersilanya, gerbang sihirnya mengarah padaku.
"BACOT, MAYAT GAK BERHAK NGOMONG. MAKAN NIH"
"BRENGSEK KAU KAMINARI!!!!"
*Dor dor*

bombandir dari Flask Gate si jambul menghujani Kaminari. Berbagai label yang dikenalinya sudah menghadangnya. Scar Flask, Cogwheel, Depth Charge,
namun semuanya dihindari Kaminari dengan bergerak zig zag, dalam kecepatan extreme. Sinar kemerahan seolah tercipta dari pergerakannya.

Jarak antar mereka semakin pendek. Kaminari semakin gesit menebas setiap Flask yang mendarat padanya. Mengabaikan beberapa efek dari Flask yang mendarat, ambisinya untuk melindungi harga dirinya, akan mengalahkan rasa sakit yang diterimanya saat ini.

"BRENGSEK KAU KAMINARI, KENAPA, KENAPA?"
"KENAPA KAU SANGAT BERAMBISI HAH?!!"

gerakan si jambul semakin tak terkendali, belasan gerbang sihir dibukanya secara paksa, melepaskan hujan serangan Black Flask berbagai label. Meski Kaminari hafal diluar kepala jenis flask yang dihadapinya, namun untuk kali ini, dia hanya terdiam, sambil menghunuskan senjatanya kedepan, secara menyilang.

"Haaaahhhh"
"Edestelle Expertize Style"
. . . .

"Interfere System"
*Feint Blow*

*Sringg*

bunyi bilah pedang dipisah, kini Carleon tergenggam secara ganda. Mempersiapkan kuda kuda berpedangnya, yang kini sejajar dengan mata lawannya.

"siap atau tidak, nikmati tarian pedang ini, jambul tiruan"
"Akan kuladeni jawabanmu, tiruan-Huh?

Whuz.
Hembusan angina membawa tubuh Kaminari, melewati wajah si jambul.

Slash.
Debur angin kembali bertiup, seiring dua pedang ditangannya tergenggam secara terbalik. Panjangnya yang hanya 90cm, tampak berkilat oleh pantulan arbanium. Keheningan tercipta diantara mereka. Posisi mereka yang saling memunggungi, menambah kesunyian diantara keduanya.
Bahkan Nora pun terheran heran, kenapa terlalu hening.

Syurrrr. . .
darah memancar, dua garis luka merekah pada tubuh lawannya, dengan kecepatan sepersekian detik-Tidak, mikrodetik.  
Lawan terhuyung, terpana, terkesima, terkejut, dan terkaget kaget saat meraba tubuhnya.

Meraba tubuh bagian depannya, ekspresinya berubah menjadi kekesalan.
"WHAT, THE, FUCK!!!!
"AKU, KAEDE, BISA DILUKAI??? MUSTAHIL!!!!"
amarah Kaede memuncak. Seiring luka robekan semakin membuka lebar.
"FUCK, KURANG AJAR KAU, KAMINARI!!!"

"Kelamaan di ceramah sih. Dan kelamaan di Scar Flask. Padahal kau tahu kau bisa menghabisiku dengan Killing Flask. Oh, aku lupa. Kau kan bagian dari diriku. Yang mana cabang itu belum kukuasai. "

ekspresi Kaede semakin memuncak. Membuat rambutnya berdiri karena luapan arbanium, membuat gerbang alkimianya semakin menghitam, hingga pekat seperti langit malam.

"BRENGSEK. RASAKAN KEKUATAN INI KALAU BEGITU!!!!"
"ARUKIMIAAAAAAAA"
rekahan energy dibukanya selebar mungkin, dimana akses kekuatan Kaede kini mencapai kedalam tahap yang Kaminari tahu luar dan dalam: Chaos Alchemist. Ketika White and Black menjadi satu kesatuan.
Getaran semakin besar, pusaran hitam seperti saat Kaede terbentuk kembali hadir, siap untuk melumat siapapun yang ada disana.

"HAIL DOWN"
menghujani lawannya dengan Carpet Shell, bombard jenis cluster yang menyebar di udara, dan hal itu memaksa Kaminari untuk bergerak zig zag menghindarinya.

"HAHAHAHAHAHA, MENARILAH SEPERTI IBLIS NERAKA, KAMINARI!!"

"Fuck this shit" batin Kaminari melirik ke belakang, dan tidak menemukan keberadaan Nora.
"kemana dia?" tanyanya.
"Grkkk, Ugh" wajahnya menegang, darah mengalir dari mulutnya. Luka akibat Cogwheel dan Scar Flask mulai berefek kedalam organ tubuhnya

"Shit. Ini buruk"
"KAMI-SAN"
"!!!!!"
"BUSTER GATE UDAH SIAP KAMI-SAN"
"SIAP SIH SIAP. ITU APA APAAN BENTUK BUSTER GATE SEGEDE GABAN GITUAN WOY"
"EHEHEHEHEHE"

=0=


Pucuk dicinta, ulam pun tiba.
Kiranya itu pepatah yang dapat menggambarkan kondisi terakhir ini. Keberadaan Nora yang muncul secara tak terduga, dan kini dalam bentuk gerbang piramida yang mirip seperti gerbang pada alat EGO.
Iya, mirip.
Yah, setidaknya ada harapan sih. Untuk menghabisi Kaede. (karena authornya capek nulis si jaMbul terus)

"itu, kok.. . ."
"Ssshh, udah diem. Nikmati saja serangannya"
"Iya aja deh"

aku dibuat heran oleh bentuknya.
Eh bukan bentuk sih.
10 menit Re-Heat, tapi dia (Nora) sudah bisa mencoba mengakses Buster Gate dengan bentuk modifikasi.
"Sasuga da na, Nora"

Seperti yang kubilang, bentuk Buster Gate kini seperti EGO. Dan aku malas menjelaskan ulang. Silahkan baca lagi diatas. #Skip

"Apakah ini harapan, Nora?"
"Eh?"
"Lupakan. Berapa lama persiapannya, untuk menembak?"
"Sekarang"
"Oke. Sekarang bisa rupanya. . ."
"Eh Wait, SEKARANG???!"
"Iya kok. Soalnya aku tadi iseng menghabiskan Canned Food dan High-Speed Metabolism Flask kok. Makanya aku bisa meregenerasi Edestelle Portion lebih cepat"
"Heeee, dasar pencuri sialan"
"Ma..maaf Kami-san"
"Hah. Lain kali kalau bisa mem-bypass form Re-Heat dengan Flask milikku, katakana saja. Akan kubuat sebanyak banyaknya nanti. Hehe"
"i..iya, Kami-san"
"Yasudah. Persiapkan serangan kombinasi"

*Ckrek*
"Drawn System"
menyatukan bilah pedangnya, kini kuda kuda bertarung Kaminari sejajar dengan tubuh lawannya, dengan menghunuskan senjatanya, seperti akan menusuk selayaknya tombak. Berdiri didepan gerbang Cyan, energy dari luapan "Haus Darah" diserap secara maksimal oleh Nora, membuat charging pada serangan Buster Gate akan maksimal. Hal itu juga menyembuhkan kondisi psikis Kaminari yang sudah tersiksa oleh efek samping Drugging Up, dan kini keduanya siap menghajar lawannya.

"SUDAH CUKUP BAIK AKU MEMBIARKAN KALIAN MEMPERSIAPKAN DIRI, SEKARANG, RASAKANLAH KEKUATAN MAHA DAHSYAT INI, KAMINARI!!!!"

Raungan kekuatan Kaede dapat dirasakan keduanya, namun keteguhan mental mereka membuat mereka semakin kokoh untuk menghabisinya.
"Bersiap melepas Buster Gate"
"Drawn System,

"SEGALANYA AKAN KITA TENTUKAN DISINI, KAMINARI"
"AKU, KAEDE, SOSOK LAIN DARI DIRIMU, AKAN MENENTUKAN HIDUPMU DISINI. PERSIAPKAN DIRIMU, KAMINARI!!!!"

Pusaran semakin pekat.
Hembusan angin semakin membara.
Luapan emosi semakin kencang.

Kedua sisi saling bersaing satu sama lain, berusaha mendominasi.
Yang satu, bersaing ditemani ambisi kosongnya
Dan yang satunya, bersaing ditemani harapan bersama.

"NORA"
"RYOUKAI"

"RASAKAN INI, KAMINARI.
"ROARING RAILGUN!!!!"
raungan energy melengking begitu keras, seiring pusaran gelap menembakkan laser berbagai bentuk, kearah posisi Kaminari.

Dilihat dari pusarannya, ini akan menghancurkan segalanya.
Secara harfiah. Karena, railgun.
Dan serangan ini akan menentukan segalanya.

"Sekarang atau tidak sama sekali Nora"
"Access the attack, Mixing Edestelle Style"

"BUSTER GATE: CHAIN FLAME OF PURGATORY RAID!!!!
Finale:
Black Lambs.
White Lamb yang benar.

Hening.
Sunyi.
Senyap.

Hampa.
Diam.
Sepi.

"Relung jiwaku terisi akan kalbu~"
"selaras dengan lantunan merdu~"
"Yang terus mendayu seru~"
"akan ingatan tentang dirimu~"

Di ujung [Bingkai Mimpi], di sebuah tebing renungan.
Lokasi favoritnya bila berkunjung ke sudut utara Ekkursian City.
Dan sekarang, karena [Bingkai Mimpi] merapatkan semua dimensinya, semua semesta yang ditinggalinya. Sekarang dia bisa mengunjunginya kapan saja.

"Wish you here, mom, dad"
"Pasti ujung-ujungnya makan besar di restoran kepiting"

"Tapi sekarang semua sudah hilang. Tersisa kenangan kalian semata."
"Dan aku"
"Juga aku"
"Iya, juga kamu kok, Nora"
"Ka..Kami-san."
"Hmm?"
"Dingin, Kami-san"
"dih, kodenya apa banget. Haha. Iya iya"

*Gyut
"Nah, sekarang gimana?"
"Hrmrph (Kok kebalik ya?)"
"Hmm, kenapa Kami-san?"
"Hrrmmmpphh (Sesak. Bisa mampus gue kehabisan nafas)"
"Hahh, lagi? Dasar mesum ih. Iyaa kok. Kyahh~"

*Gyutttttt
*Krek

=0=

"Huh, dasar anak muda. Seenaknya saja bermesraan"
"Yang penting tugas mereka berhasil diselesaikan kok"
{Kill When Necessary}, benar kan?"
"Kurasa"
"Yah, apa boleh buat Huban. Tapi segala registrasinya kau yang urus. Aku harus kembali ke lingkunganku. {Dia} memanggil."
"Lalu, siapa yang menemaniku donk?
"Mirabelle akan kupanggil untuk menemanimu. Akan kukontak sekarang"

'Mira, koordinat Bingkai Mimpi. KK40, KH40FM"
'Dimengerti, {Kurator}
'. . . . Errr. . .'
*Flips*

"Sudah kukontak Mirabelle. Kalau begitu, sampai jumpa"
"Baiklah, terimakasih paman Nurma"

=o0o=
"Selamat atas keberhasilanmu, Kaminari Hazuki. Dan Nora Hazuki"
"Heh? WHAT??!"

kedatangan Huban si Ratu, sontak mengagetkan moment "mesra" kami berdua. Yang sontak membuat kami melompat dan bersiaga

"Tenang tenang. Kami tidak bermaksud melukaimu kok" balas si gadis dengan armor tebal dan helm dewi perang. Menyambut ekspresi duo Hazuki ini.

"Siapa kau? Kenapa kau begitu seksi? Punya baju gak? Atau gak punya baju?"
"Kami-san!"
"Maaf, itu reflex Nora"
"Bukan itu. Lihat tuh"
"Hah, apanya?"
"Itu, helmnya, indikasinya dia itu bukan orang biasa loh"
"OH. OHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH"
*Ptakk
"SAKIT"
"Gak usah jelalatan deh kak"
"Yah, kakak. Kumat nih mode nyolotnya"
"Lagian lenjeh amat matanya"
"Sehat bener omongannya"
"Berisik kak"
"Grrr"

"Anu, sudah selesai?" si gadis berarmor merasa kikuk akan tingkah laku Kaminari. Hingga Huban harus turun tangan melerai keduanya.
=0=

"Baiklah. Akan kuperkenalkan saja. Kaminari, ini bibi Mirabelle, salah satu penjemputmu. Seharusnya paman Nurma yang menjemputmu, tapi katanya ada urusan. Dan Mirabelle, ini Kaminari dan Nora, keduanya baru saja lolos seleksi"

"Salam kenal. Namaku Mirabelle d'Artemisia. Aku adalah pemandumu untuk kegiatan kedepan" Mirabelle memperkenalkan diri, dan disambut oleh jabat tangan oleh duo Hazuki.

"Dan, aku hampir lupa. Selamat, karena sudah menyelesaikan tantangan. Kini kami akan membekali kalian dengan seekor domba putih." Ucap Mirabelle dan Huban berbarengan.
"Hah, Domba?" Duo Hazuki saling berpandangan.

=00=

"Baiklah kalau begitu. Aku pamit undur diri. Jaga diri kalian baik baik, {Reverier}" ucap Mirabelle dan Huban, sembari melangkah pergi, kedalam portal permen Ratu Huban.

Seusai perginya Huban dan Mirabelle
"Waw, Domba"
"Iya. Domba"
"Hebat, ada Domba"
"Domba putih loh"
"Mbekkk"
"Kita namain aja White Lamb, gimana kak?"
"Hm, lebih kece Black Lambs loh"
"Black Lambs, hm, kayaknya pernah baca deh. Kakak pernah denger gak?"
"Lah, itu kalau gak salah, permainan yang lagi digandrungi akhir akhir ini."
"Tapi yah, entah deh"
"Hmm, iya sih kak."
"Udah ah, capek. Pen tidur.
"Sama kak"
"Yaudah tidur bareng"
"Gak jadi deh ngantuknya"
"Yah"
"Alah, canda kak"
"Heh. Kurang ajar"

.
..
.
.
.
Malamnya

"Kak?"
"Yes"
"Tadi aku liat kamu dibisiki sesuatu sama Mirabelle, eh bener kan Mirabelle namanya?
"Iya. Mirabelle, kenapa memangnya?"
"Dia nanya apaan kak?"
"Cuma nanya asal kita dari mana. Itu aja. Malah aslinya pertanyaan Huban yang buatku penasaran"
"Kenapa tuh kak?"
"{Mahakarya}"
"Apa tuh?"
"Gak tau deh. Apa ya {MahaKarya} yang kuinginkan?"
"Trus amu jawab apa?"
"Gak kujawab"
"Loh? Kok gak dijawab"
"Lebih tepatnya, kujawab gini"
'akan kutemukan sendiri apa {Mahakaryaku}, bisakah, Huban? Aku tidak mau berakhir sepertii sosok Kaede, yang pada akhirnya termakan ambisi melawan orang kuat.', Kira kira kayak gitu"
"itu sih udah masuk {Mahakarya juga}"
"Salah, itu sekedar harapan saja. Menurutku"
"Kok gitu?"
"Karena {Mahakarya} yang dimaksud Huban, adalah ambisi terbesarku. Dan ambisiku, masih belum kuketahui apa itu. Makanya. Aku berniat melakukan perjalanan ini, untuk mencaritahu apa {Mahakarya} yang harus kucari"

"Heee, bijak juga ternyata. Trus, nasib Edestelle Core, gimana? Gak mau dilepas?"
"Neng, gak sadar apa kenapa aku daritadi maksain mode Edestelle Expertize?"
"Gak tau?"
"Sedari tadi energy dari Core gak bisa kugunakan"
"HAH MASA?"
"Serius. Kukira karena keberadaan si jambul yang membuat kekuatanku hilang. Tapi pas udah dibunuh. Kok ya masih gak bisa dipakai. Kan kampret"
"Trus, Flask yang tadi aku minum kak?"
"Itu sih aman. Soalnya kuciptain manual"
"Nah, kalo kekuatanmu ilang, harusnya itu kamu jadiin aja {Mahakarya} kak"
"gak deh. Itu bisa belakangan. Lagian kan ada hikmahnya. Ini artinya, aku perlu belajar Alkimia dari awal lagi. Siapa tahu ketemu resep manjurnya"
"Heh, yaudah deh"
"kalau kamu sendiri Nora? Kekuatanmu masih bisa?"
"Um, masih bisa kok. Tapi ada rasa ngilu sedikit sih tiap berubah"
"Bagian mana?
"Disini kak" *menunjuk dadanya*
"Mana sih? *Gyut* (Kesempatan dia~)
"*Teplak*, Ih, kesempatan deh"
"Abis menggoda sih. Hehe"
"Kan sengaja, biar matamu gak jelalatan kemana-mana. Dasar. Apaan ketemu Mirabelle langsung beringas. Cemburu aku. Ikh"
"Iya deh iya"
"Hehehehe. Canda kok"

. . . . .

"Kami-san"
"Yes?"
"Aku ingin selalu bersamamu"
"Sama."
"Jangan berpisah dariku, Kami-san"
"Iya"
"{Alam Mimpi] terlalu horror untuk kuarungi sendirian, Nora. Karenanya, temani aku kalau begitu. Oke?
"Oke, Kami-san"
"Pinter" *Kiss*

"Mom, Dad. Terlalu banyak impian yang akan kucapai. Tapi yang jelas, aku akan menjaga kehangatan kasih darinya. Kehangatan dari Nora Hazuki, yang kalian ciptakan, untukku."

"Terimakasih. Mom, Dad"
"I Love You"
*Cries in silent*

-Fin-

35 komentar:

  1. cerita yang menarik. mungkin karena tekanan deadline yang membuat author memasukkan "Curcol" ke dalam ceritanya.

    menurutku sistematika turnamen ini jangan dijabarkan di dalam cerita. jadi kesannya membosankan. penulisan yang padat membuat saya secara pribadi langsung scroll ke bawah buat liat akhir ceritanya.

    well, so far so good. nilai dari saya 7. semoga sukses..

    Dwi Hendra
    OC : Nano Reinfield

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Sebenarnya deadline disini maksudnya jumlah kata sih. Ternyata majority nanggepinnya tenggat waktu ._.

      2. Anu, sebenernya pengen nyoba agak beda, dimana plot twist gak aku buat. (Krn dlu eksperimen nyoba plot twist ternyata gampang ketebak). Jadi kucoba buat blak blakan. Yang ternyata, kelewat terang terangan.

      Terimakasih atas komentarnya

      Hapus
  2. wah punya faikar-sama :3 well sepertinya style masih ga berubah yak pke hurup gede2 dan juga kata2 kasar, btw.. rasa2nya awal2 breaking the 4th wall .. err kok aku rada miss yah..? ga dpet feelnya gitu dan lagi buat jokenya.. err aku ga nangkep.. dan adegan battle nih... paruh awal ketemu Kaede berasa bosenin yg ku bayangin malah EUO vs Faker lempar2 pedang dr animu takdir/main pedang semaleman, di paruh akhir tiba2 aku ngerasa flashback jaman baheula lihat style tarungnya..

    err.... 7/10
    Kagero Yuuka
    OC: Airi Einzworth

    BalasHapus
    Balasan
    1. Flashback gimana?
      Kebaca banget ya ala EUO,
      sebenernya implikasinya gak kesana. Karena pas di FBC kalau terlalu fokus gerbang alkimianya, nantinya kesalahan di bagian "Keasikan ama dunianya sendiri"
      Tapi ya mo gmana lagi, terlanjur submit xD

      Thx dah dikomentarin

      Hapus
    2. err bukan flashback itu... jaman dulu kita masih main itu loh :v gue sendiri yg flesbeck ke sono

      Hapus
  3. seperti kata mimin, entri ini cukup memusingkan. gaya narsi dan dialognya yang mirip LN justru mengganggu enjoyment saya.. apalagi banyak percakapan tanpa dialog tag yang bikin saya kebingungan.

    konsepnya asli keren, cuma pembawaannya fail... sfx bertebaraan, cuma asal bak bak buk.. plotnya juga pointless...biar keliatan keren doang


    punten 4

    BalasHapus
    Balasan
    1. > Gaya Narasi dan Dialog mirip LN
      ALHAMDULILLAH, BERARTI STYLE SAYA HARUS DIPERTAHANKAN KAYAK GINI #Bukan

      Konsep aslinya keren darimana ya? penasaran saya.
      Ramuan pointless apakah bisa menarik?
      karena pikirku gini: plot yang wah udah banyak. Yang super lah, mindblown udah.
      Gimana kalau kubuat yang biasa, akankah hasilnya biasa?
      Ternyata ini jawabannya.

      Terimakasih komentarnya

      Hapus
  4. Dalem entri BoR, terutama yang newcomer, biasanya selalu ada aja kesalahan dalem teknis penulisan, entah into paragraf dempet, spam sfx, typo, dialog kurang natural, narasi lompat", pov ga jelas, overdeskripsi, dll. Meski di mata saya itu salah, tapi umumnya saya masih bisa maklumin. Seengganya, tulisan mereka berbentuk 'cerita'

    Tapi untuk kayak yang satu ini, saya ga bisa maklum. Ini lebih kayak naskah drama cd alih-alih cerita

    Saya yakin penulis familiar dengan medium literatur, minimalnya light novel. Apa penulisan light novel serupa begini? Saya kira ngga. Bahkan sekalipun LN umumnya berat di dialog, tapi mereka ga akan sampe kayak gini, di mana garis antara apa ini sebuah cerita atau bukan udah blur. Bayangin kamu ke restoran dan pesen makanan, tapi yang dibawain koki ke mejamu malah mainan yang dibikin dari bahan" makanan mentah, bukannya dimasak biar bisa dimakan

    Tapi saya percaya, penulis sebenernya punya afeksi sama OC yang dibuat. Keliatan dari charsheet yang berusaha detil dan ketersambungannya sama FBC. Buat saya, ini udah modal buat refleksi dan mungkin berikutnya jadi motivasi buat ngelatih gimana nulis sesuatu yang bisa dinikmatin orang lain

    Silakan anggap saya jahat, tapi buat saya, ini adalah kejahatan yang diperluin (necessary evil) buat orang kayak kamu

    Nilai 1

    Sampai ketemu taun depan. Itu, kalau semangatmu buat ikut turnamen ini belum padam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas kejahatan yang anda suntikkan Sam, karena saya lelah jadi anak baik (Dalam artian berusaha follow the rules).
      Setidaknya yang blak blakan membuat recovery atau learn from mistake bisa cepat diimplementasikan.

      > Naskah kayak Drama CD
      hah, seriusan? wih makasih. Gak nyangka serius. Padahal aku referensi ama kiblat nulis majority LN sih (Aslinya campuran ala Dan Brown. Pengen latihannya gitu). Drama CD jarang banget denger. Cuma punya satu atau dua, itupun keburu bosan, karena ya, "ngobrol doank"

      Yap, saya sadar pasti akan ada yang menunjuk bagian "Blur" antara kisah dengan dialog. Karena,entah bawaan saya yang selalu menganggap "First run" itu test-field. Ladang Uji Coba.
      Jujur aja, style ini saya coba dengan gaya dialog, dikarenakan kalau literatur full seperti di FBC, takut kesalahan yang sama terulang, yaitu "Penulis kelewat asyik dengan dunianya"
      makanya aku coba kayak gini. Tapi, ya sudah terkirim. Hasil apapun, yowis lah. Yang penting bsa submit sebelum Deadline. Karena kalau proofreading dulu, takutnya gak nyampe.

      Saya sadari memang butuh latihan. Banget.

      DAAN, Afeksi dengan OC, memang sih.
      Lebih tepat dikatakan "Author Surrogate", nyaris.

      Yah kalau bisa bawa char yang sama di next turnamen sih gak masalah. Kalau bikin baru, well, mungkin gak akan se-"Ekspresif" gini.

      Terimakasih atas komentar pedasnya sekali lagi.
      Biar tau bagian mana yang anda anggap hancur.

      Hapus
    2. Sebenernya breaking 4th wall itu ga masalah, toh banyak juga penulis yang coba" bikin kayak gitu. Cuma saya liat di sini, suara penulis terlalu dominan dan entri ini jadi berasa semrawut. Berantakan. Kayak untelan benang" yang ga kejahit jadi satu baju

      Ada entri yang menurut saya lumayan heavily influenced dari style LN, punya Satan Raizetsu. Mungkin kamu bisa baca buat bahan komparasi kenapa saya bilang entri ini 'kurang layak'. Bukannya saya mau ngedikte atau ngeguruin, tapi alangkah baiknya kalo penulis bisa belajar sesuatu dari ikut BoR taun ini, terlepas dari sejauh apa kita bisa maju di turnamen ini sendiri

      Saya yakin kalo kamu banyak baca, mestinya di alam bawah sadarmu juga kebentuk standar tulisan kayak gimana yang enak dibaca

      Keep writing

      Hapus
    3. Btw trivia : entrimu, entri saya, dan entri Satan battlenya sama" ditutup dengan railgun

      Hapus
  5. Saya cukup pengen ketawa waktu liat gambar rambut rancung kaminari di tengah, hahahaha. Adegan ini jadi salah satu yang berkesan. Tak terduga. :))

    EYD udah jadi entry list bahasan saya waktu baca cerita ini dari awal. Jadi mungkin ada baiknya saya jabarkan. Anggap saya sebagai face validity untuk karya ini sebagai hemat saya.

    -akhir kalimat minim dialog tag. Jadi kurang merujuk orang yang bicara. Lalu akhir kalimat dialog banyak yang tidak diselesaikan dengan titik. Ini saya lihat juga di entei TCOSmu. Jadi saya asumsikan ini murni ketidaktahuan: kamu merasa tidak apa-apa dengan itu. Ini juga berlaku untuk kekeliruan EYD lain.

    -asterisk sebagai sfx, terkesan serperti roleplay. Asterisk juga digunakan untuk tindakan karakter, alih2 narasi. Sam Riilme terlalu baik jika ia disebut naskah drama. Alangkah baiknya jika ini menggunakan narasi.

    -inkonsistensi indikator alur. Ada beberapa tanda baca berbeda untuk kata-kata seperi -Lanjut-, atau (flashback end). Alangkah baiknya ini menggunakan narasai, kecuali memang preferensinya begitu.

    -masalah huruf kapital nampaknya sudah dibahas teman2 lain. Yang mau saya tekankan mengenai kerapian keseluruhan adalah: bayangkan karya kamu ini dijadikan buku. apa menurutmu di setiap halamannya akan terlihat rapi? Bahkan jika acuannya light novel, saya rasa kurang.

    Di segi adegan opening. Cukup ada effort mengaitkan mimpi menjadi bahasan menjadi kebolongan. Naraai di ain mungkin memang sesuai karakter Kami. Ada campur tangan persona penulis yang berusaha jadi pemanis.

    Sayangnya, makin baca lebih jauh narasinya makin hilang.

    Karena effort (bisa diliat di awal adegan pembuka) dan semangatnya terlihat besar. Dan ada beberapa potongan alur yang lumayan nempel di kepala walau terasa loncat-loncat fokusnya. Jadi.

    4/10

    PUCUNG

    BalasHapus
    Balasan
    1. TCoS, om glen kapan ih apdet #Gak

      Ini karena saya terbiasa ngetik di notepad, lalu saat dirasa cukup, saya pindah ke word. Jadinya sering gtu. Karena keburu deadline, jadinya cma separuh yang bsa saya benerin. Emang sih bakal rusak kalopun dibukukan. Belum mikir sejauh itu (dibukukan), krn jga bingung, "Pantaskah kisah ginian dibukukan" gtu sih.

      Kenapa makin ilang narasinya, well,
      awalnya dia (Kaminari) mengira alam mimpi bohong belaka, tapi semakin didalami, semakin sulit ditemui jga.

      Lagipula Chapter 0 itu saya cicil sebelum diumumkan adanya alignment challenge yang Necessary Kill dsb. (jadi bias jadinya. Atau gak masuk)

      Campur tangan penulis, krn saya pengen nyoba pembawaan kisahnya kea di film George of The Jungle (yang Brendan Fraser). Cma masih fail suer l_____1

      > Terkesan Roleplay
      err, base saya ikut nulis krn emg latiannya dari RP sih .____.
      tapi emang susah sih ngelepas trait RP dari gaya saya.

      Tenks udh dinilai

      Hapus
  6. Ini entri paling jujur(?) yg pernah ane baca. Balalalala~ (?)

    Konflik narator dan karakter. Akakaka
    Tadinya pengen pake ini juga. Tapi.. ya sudahlah

    Ane sempet.. err.. cengo di chap 0, jadi ane terpaksa loncat daripada otak ane meleduk(?)

    ....saya nangis di benerapa adegan Nora yang jadi...
    *nangismewekmelukkakigelindingansampemasukkesarangkecoa*
    Why... She look like a b**ch...

    Sebenernya ane mengharap lebih sebelum baca entry ini.
    Tapi ane ga kecewa karena memang ane terhibur. Terutama dengan adegan lucunya.
    Yah.. walau ada hal yg mengecewakan. Seperti, berantakan..
    Oh, baiklah. Setidaknya ini jadi kesan unik ke entry ini.

    Dan, aku ulangi lagi.
    U-N-I-Q-U-E

    Punten cuma ngasih nilainya segini.

    ----------------
    Rate: 6
    Ru Ashiata (N.V)

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah di CSnya kan udah dibilang Nora itu ganjen bin brocon.
      Ini, Miyuki Shiba yang segelnya uda lepas.
      (Minus Ojou-sama. Krn dia semi-loli*
      Berantakan karena autowrite, juga krn dipindah dari notepad ke word. Daripada banyak Typo di word, ngetik angin jadi angina, (Paan tu)

      Tenkyuu

      Hapus
  7. Entri dengan konsep bagus, tapi eksekusinya tidak bagus.

    Kekurangan entri ini cuma kurang narasi aja.

    Saya langsung to the point aja, karena bingung juga mau komentar apa. Mixed feelings banget.

    Di satu sisi berusaha inovatif, tapi di satu sisi kayak terlalu kepepet dan materi yang didraft dijejelin gitu aja.

    5/10 for the effort.

    Salam Sejahtera dari Enryuumaru dan Mbah Amut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Puas ngebaper liat komen diatas, akhirnya ada yg bilang konsep bagus.
      BAGUS DIMANANYAA? AKU AJA GAK NEMU QwQ
      Kepepet karena Deadline, (Deadline word, bkan durasi ngirim. Aslinya bisa lebih banyak aku tulisin dan jabarin. Cma maksimal 10k, takutnya berlebihan.

      Dan lagi di FBC aku pernah nyoba cara narasi, materi draft cukup matang, tapi hasilnya "Penulis terlalu asik dengan dunianya sendiri"

      Prelim aku jadiin ajang eksperiment writing technique,
      yang kata Sam, "Alih2 narasi, malah jadi Drama CD"
      Oke gue bisa apply #Dor

      tengkyu mbah.

      Hapus
  8. Lepas dari tatanan literasi sebenernya entri ini punya konsep yg menarik dan lucu juga kalo dibaca gitu aja tapi dunia literasi tak bisa diabaikan begitu saja terutama untuk sistem literasi di BOR ini. Di BOR itu menggunakan cara penceritaan ala novel atau sejenisnya bukan naskah drama atau sekedar nulis bebas kaya diari. Jadi tolong perhatikan unsur-unsur literasi yang ada di dalamnya dan juga termasuk teknik kepenulisannya.

    Satu lagi. Usahakan konsisten dalam menulis, seperti konsistennya cara memanggil antar karakter, style bicara sampai narasinya.
    Jujur baca entri ini tuh kaya lagi pasar tradisional, ngejelimet,sumpek dan ribet sendiri bacanya. Jadi tolong dipelajari lagi yo...

    Nilai : 4
    Mahapatih Seno

    kalo sempet mampir ke entri saya juga yah.makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. satu lagi yang bahas mengenai konsep yang menarik.
      Dimananya menarik? aku lho yg nulis kok gak nemu QwQ (klo kata Jendela Johari, sisi Blind Window. Sisi buta)

      inkonsistensinya dikarenakan,
      si Nora memang kalau ngambek panggilannya ala kadarnya, "Iya kak, alah kak" seenak jidat dia.

      kalau lagi nurut atau lagi sopan (jarang banget), ya jadi honorific. Lupa aku masukin ke CS sih jadi rada bias.

      Tenks~

      Hapus
  9. Hwaaaaa panjangnyaaa....

    Ok, ceritanya ataupun alur ceritanya bagus. Namun kurang di eksplor. Tapi overall soal ceritanya dan naskahnya udah bagus.

    EYD. Saya gak berani nilai soal EYD soalnya saya sendiri masih kebingungan soal EYD. Tapi ngeliat kata2 suhu diatas mungkin beberapa kurang tepat.

    Saya kasih nilai 6

    Maaf kalau kurang berkenan >.<
    Raditya Chema | Zauber Magi

    BalasHapus
  10. OK, hai. (?)

    Cerita yang panjang, dengan dominasi dialog. CD drama indeed. But, let's take a look from it's other side.

    Pertama, ide ceritanya cukup stand out diantara yang lain, dimana kaminari sudah tau mengenai BoR, dan mencoba bergabung di dalamnya. Dan, 4th wall break yang ada dimana-mana, seakan author Sudah jadi karakter di cerita. Dat dirty jokes tho, bikin saya mikir Kotor. /plak

    Untuk pertarungannya, sudah keren. Walau masih banyak istilah yang cuma kamu yang tau(?) jelasin dong (?)

    Jadi, aku tau kamu mau coba-coba(?) aja. Aku tau skill nulis aslimu gak separah(?) ini. /plak

    7/10

    Keep commenting for the bonus score, man.

    OC : Takase Kojou

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kancut naga tukang getok, lu koment karena gue masuk list review wajib kan? :'v a *Jduk

      seperti kata Sam, ini jatohnya Drama CD, (PDHL AKU GAK NIATAN ATAUPUN PERNAH NYETEL DRAMA CD. Suer).
      Naskah drama bwat pentas seni di SMP gtu malah basisnya. Semi dialog, lalu lakonnya gerak alias narasi.

      Bicara 4th Wall Breaker, aku pengen nyoba pembawaan kisahnya kea di film George of The Jungle (yang Brendan Fraser). Cma masih fail suer l_____1

      Ntar gue koment punya lu

      Hapus
    2. Yah, ketahuan. /gak
      Aku juga sama sih, kalau gak review wajib ada yang gak komen.

      Dan lu komen punya gua juga review wajib kan? /plak

      Hapus
  11. Ampun, Mz. Format tulisannya ... bikin mata sakit. Baik versi PC maupun mobile. >_<

    Tiap baca entri, pertama yg saya kedepankan itu, narasi. Yha, dan entri ini dari awalnya udah bikin saya drop baca.

    Abis narasi adalah karakter, lalu plot, kemudian baru hal-hal kayak worldbuilding. Ketiga itu kurang juga.

    Seumur-umur baru saya nemuin tulisan dgn jenis seperti ini--suer. Semula saya pikir kamu belum tau kaidah menulis tapi nyatanya drabble, FBC dan TCoS-mu kelihatan ... lebih baik. Beneran!! Tiga kali lipat mendingan daripada ini (inner voice: kenapa lu nggak pake itu aja, coeg? Serius, tulisan non-prelimmu jauuuh lebih bagus). Oke, katamu ini eksperimen, tapi ya jangan gini juga keles. Wkwkwk. Ini taruhan nasib jadinya. Kasian juga mata yg wajib baca. Lain kali kalau niat eksperimen, coba aja tunjukin dulu tulisanmu itu ke seseorang. Liat tanggapannya. You may take it or not.

    Honestly, saya banyak nge-skim, saking saya nggak kuat dgn adegan dan penyampaiannya. Kamu kayak ... mencoba jadi komedik, tapi tbh ya gitu deh.

    FYI, kiblat nulis saya juga Dan Brown--walau baru baca tiga novel yg featuring Prof. Langdon. Dan kamu bilang mengadaptasi gaya ybs. Kok gak kelihatan?

    Tapi harus diakui, masih ada beberapa eyecandy di entri ini. Berupa apa? Kepolosan karakternya. Wkwkw.

    Maaf cuma bisa memberi 5. Maaf kalau frontal.

    -Sheraga Asher

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengen adaptnya, ala film langsung yg emg full dialog. Jadinya gini (Buku bru nemu Lost Symbol. Itupun baru nyampe twist pertama abis Langdon dipanggil mentornya)

      Kebiasaan yang kadang saya sendiri gak sadar: Bagus di luar (ya kayak FBC, Drabble, dll) tepat ketika main course ancur banget bagi majority. Itu dikarenakan: I try something different.

      di FBC, narasi oke, tapi saat aku condong kesitu, WOrld building dan karakterisasinya terkesan "Asik dengan dunianya sendiri" berbagai istilah2 yang "Cuma gue dan tuhan yg tahu maknanya".
      Makanya aku coba "Narasikan" secara berbeda lewat dialog yang seperti ini.

      Ternyata, masih fail. (Dibanding Tal Becker yg kata Tal sendiri karya Fail, ini yg bener2 fail gue bilang)

      Anyway tenks dh dikomentarin.

      And one more
      Alesan kenapa FBC dan Drabble bsa bagus: Tidak terikat dedlen, dan tematiknya jelas bin cepat dicerna :P
      (tema prelim termasuk paling lama eksekusinya. Nyetor aja mepet2 deadline gegara WB mendadak)

      Hapus
    2. bicara Frontal mah si Sam frontal pisan :))))))))

      Hapus
  12. Ok, ceritanya menurut saya sudah bagus meskipun banyak caps lock yang bikin agak sebel.

    Kalau tentang EYD... saya sendiri juga masih belajar jadi nggak bisa komentar banyak.

    Terus mungkin cuman perasaan saya aja atau memang pembawaannya mirip LN?

    Ngomong-ngomong beberapa joke-nya berhasil bikin saya nyengar-nyengir sendiri.

    dari saya nilai 7, semoga sukses
    OC: Snow Winterfeld

    BalasHapus
  13. Entah mengapa penulisan senpai lebih bagus saat bermain dukre di VK dan roleplay daripada menulis ini

    Di awal narasinya enak diikuti, author yang ikut2an juga lucu, karakterisasi Kaminari dan Nora cukup jelas. Tapi semakin ke bawah semakin susah dipahami. Untuk pembawaan yang mirip LN, maaf senpai, aku tidak baca LN

    T_T

    Cerita yang full dialog minim narasi bisa kok menggambarkan alur cerita dan penokohan. Mari sama-sama belajar, senpai. Untuk penggunaan sfx yang terkesan seperti roleplay, kayaknya senpai roleplayer literate, jadi sfx bisa diganti dg sedikit saja kata2 yg pasti efeknya lebih bagus daripada sfx

    Sejujurnya, narasi senpai yg sedikit itu sangat bagus. Seperti "Atau Reveries, sementara menurut kamus, yang relevan adalah Reveries, daydreaming, ngawang, melamun, lost in thought, mimpi siang bolong. Impian siang bolong. Siang, yang bolong. Apanya siang yang bolong?" dan " Nora Hazuki. My Sister, or not so sister, atau adik angkat,
    adik yang diangkat, aku yang mengangkat adik, atau terangkatnya adik, atau adik yang terangkat"

    <3

    Semoga senpai bisa lolos agar bisa membaca yg seperti ini lagi

    Nilai 7
    Merald

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3thn full nge-RP di VK ya jelas literasiku heavy-reference kesana. Karena biasa RP disertai gambar dan pengkarakterannya berkiblat sekian persen ke suatu karakter anime/game. Sementara ini aku build dari nol (minus power yg GoA itu kiblatnya GoB si Gilgamesh).

      Experiment kedua karena di FBC katanya meski bagus tapi imbasnya "terlalu asik dengan dunia sendiri"

      Tengkyu

      Hapus
  14. whew. entri yg liberal sekali :'3

    yah saya ga punya keluhan buat tulisan eksperimental sih. malah seneng nemu hal yg baru(?)

    tapi memang kalau penyampaiannya begini, teknis penulisan malah jadi sorotan utama daripada isi ceritanya sendiri.

    padahal cerita ini konsepnya menarik--kekuatannya (gerbang alchemy), latar belakang (masa lalu kaminari), dan settingnya (edestelle). coba aja lebih fokus di poin2 ini, mungkin entri ini bakal lebih solid.

    nilai: 7
    oc: castor flannel

    BalasHapus
  15. alih2 LN malah lbh mirip naskah seperti yg disebut di atas
    mgkn karena penggunaan,
    a:
    b:
    c:
    kerasa kyk pelajaran bhs indonesia dlo sewaktu disuruh memerankan sebuah cerita, ya mirip kek gitu naskahnya

    baca ini berasa newbie yg baru belajar main game, tpi udah diserbu pertanyaan mengenai gamenya

    6

    Samara Yesta~

    BalasHapus
  16. alih2 LN malah lbh mirip naskah seperti yg disebut di atas
    mgkn karena penggunaan,
    a:
    b:
    c:
    kerasa kyk pelajaran bhs indonesia dlo sewaktu disuruh memerankan sebuah cerita, ya mirip kek gitu naskahnya

    baca ini berasa newbie yg baru belajar main game, tpi udah diserbu pertanyaan mengenai gamenya

    6

    Samara Yesta~

    BalasHapus
  17. Entahlah saya berasa habis baca roleplay zaman tiga kerajaan di facebook dulu xD

    Memang point minus fatal disini adalah cara penulisannya namun jika kita kesampingkan itu maka:

    Alur cerita yang lumayan bagus, komedi yang diusung pun kerasa meski breaking the 4th wall nya terasa bagus.

    Tapi sekali lagi, point fatal ada di penulisannya.

    Walakhir 6 dulu
    Ganzo Rashura

    BalasHapus
    Balasan
    1. Breaking the 4th wall nya terasa gagal*

      Maaf faktor ngantuk

      Hapus
  18. Entri ini... seperti hujan dialog. Menghajar dari kanan dan kiri, dengan ucapan entah siapa. Di awal saya masih bisa berkonsentrasi, "Oh ini yang ngomong MC," "Oh dia nyoba breaking the 4th wall," so on. Tapi begitu nyampe bawah, saya gak tau lagi ini yang ngomong siapa, ini narasi apa dialog. Terlalu berisik, seandainya ini musik.

    Pada akhir cerita, akhirnya saya nanya, "Saya tadi baca apa?"

    Satu lagi, itu Hazuki bersaudara dasarnya incest apa gimana? Kok gak ada ceritanya mereka bisa gitu?

    5

    Gold Marlboro

    BalasHapus

Selamat mengapresiasi~

Tuliskan komentar berupa kesan-kesan, kritik, ataupun saran untuk entri ini. Jangan lupa berikan nilai 1 s.d. 10 sesuai dengan bagus tidaknya entri ini berdasarkan ulasan kalian. Nilai harus bulat, tidak boleh angka desimal. Perlu diingat, ulasan kalian harus menunjukkan kalau kalian benar-benar membaca entri tersebut, bukan sekadar asal komen. Admin berhak menganulir jika merasa komentar kalian menyalahi aturan.

PENTING: Saling mengkritik sangat dianjurkan tapi harus dengan itikad baik. Bukan untuk menjatuhkan peserta lain.