oleh : Kakarotomo
--
[Cerita Axel dihapus dari blog atas keinginan authornya
karena akan dirombak dan diterbitkan di tempat lain]
karena akan dirombak dan diterbitkan di tempat lain]
Selamat mengapresiasi~
Tuliskan komentar berupa kesan-kesan, kritik, ataupun saran untuk entri ini. Jangan lupa berikan nilai 1 s.d. 10 sesuai dengan bagus tidaknya entri ini berdasarkan ulasan kalian. Nilai harus bulat, tidak boleh angka desimal. Perlu diingat, ulasan kalian harus menunjukkan kalau kalian benar-benar membaca entri tersebut, bukan sekadar asal komen. Admin berhak menganulir jika merasa komentar kalian menyalahi aturan.
PENTING: Saling mengkritik sangat dianjurkan tapi harus dengan itikad baik. Bukan untuk menjatuhkan peserta lain.
Terlepas dari kemungkinan semua peserta autololos, saya tetap pingin berbagi impresi setelah saya baca setiap entry. Rasanya, atau kalau memang saya lupa, ini kedua kali aku baca entry Axel, dan si demonologist masih sama badass-nya.
BalasHapusPertama2, saya pingjn menyoroti character development Axel deh. Demonoligist badass, aksinya membantai goblin dan musuh2 yang menyerang di sepanjang perjalanan museum menggambarkan itu, keseruannya terpapar jelas dari diksi dan kalimat, which is good job for author. Namhn, setelah saya mengikuti alur cerita sampai selesai, saya menangkap kelemahan nya Axel: He is too perfect. Bad mouth, exceptional skills, dan.kebaiman hati yang dibungkus perilaku rada kasar... entahlah itu semua terasa nyaris-terlalu-sempurna bagi saya. Kurang manusiawi. Yang artinya Kakaronotomo harus ekstra hati2 dengan perangkap Gary Stu. Mungkin memang Axel dibungkus demikian, tapi resiko dia bakalan jadi membosankan itu ada. Jangan sampai lah, karena penuturan cerita sudah lumayan bagus, seru, si Axel-nya jangan teelalu sempurna untuk nambah dramatisaai cerita. Sekedar contoh, Constantine aja sebenarnya orang depresi yang perokok berat, kalau Axel bagaimana? Sisi2 itu yang aaya pingin lihat dari Axel, bukan hanya aksi2 actionnya saja.
Yosh, itu masukan aja, semangat terus ke depannya...
Regards,
Rakai A
Storytellingnya udah cukup asik. gambaran pertarungannya pun bagus. paling ada bbrp yg mau kukasi masukan:
BalasHapus1. Mas Agung terlalu sayang dan menganak-emaskan Axel. kayak nggak rela kalau tokoh utamanya dapet kesulitan. Akibatnya:
- setelah Axel digambarin bahwa nyawanya di ujung tanduk gr2 cewek kuda, tiba2 Axel bisa ngehindar dengan mudahnya. Saran: bikin adegan2 Axel terluka, Axel kehabisan ide atau panik, dan penjelasan bahwa serangan musuh memang gak nyisain jalan lolos buat Axel, sehingga pembaca percaya bahwa Axel betul2 terdesak. Kalau mau dibikin lolos, bikinlah lolos tapi tetap kena sebagian serangan sehingga luka parah, dan lolos pun setelah dibantu.
- Axel bisa nyusun sihir perangkap yg terlalu gampang menangkap entitas sekelas Oneiros atau menangkal segel sihir Zainurma. Saran: bikinlah Axel mengalami proses kesulitan ketika menyusun bentuk segel sihir pada saat pertarungan, bukan pas prolog cerita. narasiin bahwa pas tubuh Oneiros menyatu sama kuda dan nyerang membabibuta, Axel usaha mendecipher susunan tubuh Oneiros tapi selalu kesusahan karena ilmu abstraksi yang tak tertembus bahkan oleh sihir sekelas Axel. dari sinilah Axel ngerubah susunan elemen atau transmutasinya, sambil usaha bertahan atau sebentar2 harus gagal atau terpojok sekarat akibat diserang terus sama Oneiros, barulah dia ketemu formula yg pas dan bentuk segel yg betul2 sempurna untuk melawan abstraksi, misalkan mengambil energi inspirasi atau jiwa dari salah satu komponen museum dll. intinya menjadikan perjuangan-siasat-pemecahan masalah bagi Axel itu berproses dan gagal dulu sebelum berhasil, selama pertarungan. Bukan tiba2 segel sihirnya langsung joss lancar dan oneiros lsg ketangkep atau segel Zainurma langsung kebuka gitu aja.
- Axel spesialisasinya terlalu banyak dan terkesan serba bisa dalam tarung fisik. punya kemampuan sihir trap dan punya senjata2 cahaya. biasanya kalau di dota, karakter punya peran dan fokus yg jelas. Saran: pilih spesialisasi Axel untuk difokuskan ke depan. Apakah senjata cahaya (kemampuan mendamage secara fisik), atau sihir untuk memerangkap-melemahkan musuh. Dua pilihan ini ikut ditentukan oleh Mas Agung pengen Axel jadi tokoh kyk apa ke depannya. apakah mau karakter bakbikbuk ala Dragon Ball, atau karakter tukang memerangkap yg ngandalin siasat. Karena kalau ngambil dua2nya dan terlalu expert di dua2nya, karakternya juga bisa jadi membosankan karena nggak ada titik lemah.
2. Ceritanya masih banyak elemen klisenya. keperangkap di turnamen dan kumpulin temen2 utk memberontak itu masih biasa bgt. Coba susun bayangan perjalanan Axel dan tujuan Axel ke depan sebagai demonologist, apa ada plot unik yg bisa dieksplor dari sana misal plotnya Toriko yg bertarung tapi punya misi ngumpulin makanan. jadi ada elemen unik utk jadi sesuatu yg baru di BoR.