EMOAR CYANITH
VERSUS
FATANIR
MIMA SHIKI REID
[Tantangan NV5]
VERSUS
FATANIR
MIMA SHIKI REID
[Tantangan NV5]
oleh: Dimas Pamungkas
---
[Hari Penghakiman]
Prolog
Ketika kubayangkan kembali neraka yang telah kulewati demi mencapai keadilan paling sempurna, rasanya sangat mustahil kalau ternyata sekarang aku masih hidup.
Benar, aku semestinya mati—jiwaku, ragaku, seharusnya sudah mati pada saat itu.
Aku tidak melebih-lebihkan, tidak juga mendramatisir apapun yang terjadi beberapa saat yang lalu. Meski hanya sebatas satu kedipan mata, semua yang kualami terasa seperti sebuah keabadian. Bagaikan mimpi, walau jika saja memanglah mimpi, aku yakin itu adalah mimpiku yang paling buruk.
… Atau bahkan paling baik.
Yang manapun itu, aku rasa siapa saja bisa menilai sendiri esensi apa yang sebenarnya kudapatkan. Meski aku mengatakannya sebagai keadilan paling sempurna, bukan berarti itu sempurna sepenuhnya. Atau mungkin lebih tepatnya, alat yang kugunakan itu sendirilah yang sempurna.
Aku tidak sempurna. Aku yang menggunakannya tidaklah sempurna. Sama sekali tidak.
Jadi, apabila ada suatu kesalahan yang kubuat—kumohon beritahu aku.
Karena aku menginginkannya.
Karena aku menginginkan kesempurnaannya.
Sebab, apa yang kurasakan setelah menutup tirai yang akan aku buka kembali ini—
—bagaikan memimpikan sesuatu yang semu.
***