Rabu, 08 Juni 2016

[PRELIM] 49 - MARTHA A. DORAPUNZEL | RIWAYAT SI NENEK SELFIE



oleh : Dendi Lanjung

--

Prelim.
Maks. 10.000 kata.
Protect people, negotiate with the enemy, and/or withdraw from battle.
DEADLINE MINGGU, 5 JUNI 2016, 23:59 WIB
Mulai menulis: 28 Mei 2016, 23:14 WIB.
Panik.
Martha. Meyshinta. Mayzaldy. Mayang. Maharani.
Hampir semua perempuan yang menurutku menarik, memiliki nama berawalan huruf M.
Hampir semua...
Martha A. Dorapunzel.
Kelihatan sekali kalau pemberian nama ini sangatlah acak, tapi lupakan.
Lupakan sejenak nama itu, dan marilah kita segera masuk ke cerita.
[1]
:: Kok, gampang ya? ::
Sepuluh tahun yang lalu, sebuah benda dari luar angkasa jatuh ke bumi. Bukan meteor, bukan pula kuda sembrani berekor pelangi, benda yang jatuh adalah sebuah sekoci. Soal darimana sekoci itu berasal dan bagaimana caranya jatuh dari luar angkasa, itu akan diceritakan di lain waktu. Satu hal yang pasti, sang penumpang sekoci adalah perempuan berusia senja yang kehilangan memori.
Tak satupun keterangan mengenai identitas si perempuan tua menempel di tubuhnya –selain perkiraan usianya yang di atas enam puluh tahunan. Hanya pakaian kemeja putih menyerupai kebaya dan celana sebetis berwarna biru indigo, juga secarik kertas bertuliskan 'Martha – Meyshinta – Mayzaldy – Mayang – Maharani' saja properti yang ada bersamanya. Selebihnya tentang siapa sebenarnya si nenek dan tempat dia berasal semuanya masih misteri.
Demi mencegah hal-hal yang bisa mengganggu keamanan negara, Pemerintah Indonesia melalui Badan Antariksa, Paranormal dan Eksplorasi Rijalulghaib, disingkat B.A.P.E.R., memberi nama nenek itu Martha A. Dorapunzel.
Sementara untuk tempat tinggalnya, Nenek Martha ditempatkan di sebuah panti bernama Panti Unikorn Pelangi. Panti yang khusus diperuntukkan bagi para veteran pahlawan kemerdekaan itu berdiri di sebuah pulau kecil di utara Jakarta, hal itu karena hampir semua veteran yang tinggal disana memiliki kemampuan khusus.
Sepuluh tahun berselang, si Nenek telah mendapat identitas baru berkat hobinya untuk pergi berkelana ke penjuru dunia hanya untuk berselfie ria –yang tentu saja tanpa persetujuan dari pihak panti. Sepuluh tahun berselang, saat ini Nenek Martha lebih dikenal dengan julukan barunya sebagai Nenek Selfie.
•••

Di hari yang menentukan itu, Nenek Selfie terbangun lebih cepat dari biasanya, bahkan mengalahkan jam weker sedetik sebelum mesin itu berderik.
Sesuatu telah membangunkannya, sesuatu yang berkata tidak untuk kemalasan. Dan seperti halnya orang kebanyakan, untuk mengingat apa yang muncul di pikirannya saat dia tertidur, si nenek merasa kesulitan. Yang beliau ingat hanya beberapa kata tak jelas seperti 'Reveriers', 'Mahakarya', 'Alam Mimpi', dan 'Deadline'.
Tapi si nenek tak terlalu ambil pusing, mimpi itu hanya membantunya bangun lebih cepat satu detik dari biasanya. Dia sudah merencanakan hal tersebut dari jauh hari, ekspedisi ke-520, selfie di tempat yang belum pernah dia datangi sebelumnya. ''Tamasya kemana lagi sekarang?'' ucap si nenek.
Karena beliau tidak pernah menentukan kemana dia akan pergi, kali ini pun, si nenek menyerahkan keputusan kepada tongsis kesayangannya. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan memposisikan tongsis tersebut supaya berdiri sejenak, untuk kemudian membiarkannya hilang keseimbangan dan jatuh. Arah yang ditunjuk ujung tongsis itulah yang nantinya menjadi arah tujuan si nenek. Kali ini ujung tongsis mengarah ke arah selatan.
''Baiklah, ayo kita ke utara!'' seru si nenek yang ternyata buta arah mata angin.
Dengan hanya membawa satu tas kecil yang disematkan di pinggang, si nenek pun mengucapkan pamit kepada semua benda yang ada di kamarnya; lemari, kasur, meja, dan bahkan gorden. Dengan tangan keriputnya secara perlahan Nenek Martha mengusap benda-benda tersebut seakan mereka anak cucunya sendiri. ''Jangan kuatir, nenek cuma pergi sebentar, tunggu disini ya.''
Si Nenek pun kemudian membuka jendela dan keluar kamar melewati jendela tersebut, kemudian dengan perlahan menuruni tanaman rambat yang menghiasi dinding panti. Karena kamarnya yang hanya setinggi lantai dua, tak butuh waktu lama sebelum si nenek menginjakkan kakinya di tanah.
Tak mau menunggu, nenek dengan rambut digelung itupun menuju salah satu sudut dinding pagar setinggi tiga meter yang mengelilingi panti. Di sudut itu ada semacam jalan rahasia yang hanya bisa dilewati si nenek, sebuah lubang kecil yang terhalang deretan tumbuhan perdu.
Sebelum memasuki lubang kecil tersebut, si nenek tak lupa memeriksa keadaan sekitar. Sepi tak ada kegiatan, tentu saja karena matahari saja belum terbit. Si nenek pun termenung sejenak dan berkata, ''Kok gampang ya?''
Tapi ucapan si nenek sepertinya menjadi semacam jinx, karena tak lama kemudian di belakangnya mulai terdengar suara gaduh.
''Si nenek kabur lagi! Bunyikan sirine!' teriak seorang pria.'
Suara nyaring sirine pun mulai terdengar di seantero area panti. Selalu saja begitu tiap si nenek melarikan diri. Si nenek tak ambil pusing, beliau pun segera saja menyelinap kabur melewati lubang rahasia menuju area luar panti.
Berhasil keluar dari lubang rahasia, Nenek Martha pun berlari menjauhi panti. Tak jauh dari tempat keluar si nenek, berdiri sebuah warung kopi yang juga menjual jajanan. Dari warung tersebut keluarlah dua orang pemuda berpakaian serba putih yang sedang menikmati kue balok yang mereka makan dengan sangat lahap.
''Ada apa ini teh?'' ucap si pemuda A.
''Gak tau, kan aku juga baru di sini.'' jawab pemuda B.
Sekelebat si nenek melewati mereka, suasana pagi yang masih gelap membuat gerakan si nenek seakan di luar batas kewajaran.
''Kamu barusan liat gak, nenek-nenek pake baju putih lewat?'' tanya pemuda A.
''I-Iya, sereem njir!'' ucap pemuda B.
Dari kejauhan, seorang petugas panti yang melihat kejadian itu berteriak. ''Oi, kalian, kenapa malah bengong?! Tangkap nenek itu, tangkap Si Nenek Selfie!!''
Kedua pemuda itu saling berpandangan, untuk kemudian berlari ke arah si nenek pergi. Namun kali ini giliran tukang kue balok yang berteriak, ''Bayar dulu, njeng!''
•••
[2]
:: Kalian tidak sendiri ::
Untuk ukuran seorang lansia, Martha sebenarnya memiliki stamina luar biasa. Tapi tentu saja tak bisa mengalahkan dua pemuda yang mengejarnya.
''Berhenti, nek!'' seru pemuda A.
''Dia gak mungkin berhenti,'' ucap pemuda B, ''Kau terus kejar nenek itu, aku akan memotong dari arah lain!''
Kedua pemuda itu berpisah, yang A terus mengejar, sementara si B berbelok ke samping. Di sebuah pertigaan, si nenek mengambil arah ke kiri. Pilihan yang salah, karena di arah kirilah si pemuda B akan menghadang.
Atau mungkin tidak.
Pemuda A dan B yang rencananya akan mengurung si nenek, mendapati kalau keduanya hampir saja bertabrakan. Tidak ada seorangpun di sana. Keduanya hanya bisa terbengong bingung.
''Itu di sana!'' teriak si B yang menyadari keberadaan si nenek, ''Bagaimana caranya dia bisa tiba-tiba pindah tempat?!''
''Kali ini gak usah pake taktik, kita kejar dengan kekuatan kita aja!''
Di lain pihak, Nenek Martha tak sedikitpun berniat menghentikan pelariannya. Nafasnya terengah-engah, atau seharusnya begitu, yang jelas kedua kakinya tak mau berhenti berlari. Hingga dia pun tiba di jalan yang penuh sesak, banyak sekali orang berlalu lalang, bahkan banyak juga yang jualan, makanan, minuman, pakaian, mainan dan barang lainnya.
Ah iya, ini hari minggu, harinya pasar tumpah sedunia.
Atas dasar keputusan sang walikota, setiap hari minggu sepanjang Jalan Dago menuju ke Jalan Merdeka diberlakukan Car Free Day –Hari bebas kendaraan. Hari dimana kita bisa menemukan berbagai macam makanan dan benda hobi yang diperjual-belikan, tempat yang tepat untuk berselfie ria. Tapi sayangnya Nenek Martha sudah pernah melakukannya, beliau sudah pernah selfie di tempat CFD tersebut. Walau dia sendiri tidak yakin, bagaimana caranya dia bisa tiba-tiba sampai di Jalan Dago, karena seingatnya panti tempat dia tinggal berada di tengah pulau di utara Jakarta.
'Apa pantinya sudah pindah?' batinnya bertanya.
Tapi nenek yang juga berkacamata itu tak ambil pusing. Mumpung dia lagi ada di Bandung, dan dekat ke Jalan Merdeka, dia akan mencoba selfie di atap gedung baru BEC. Samar-samar terlihat dua orang berbaju putih yang sedari tadi mengejarnya, namun si nenek sama sekali tak khawatir, ilmu berbaur di kerumunannya sudah level tinggi. Tujuannya sekarang adalah gedung BEC –Bandung Electronic Centre.
•••
Setibanya di BEC, si nenek malah sedikit tergoda oleh bermacam-macam merk smartphone terbaru. Smartphone yang lebih canggih dan berharga mahal daripada miliknya bertebaran dimana-mana. Godaannya terlalu kuat, pikir si nenek.
Namun keanehan terjadi, tiba-tiba semua layar smartphone yang dipajang di semua lantai, bahkan yang sedang digunakan para pengunjung menampilkan warna pelangi yang aneh.
Bukan hanya perangkat seluler, semua perangkat elektronik yang memiliki layar, seperti laptop dan televisi ikut-ikutan menampilkan warna pelangi disertai suara acak yang terdistorsi.
Dari layar-layar tersebut kemudian muncullah sebuah suara seorang pria,
''Kalian tidak sendiri... Kalian tidak sendiri...''
''Namaku Kapten Ajal.''
''Kami datang dari dunia yang jauh dari tempat kalian.''
''Kami berkelana melintasi lautan bintang untuk mencapai kalian.''
''Selama sepuluh tahun, dunia kalian telah melindungi salah satu kaum kami.''
''Kami meminta kalian untuk mengembalikannya... ke dalam naungan kami.''
''Entah dengan alasan apa, individu yang kami cari memilih untuk merahasiakan keberadaannya dari kalian.''
''Dia akan membuat usaha untuk membaur.''
''Dia akan terlihat seperti kalian.''
''Tapi dia bukan bagian kaum kalian.''
''Kepada pihak yang mengetahui keberadaannya sekarang.''
''Takdir planet ini berada di tangan kalian.''
''Untuk seseorang yang kami cari, kami nyatakan ini: menyerahlah dalam waktu satu jam, atau lihat dunia ini menanggung akibatnya.''
''Kenapa satu jam?'' tanya seorang pengunjung. ''Bentar amat.''
''Itu karena batas CFD hanya sampai jam sepuluh, sedangkan saat ini waktu menunjukkan pukul sembilan.''
''Bisa lebih jelas gak kalian berasal dari planet mana? Soalnya bisa saja lebih dari satu alien yang datang kesini.''
''Itu... Krismon, nama planet kami Planet Krismon.''
''Krismon, nama macam apa itu?''
''Ng, itu yang ngasih nama nenek moyang kami—''
''Lah terus nama orang yang kalian cari itu siapa?''
''Mau tau aja atau mau tau banget?''
''Lah, terus gimana kami ikut bantu nyarinya?''
''Kalian kan punya facebook, instagram dan semacamnya, gunakan itu!''
''Hah? Gaje banget kalian!''
Diantara obrolan tak penting tersebut, si nenek pun akhirnya berhasil tiba di atap gedung baru BEC. Tapi bukan hanya si nenek yang berada di sana, dua orang pemuda yang mengejarnya pun telah berada di sana. Entah bagaimana ternyata kedua pemuda tersebut bisa melacak kemana si nenek akan pergi.
''Menyerahlah nek,'' ucap pemuda A. ''Ikut kami pulang ke panti.''
''Tidak akan!'' jawab si nenek tegas.
Sementara itu di langit, sebuah pesawat luar angkasa berbentuk cawan raksasa menutupi langit Bandung. Luas pesawat tersebut hampir menutupi setengah wilayah Bandung, dari Jalan Kopo sampai Sukajadi.
•••
''SUDAH CUKUP! KALIAN MAKHLUK BUMI RESE BANGET!''
Sepertinya percakapan sang mahkluk luar angkasa dengan para pengunjung BEC tidak berjalan lancar.
''Tidak perlu menunggu satu jam, sekarang juga akan kami tunjukkan apa yang dimaksud dengan 'menanggung akibatnya'!''
Dari pesawat luar angkasa itu berturut-turut keluarlah tiga monster raksasa setinggi lima puluh meter lebih yang biasa muncul di film-film, monster raksasa yang lebih dikenal dengan sebutan kaiju.
''Rasakan kemarahan Nozilla si Iguana Ekor Sembilan, Wotara si Ngengat Ngidol, dan yang terkuat di antara ketiganya, Hel Hidora si Monster Berkepala Banyak!''
Kepanikan mulai terjadi dimana-mana, dari atap BEC terlihat jelas kerumunan orang berhamburan keluar gedung untuk menyelamatkan diri, saling berdesakan, saling injak, tak beraturan. Penyebabnya tentu saja ketiga kaiju yang tak ada ampun mulai melakukan kerusakan di sepanjang jalan Merdeka pada khususnya, dan seantero Bandung pada umumnya.
Kaiju pertama, berbentuk seperti iguana tapi berekor sembilan yang dipanggil dengan nama Nozilla, dengan lincah mengacak-acak mobil yang sedang merayap di tengah kemacetan Jalan Cihampelas. Kaiju kedua, Wotara, ngengat raksasa dengan antena yang berpijar, terbang berputar-putar di atas langit Bandung sembari menembakkan cahaya semangat kepada jiwa yang gusar. Dan terakhir kaiju ketiga, yang paling jahat diantara ketiganya, Hel Hidora, berwarna emas, bermata tiga, berkepala banyak, berwajah naga dan bertanduk rusa. Orang-orang yang terkena cahaya semangat Wotara berlarian kesana-kemari akibat adrenalin mereka yang bertambah drastis, menjadi sasaran utama kepala-kepala Hel Hidora. Dengan lehernya yang panjang, dan paruh moncongnya, Hel Hidora tak kesulitan menangkap orang-orang malang tersebut, mengunyah dan kemudian melahap mereka untuk dijadikan sumber energi untuk ekornya yang senantiasa bergerak sambil menembakkan kilat petir layaknya cambuk api.
Pemuda A dan pemuda B hanya bisa bergidik melihat pemandangan di depan mereka. Sedangkan si nenek, si nenek akan melakukan satu hal yang pasti akan dilakukannya pada situasi seperti ini. Pasang kamera di tongsis, buka aplikasi kimera, dan siapkan pose bergaya maksimal. Jika jawaban kalian si nenek akan berselfie ria, jawaban kalian hampir benar.
Karena yang terjadi setelahnya adalah sebuah ledakan cahaya yang menyilaukan siapapun yang melihatnya.
•••
[3]
:: Handikap ::
Beberapa menit sebelumnya.
''Eh, jadi kamu bisa bicara?!'' tanya Nenek Martha kaget.
''Tidak ada waktu untuk menjelaskan, kita harus segera pergi ke atap gedung.''
Dengan siapa si nenek sedang berbicara? Lawan bicara si nenek tak lain adalah tongsis kesayangan berwarna perak yang selalu menemani si nenek sejak setahun yang lalu. Diberikan kepada Nenek Martha sebagai hadiah ulang tahun, tak ada yang tahu siapa pengirim tongsis perak tersebut. Tapi sejak itu, tongsis tersebut tak pernah lepas dari pegangan Nenek Martha.
Dan sekarang tak disangka-sangka oleh si nenek, tongsisnya tersebut bisa berbicara.
''Sepertinya neneklah orang yang mereka cari.'' ucap si tongsis.
''Masa? Darimana kamu tahu, nak?'' tanya si nenek.
''Karena sejak awal aku tahu, kalau nenek bukanlah manusia bumi.''
Jawaban itu cukup bagi si nenek untuk tak bertanya lebih lanjut. ''Ya sudah, toh dari awal juga nenek memang mau pergi ke atap.''
''Satu hal lagi, ketika saat berbahaya tiba, arahkan aku ke atas dan tekan tombol di batangku.''
''Terus... apa yang akan terjadi?''
''Nenek bakal tahu sendiri nanti.''
Belum sempat Martha bertanya lebih lanjut soal bahaya yang dimaksud, dua orang petugas muda yang mengejarnya terlihat menyadari keberadaan si nenek dan mulai mendekati posisinya. Nenek Martha pun bergegas pergi menuju tujuannya semula, yaitu atap gedung BEC.
Saat sekarang.
Bahaya yang dimaksud si tongsis tanggung-tanggung, yaitu kemunculan tiga kaiju di tengah-tengah kota Bandung. Salah satu kaiju yang gerakannya lincah, Nozilla, tiba-tiba saja sudah berada di atap gedung Gramedia yang terletak di seberang BEC. Berat badannya yang jelas tak ringan, tak ayal merubuhkan bangunan berisi buku-buku tersebut. Perhatiannya kemudian tertuju kepada atap gedung baru BEC yang saat ini masih ditempati Nenek Martha dan kedua petugas muda yang mengejar si nenek.
Nozilla pun meloncat untuk merubuhkan sasaran barunya. Namun sebuah sinar menghantamnya dari bawah, membuatnya terhempas ke arah gedung Bandung Indah Plaza.
Sinar itu kemudian membesar dan membesar, dan mulai membentuk sesosok manusia setinggi 40 meter. Semakin lama sosok tersebut semakin jelas menunjukkan bentuknya, yang ternyata adalah wujud si nenek itu sendiri. Bedanya adalah, selain tingginya yang setara raksasa, warna kulitnya pun berubah menjadi perak dengan garis-garis merah biru menghiasi tangan dan kakinya. Selain itu matanya pun berubah menjadi bulat telur berwarna jingga.
Si Nenek saat ini telah berubah menjadi Nenek Ultra, ksatria legenda yang konon katanya berasal dari Negeri Cahaya.
''HWAAAA!!'' si nenek pun berteriak kaget. ''Ne –Nenek jadi raksasa?!''
''Penjelasannya nanti saja ya, Nek,'' ucap tongsis yang sekarang melayang-layang di dekat Nenek Ultra. ''Untuk sekarang, kita harus mengalahkan ketiga monster tersebut dengan cepat, karena waktunya hanya dibatasi satu menit—''
Tapi bukannya pergi bertarung, Si Nenek Ultra malah menari-nari penuh riang gembira. Raksasa cahaya berwujud lansia itu pun pergi menuju Jembatan Pasupati.
''Eh, ne –nenek?''
Kemunculan Si Nenek Ultra tentu saja mulai menyita perhatian dua kaiju yang sebelumnya asyik dengan aktivitasnya masing-masing, Hel Hidora dan Wotara mulai mendekati Nenek Ultra, sementara itu Nozilla yang dagunya masih terasa sakit akibat terkena hantaman Nenek Ultra, menunjukkan muka yang sangat marah. Ketiganya bersiap untuk mengeroyok sang raksasa lansia.
•••
Dua petugas panti, yang sebelumnya dipanggil pemuda A dan B hanya bisa terdiam. Keduanya saling berpandangan, wajah keduanya jelas menunjukkan kebingungan, seakan berkata: apa yang sebenarnya terjadi? Atau secara kasarnya, wadepak!
''Monster tadi... kalau si nenek gak berubah... kita pasti sudah...'' petugas A memulai ucapan.
''Iya, tau, sengaja atau gak disengaja, dia sudah ngelindungi kita.'' balas petugas B.
''... Iya, dia sudah melindungi kita...'' ulang petugas A.
''.....''
''.....''
''Tapi, tugas kita gak berubah,'' lanjut si B. ''Kita tetap harus membawa Nenek Selfie pulang ke panti!''
''Tentu saja!'' jawab A dengan semangat.
Keduanya pun sepakat, sambil memandang empat sosok monster dan raksasa yang mulai beradu kekuatan.
Namun itu bukanlah pertarungan yang seimbang.
Satu lawan tiga bukanlah handikap yang tepat untuk menggambarkan kekuatan sejati Nenek Ultra. Di hadapan sang nenek, ketiga monster yang diturunkan oleh sang jenderal luar angkasa, tak ubahnya seperti  tiga anak ayam di hadapan seekor kucing betina.
Korban pertama adalah Wotara. Posisinya yang berada di udara membuat ngengat raksasa itu menjadi kaiju pertama yang serangannya bisa mengenai Nenek Ultra. Tapi walau begitu, tak satupun serangan udara Wotara yang mampu melukai Nenek Ultra. Yang terjadi kemudian adalah sang raksasa lansia melompat dan menangkap sayap Wotara, kemudian melipat dan membungkus tubuh si ngengat raksasa dengan memakai sayapnya sendiri. Tubuh Wotara pun sukses menjadi sebuah bola sebesar kubah mesjid agung.
Kemudian dengan sekuat tenaga, bola Nozilla ditendang si nenek melambung sampai menembus pesawat luar angkasa yang menutupi langit Bandung, terus terbang jauh ke angkasa. Pesawat luar angkasa itu pun kehilangan daya dan jatuh bebas menimpa pusat perbelanjaan Bandung, dari Kopo, Tegallega, Astanaanyar, Otista, Pasar Baru, Pasirkaliki, Sukajadi sampai ke Geger Kalong.
Korban kedua, Nozilla. Dengan kegesitannya, iguana ekor sembilan itu berhasil menggigit kaki Nenek Ultra yang dipakai untuk menendang Wotara. Tapi gigi-gigi tajam Nozilla tak mampu menembus kulit keriput kosmik Nenek Ultra, justru sembilan ekornya yang menjadi kelemahan iguana raksasa itu. Tangan Nenek Ultra berhasil menjamah ekor-ekornya, dan kemudian membanting ke samping kiri dan kanan tubuh si Nozilla, membenturkannya ke gedung Dukomsel dan gedung-gedung di sebelahnya. Setelah terlihat tak berkutik, si nenek pun melemparkan tubuh tak bernyawa Nozilla ke arah Hel Hadora.
Dan terakhir, Hel Hidora bahkan belum sempat melancarkan serangan apapun ke arah Nenek Ultra, ketika tubuhnya ditubruk oleh tubuh Nozilla. Makhluk malang itu tak sempat menghindar ketika serangan kedua datang, sambil melakukan salto, si nenek mendaratkan kedua kakinya di atas punggung Hel Hidora. Tidak cukup dengan mendarat, kedua kakinya menginjak-injak leher Hel Hidora, persis seperti saat kita membilas hasil cucian dengan kaki.
Ketiga kaiju itu kalah telak, dan pertarungan itu (lebih cocok disebut pembantaian) berlangsung hanya dalam tempo dua puluh detik saja. Sementara itu, kondisi Bandung, khususnya Dago dan sekitarnya: rata dengan tanah.
•••
Setelah puas membasmi monster raksasa, perhatian Nenek Ultra beralih ke arah pesawat luar angkasa yang terdampar menutupi jalan utama Bandung. Dengan langkah raksasanya, si nenek pun berjalan menghampiri pesawat raksasa tersebut, menuju area yang sepertinya anjungan. Setelah tiba di bagian yang sepertinya anjungan, dengan kasar Nenek Ultra pun menelanjangi bagian atap yang menutupi ruang pusat kendali pesawat, memperlihatkan sekelompok makhluk serupa manusia berpakaian zirah tempur. Melihat gelagatnya, jelas sekali mereka ketakutan.
Salah satu makhluk yang sepertinya pemimpin mereka, dengan gagah maju ke depan.
''Ka –Kami sebenarnya datang dengan niatan damai, hanya mencari warga negara kami... Jadi ijinkan kami untuk pulang—''
Belum sempat perwira itu menyelesaikan perkataannya, sinar yang sangat terang menyelimuti tubuh Nenek Ultra. Sosok si nenek yang asalnya raksasa semakin lama semakin mengecil hingga seukuran manusia biasa. Seperti yang diucapkan si tongsis, batas waktu perubahan hanya satu menit, dan saat ini si Nenek Ultra telah melewati batas itu.
Wujud Nenek Ultra pun menghilang, digantikan oleh wujud aslinya, Nenek Martha. Sisa perubahan hanya menyisakan asap yang mengepul dari pakaian si nenek. Setelah kembali ke wujudnya, si nenek terlihat seperti kebingungan.
''Loh, ini dimana cu?'' tanya si nenek kepada para makhluk luar angkasa di depannya.
Melihat ukuran tubuh si nenek yang ternyata hanya sepertiganya dari mereka, para makhluk asing itu mulai timbul keberaniannya. Tubuh para makhluk asing itu memang lebih dan lebih tinggi dari manusia pada umumnya, sosok mereka terlihat seperti pegulat kelebihan berat badan.
''Siapa nenek itu?''
''Loh, dia yang kita cari itu kan, Kapten?!'
''Ah, masa? Kalau gitu, apa yang kalian tunggu, tangkap nenek itu!''
''Siap Kapten! Eh, tapi kemana si nenek?''
Kapten dan anak-anak buahnya celingukan saat si nenek tak ada di depan mereka, yang bersangkutan ternyata telah menghilang entah kemana.
''Cepat menyebar, dan cari nenek itu!!''
Anak buah si Kapten pun mulai bergerak untuk keluar dari reruntuhan kapal, tapi belum sempat mereka keluar, dua sosok pemuda berbaju putih menghalangi jalan keluar mereka.
''Mau apa kalian? ''
''Kami kebetulan mendengar soal nenek yang kalian cari,'' ucap salah satu pria, ''Asal tau aja, kamilah yang ditugasi untuk menjemput si nenek dan mengantarkannya kembali ke tempatnya semula di Panti Pelangi, jadi kami cuma mau bilang...''
''Jangan ikut campur!!'' lanjut pria di sebelahnya.
''Apa katamu!! Memangnya siapa kalian?!''
''Dia nanya kita siapa tuh, perlu kita jawab gak, Sep?''
''Gak usah lah, teu penting, Sad!''
Pria yang dipanggil Sad hanya tersenyum, ''Ya udah.''
''SERANG MEREKA!!''
Pertarungan antara petugas panti dan para makhluk dari luar angkasa pun tak terelakkan, apa yang akan terjadi dengan mereka? Tidak terlalu penting sebenarnya.
•••
[4]
:: Kunci Ingatan ::
''Loh, ini dimana cu?''
Segera setelah mengucapkan itu, wajah si nenek berubah drastis. Si nenek mulai memegangi kepalanya, seperti merasakan pening yang amat sangat. Tapi bukan rasa pening yang dirasakan si nenek, Martha merasakan suatu kondisi dimana berbagai ingatan yang dulu hilang kembali datang secara bertubi-tubi, bukan satu atau dua, tapi lautan ingatan.
''Di mana aku sekarang, planet apa ini?!'' ucap si nenek, ekspresinya bercampur antara takut dan bingung, ''Krismon, aku harus kembali ke Krismon!''
Sambil terus memegangi kepalanya, Martha terus berjalan menyusuri jalan-jalan Bandung yang sudah tak berbentuk. Sementara itu jauh di belakang, berbagai suara terdengar keras, ledakan, jeritan, tembakan, dan berbagai macam suara kesakitan, itu adalah suara pertarungan antara dua petugas panti melawan pasukan makhluk asing yang tersisa.
Martha terus berjalan, dia ingat semuanya, siapa dia, darimana asalnya, soal keluarganya, kehidupannya yang dulu, sahabat masa kecilnya...
Namanya adalah Dolavusiam, Ratu Kerajaan Krismon, atau lebih dikenal dengan nama Dola.
Suara langkah kaki terdengar di belakang Dola, namun nenek itu tak memperdulikannya, dia terus berjalan dan berjalan.
''Sudahlah, Nek, ayo kita pulang ke panti,'' ajak si pemilik langkah yang ternyata pemuda B, petugas panti bernama Asad. Pakaian kerja yang asalnya putih bersih, telah berubah warna menjadi kusam dan berdarah-darah.
''Kita paksa aja, Sad,'' ucap si pemilik langkah kedua, si pemuda A, alias petugas panti bernama Asep. Seperti kawannya, seragam yang dipakainya pun sudah hampir tak berbentuk, ''Bisa-bisa kita dipecat lagi, broh.''
Nenek Dola tetap tak mempedulikannya.
Hingga tibalah si nenek di sebuah pintu besar yang berdiri gagah diantara reruntuhan Kota Bandung. Di depan pintu besar itu berdiri seorang pria dan seseorang bertubuh pendek dengan topeng lebar menyerupai bantal. Ah, ralat, kepala orang bertubuh pendek itu memang bantal, berwarna ungu. Dan dia bertingkah layaknya anak kecil yang ingin tahu tentang segala hal.
Penampilan si pria terlihat lebih normal dari makhluk di sebelahnya, memakai mantel berbulu, baju rapi berdasi, rambut klimis dan kacamata hitam. Bila melihat kondisi di sekitarnya, sebenarnya penampilannya tak bisa disebut normal juga.
''Selamat datang di ujung Bingkai Mimpi, ng, Martha A. Dorapunzel, itu nama nenek kan?'' tanya si pria, ''Ah nama saya Zainurma, selamat karena anda telah melewati bingkai mimpi dengan... selamat.''
''Namaku Huban, nenek bisa memanggil aku Ratu Huban,'' ucap makhluk berkepala bantal, ternyata dia bersuara seperti seorang gadis kecil. ''Sebagai tanda selamat atas kesuksesan nenek melewati Bingkai Mimpi, maka...''
Ratu Huban kemudian mengarahkan tongkat gagang payungnya ke arah petugas panti berambut abu bernama Asep. Dalam sekejap mata, Asep pun berubah menjadi seekor domba berbulu putih. Sementara temannya Asad, juga berubah menjadi domba berbulu hitam.
''... nenek berhak menerima domba berbulu putih, untuk saat ini seekor dulu ya, hehe.''
Nenek Dola sama sekali tak bisa merespon perkataan kedua orang tersebut. ''Tidak, a –aku bukan Martha, namaku Dola, ng, Ratu Dola, aku harus kembali ke Krismon, harus kembali...''
Dola tiba-tiba saja menangis, ''Rakyatku... aku harus menyelamatkan rakyatku...''
''Martha...'' ucap Zainurma.
''Tidak, aku bukan Martha, namaku Dola, aku harus kembali—''
'' Martha – Meyshinta – Mayzaldy,'' saat Zainurma mengucapkan nama-nama itu, si nenek berhenti berbicara.
''... Mayang...''
Dola mulai memegangi kepalanya, seperti merasakan pening yang amat sangat. Kali ini berbeda dengan sebelumnya, kepalanya bergetar hebat.
''–Maharani.''
Bersamaan dengan kata terakhir yang diucapkan Zainurma, si nenek menjadi bengong, namun sesaat kemudian kembali tersenyum dan berkata: ''Tamasya kemana lagi sekarang?''
•••
''Dia pasti pilihanmu.'' tuduh Zainurma.
''Enak aja!'' bantah Huban, ''Aku pasti milihnya yang lebih aneh, misalnya seperti tongsisnya itu.''
Zainurma terdiam, memikirkan sesuatu. ''Orang seperti apa yang repot-repot mengunci ingatan seorang perempuan berusia tujuh puluh tahun.''
''Ah iya, darimana kau tahu soal kata kunci itu?'' tanya Ratu Huban.
''Tak penting darimana aku tahu, dan tak perlu diperpanjang juga, masalah kita bukan hanya satu ini.''
''Oke deh, ng, terus bagaimana dengan tongsisnya?''
''Biarkan dulu terkunci di gudang, sepertinya itulah yang jadi kunci kekuatan si nenek.''
''Jadi kita lanjut nih?''
''Ya iyalah, apapun yang terjadi, rencana kita terus berlanjut!''

35 komentar:

  1. Entri paling menghibur sejauh ini. Nenek Martha, Nenek Dola, Nenek Selfie, Nenek Ultra, bakal nambah lagi ga nih nama"nya? Turnamen ini emang perlu sosok yang tua biar ga kalah sama yang muda"

    Narasinya berasa ngalir meski kadang seenak jidat. Sayang entri ini agak pendek, tapi tetep nyita perhatian tanpa skip sepanjang baca. Jokenya juga menurut saya ga ada yang miss, sukses masuk semua

    Nilai 9

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ho, makasih mas sam nilainya ^_^

      Kelemahan sy masih sama, gak bisa nulis tepat dan cepat, jadinya mepet tenggat waktu mulu ._.

      Hapus
  2. Hampir semua perempuan yang menurutku menarik, memiliki nama berawalan huruf M.

    OC saya namanya Maria
    XD

    Singkatannya keren, mendadak teringat Rip off SHIELD
    XD

    Anjrit, kelakuan ni nenek-nenek random abis, menyerahkan arah lewat ngejatohin tongsis, salah pula nyebutin arah mata angin, wkwkwkwk

    Komedi di sini banyak yang nge'hit euy~
    Dari si nenek yang disangka kunti, sampe lari ngejar tapi lupa bayar (dikatain anjing lagi)

    Si nenek bisa ng'blend dengan civilians kayak di Assassin creed
    XD

    Lalu mendadak muncul rip off kapten zod
    wkwkwkwk

    Hel hidora? rip off dari mana lagi ini?


    Saya kenal betul sama area yang lagi diceritain, jadi kebayang itu hiruk pikuk dan kekonyolan Nozila kayak gimana~

    Anjir, bagian akhirnya...
    itu si Zainurma ng'trigger kode kata kunci ke si Nenek kayak ke Winter Soldier?
    Edan, wkwkwkwkwk


    Point : 10
    OC : Maria Venessa~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hel Hidora itu dari King Gidorah & Hel Hydra-nya Marvel XD

      Soal kata kunci, anggap aja si Zainurma mempelajari semua calon reveriernya dulu ._.

      Hapus
    2. Ah iya, makasih nilai 10 nya, belum layak dapet segitu sih sebenernya :')

      Maria is love <3

      Hapus
  3. zweite: hwahaha. entri ini sukses membuatku terbahak-bahak. serasa nonton gintama. aku suka plesetan2nya. dan ceritanya bner2 gj tp
    bgus.
    chou: tumben lu bs ngakak bc entri. ini langka. biasanya kalo lu muncul pasti embel2nya muncul yg nggak enak
    zweite: soalnya yg ini lucunya nggak setengah2. trus pas eliennya ngumumin tu serasa pengumuman dr 'sekutu' supaya 'jepang' nyerah ke 'sekutu'. nggak punya keluhan ato komen lain tntang ini. jd, selamat nek!! nenek berhak dapet 9.
    chou: wow! benar2 pemandangan langka dr zweite. perlu diabadi'in nih. nek! pinjem tongsisnya bentar dong!*・゜゚・*:.。..。.:*・'(*゚▽゚*)'・*:.。. .。.:*・゜゚・*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hoho, makasih ya sudah berkunjung ^_^

      Hapus
  4. Longing. Rusted. Seventeen. Daybreak. Furnace. Nine. Benign. Homecoming. One. Freight Car.

    Serdadu, bagaimana?

    Parodisasi sesuatu yang lumayan sulit, dan saya harus hormati itu. Tapi yang anda lakukan ini... terlalu berat? Sepertinya semua prosa ini jadi seperti satu referensi budaya pop yang sangat besar. Lebih dari separo karangan ini rasanya terhubung dengan fandom-fandom lain melalui referensi yang jelas. Cukup menarik, tapi juga menyulitkan untuk yang tidak mengerti dan mengurangi pemahaman mereka. Ada juga beberapa cacat logika, terutama dengan tindakan pemerintah dan para alien yang langsung mundur teratur.

    Tentu, ada banyak pertanyaan yang bisa mendorong karangan ini maju. Masih ada cukup waktu untuk mengembangkannya ke arah yang tak terduga.

    6/10
    Nazhme Kaikhaz
    Writer Nightpen

    BalasHapus
    Balasan
    1. My mistake, sy nganggapnya semua orang sedikitnya tau, mungkin lain kali harus ditambahi keterangan soal referensi mana yang saya ambil ^_^

      Soal beberapa hal yg cacat logika, loh, bukannya ini udah masuk bingkai mimpi?

      Tapi biarlah, makasih udah berkunjung :D

      Hapus
  5. Err, bang. Jujur saya orangnya gak ngerti komedi. Dan kalo baca komen-komennya kayaknya banyak parodi ... tapi saya gak tau itu parodi apa. Yah, emang saya yg humornya parah ._. Meski begitu, masih ada beberapa momen saya ketawa sendiri xD

    Tapi coba deh saya tilik dr sudut lain. Kalo secara bahasa mah oke punya lah. Penuturannya gampang diikuti. Dan neneknya, walau saya belum bisa meraba-raba kepribadiannya gimana, cukup unik juga.

    Ini entri yg jumlah katanya gak banyak, tapi udah bisa punya "cerita". Dan kalau saya menulis dgn jumlah kata yg sama, belum tentu bisa bikin sebuah kisah. Mungkin ketemu musuh saja belum. wkwwk xD

    So ... saya titip 8 dulu.

    -Sheraga Asher

    BalasHapus
    Balasan
    1. I-Iya maaf, ini kesalahan saya, ternyata memang tak semua orang tau parodi yg kita ambil kalo kita gak kasih penjelasannya.

      Kepribadian si nenek juga jadi titik lemah saya, belum bisa dimainkan terlalu jauh :3

      Tapi makasih nilainya :*

      Hapus
  6. -Weh ada pesan yang hampir tak terlihat

    -Yang jatuh dari luar angkasa itu sekoci beneran, bukan sekoci shuttle or something? Lol, yang kebayang masa sekoci kapal.

    -Ini plotnya bisa jadi tayangan di TV lokal, lol. Meskipun humornya miss dari selera saya, tapi ini jenis tontonan (dan bacaan) yang lumayan saya bisa nikmati

    -Latar di Bandung ini bisa saya bayangkan.

    -Tapi, ya, ini cukup fokus ke komedi, dan humornya banyak yang miss ke saya. dan battlenya kerasa begitu saja. Jadi saya kasih nilai 7/10

    Fahrul R.U.N.
    OC: Anita Mardiani

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pesan yg hampir tak terlihat?

      Well, sy mau bikin dunia yg absurb, jadi iya, itu sekoci beneran, tapi luar angkasa punya XD

      Entah kenapa banyak yg bilang ini komedi, padahal ini 100% parodi, wkwk, karena jujur, sy gak bisa bikin humor :')

      Thx Anita :*

      Hapus
  7. Komedinya mantab! Ada juga beberapa parodi, tapi sayangnya ada beberapa parodi yang saya enggak tahu asalany. Battlenya cuma dikit banget. Ya, secara keseluruhan sangat menghibur. Dan akhirnya saya tahu asal nama Dorapunzel.

    9 dariku
    -=AI=-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sekali lagi minta maaf, lain kali bakal ditambahin penjelasannya.

      Makasih nilainya ^_^

      Hapus
  8. Maaf, nek. Untuk saya pribadi, humornya, bukan miss sih, tapi terlalu biasa. Maksud saya, tipe-tipe humornya telah banyak dibawakan oleh cerpen-cerpen lain yang telah saya baca. Jadi membaca ini saya seperti mengulang membaca cerpen2 tersebut. Jatuhnya jadi jengah.

    Tapi, soal nenek yang ternyata adalah Ratu Krismon menarik juga, itulah mengapa alien2 itu datang kesini, tapi kok jendralnya masa lupa sama ratunya sendiri?

    Saya pun penasaran sama mantranya, kok bisa ya merubah pribadi Ratu Krismon jadi Nenek Selfie. Apalagi Zainurma sampai tahu, dan bisa digunakan olehnya sewaktu-waktu nenek kumat.

    Nilai 7

    OC: Alexine E. Reylynn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu, ini lebih ke humor parodi, sy susah bikin 100% humor, jadinya ya gitu.

      Tapi ini sebenernya cerita serius loh, bneran loh, cerita serius...

      Makasih ya nilainya ^_^

      Hapus
  9. Ahahahaha! Duh, adegan ngelawan kaijuunya ;)) langsung kebayang banget 3 kaijuu legendaris itu. Yang paling kasian Hidora si kepala banyak.

    Di awal kirain apaan ada tulisan putih, ternyata ungkapan kepanikan deadliner ;)

    Reverier... Mahakarya... Alam Mimpi... Deadline!

    Nenek ini agak lebih 'pasif' dari yang diduga, maksudnya, asa lebih jarang bicara dari yang lainnya, tapi pembawaannya masih enak. Dan memang mungkin karena dia nenek.

    Salah satu humor yang paling ngena buat saya sih yang pengumuman si alien dan dialog konyolnya sama khalayak.

    Ternyata, ini Dolanya Sal ya. Dan Asep juga muncul. Tapi entah, Asad siapa? Apa saya lupa ya... Saya curiga ini nama-nama nenek ada banyak banget. Ato mungkin itu sodari-sodarinya.

    Sejauh ini kayaknya deskripsi Huban sama Zainurma paling menarik di entri ini.

    Saya ingin nenek lanjut tamasya ke Alam Mimpi. Sehingga.

    8/10

    PUCUNG

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk saat ini pasifnya, soalnya alignment nya netral good sih...

      Dialog alien itu saya copas abis dari bewara Zod di Man of Steel XD

      Ya, Dola, saya pengen bikin cerita si Dola, lunasin hutang saya ke Sal :')

      Kalo Asad mah rival-bromance nya si Asep sih, muncul bentar di R3 ato R4 kmarin.

      Makasih nilainya Kang Wil ^_^

      Hapus
  10. Me: Ratu juga, nih. Bagaimana menurutmu, Serilda?
    Serilda: Menarik, tapi sepertinya agak terlalu tua dan aneh untuk dilawan.
    Me: Ya, sudah. Lihat saja nanti.
    Serilda: Maksud?
    Me: Ya, lihat saja nanti. Sana istirahat. Entry yang banyak parodinya. Ultraman, Hail Hydra, Winter Soldier, kaiju dari Pacific Rim. Ngomong-ngomong si Ngengat Ngidol gak sekalian teriakin chant-chant JK* 48 (adikku pernah ngidol mereka). Kalo komedi, gak ada hasrat ingin ngakak tapi gak terlalu aku permasalahin. Setting lumayan kebayang (pernah ke Bandung), tapi apa pergantian tempatnya gak terlalu ganjil? Typo di bawah 5, jadi tergolong aman dan terampuni. Masih bisa berkembang.

    Nilai: 8

    SERILDA ARTEMIA

    Note: I know what you feel about the deadline. Yang penting jangan sekali-kali salah ngeliat jam. Fatal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal deadline, kadamg saya selalu salah harinya, nyangka deadline minggu, padahal sabtu XD

      Soal Kaiju, bukan Pasific Rim, tapi dari trio Godzilla, Mothra dan King Gidorah :3

      Soal ngidol, belum sedalam itu, jadi gak tau apa chant-nya, wkwk

      Pergantian tempat yg ganjil disengaja, soalnya ini bingkai mimpi, ada di aturan prelim kalo gak salah.

      Makasih sudah berkunjung ^_^

      Hapus
  11. Mendadak saya inget Entri yang saya submit di FBC. Karena kurang lebih Entri FBC Zarid adalah parodisasi besar-besaran.

    Seperti biasa, Entri yang ada kegendengan komedi itu hit-or-miss. Hit ke saya, tapi entah kenapa kurang memberi impact besar.

    Dan rasanya ceritanya kecepetan pace-nya. Padahal ada beberapa yang masih bisa dijabarin.

    Tapi namanya parodi, saya udah ngerti lah maksudnya gimana. :))))

    Entri Menghibur punya nenek saya beri nilai 9 deh.

    Salam Sejahtera dari Enryuumaru dan Mbah Amut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal pace, ok, noted, pengennya emang lebih panjang lagi :')

      Makasih sudah berkunjung ^_^

      Hapus
  12. Akakaka please ini comedynya bikin finggang ane ngorbit. Ane dah ngakak dari bagian BAPER dan 'Deadline'

    Bingung ane harus komentar apa lagi

    Haduh nenek. Sumpah ane kalah sama yg lebih kolot macam nenek selfie

    ----------------
    Rate = 8
    Ru Ashiata (N.V)

    BalasHapus
  13. aduh perutku... hahahahahahahah... nenek ada-ada saja >_<

    saya suka banget ama komedinya. ga perlu umpat-umpatan. parodi tempat dan kelakuan si nenek bener-bener bikin otot perut mau kram...hihihii

    dan kapten Zod KW dan manifestasi jargon "Hail Hydra" itu loh. haduuhhh

    tp kasian juga si nenek yg ternyata amnesia/pikun. biar inget rumah aku kasih 9 aja deh

    BalasHapus
  14. mantap nih parodi ga kalah lucu ut
    challage negotiate? miss
    revievv
    pertama aku kira si nenek jatuh ini adalah pandora. nenek lalu diasingkan. ternyata nenek lincah ini suka selfie dan... stamina yang vvarbyasah. kejar kejaran dan terakhir lavvan kaiju mozarella //eh

    1. yang menggangguku itu pemua A sama B baru ada namanya di tengah. trus mereka kok seakan akan tau informasi yang ada di benak author. dan mereka... bertarung slavvan alien se UFO yang mengagetkan, mereka bisa menang. anjir. mana ada suara laser segala.

    overall komedinya boleh. mulai dari pasific rim, aldnoah zeo, zoid, hercules, sampai vvinter soldier. ahh iya jangan lupa Ultragranny
    so karena challangenya miss, banget (atau aku yang ga nemu negotiate nya ya?) dan satu poin minus di sana

    6/10
    bukan karena kurang bagus, tapi emang challangenya ga memenuhi menurutku. sih.
    maaf sebelumnya kalau ada salah. yang jelas aku sebenernya pingin baca parodi macem gini lagi. secara subjektif ya ini bagus, menghibur, dan ringan. ga ada kesalahan penulisan yang berarti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu, sebenarnya challenge yang sy ambil lebih ke protect people & withdraw from battle --musuh utama si nenek bukan alien, tp si petugas panti, tapi emang sy gak pernah sebut dari pas submit apa challenge yg diambil. Jadi pilihan yg negotiate itu pilihan admin, mungkin ada alasan tersendiri kenapa dipilih itu.

      Jadi my mistake :3

      Terima kasih udah berkunjung ^_^

      Hapus
  15. aye kagak ngerti fandom mana yang dibahas, cma ngira-ngira aja gan... kayaknya ada isitu muncul Ultraman, Godzilla, udah dua itu saja yang saya tangkep. Tapi ngalirnya kalimat, disinya yang kasual simple, yang terasa sekarep... cocok dengan nuansa komedinya. Which is terasa sesuai dengan pertarungan aneh berlatar Bandung yang saya curiga pernah dialami author sendiri *eh

    satu kata.. menghibur..!

    titip nilai 8

    Rakai Asaju - OC Shade

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi Ultraman itu skill 1 si nenek, jadi ya mau gak mau harus ada XD

      B.A.P.E.R. = S.H.I.E.L.D.
      Nozilla = Godzilla+Fox Mozilla
      Wotara = Mothra+Wota
      Hel Hidora = King Gidorah+Hail Hydra
      Kapten Ajal = Jenderal Zod dari Man of Steel
      Kata kunci trigger dari Captain America: Civil War
      Tindakan alien yg nurunin 3 kaiju itu saya ambil dari Godzilla: Final War

      Mungkin segitu referensinya XD

      Makasih mba buat nilainya ^3^

      Hapus
  16. mepet sih mepet. mepetnya buat observasi seisi kota Bandung nih. jokenya bagus dan parodinya banyak. namanya aja udah diparodiin, dorapunzel = dora + rapunzel XD

    ceritanya bagus dan mengalir mulus. dan juga ada tindakan nenek martha yang anti-mainstream. kabur dari panti aja harus nurunin tanaman rambat di jendela. sungguh nenek-nenek anti-mainstream. jadi nggak sabar liat aksi nenek selfie selanjutnya.

    nilai dari saya 9. semoga sukses..

    Dwi Hendra
    (OC : Nano Reinfield)

    BalasHapus
  17. Haduh, nenek ultra. Haha xD
    Rip Wotara, Nozila dan Hel Hidorah tapi kasian wotara, udah ditendang setelah dibulat2, authornya salah nyebut namanya lagi. Padahal si nozila belum diapa2in. Hihi

    Parodi yang kental bikin saya harus mengerutkan kening, berpikir ini rip off dari siapa aja... Maksudnya cerita/film apa... *yang saya tau cuma ultraman dan godzilla. Wkwk
    But overall entri ini cukup menghibur ko ditambah dengan pemaksaan yg dilakukan zainurma dengan mengucapkan kata2 yg ternyata kata kunci buat ngelock ingatan tuh nenek ratu.

    Nilai : 7
    Mahapatih Seno

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk, sy sendiri baru ngeh kalau salah nama, maaf Wotara, Nozilla XD

      Makasih udah berkunjung ^_^

      Hapus
  18. Anjaaaay :')) Saya baca sambil ngikik-ngikik sendiri. Ini entri yang bikin saya nggak berhenti senyum di sepanjang ceritanya, sangat menghibur. Apalagi pas si nenek berubah jadi raksasa, saya malah jadi kasihan sama trio kaiju KW.

    Nah itu pemuda A sama pemuda B gimana bisa selamat dari pertarungan lawan alien? Emang sih nggak penting buat diceritain, tapi saya penasaran lol. Apa dua pemuda ini punya kekuatan khusus? Apa mereka sub-OC? (gak baca charsheet si nenek sih). Tapi yah, 'kan gak terlalu penting. #woi =)))

    Awalnya mau bilang kalau cerita ini nggak ada negoisasinya sama sekali, tapi setelah baca komen diatas, ternyata challenge-nya yang nggak dicantumin. Tapi kalau protect people-pun kayaknya tugas si nenek setengah gagal, kota Bandungnya udah porak-poranda gitu =))) #heh

    Oke deh, skor dari saya 9 karena entri ini lucu banget.
    Naer Sisra
    OC: Ulrich Schmidt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemuda A & pemuda B itu Asep Codet & Asad, karakter yg sy pake di BoR tahun lalu XD

      Jadi bukan sub-OC, cuma karakter yg dibuang sayang, penulisnya belum bisa move on :')

      Soal challenge, iya, sy lupa nyantumin :(

      Tapi makasih nilainya ^_^

      Hapus
  19. smartphone layar pelangi, panti pelangi :v

    gigitan iguana tak mampu menembus kulit keriput kosmik -_- lol

    well, sebenarnya saya bukan pengemar parodi yg critanya sampai dipelesetkan segitu jauhnya, berasa aneh bacanya

    tapi bbrp bagian ttp menghibur, dan bbrp lainnya tidak, mgkn selera humorku gk selaras sama yg disampaikan di sini yg terlalu terlalu gimana gitu

    7

    Samara Yesta~

    BalasHapus

Selamat mengapresiasi~

Tuliskan komentar berupa kesan-kesan, kritik, ataupun saran untuk entri ini. Jangan lupa berikan nilai 1 s.d. 10 sesuai dengan bagus tidaknya entri ini berdasarkan ulasan kalian. Nilai harus bulat, tidak boleh angka desimal. Perlu diingat, ulasan kalian harus menunjukkan kalau kalian benar-benar membaca entri tersebut, bukan sekadar asal komen. Admin berhak menganulir jika merasa komentar kalian menyalahi aturan.

PENTING: Saling mengkritik sangat dianjurkan tapi harus dengan itikad baik. Bukan untuk menjatuhkan peserta lain.